Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Fasal 5—Penjerahan Diri

    Bahwa inilah perdjandjian Allah: “Maka kamu akan mentjahari dan mendapat Aku apabila kamu bertanja akan Daku dengan segenap hatimu.” Jeremija 29 : 13.DJT 35.1

    Segenap hati mesti diserahkan kepada Allah, kalau tidak, perubahan jang mendjadikan kita seperti Dia tidak akan pernah djadi dalam kita. Oleh keadaan kita jang berdosa, kita tertjerai dari Allah. Roh Sutji menjebutkan keadaan kita dalam perkataan ini: “Mati oleh segala salah dan dosamu,” “segenap kepala itu sakit dan segenap hati pun letih lesu,” “tiada padanja jang lagi baik.’ Epesus 2:1; Jesaja 1:5, 6. Kita sudah masuk dalam djerat Setan jang telah menawani kita “sekedar kehendaknja.” 2 Timotius 2 : 26. Allah ingin menjembuhkan dan melepaskan kita. Tetapi berhubung dengan hal ini memerlukan satu perubahan jang sempurna, jaitu satu pembaharuan segala keadaan kita, segenap diri kita mesti diserahkan kepadaNja.DJT 35.2

    Peperangan melawan diri itulah satu peperangan jang paling besar pernah diadakan. Hal mena’lukkan diri, menjerahkan segala sesuatu kepada kehendak Allah, menuntut satu pergumulan; akan tetapi djiwa kita mesti diserahkan betul kepada Allah sebelum dibaharui dalam kesutjian.DJT 35.3

    Adapun pemerintahan Allah bukanlah, seperti jang dinjatakan oleh Setan, dialaskan atas penjerahan buta-tuli, dan pendjagaan kedjam. Pemerintahan itu menggerakkan pikiran dan angan-angan hati. “Marilah kamu, hendaklah kita berhukum bersama-sama,” Jesaja 1 : 18, itulah panggilan Allah kepada manusia jang sudah didjadikanNja itu. Allah tidak paksa kemauan machluk-machlukNja. Dia tidak mau terima persembahan jang dikasi dengan setengah hati. Penjerahan jang dipaksa akan menegahkan pertumbuhan pikiran dan perangai jang sebenarnja; karena itu membikin manusia bagaikan suatu benda jang tidak bisa berpikir. Bukan begitu maksud Chalik. Inginlah Ia supaja manusia, jang termulia dari pada perbuatan kuasaNja jang mendjadikan itu, sampai kepada pertumbuhan jang setinggi-tingginja. Tuhan hadapkan kita dengan berkat jang besar kemana kita hendak dibawaNja oleh kamurahanNja. Tuhan minta supaja kita menjerahkan diri kepadaNja, agar Dia boleh mengerdjakan kehendakNja dalam kita. Maka sekarang tinggal bagi kita memilih apakah kita mau dilepaskan dari dosa dan mendapat bahagian kebebasan jang mulia dengan anak-anak Allah.DJT 35.4

    Dalam menjerahkan diri kita kepada Allah, perlulah kita membuangkan segala perkara jang boleh mentjeraikan kita daripadaNja. Maka sebab itu Djuruselamat berkata: “Demikian djuga kamu, barang siapa jang tidak meninggalkan sagala sesuatu jang padanja jaitu ta’ boleh mendjadi muridKu.” Lukas 14 : 33. Barang apa jang boleh menarik hati dari Allah mesti dibuangkan. Kekajaan jaitu berhalanja banjak orang. Ketjintaan akan uang dan keinginan akan kekajaan itulah rantai emas jang mengikat beberapa orang kepada Iblis. Kehormatan dan nama besar itulah jang disembah oleh banjak orang lain. Hidup senang-senang buat diri sendiri dan bebas dari segala tanggungan itu pula berhala beberapa orang lain. Segala rantai jang memperhambakan itu mesti diputuskan. Kita tidak boleh separuh dunia punja dan separuh Allah punja. Kita bukan anak-anak Allah ketjuali segenap diri kita serahkan kepadaNja. Ada orang jang mengaku dirinja menjembah Allah, sedang mereka itu bersandar atas usahanja sendiri hendak menurut hukum Allah, merupakan tabiat jang benar, dan mendapat selamat. Hatinja bukan tergerak oleh se-suatu perasaan jang dalam tentang ketjintaan al-Maseh, akan tetapi ditjobanja melakukan pekerdjaan Masehi sebagai jang diminta oleh Tuhan daripadanja agar supaja mendapat selamat. Agama jang begitu tidak berguna. Kapan al-Maseh tinggal dalam hati, djiwa akan begitu penuh dengan ketjintaanNja dan dengan kesukaan perhubungan dengan Dia, sehingga kita akan selalu berdamping kepadaNja; maka dalam memikir-mikirkan hal Dia, hal diri sendiri akan dilupakan. Tjinta akan al-Maseh akan mendjadi pantjaran segala perbuatan jang baik. Orangorang jang merasa ketjintaan Allah tidak bertanja berapa sedikit boleh diberikan untuk memenuhi permintaan Tuhan. Mereka tiada akan minta ukuran jang serendah-rendahnja melainkan menudju kepada kesempurnaan persetudjuan dengan kehendak Penebusnja. Dengan kerinduan jang tulus mereka akan serahkan semuanja, dan menjatakan perhatian berbanding dengan nilai benda jang dituntutnja. Mengaku al-Maseh dengan tiada ketjintaan jang dalam ini, adalah omong kosong belaka, aturan kebiasaan jang sia-sia, dan pekerdjaan hina jang berat sekali.DJT 36.1

    Adakah engkau merasa bahwa menjerahkan segala sesuatu kepada al-Maseh, suatu pengorbanan jang terlalu besar adanja? Tanjalah dirimu: “Apakah jang al-Maseh telah berikan buat saja?” Anak Allah sudah berikan semuanja — baik hidup, baik ketjintaan, baik sengsara — untuk tebusan kita. Bagaimanakah kita, orang-orang berdosa jang tidak lajak menerima ketjintaan jang begitu besar, boleh menahankan hati kita dari padaNja? Tiap-tiap saat kehidupan kita, selalu kita mendapat bahagian dalam kemurahanNja, dan oleh sebab ini kita tidak bisa insjaf dengan betul betapa dalamnja kebodohan dan tjelaka darimana Dia sudah selamatkan kita. Beranikah kita melihat Dia jang sudah ditikam oleh dosa-dosa kita, dan meskipun begitu masih mau menghinakan segala tjinta dan pengorbananNja itu? Mengingat betapa Tuhan kemuliaan itu dihinakan, patutkah kita bersungut-sungut karena kita hanja dapat masuk kepada kehidupan dengan melalui peperangan dan hal merendahkan diri ?DJT 37.1

    Banjak orang jang hatinja sombong bertanja: “Mengapa perlu saja bertobat dan merendahkan hati sebelum saja beroleh kepastian bahwa Allah sudah menerima saja?” Saja tundjukkan kepadamu al-Maseh. Dia tidak berdosa; dan lebih dari pada ini, Dia Putera Allah; akan tetapi oleh sebab manusia, Dia mendjadi dosa bagi manusia. “Ia pun dibilang dengan orang durhaka dan ditanggungNja dosa orang banjak dan dipintaNja do’a akan orang jang bersalah.” Jesaja 53 : 12.DJT 37.2

    Akan tetapi apakah jang kita serahkan, kapan kita serahkan semuanja ? — Hati jang dikotorkan oleh dosa untuk disutjikan oleh al-Maseh, untuk disutjikan oleh darah-Nja sendiri dan untuk diselamatkan oleh ketjintaanNja jang tidak terduga. Akan tetapi manusia pikir bahwa terlalu susahlah akan menjerahkan semuanja! Saja merasa malu mendengar akan hal itu, malu menuliskannja pula.DJT 37.3

    Allah tidak minta kita buangkan sesuatu apa jang baik bagi kita. Dalam segala jang diperbuatNja, selalu diingatNja kebadjikan anak-anakNja. Berapa baik kalau orang jang belum memilih al-Maseh mengerti bahwa padaNja ada satu perkara jang djauh lebih baik untuk diberikan kepada mereka itu dari pada jang ditjahari oleh mereka bagi dirinja masing-masing. Manusia memperbuat tjelaka dan kedjahatan jang paling besar kepada djiwanja sendiri kapan ia berpikir dan berbuat jang tidak bersetudju dengan kehendak Allah. Tidak ada kesukaan dalam djalan jang dilarang oleh Allah, jang mengetahui perkara jang paling baik, dan jang mengichtiarkan kebadjikan segala machlukNja. Djalan pelanggaran jaitu djalan tjelaka dan kebinasaan.DJT 37.4

    Orang jang berpikir bahwa Tuhan Allah suka melihat anakanakNja menanggung sengsara salah adanja. Segenap surga turut ambil bahagian dalam kesenangan manusia. Bapa kita jang dalam surga tidak menutupkan djalan kesukaan kepada sesuatu machlukNja. Tuntutan-tuntutan surga minta supaja kita mendjauhkan diri dari segala perkara jang mendatangkan sengsara dan kesusahan, jang akan menutup pintu kesukaan dan surga bagi kita. Djuru Selamat dunia menerima manusia sebagaimana adanja; dengan segala keperluannja, kekurangan dan kelemahannja; dan bukan sadja Tuhan mau membersihkan mereka dari dosa dan memberi kehidupan oleh darahNja, melainkan hendak memuaskan keinginan hati segala orang jang mau mengangkat pikulanNja dan menanggung bebanNja. Allah bermaksud akan memberi perdamaian dan perhentian kepada sgala orang jang datang kepadaNja akan minta roti hidup. Tuhan minta supaja kita membuat hanja kewadjiban-kewadjiban jang memimpin langkah kita kepada ketinggian bahagia jang tidak bisa didapat oleh orang-orang jang tidak menurut sama Tuhan. Kesukaan djiwa jang benar jaitu mendapat alMaseh dirupakan dalam hati akan djadi pengharapan kemuliaan.DJT 38.1

    Banjak orang bertanja: “Bagaimana saja boleh menjerahkan diriku kepada Allah?” Pembatja ingin hendak memberikan dirimu kepada Tuhan, akan tetapi hatimu ada lemah dalam kuasa batin, penuh dengan kekuatiran, bahkan diperintahkan oleh segala kelakuan kehidupan jang berdosa. Segala perdjandjian dan putusan hatimu ada seperti rantai pasir. Engkau tidak bisa memerintahkan segala pikiran, gerakan hati, dan tjita-tjitamu. Pengetahuan akan perdjandjian-perdjandjian jang tidak engkau genapi dan segala pengakuan jang dihilangkan, melemahkan pertjajamu atas ketulusan hatimu lalu menjebabkan engkau merasa bahwa Allah tidak mau menerima padamu; tetapi engkau tidak usah putus harap. Apa jang engkau perlu mengerti jaitu kekuatan kemauan. Inilah kuasa jang memerintahkan dalam sifat manusia, jaitu kuasa akan menetapkan pikiran, atau memilih. Segala perkara bergantung atas pekerdjaan kemauan jang benar. Allah telah kasi kuasa memilih kepada manusia; dan manusia harus menggunakannja. Engkau tidak bisa mengubahkan hatimu, dan engkau tidak bisa kasi kenang-kenangan hati itu kepada Allah dalam kuasamu sendiri. akan tetapi engkau bisa pilih akan menurut Tuhan. Engkau boleh serahkan kemauanmu kepada Tuhan; lantas Dia akan bekerdja didalammu, supaja diperbuatNja barang jang baik sekedar kehendakNja jang benar. Dengan begitu segenap tabi’atmu akan selamat dibawah pimpinan Roh al-Maseh; ketjintaan hatimu terkumpul padaNja dan pikiranmu akan bersetudju dengan kehendak Tuhan.DJT 38.2

    Keinginan akan kebadjikan dan kesutjian memang baik adanja; akan tetapi kalau tjuma tinggal keinginan sadja, tidaklah akan ada gunanja suatu apapun. Banjak orang akan hilang selagi mereka ingin dan harap mendjadi orang Kristen. Mereka tidak sampai berserah kepada kehendak Allah. Mereka tidak pilih sekarang akan mendjadi orang Masehi.DJT 39.1

    Oleh menggunakan kemauan dengan betul, satu perubahan jang sungguh dapat diadakan dalam kehidupanmu. Oleh menjerahkan kemauanmu kepada al-Maseh, engkau hubungkan dirimu dengan kuasa jang lebih dari pada segala kuasa dan pertuanan. Engkau akan mendapat kuasa dari atas akan menetapkan dirimu, dan dengan demikian oleh selalu berserah kepada Allah, engkau boleh hidup dengan kehidupan jang baru, jaitu hidup oleh pertjaja.DJT 39.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents