Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Berbagai Amanat Kepada Orang<sup>2</sup> Muda - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    FASAL 157—TELADANNJA ISHAK

    Tiada seorang jang takut akan Allah dapat menghubungkan dirinja dengan terbebas dari bahaja kepada seorang jang tidak takut akan Dia. “Bolehkah dua orang berdjalan bersama-sama, kalau tidak seorang serta dengan seorang?” Kesenangan dan kebahagiaan perhubungan perkawinan tergantung atas persatuan dari kedua belah pihak; tetapi diantara orang pertjaja dengan jang tidak pertjaja terdapatlah pertentangan jang amat besar sekali dalam perasaan, kemauan hati, dan maksud-maksud. Mereka itu melajani dua tuan, diantara siapa tidak akan ada persetudjuan. Bagaimana sutji dan benar azas-azas seorang sekali pun, pengaruhnja kawan jang tidak pertjaja itu akan mempunjai kemungkinan memimpin dia djauh dari Tuhan.AOM 460.1

    Barang siapa jang masuk dalam tali perkawinan sementara masih belum bertobat, ditempatkan oleh pertobatannja itu dibawah tanggungan jang lebih berat supaja setia kepada teman-hidupnja, bagaimana luas pun perbedaan mereka dalam hal peragamaan; tetapi meskipun demikian, tuntutan-tuntutan Allah haruslah ditempatkan diatas segala perhubungan duniawi, meskipun pentjobaan dan aniaja jang mendjadi akibatnja. Dengan roh tjinta dan kelemah-lembutan, ketulusan ini boleh djadi mempunjai pengaruh untuk menawan jang tidak pertjaja itu. Tetapi perkawinan seorang Kristen dengan seorang jang tidak beragama dilarang keras dalam Kitab Sutji. Petundjuk Tuhan jaitu: “Djangan kamu memakai sama danam jang tjanggung dengan orang jang tidak pertjaja.”AOM 460.2

    Ishak dimuliakan tinggi oleh Allah, dalam hal ia didjadikan waris dari segala perdjandjian oleh mana dunia ini akan diberkati; tetapi apabila dia sudah berusia empat puluh tahun dia menurut pertimbangan bapanja dalam mengangkat hambanja jang berpengalaman dan takut akan Tuhan untuk memilih seorang isteri bagi dia. Maka hasil perkawinan tersebut, sebagaimana tertulis dalam Kitab Sutji, adalah satu gambaran jang halus dan indah dari kesukaan rumah tangga: “Maka oleh Ishak dibawa akan Ribkah kedalam chaimah Sarah, bundanja, lalu diambilnja Ribkah akan isterinja dan kasihlah ia akan dia. Demikian Ishak pun terhibur kemudian dari pada kematian bundanja.”AOM 460.3

    Alangkah bedanja tindakan Ishak tersebut dengan tindakan jang diambil oleh banjak pemuda zaman kita ini, meski pun diantara orang-orang jang mengaku dirinja Kristen! Orangorang muda terlalu sering pikir bahwa penjurahan kasihsajangnja adalah satu hal dimana dirinja sendiri jang harus ditanjakan, — satu hal jang baik Tuhan Allah mau pun orang tuanja tidak boleh mengatur dalam tjara jang bagaimana pun. Lama sebelum mereka itu mendapat umur dewasa, mereka sudah pikir dirinja tjakap untuk mengadakan pilihannja sendiri, dengan tidak ada bantuan dari orang tuanja. Beberapa tahun setelah kawin umumnja sudah tjukup menundjuk'kan kesalahannja itu kepadanja, tetapi terlalu sering sudah kasep untuk menghindarkan akibatnja jang mendatangkan bentjana itu. Karena kekurangan akal-budi dan penahanan diri jang memaksakan pemilihan jang terburuburu itu djugalah jang dibolehkan menambahkan kedjahatan itu, sampai tali perkawinan itu mendjadi satu pikulan jang menjakitkan. Banjak orang dengan demikian merusakkan kesenangannja dalam dunia ini, dan pengharapannja pada dunia achirat.AOM 461.1

    Kalau kiranja ada satu soal jang harus dipertimbangkan dengan seteliti-telitinja, dan dimana nasihat orang-orang jang lebih tua dan lebih berpengalaman harus ditjahari, adalah jaitu dalam soal perkawinan; kalau Kitab Sutji pernah diperlakukan sebagai penasihat, kalau kiranja pimpinan surga harus ditjahari dalam permintaan doa, adalah jaitu sebelum mengambil langkah jang mengikat dua orang bersama-sama seumur hidupnja.AOM 461.2

    Ibu-bapa sekali-kali tidak boleh hilangkan pandangan dari pada kewadjibannja akan kesenangan anak-anak mereka dikemudian hari. Penghormatan Ishak kepada pertimbangan bapanja adalah satu hasil dari pendidikan jang sudah mengadjar dia untuk tjinta akan hidup penurutan. Sementara Ibrahim menuntut supaja anak-anaknja menghormati kuasa orang tua, kehidupannja sehari-hari menjaksikgn bahwa kuasa tersebut bukannja satu pemerintahan jang mementingkan diri sendiri atau pun atas kemauan diri sendiri, melainkan kuasa itu dialaskan atas tjinta, dan mementingkan kemakmuran dan kesenangan mereka itu.AOM 461.3

    Bapa-bapa dan ibu-ibu haruslah merasa bahwa satu kewadjiban ada berputar atas mereka itu untuk memimpin kasihsajangnja orang-orang muda sehingga kasih-sajang itu kiranja ditempatkan atas orang-orang jang lajak mendjadi teman hidup. Mereka harus merasa hal itu sebagai satu kewadjiban. bahwa oleh pengadjaran dan teladan mereka dengan pertolongan karunia Tuhan, merupakan tabiat anak-anaknja dengan begitu rupa sedjak dari pada masa ketjilnja sehingga mereka itu akan mendjadi sutji dan mulia, dan akan tertarik kepada jang baik dan benar. Djenis menarik djenis; djenis menghargakan djenis pula. Biarlah tjinta akan kebenaran dan kesutjian serta kebaikan ditanamkan siang-siang dalam djiwa, maka orang-orang muda akan mentjahari pergauian orangorang jang mempunjai segala tabiat-tabiat ini djuga ....AOM 461.4

    Tjinta jang benar itu adalah satu azas jang tinggi dan sutji, semata-mata berbeda dalam tabiat dari tjinta jang ditimbulkan oleh dorongan hati, dan jang dengan segera mati apabila diudji. Adalah oleh kesetiaan terhadap kewadjiban dalam rumah-tangga kepunjaan ibu-bapa jang orang-orang muda harus menjediakan dirinja buat rumah-tangga kepunjaan mereka sendiri. Biarlah mereka itu membiasakan penahanan diri dalam rumah-tangga ibu-bapanja itu, dan tundjukkan kemurahan hati, sopan-santun, dan perasaan ke-Kristenan. Dengan demikian tjinta itu akan selalu terpelihara hangat dalam hati, dan barang siapa jang keluar dari satu rumahtangga jang demikian untuk berdiri sebagai kepala rumahtangga kepunjaan sendiri akan mengetahui bagaimana memadjukan kesukaan isteri jang dia sudah pilih mendjadi teman seumur hidupnja. Perkawinan, ganti penghabisan hikajat pertjintaan, kelak akan mendjadi permulaannja sadja. — “Patriarchs and Prophets,” hal. 174-176.AOM 462.1

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents