Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Hidup Yang Disucikan - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Pasal 7 - Tabiat Yohanes

    RASUL YOHANES lebih istimewa dari saudara-saudara-nya sebagai “murid yang dikasihi Yesus.” Sementara da-lam tabiat tak sedikit pun dia pengecut, lemah atau bimbang, lagi pula dia memiliki sifat ramah, hati yang baik dan kasih. Tampaknya dia sangat menyenangi persahabatan dengan Kristus, dan menerima banyak tanda keyakinan dan kasih Juruselamat itu. Dialah salah seorang dari tiga murid yang diizinkan menyaksikan kemuliaan Kristus di atas gunung kemuliaan dan penderi-taan-Nya di Getsemani; dan kepada Yohanes jugalah Tuhan kita mempercayakan ibu-Nya pada saat-saat terakhir penderitaan-Nya di kayu salib.HD 50.1

    Kasih sayang Juruselamat kepada murid-Nya ini telah membuahkan dedikasi yang teguh dan sungguh-sungguh. Yohanes berpaut kepada Kristus seperti carang anggur bergantung pada pokoknya yang kukuh. Demi Tuhan-Nya, ia berani ke ruang pengadilan, dan tak beranjak dari salib itu; dan setelah tersiar kabar bahwa Kristus telah bangkit, ia bergegas ke kubur dengan semangat yang tak terbendung bahkan mendahului Petrus yang menggebu-gebu itu.HD 50.2

    Kasih Yohanes kepada Gurunya bukan sekadar persahabatan manusia, tetapi merupakan kasih dari seorang yang bertobat, yang merasa bahwa ia telah ditebus oleh darah Kristus. Ia menganggap bahwa bekerja dan menderita karena melayani Tuhannya merupakan kehormatan yang tertinggi. Kasihnya kepada Yesus menuntun dia untuk mengasihi semua orang yang untuknya Kristus telah mati. Ia menandaskan bahwa kasih kepada Allah akan dinyatakan dalam kasih kepada anak-anak-Nya. Berulangkali terdengar ia mengatakan, “Saudara-saudara yang kekasih, jika Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita saling mengasihi” (1 Yoh 4:11). ‘’Kita mengasihi, karena Allah lebih dulu mengasihi kita. Jika seorang berkata: “Aku mengasihi Allah, dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya” (ayat 19, 20). Kehidupan sang rasul sungguh selaras dengan ajarannya. Kasih yang membara dalam hatinya untuk Kristus, menuntun dia untuk bekerja dengan sungguh-sungguh, tak kenal lelah bagi sesamanya, khusus bagi saudara-saudaranya di dalam gereja Kristen. Ia seorang pengkhotbah yang berkuasa, bersemangat, dan sangat bersungguh-sungguh, dan perkataannya mengandung keyakinan penuh.HD 50.3

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents