Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Nasihat Bagi Sidang - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Sidang yang Sisa

    Khayal Zakharia mengenai Yosua dan Malaikat itu diterapkan dengan lebih tegas kepada pengalaman umat Tuhan pada penutupan hari pendamaian yang besar. Sidang yang sisa akan menghadapi pencobaan dan kesusahan yang besar. Mereka yang memelihara hukum Allah dan beriman pada Yesus akan merasakan murka naga dan bala tentaranya itu. Setan menganggap dunia ini sebagai rakyatnya, dia sudah menguasai sidang yang murtad; tetapi di sinilah suatu kelompok kecil yang melawan kebesarannya. Jika dia dapat menghapuskan mereka itu dari permukaan bumi, maka kemenangannya akan lengkap. Sama seperti dia mempengaruhi bangsa- bangsa kafir menghancurkan bangsa Israel, demikianlah dalam waktu yang dekat dia akan membangunkan kuasa kejahatan dunia untuk membinasakan umat Allah. Semua orang akan dituntut menurut undang-undang buatan manusia yang bertentangan dengan hukum Ilahi. Mereka yang akan tetap setia kepada Allah dan kepada tugasnya akan diancam, dicaci, dan dibuang. Mereka akan “dikhianati baik oleh orang tua, dan saudara-saudara, dan oleh keluarga, dan sahabatnya.”NBS 296.5

    Satu-satunya pengharapan mereka ialah pada rahmat Allah, satu-satunya pertahanan mereka ialah doa. Sama seperti Yosua memohon di hadapan Malaikat itu, demikianlah sidang yang sisa, dengan hati yang pecah dan iman yang tekun, memohon keampunan dan kelepasan melalui Yesus Jurudamai mereka. Mereka sungguh menyadari betapa jahatnya hidup mereka, mereka melihat akan kelemahan dan ketidaklayakan mereka, dan sementara mereka memandangi dirinya mereka hampir putus harap. Penggoda itu siap menuduh mereka, sama seperti dia siap menuduh Yosua. Dia menunjukkan pakaiannya yang kotor, kelemahan tabiatnya. Dia menghadapkan kelemahan dan kesalahan mereka, dosa karena tidak bersyukur, keadaan mereka yang tidak sama dengan Kristus, yang sudah menghinakan Penebus mereka itu. Dia berusaha menakut-nakuti manusia dengan perasaan bahwa keadaan mereka itu tidak dapat diharapkan lagi, bahwa kenajisan dosa mereka itu takkan pernah terhapuskan. Dia mengharap dengan jalan demikian akan merusak iman mereka sehingga mereka menyerah kepada pencobaannya, meninggalkan kesetiaannya terhadap Allah, lalu menerima tanda binatang itu.NBS 297.1

    Setan mempertahankan tuduhannya terhadap mereka itu di hadapan Allah, serta menyatakan bahwa mereka tidak berhak lagi mendapat lindungan Allah karena dosa mereka itu, lalu menuntut haknya untuk membinasakan mereka itu sebagai pelanggar. Dia mengatakan bahwa sama seperti dia dibuang dari surga, maka mereka itu patutlah tidak diperkenankan oleh Allah. “Apakah ini,” katanya, “orang-orang yang akan mengambil tempat saya di surga dan juga tempat malaikat yang menggabungkan diri dengan saya? Sekalipun mereka mengaku menurut hukum Allah, apakah mereka memelihara syaratnya? Bukankah mereka membuat keinginan mereka di atas pekerjaan-Nya? Bukankah mereka itu mengasihi perkara-perkara dunia? Lihatlah dosa-dosa di dalam hidupnya. Lihatlah akan kekikiran, ancamannya, kebenciannya terhadap satu dengan yang lain.”NBS 297.2

    Umat Allah di dalam banyak hal memang sangat bersalah. Setan mengetahui dengan jelas dosa-dosa orang-orang yang dibujuk supaya melakukannya, lalu dikemukakannya hal ini dengan sangat membesar-besarkannya serta menyatakan: “Apakah Allah membuangku dan para malaikatku dari hadirat-Nya, tetapi memberikan pahala bagi mereka yang melakukan dosa yang sama? Engkau tak mungkin melakukan ini, ya Tuhan, di dalam keadilan. Takhta-Mu tidak akan berdiri di dalam kebenaran dan keadilan. Keadilan menuntut hukuman dijatuhkan ke atas mereka itu.”NBS 297.3

    Tetapi walaupun pengikut Kristus itu berdosa, mereka tidak menyerah kepada kuasa kejahatan. Mereka telah membuangkan dosa-dosanya, dan mereka telah mencari Tuhan di dalam kerendahan hati dan dengan hati yang hancur, dan lagi pula Jurudamai Ilahi itu memohonkan bagi mereka itu. Dia yang paling dihinakan oleh sikap tidak syukur, yang mengetahui akan dosanya, dan juga akan pertobatannya, menyatakan: “Tuhan kiranya menghardik engkau, hai Setan! Aku menyerahkan hidup-Ku bagi jiwa-jiwa ini. Mereka itu telah diukirkan pada telapak tangan-Ku.”NBS 297.4

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents