BAGIAN I - FILSAFAT ILAHI TENTANG PENDERITAAN DAN KEMISKINAN
Pemikiran Permata
Bacalah Yesaya 58, hai kamu yang mengaku anak-anak terang. Apalagi jika kamu baca dan baca lagi yang merasa begitu enggan mengganggu dirimu dengan melayani yang berkekurangan. Anda yang hatinya dan rumahnya terlalu sempit untuk memberi tumpangan bagi yang tidak mempunyai rumah, bacalah itu; engkau yang bisa melihat yatim piatu dan janda-janda tertekan oleh tangan besi kemiskinan dan menunduk berkeras hati karena keduniawian, bacalah itu. Takutlah engkau bahwa satu pengaruh diperkenankan ke dalam keluargamu yang menuntut engkau lebih berusaha? Bacalah itu! Rasa takutmu barangkali tidak beralasan, dan akan datang sebuah berkat, dikenal dan disadari olehmu setiap hari. Tetapi jika sebaliknya yang terjadi, jika diperlukan usaha tambahan, Anda bisa beralih kepada seorang yang sudah berjanji: “Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar, dan lukamu akan pulih segera” (Mazmur 58:8).PyM 14.1
Sebabnya mengapa umat Allah tidak memikirkan lebih banyak tentang kerohanian, dan tidak memiliki lebih banyak iman, sebagaimana ditunjukkan kepada saya, ialah karena mereka dipersempit pikirannya dengan kekikiran. Nabi itu berbicara kepada para pemelihara Sabat, bukan orang-orang berdosa, bukan orang-orang yang tidak percaya, tetapi mereka yang berpura-pura saleh. Bukanlah jumlah besarnya pertemuanmu yang diterima Allah, bukanlah jumlah doa yang tidak terhitung jumlahnya, tetapi perbuatan yang besar dan hal-hal yang benar dilakukan pada waktu yang tepat. Adalah tindakan yang lebih sedikit mempedulikan diri dan lebih banyak beramal yang diterima Tuhan, jiwa kita harus berkembang. Lalu Allah akan menjadikannya seperti kebun yang disiram dengan air, dan airnya tak pernah kering.— Testimonies, jld. 2, hlm. 35, 36.PyM 14.2