Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Hidup Yang Menyehatkan - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Bab 43 - Allah Di Alam

    Sumber Kuasa

    1181. Alam adalah suatu kekuatan, tetapi Aliahnya alam itu tidak terbatas dalam kekuatan. Karya-Nya menafsirkan tabiat-Nya. Mereka yang menghakimi Dia dari hasil karya-Nya, dan bukan dari anggapan dari orang-orang besar, akan melihat kehadiran-Nya dalam segala sesuatu. Mereka melihat senyum-Nya di sinar matahari yang memancar, dan kasih serta kepedulian-Nya kepada manusia di tengah suburnya ladang di musim gugur. Bahkan perhiasan bumi, sebagaimana terlihat pada hijaunya rerumputan yang hidup, indahnya bunga berwarna-warni, dan megahnya berbagai jenis pohon di hutan, memberi kesaksian pada pemeliharan lembut bersifat kebapakan dari Allah kita, dan pada keinginan-Nya untuk membuat anak-anak-Nya berbahagia.— S. of T., 1884, No. 11.HM 333.1

    Obyek Pendidikan

    1182. Fondasi dari semua pendidikan yang benar adalah pengetahuan tentang Allah.... Pelajaran pertama dan paling penting yang harus ditanamkan pada pikiran orang muda adalah tugas mengatur kehidupan dengan prinsip-prinsip Firman Allah.... Obyek sesung-guhnya dari pendidikan adalah melayakkan kita untuk pelayanan ini dengan mengembangkan dan melatih tiap kemampuan yang kita miliki.— S. of T., 1884, No. 12.HM 333.2

    1183. Satu-satunya yang aman bagi umat sekarang ini adalah merasakan pentingnya memadukan budaya keagamaan dengan pendidikan umum, agar kita bisa lepas dari kutukan pengetahuan yang tak disucikan. Tiap usaha harus dibuat dalam pendidikan orang muda untuk menanamkan ke dalam pikiran mereka tentang keindahan dan kuasa kebenaran sebagaimana di dalam Yesus. Ketika selubung diangkat yang memisahkan waktu dari kekekalan, maka akan muncul persepsi yang jelas ke dalam banyak pikiran tentang pemikiran keliru dari hikmat manusia dibandingkan dengan kepastian firman nubuatan. Semua pengetahun yang benar menuntun pada keselarasan dan penurutan kepada Allah.— U. T.HM 334.1

    Hubungan Ilmu Pengetahuan dan Wahyu

    1184. Allah adalah fondasi dari segala sesuatu. Semua pengetahuan yang benar sejalan dengan karya-Nya, semua pendidikan yang benar menuntun pada penurutan kepada pemerintahan-Nya. Ilmu pengetahuan membuka keajaiban-keajaiban baru pada pandangan kita; ia membumbung tinggi dan memaparkan kedalaman yang baru; namun tidak membawa sesuatu pun dari penelitiannya yang bertentangan dengan wahyu ilahi. Kebodohan mungkin berusaha mendukung pandangan-pandangan palsu tentang Allah dengan pertimbangan pada ilmu pengetahuan; namun buku alam dan firman yang tertulis tidak bertentangan; masing-masing menerangkan satu sama lain. Bila dipahami dengan benar, keduanya bisa membuat kita mengenal Allah dan tabiat-Nya dengan mengajarkan kita sesuatu tentang hukum-hukum bijak dan dermawan yang melaluinya Ia bekerja. Dengan demikian kita dituntun untuk mengagumi nama-Nya yang kudus, dan memiliki kepercayaan yang cerdas pada sabda-Nya. — S. of T., 1884, No. 12.HM 334.2

    Alkitab, Suatu Ujian

    1185. Banyak orang, ketika mendapati diri mereka sendiri tak mampu mengukur sang Pencipta dan karya-Nya dengan pengetahuan mereka sendiri yang tak sempurna tentang sains, meragukan keberadaan Allah dan mempertalikan kuasa tak terhingga pada alam. Orang-orang ini telah kehilangan kesederhanaan iman, dan digeser jauh dari Allah dalam pikiran dan roh. Harus ada iman yang teguh dalam Keilahian sabda Allah yang suci. Alkitab bukan untuk diuji oleh pemikiran manusia tentang sains, namun ilmu pengetahuan harus digunakan dalam pengujian standar yang pasti ini. Ketika Alkitab membuat pernyataan-pernyataan tentang fakta- fakta di alam, sains bisa dibandingkan dengan sabda tertulis, dan pemahaman yang benar tentang keduanya senantiasa akan terbukti sejalan. Yang satu tidak bertentangan dengan yang lain. Semua kebenaran, entah itu di alam maupun dalam wahyu, sejalan. Riset ilmiah akan memaparkan luasnya bidang pemikiran dan informasi pada orang-orang yang benar-benar bijak. Mereka akan melihat Allah dalam karya-Nya, dan akan memuji Dia. Bagi mereka Ia akan menjadi yang pertama dan terbaik, dan pikiran akan terpusat pada Dia.- S. of T., 1884, No. 11.HM 335.1

    1186. Alam itu bukanlah Allah, tidak juga pernah jadi Allah. Allah memang ada di alam, suara alam memberi kesaksian tentang Allah, namun alam itu bukanlah Allah. Ia hanya memberikan kesaksian tentang kuasa Allah sebagai karya cipta-Nya. Ada Allah pribadi, Bapa; ada Kristus pribadi, sang Anak.— U. T., 3 Juli 1898.HM 335.2

    1187. Allah telah memperkenankan limpahan cahaya dicurahkan ke atas dunia dalam hal penemuan-penemuan sains dan seni; namun ketika tokoh-tokoh ilmiah yang diakui berceramah dan menulis mengenai permasalahan ini dari sudut pandang manusia semata, mereka tentu saja akan tiba pada kesimpulan yang salah. Pikiran paling cerdas, bila tidak dituntun oleh sabda Allah dalam riset mereka, menjadi kebingungan dalam upaya mereka untuk menyelidiki hubungan ilmu pengetahuan dan wahyu. Pencipta dan karya-Nya melampaui pengertian mereka; dan karena mereka tidak bisa menjelaskan ini dengan hukum-hukum alam, sejarah Alkitab dianggap tak dapat dipercaya. Mereka yang meragukan kebenaran catatan Perjanjian Lama dan Baru akan tertuntun satu langkah lebih jauh, dan meragukan keberadaan Allah; dan kemudian, karena telah melepaskan jangkar, mereka terombang-ambing di atas batu-batu karang ketidaksetiaan. Musa menulis di bawah tuntunan Roh Allah dan suatu teori geologi yang benar tidak akan pernah menyatakan penemuan yang tidak bisa dicocokkan dengan pernyataan-pernyataannya. Pemikiran bahwa banyak orang yang tersandung, bahwa Allah tidak menciptakan benda ketika ia menjadikan dunia, membatasi kuasa Dia Yang Kudus dari Israel.— S. of T., 1884, No. 11.HM 335.3

    1188.Sebelum kejatuhan Adam, tidak sedikit pun keraguan timbul di benak orang tua pertama kita yang mengaburkan persepsi nyata mereka tentang karakter Ilahi Allah. Mereka dengan sempurna menyesuaikan diri pada kehendak Allah. Suatu cahaya yang indah, cahaya dari Allah, mengelilingi mereka. Alam adalah buku pelajaran mereka. Tuhan mengajari mereka tentang dunia alam, dan kemudian meninggalkan buku yang terbuka ini kepada mereka, agar mereka bisa melihat keindahan pada tiap benda yang mereka lihat. Tuhan mengunjungi pasangan suci ini, dan mengajari mereka melalui karya tangan-Nya.HM 336.1

    Keindahan alam merupakan suatu ekspresi kasih Allah bagi manusia yang cerdas, dan di Taman Eden keberadaan Allah diperlihatkan dalam benda-benda alam yang mengelilingi orangtua pertama kita. Tiap pohon yang ditanam dalam taman berbicara kepada mereka, mengatakan bahwa hal-hal yang tak terlihat dari Allah dengan jelas tampak, dipahami oleh hal-hal yang telah dijadikan, bahkan kuasa kekal dan Ketuhanan-Nya.HM 336.2

    Namun meskipun Allah itu bisa dilihat di alam, ini tidak memberikan alasan kuat dalam hal pengetahuan sempurna tentang Allah yang dinyatakan di alam kepada Adam dan keturunannya setelah kejatuhan. Alam bisa menyampaikan pelajaran-pelajarannya kepada manusia dalam keadaannya yang tidak bersalah; namun dosa dan pelanggaran membawa kutukan pada alam, dan campur tangan antara alam dan Aliahnya alam. Kalau saja manusia tidak pernah melanggar Penciptanya, kalau saja ia tetap dalam keadaannya yang lurus sempurna, ia akan bisa memahami dan mengenal Allah. Namun ketika manusia melanggar perintah Allah, ia memberikan bukti bahwa ia lebih mempercayai kata-kata pelanggar daripada Firman Allah. Ia diberitahu oleh sang musuh untuk memakan buah pengetahuan. Allah telah berkata, “Janganlah kau makan buahnya,... pastilah engkau mati.” Tetapi Setan menyatakan bahwa dengan memakannya manusia akan ditinggikan menjadi sama dengan Allah.HM 337.1

    Adam dan Hawa mendengarkan suara si penggoda itu, dan berdosa terhadap Allah. Cahaya itu, pakaian kesucian surgawi, diangkat dari jiwa yang tertipu dan dicobai ini, dan setelah berpisah dengan pakaian kemurnian itu, mereka mengenakan jubah kegelapan kebodohan dari Allah untuk menyelubungi mereka. Cahaya kemurnian yang jernih dan sempurna yang sampai saat itu mengelilingi mereka, telah menerangi segala sesuatu yang mendekati mereka, namun setelah dicabut dari cahaya surgawi itu, keturunan Adam tidak lagi bisa meniru karakter Allah dalam karya ciptaan- Nya. Oleh sebab itu, setelah kejatuhan, alam bukan satu-satunya guru manusia. Agar dunia tidak selalu berada dalam kegelapan, pada malam kekal rohani, Aliahnya alam harus bertemu dengan manusia melalui Yesus Kristus. Anak Allah datang ke dunia ini sebagai suatu wahyu dari sang Bapa. Ia adalah “terang yang sesungguhnya itu, yang menerangi tiap orang yang datang ke dunia ini.”HM 337.2

    Pelajaran paling sulit dan merendahkan hati yang harus dipelajari manusia, jika ia dipelihara oleh kuasa Allah, adalah keadaannya sendiri yang tak berguna dalam bergantung pada hikmat manusia, dan kegagalan pasti dari usahanya sendiri untuk membaca alam dengan benar. Dosa telah mengaburkan penglihatannya, dan ia tidak dapat menafsirkan alam tanpa menempatkannya di atas Allah.— U. T., 3 Juli 1898.HM 337.3

    Allah Bekerja

    1189.Banyak orang mengajarkan bahwa benda memiliki keku-atan penting. Mereka yakin bahwa sifat tertentu ditanamkan pada benda, dan kemudian dibiarkan bertindak melalui kekuatannya sendiri yang sudah melekat; dan bahwa pengaturan alam dijalankan selaras dengan hukum yang sudah ditentukan, yang tidak bisa diganggu gugat sekalipun oleh Allah sendiri. Ini adalah ilmu pengetahuan yang palsu, dan tidak didukung oleh Firman Allah. Alam itu tidak bertindak sendiri; ia adalah pelayan dari Penciptanya. Allah tidak membatalkan hukum-hukum-Nya dan tidak juga bekerja bertentangan dengannya; namun Ia terusmenerus menggunakannya sebagai alat-alat-Nya. Alam memberi kesaksian tentang suatu kecerdasan, suatu kehadiran, suatu agen yang aktif, yang bekerja di dalam, dan melalui, dan di atas hukum-hukumnya. Di alam terdapat pekerjaan Bapa dan Anak yang berkesinambungan. Kata Kristus, “Bapa-Ku bekerja hingga kini, demikian juga Aku.”HM 338.1

    Allah telah menyelesaikan karya ciptaan-Nya, namun energiNya masih dikerahkan dalam menegakkan ciptaan-Nya. Bukan karena mekanisme yang pernah ditentukan melanjutkan pekerjaannya dengan energi yang sudah melekat sehingga nadi berdenyut, dan nafas disusul nafas berikutnya; namun tiap nafas, tiap denyutan jantung, merupakan bukti pemeliharaan-Nya yang meliputi semuanya yang di dalam-Nya kita hidup dan memiliki tubuh kita. Bukan karena kuasa yang sudah ada sehingga tahun demi tahun bumi menghasilkan karunia, dan melanjutkan perputarannya mengelilingi matahari. Tangan Allah menuntun planet-planet itu, dan mempertahankan mereka dalam posisi gerakan yang teratur melalui langit. Adalah melalui kuasa-Nya tumbuh-tumbuhan berkembang, bahwa daun bermunculan dan bunga bermekaran. Firman-Nya mengendalikan elemen-elemen, dan oleh-Nya lembah-lembah dijadikan penuh buah. Ia meliputi langit dengan awan, dan menyiapkan hujan untuk bumi; ia “membuat rumput-rumputan bertumbuh di atas pegunungan.” “Ia menurunkan salju seperti bulu domba dan menghamburkan embun beku seperti abu.” “TUHAN melakukan apa yang dikehendaki-Nya, di langit dan di bumi, di laut dan di segenap samudera raya; Ia menaikkan kabut dari ujung bumi, Ia membuat kilat mengikuti hujan, Ia mengeluarkan angin dari dalam perbendaharaan-Nya.”— S. of T., 1884, No. 12.HM 338.2

    Jaminan Kita Satu-satunya

    1190. Semua sistem filosofi yang dipikirkan manusia telah menuntun pada kekacauan dan rasa malu apabila Allah tidak diakui dan dihormati. Kehilangan iman kepada Allah itu mengerikan. Kemakmuran tidak bisa menjadi berkat bagi bangsa-bangsa dan individu, apabila keyakinan pada sabda-Nya hilang. Tidak ada yang benar-benar agung kecuali yang hal-hal yang kekal. Kebenaran, keadilan, kemurahan, kemurnian, dan kasih akan Allah itu kekal. Apabila manusia memiliki kualitas-kualitas ini, mereka dibawa pada hubungan yang dekat dengan Allah, dan merupakan kandidat untuk mendapat kemuliaan tertinggi yang diimpikan bangsa. Mereka tidak memperdulikan pujian manusia, dan ulung dalam mengatasi kekecewaan, keletihan, percekcokan lidah, dan perebutan kekuasaan.HM 339.1

    Ia yang jiwanya diilhami dengan Roh Allah akan belajar memberikan kepercayaan. Menerima sabda tertulis sebagai nasihat dan tuntunannya, ia akan mendapat tambahan dalam sains untuk mengerti Allah, namun ia tidak akan diagungkan hingga, dalam kecongkakan diri yang buta, ia seorang yang bodoh dalam angan-angannya tentang Allah.— S. of T., 1884, No. 11.HM 339.2

    1191. Allah tidak akan tinggal dalam diri mereka yang menolak kebenaran-Nya; karena semua orang yang mengabaikan kebenaran tidak menghormati Penciptanya. Dari setiap rumah di mana tidak ada Yesus tinggal, ia berkata ketika Ia menarik kehadiran-Nya, “Rumahmu dibiarkan sampai engkau kesepian.” Bagaimana mereka yang tidak mendapat pencerahan Ilahi memiliki pemikiran yang benar tentang rencana-rencana dan jalan-jalan Allah? Mereka itu menyangkal keberadaan-Nya sama sekali, atau tidak mengindah-kan keberadaan-Nya, atau mereka membatasi kuasa-Nya dengan kefanaan mereka sendiri, hikmat dan pendapat-pendapat bijak duniawi. Mereka yang terhubung dengan Allah yang kekal merupakan satu-satunya yang bisa membuat penggunaan yang benar dari pengetahuan atau talenta yang dipercayakan kepada mereka oleh Pencipta yang mahatahu. Tidak ada manusia yang benar-benar unggul dalam pengetahuan dan pengaruh kecuali dia terhubung dengan Allah sumber hikmat dan kuasa.— U. T.HM 339.3

    1192. Bukti nyata Allah yang hidup bukan sekedar sebuah teori; itu merupakan suatu keyakinan yang telah dituliskan Allah dalam hati kita, dihiasi dan dijelaskan oleh firman-Nya. Itu adalah kekuatan hidup dalam karya ciptaan-Nya, disaksikan oleh mata yang sudah disucikan. Iman berharga yang diilhami Allah memberikan kekuatan dan keagungan karakter. Kekuatan-kekuatan alam diperbesar karena penurutan yang kudus. Kehidupan yang kita jalankan dengan iman kepada Anak Allah merupakan satu serial kemenangan, tidak selalu dilihat dan dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan, namun dengan hasil yang menjangkau jauh ke masa depan, di mana kita akan melihat dan mengenal sebagaimana kita telah dikenal.— U. T.HM 340.1

    Berkedok Ilmu Pengetahuan

    1193. Banyak sekali orang yang meniadakan Allah dari kekuasaan dan kehendak tertinggi di alam semesta yang telah tercipta dengan teratur, sehingga mereka merendahkan manusia, ciptaan-Nya yang paling mulia. Teori-teori dan spekulasi filosofi akan membuat kita percaya bahwa manusia telah tercipta dengan proses lambat, bukan dengan tahap sekejap, tetapi dari bentuk paling rendah ciptaan yang kasar. Mereka menghancurkan martabat manusia karena mereka tidak mau mengakui kuasa ajaib Allah.HM 340.2

    Allah telah menghiasi kecerdasan manusia, dan mencurahkan banyak terang kepada dunia dalam penemuan-penemuan seni dan sains. Namun mereka yang memandang ini dari sudut pandang manusia belaka, pasti akan tiba pada kesimpulan yang keliru. Duri-duri kesalahan, skeptisme, dan ketidaksetiaan disamarkan dengan selubung kain filosofi dan sains. Setan telah menemukan cara lihai memenangkan jiwa jauh dari Allah yang hidup, jauh dari kebenaran dan agama. Ia mengangkat alam di atas Pencipta alam.— U. T.HM 341.1

    1194.Beberapa orang mungkin menganggap bahwa hal-hal besar di dunia alam adalah Allah, tetapi semua itu bukanlah Allah; mereka hanya memancarkan kemuliaan-Nya. Ahli-ahli filsafat kuno membanggakan diri atas pengetahuan mereka yang tinggi. Namun mari kita membaca pemahaman rasul yang diilhami tentang masalah itu: “Mengakui diri mereka sendiri bijaksana, mereka justru menjadi orang-orang bodoh, dan mengubah kemuliaan Allah yang tak bercela menjadi sebuah patung yang menyerupai manusia berdosa, dan burung-burung, dan binatang-binatang berkaki empat, dan benda-benda merayap.... Yang mengubah kebenaran Allah menjadi suatu kebohongan, dan menyembah serta melayani ciptaan lebih dari sang Pencipta, yang diberkati untuk selama-lamanya.”HM 341.2

    Dalam hikmat manusia dunia tidak mengenal Allah. Manusia- manusia arifnya mengumpulkan pengetahuan yang tak sempurna tentang Allah melalui karya cipta-Nya, dan kemudian dalam kebodohannya mengagungkan alam dan hukum-hukum alam di atas Aliahnya alam. Alam adalah sebuah buku yang terbuka yang menyatakan Allah. Semua orang yang tertarik pada alam bisa melihat didalamnya Allah yang menciptakannya. Namun mereka yang tidak memiliki pengetahuan tentang Allah, dalam penerimaannya tentang wahyu yang telah dibuat Allah tentang diri-Nya sendiri di dalam Kristus, akan memperoleh pengetahuan yang tak sempurna semata tentang Allah di alam. Pengetahuan ini, yang tidak menjunjung konsepsi tentang Allah, yang tidak mengangkat pikiran, jiwa, hati, dan membawa diri sesuai dengan kehendak Allah, akan membuat manusia-manusia menjadi para penyembah berhala. Mengaku menjadi bijak, mereka justru menjadi orang-orang bodoh.— U. T., 3 Juli 1898.HM 341.3

    Allah yang Kekal

    1195.Manusia-manusia paling cerdas tidak dapat memahami misteri-misteri Allah sebagaimana dinyatakan di alam. Ilham Ilahi menanyakan banyak pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh para sarjana paling handal. Pertanyaan-pertanyaan ini tidak dipertanya-kan dengan anggapan bahwa kita akan bisa menjawabnya, namun untuk menarik perhatian kita pada misteri-misteri yang dalam tentang Allah, dan untuk memberitahu manusia bahwa hikmat mereka itu terbatas, bahwa dalam hal-hal umum kehidupan sehari-hari terdapat misteri-misteri yang melampaui pemahaman pikiran yang fana; bahwa penilaian dan maksud-maksud Allah melampaui pengertian, hikmat-Nya tak dapat dicari. Jika Ia menyatakan diri-Nya sendiri pada manusia, itu dengan menyelubungi diri-Nya sendiri dalam awan misteri yang tebal. Maksud Allah adalah untuk lebih banyak menyembunyikan diri-Nya sendiri daripada membuat-Nya lebih dikenal manusia. Kalau saja manusia sepenuhnya memahami cara-cara dan pekerjaan Allah, maka mereka tidak akan mempercayai Dia sebagai yang kekal. Ia tidak bisa dimengerti oleh manusia dalam hikmat-Nya, pertimbangan-Nya, dan maksud-maksud-Nya. “Jalan-jalan-Nya melampaui pengertian.” Kasih-Nya tidak akan pernah bisa dijelaskan pada prinsip-prinsip alamiah. Jika ini bisa dilakukan, maka kita tidak akan merasa bahwa kita bisa memper-cayakan kepentingan-kepentingan jiwa kita pada-Nya. Orang-orang skeptis menolak untuk percaya karena dengan akal yang terbatas mereka tidak bisa memahami kuasa kekal dimana Allah menyatakan diri-Nya sendiri kepada manusia. Bahkan mekanisme tubuh manusia tidak bisa benar-benar dipahami; mekanisme tubuh memberikan misteri-misteri yang mencengangkan orang paling cerdas sekalipun. Namun karena ilmu pengetahuan manusia dalam risetnya tidak bisa menjelaskan cara-cara dan kerja Pencipta, manusia akan meragukan keberadaan Allah, dan menganggap alam sebagai asal mula kuasa kekal itu. Keberadaan Allah, tabiat-Nya, hukum-Nya, merupakan fakta-fakta yang tidak bisa disangkal oleh semua pertimbangan manusia yang paling tinggi. Mereka menyangkal pernyataan-pernyataan tentang Allah dan menyia-nyiakan kepentingan jiwa mereka, karena mereka tidak bisa memahami cara-cara dan kerja-Nya. Namun Allah senantiasa berusaha mengajar manusia fana, agar mereka bisa melatih iman di dalam Dia, dan mempercayakan diri mereka sepenuhnya di dalam tangan-Nya. Tiap tetesan hujan atau serpihan salju, tiap helai rumput, tiap daun dan bunga dan semak belukar, bersaksi tentang Allah. Hal-hal kecil ini, yang begitu umum di sekitar kita, mengajarkan pelajaran bahwa tidak ada yang luput dari perhatian Allah yang kekal, tidak ada yang terlalu kecil untuk mendapat perhatian-Nya.— U. T.HM 342.1

    1196.“Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal.” Bentuk yang indah dan warna-warni lembut dari tanaman dan bunga-bungaan bisa ditiru oleh kepandaian manusia; namun sentuhan mana yang bisa menanamkan kehidupan pada satu bunga atau sehelai rumput sekalipun? Tiap tumbuhan di pinggir jalan berhutang budi pada kuasa yang sama yang menempatkan dunia perbintangan di ketinggian sana. Melalui semua benda ciptaan bergetar satu nadi kehidupan dari hati agung Allah.... Ia yang telah memberikan kehidupan kepada Anda, mengetahui kebutuhan Anda terhadap makanan untuk memeliharanya. Ia yang menciptakan tubuh tidak mengabaikan kebutuhan Anda terhadap pakaian. Tidakkah Ia yang telah menganugerahkan karunia yang lebih besar, akan melimpahkan juga apa yang diperlukan untuk melengkapinya?— M. of B., hlm. 136.HM 343.1

    Misteri Allah

    1197. Allah harus diakui lebih pada apa yang Ia tidak nyatakan tentang diri-Nya sendiri daripada terhadap apa yang terbuka pada pengertian kita yang fana. Jika manusia bisa memahami hikmat Allah yang tak dapat dicari itu, dan bisa menjelaskan apa yang Ia telah lakukan dan bisa lakukan, maka mereka tidak lagi menghormati Dia atau takut terhadap kuasa-Nya. Dalam wahyu Ilahi Allah telah memberikan kepada manusia misteri-misteri yang tak dapat dimengerti, untuk menguasai iman mereka. Ini haruslah demikian. Jika cara-cara dan kerja Allah dapat dijelaskan oleh pikiran yang fana, maka Ia tidak akan berdiri sebagai yang tertinggi. Manusia bisa saja selalu mencari, selalu bertanya, selalu belajar, namun ada sesuatu yang kekal di atas semua. Cahaya itu sedang bersinar, bersinar dengan cahaya yang semakin terang di jalan kita, namun hanya bilamana kita berjalan di terang Ilahi-Nya. Namun tidak ada kegelapan yang begitu pekat, yang tidak dapat dilalui, sebagaimana yang terjadi pada penolakan terang surga, melalui sumber manapun itu berasal.HM 344.1

    Bisakah manusia memahami Allah?—Tidak. Mereka bisa berspekulasi tentang cara-cara dan kerja-Nya, namun hanya yang bisa dilakukan oleh mahkluk fana.— U. T.HM 344.2

    1198. Mereka yang berpikir bisa memperoleh pengetahuan tentang Allah selain dari Perwakilan-Nya, yang kepadanya firman menyatakan “ekspresi gambaran diri-Nya,” perlu menjadi orang- orang bodoh dalam penilaian mereka sendiri sebelum mereka jadi bijak. Kristus datang sebagai Juruselamat pribadi kepada dunia. Ia mewakili Allah pribadi. Ia naik di ketinggian sebagai Juruselamat pribadi, dan akan datang kembali sebagaimana Ia naik ke surga, seorang Juruselamat pribadi. Tidak mungkin memperoleh pengetahuan sempurna tentang Allah dari alam, karena alam itu sendiri tidak sempurna. Suatu kutukan, penyakit berada atasnya. Namun benda-benda alam, yang telah dinodai oleh kutukan dosa, mena-namkan kebenaran mengenai Seniman Agung yang handal. Satu kekuatan mahakuasa, besar dalam kebaikan, dalam kemurahan, dalam kasih, telah menciptakan bumi, dan bahkan dalam keada-annya yang terkutuk sekalipun tetap tersisa banyak keindahan. Suara alam berbicara, mengatakan bahwa ada Allah di balik alam, namun dalam ketidaksempurnaannya tidak mewakili Allah. Alam tidak bisa menyatakan tabiat Allah dalam kesempurnaan moral- Nya.— U.T., 3 Juli 1898.HM 344.3

    Cahaya Mercusuar

    1199.Alkitab adalah sejarah paling luas dan paling instruktif yang dimiliki manusia. Alkitab berasal langsung dari Mata Air kebenaran kekal; dan tangan Ilahi telah memelihara kemurniannya di sepanjang zaman. Cahayanya yang terang memancar jauh ke masa lampau, di mana riset manusia berusaha menembusnya dengan sia-sia. Hanya dalam Firman Allah kita menemukan suatu cerita otentik tentang penciptaan. Di sini kita melihat kuasa yang menaruh fondasi bumi, dan yang membentangkan langit. Hanya dalam firman ini kita bisa menemukan suatu sejarah bangsa kita yang tak nodai dengan prasangka dan kesombongan manusia....HM 345.1

    Dalam berbagai pemandangan alam yang berbeda-beda ter-dapat juga pelajaran-pelajaran hikmat Ilahi bagi semua yang telah belajar hidup bersama dengan Allah. Halaman-halamannya yang dimulai dengan cahaya yang tak suram pada pandangan pasangan pertama di Eden, sekarang memberikan bayangan. Suatu kutukan telah menimpa ciptaan yang indah itu. Namun, kemanapun kita berpaling ada jejak-jejak keindahan yang mendasar. Ke mana pun pergi, kita mendengar suara Allah, dan melihat karya tangan-Nya.HM 345.2

    Dari gemuruh khidmat guntur yang dalam dan gelombang lautan yang tak henti, sampai pada lagu-lagu gembira yang membuat hutan bersenandung dengan nyanyian, suara alam yang puluhan ribu banyaknya memuji Dia. Di bumi dan udara dan langit, dengan tinta dan warna yang indah, berbagai macam dalam kontras yang permai atau campuran lembut yang harmonis, kita melihat kemuliaan-Nya. Perbukitan yang kekal menceritakan kekuatan-Nya. Pohon-pohon melambaikan benderanya yang hijau di sinar matahari, dan mengarahkan kita ke atas kepada Penciptanya. Bunga-bungaan yang menghiasi bumi dengan keindahannya, berbisik kepada kita tentang Eden, dan memenuhi kita dengan kerinduan terhadap keindahannya yang tak pudar. Karpet hijau yang menyelimuti bumi yang coklat, menceritakan kepada kita tentang pemeliharaan Allah bagi ciptaan-Nya yang paling sederhana. Gua-gua lautan dan kedalaman bumi menyatakan kekayaan-Nya. Ia yang menaruh permata di lautan, dan batu permata dan krisolit di tengah bebatuan, adalah Pecinta keindahan. Matahari yang bersinar di langit melambangkan Dia yang menjadi kehidupan dan cahaya dari semua yang telah dijadikan-Nya. Semua keindahan dan kecemerlangan yang menghiasi bumi dan menerangi langit, berbicara tentang Allah.HM 345.3

    Ladang yang Tak Terselidik

    Akankah kita, dalam menikmati karunia-karunia itu, melupakan Pemberinya? Biarlah itu justru menuntun kita merenungkan kebaikan-Nya dan kasih-Nya. Biarlah segala sesuatu yang indah di rumah kita di bumi mengingatkan kita tentang sungai kristal dan ladang hijau, pohon-pohon yang melambai dan mata airmata air yang hidup, kota yang bercahaya dan para penyanyi berjubah putih, dari rumah kita di surga,—dunia indah itu yang tidak bisa digambarkan oleh seniman mana pun, tidak bisa dijelaskan oleh lidah fana mana pun. “Mata tidak pernah melihatnya, telinga tidak pernah mendengarnya, tidak juga ada dalam hati manusia, hal-hal yang Allah telah sediakan bagi mereka yang mengasihi Dia.”HM 346.1

    Tinggal selamanya di dalam rumah orang-orang yang diberkati ini, tidak membawa jejak-jejak dosa dan kutukan yang gelap dalam jiwa, tubuh, dan roh, melainkan keserupaan sempurna dari Pencipta kita, dan sepanjang masa yang tak berkesudahan berkembang dalam hikmat, di dalam pengetahuan dan kesucian, selalu menyelidiki ladang-ladang pemikiran yang baru, selalu menemukan keajaiban-keajaiban baru dan kemuliaan baru, selalu bertambah dalam kapasitas untuk mengetahui dan menikmati dan mengasihi, dan mengetahui bahwa masih ada di atas kita sukacita dan kasih dan hikmat kekal,- yang demikian itulah sasaran yang dituju oleh pengharapan orang Kristen, untuk itulah pendidikan Kristen disiapkan. Untuk memperoleh pendidikan ini, dan membantu orang lain memperolehnya, haruslah menjadi obyek dari kehidupan orang Kristen.— R. and H., 1882, No. 28.HM 346.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents