Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Hidup Yang Disucikan - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Pasal 10 — Tabiat Kristen

    TABIAT ORANG KRISTEN terlihat dalam hidupnya seharihari. Kristus berkata, “Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedangkan pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik” (Mat 7:17). Juruselamat kita membandingkan diri-Nya dengan pokok anggur, para pengikut-Nya adalah carang-carangnya. Dengan jelas Ia menyatakan bahwa semua orang yang akan menjadi muridNya harus menghasilkan buah; kemudian Ia menunjukkan bagaimana mereka boleh menjadi carang-carang yang berbuah. “Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku tinggal di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yoh 15:4).HD 75.1

    Rasul Paulus melukiskan buah yang harus dihasilkan oleh orang Kristen. Dikatakannya bahwa “karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran” (Ef 5:9). Dan lagi “Buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal 5:22, 23). Kasih karunia yang berharga ini tidak lain adalah prinsip-prinsip hukum Allah yang diamalkan dalam kehidupan.HD 75.2

    Hukum Allah adalah satu-satunya standar kesempurnaan moral yang benar. Hukum itu secara nyata telah diperagakan dalam kehidupan Kristus. Tentang diri-Nya, Dia berkata, “Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya” (Yoh 15:10). Tidak ada penurutan yang akan memenuhi tuntutan firman Allah kalau kurang dan penurutan ini. “Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup” (1 Yoh 2:6). Kita tidak dapat berdalih bahwa kita tidak sanggup melaksanakan ini, karena kita memperoleh jaminan, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu” (2 Kor 12:9). Apabila kita menatap ke dalam cermin Ilahi, hukum Allah itu, kita melihat betapa jahatnya keberdosaan itu, dan kondisi kita sendiri sebagai pelanggar. Tetapi dengan iman dan pertobatan kita dibenarkan di hadapan Allah, dan kasih karunia Ilahi menyanggupkan kita menuruti hukum-hukum-Nya.HD 75.3

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents