Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    1 — ALLAH MENYERTAI KITA

    Mereka akan menamakan Dia Imanuel,. .. Allah menyertai kita.” “Terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah” nampak “pada wajah Kristus.” Sejak masa kekekalan Tuhan Yesus Kristus satu dengan Bapa; Ialah “gambar Allah,” peta kebesaran dan keagungan-Nya, “cahaya kemuliaan-Nya.” Untuk menyatakan kemuliaan inilah Ia datang ke dunia ini. Ke bumi yang sudah digelapkan oleh dosa ini Ia datang untuk menyatakan terang kasih Allah,--menjadi “Allah menyertai kita.” Karena itulah maka telah dinubuatkan tentang Dia, “Mereka akan menamakan Dia Imanuel.”KSZ1 13.1

    Oleh datang tinggal bersama kita, Yesus harus menyatakan Allah baik kepada umat manusia maupun kepada segala malaikat. Ialah Firman Allah, buah pikiran Allah yang diperdengarkan. Dalam doa-Nya untuk murid-murid-Nya Ia berkata, “Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka,”-“penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya,”-“Supaya kasih yang Engkau berikan kepadaKu ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka.” Akan tetapi bukan untuk anak-anak-Nya di dunia ini saja pernyataan ini dikeluarkan. Dunia kita yang kecil ini adalah buku pelajaran semesta alam. Maksud anugerah Allah yang ajaib, rahasia kasih penebusan, ialah pokok pikiran yang “ingin diketahui oleh malaikat-malaikat,” dan yang akan menjadi mata pelajaran mereka sepanjang masa kekekalan. Baik umat tebusan maupun makhluk-makhluk yang tidak jatuh ke dalam dosa akan mendapat ilmu pengetahuan serta nyanyian mereka itu di salib Kristus. Akan tampaklah kelak bahwa kemuliaan yang bersinar pada wajah Yesus itu ialah kemuliaan kasih yang lahir dari pengorbanan diri. Dalam terang yang dari Golgota akan tampak kelak, bahwa hukum kasih yang lahir dari penyangkalan diri ialah hukum hidup untuk bumi dan surga; bahwa kasih yang “tidak mencari keuntungan diri” bersumber dalam hati Allah; dan bahwa dalam diri Pribadi yang lemah lembut dan rendah hati itu ternyata tabiat Dia yang bersemayam dalam terang, yang tidak dapat dihampiri oleh seorang pun juga.KSZ1 13.2

    Pada mula pertama, Allah dinyatakan dalam segala ciptaan-Nya. Kristuslah yang membentangkan langit, dan yang meletakkan dasar bumi ini. Tangan-Nyalah yang menggantungkan segala dunia di angkasa, dan yang membentuk segala bunga di padang. “Engkau yang menegakkan gunung-gunung dengan kekuatan-Mu.” Kepunyaan-Mulah laut, Dialah yang menjadikannya.” Mzm. 65:7; 95:5. Ialah yang mengisi bumi ini dengan keindahan, dan udara dengan nyanyian. Dan pada segala benda yang ada di bumi, di udara, dan di langit, Ia menyuratkan kabar kasih Bapa.KSZ1 14.1

    Kini dosa sudah menodai benda-benda ciptaan Allah yang sempurna itu, namun tulisan tangan itu masih senantiasa ada. Sekarang ini pun semua benda ciptaan itu masih menunjukkan kemuliaan kebesaran-Nya. Tak satu pun, yang hidup untuk kepentingannya sendiri kecuali hati manusia yang mementingkan diri. Tidak seekor burung yang terbang di udara, tidak seekor binatang yang bergerak di atas tanah, yang tidak mendatangkan kebahagiaan kepada sesuatu makhluk lain. Tiada sehelai daun yang di hutan, atau rumput yang biasa sekalipun, yang tidak mempunyai peran. Tiap pohon, belukar dan daun menyumbangkan unsur hidup, yang tanpa itu baik manusia maupun binatang tidak dapat hidup; sebaliknya manusia serta binatang, melayani kebutuhan hidup pohon, belukar dan daun. Bungabungaan menghamburkan semerbak harum serta memamerkan keindahannya guna berkat bagi dunia. Matahari memancarkan cahayanya untuk menggembirakan ribuan dunia. Lautan, yakni sumber segala mata air kita itu, menerima semua air sungai dari segenap negeri, tetapi menerima untuk kemudian memberi. Kabut yang naik dari permukaannya jatuh berupa hujan lebat untuk membasahi bumi, agar dapat mengeluarkan hasil.KSZ1 14.2

    Malaikat-malaikat kemuliaan mendapat kegembiraannya dalam memberi,-memberikan kasih dan penjagaan yang tidak mengenal jerih lelah kepada jiwa-jiwa yang telah jatuh ke dalam dosa serta najis. Makhluk-makhluk semawi membujuk hati manusia; mereka itu membawa terang dari istana surga ke dunia yang gelap gulita ini; dengan pelayanan yang lemah-lembut dan kesabaran, mereka menggerakkan roh manusia, untuk membawa yang sesat ke dalam persekutuan dengan Kristus yang lebih rapat lagi daripada yang mereka sendiri dapat ketahui.KSZ1 15.1

    Tetapi beralih dari semua gambaran yang lebih kecil itu, kita memandang Allah dalam diri Yesus. Oleh memandang kepada Yesus, kita melihat bahwa memberi itu adalah kemuliaan Allah kita. “Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri,” kata Yesus, “Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa.” “Tetapi Aku tidak mencari hormat bagi-Ku,” melainkan kemuliaan bagi Dia yang mengurus Aku. Yoh. 8:28; 6:57; 8:50,7:18. Dalam perkataan ini dikemukakan azas utama yang menjadi hukum hidup bagi semesta alam. Segala sesuatu diterima Kristus dari Allah tetapi Ia menerima untuk kemudian memberi. Demikianlah di istana surga, dalam pelayanan-Nya kepada semua makhluk; oleh Putera yang kekasih itu, hidup Bapa mengalir kepada sekaliannya; melalui Putera itu, hidup tersebut kembali pula dalam rupa puji-pujian dan pelayanan gembira, gelombang kasih yang meluap-luap, kepada Sumber besar dari semuanya. Dengan demikian melalui Kristus lengkaplah peredaran segala kebajikan yang membayangkan sifat Penganugerah besar itu, yang mana ialah hukum hidup.KSZ1 15.2

    Justru di surga hukum ini telah dilanggar. Dosa berasal dalam sifat mementingkan diri. Lucifer, kerub yang menaungi itu, ingin menjadi kepala di surga. Ia berusaha hendak menguasai seluruh makhluk yang di surga, menjauhkan mereka dari Khaliknya, dan mendapat penghormatan mereka kepada dirinya sendiri. Sebab itu ia telah salah melukiskan tentang Allah, dengan mengatakan bahwa Allah sungguh gemar meninggikan diri. Ia berusaha mengenakan ciri-ciri tabiatnya sendiri yang jahat itu kepada Khalik yang penuh kasih sayang. Demikianlah ia memperdaya malaikat-malaikat. Demikianlah pula ia memperdaya manusia. Disesatkannya mereka supaya meragukan sabda Allah dan jangan percaya akau kebaikan-Nya. Sebab Allah Mahaadil dan Mahabesar, Setan mengusa hakan agar mereka memandang kepada-Nya sebagai Allah yang bengi dan tidak mengenal ampun. Demikianlah diajaknya manusia mengga bungkan diri dengan dia dalam pemberontakan melawan Allah, ke mudian malam malapetaka pun meliputi dunia ini.KSZ1 15.3

    Bumi gelap oleh salah pengertian akan Allah. Supaya bayang-bayang yang gelap itu dapat diterangi, supaya dunia dapat dibawa kembali ke pangkuan Allah, kuasa penipuan Setan harus dihancurkan. Ini tidak dapa dilakukan dengan kekerasan. Penggunaan kekerasan bertentangan de ngan azas-azas pemerintahan Allah; Ia menghendaki hanya pelayang kasih; dan kasih tidak dapat dipaksakan; kasih tidak dapat diperoleh dengan kekerasan atau kekuasaan. Hanyalah kasih yang dapat menggugah kasih itu. Mengenal Allah berarti mengasihi-Nya; tabiat-Nya harus dinyatakan sebagai kebalikkan dari tabiat Setan. Pekerjaan ini dapai dilakukan hanya oleh satu Pribadi di semesta alam ini. Hanya Dia yang mengetahui tinggi serta dalamnya kasih Allah itulah yang dapat menunjukkannya. Dalam malam gelap gulita dunia ini, Matahari Kebenaran itu harus terbit “dengan kesembuhan pada sayap-Nya.”KSZ1 16.1

    Rencana penebusan kita bukanlah suatu buah pikiran yang lahin belakangan, suatu rencana yang dirumuskan sesudah Adam berdosaRencana tersebut adalah wahyu yang “sesuai dengan pernyataan rahasia, yang didiamkan berabad-abad lamanya.” Rm. 16:25. Itu uraian azas-azas yang telah menjadi dasar singgasana Allah sejak zaman abadi. Sejak mula pertama, Allah dan Kristus sudah mengetahui kemurtadan Setan, dan kejatuhan manusia oleh kuasa tipu daya pendurhaka itu. Allah tidak merencanakan supaya dosa ada, akan tetapi melihatnya lebih dahulu jauh sebelum dosa itu lahir, lalu mengadakan persiapan guna menghadapi peristiwa yang mengerikan itu. Sungguh besar kasih-Nya bagi dunia ini sehingga dijanjikan-Nya memberikan Anak-Nya yang tunggal, “supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Yoh. 3:16.KSZ1 16.2

    Lusifer telah berkata, “Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah;... hendak menyamai Yang Mahatinggi!” Yes. 14:13, 14. Akan tetapi Kristus “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.” Flp. 2:6, 7.KSZ1 16.3

    Inilah suatu pengorbanan sukarela. Yesus sebenarnya boleh tetap tinggal di sisi Bapa. Ia sebenarnya boleh tetap memiliki kemuliaan surga, dan mendapat penghormatan segala malaikat. Tetapi Ia memilih menyerahkan kembali tongkat kerajaan itu ke tangan Bapa, dan turun dari takhta kerajaan alam semesta, supaya Ia dapat membawa terang kepada mereka yang di dalam kegelapan, serta hidup kepada mereka yang sedang binasa.KSZ1 17.1

    Hampir dua ribu tahun yang lampau, terdengarlah suatu suara mengandung arti rahasia di surga dari takhta Allah, “Sungguh, Aku datang.” “Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki, tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagi-Ku... Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya AllahKu.” Ibr. 10:5-7. Dalam kata-kata ini diumumkan pelaksanaan maksud yang telah dirahasiakan sejak zaman yang kekal. Kristus sudah hampir akan mengunjungi dunia kita ini, dan menjelma menjadi manusia. Firman-Nya, “Engkau telah menyediakan tubuh bagiku.” Sekiranya Ia datang dengan kemuliaan yang ada pada-Nya bersama dengan Bapa sebelum dunia ada, maka kita tidak akan tahan melihat cahaya hadirat-Nya. Supaya kita dapat melihat-Nya dan tidak menjadi binasa, kehebatan kemuliaan-Nya diselubungi. Keilahian-Nya diselubungi oleh kemanusiaan, —kemuliaan yang tidak kelihatan dalam tubuh manusia yang kelihatan.KSZ1 17.2

    Maksud besar ini telah dibayangkan selanjutnya dalam bayangan dan lambang. Belukar yang bernyala-nyala, yang dalamnya Kristus menampakkan diri kepada Musa, menyatakan Allah. Lambang yang digunakan untuk membayangkan kepribadian Ilahi itu adalah sebuah belukar yang sederhana, yang nampaknya tiada mengandung penarikan. Belukar itu menjadi lambang Ilahi. Allah Yang Mahamurah itu menyelubungi kemuliaan-Nya dalam sebuah lambang yang paling sederhana, supaya Musa dapat melihatnya dan tetap hidup. Demikianlah dalam tiang awan pada siang hari dan dalam tiang api pada malam hari, Allah mengadakan hubungan dengan Israel, menyatakan kehendak-Nya kepada manusia, serta mengaruniakan rahmat-Nya kepada mereka. Kemuliaan Allah dikurangi, serta kebesaran-Nya diselubungi supaya mata manusia yang lemah itu dapat melihatnya. Demikianlah Kristus harus datang dalam tubuh seperti ‘’tubuh kita yang hina ini,” Ftp. 3:21, “menjadi sama dengan manusia.” Di mata dunia Ia tidak mempunyai kecantikan sehingga mereka harus menyukai Dia; namun Ialah Allah yang telah menjelma, terang surga dan bumi. Kemuliaan-Nya diselubungi, kebesaran serta kekuasaan-Nya di’ sembunyikan, supaya Ia dapat merapatkan diri kepada manusia yang berdukacita dan tergoda.KSZ1 17.3

    Allah memberikan perintah kepada Musa bagi Israel, ‘’Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengahtengah mereka,” (Kel. 25:8), dan Ia bersemayam dalam Bait Suci itu, di tengah-tengah umat-Nya. Selama pengembaraan mereka yang memenatkan di padang belantara itu, lambang hadirat-Nya menyertai mereka. Demikianlah Kristus mendirikan Bait Suci-Nya di antara tempat kediaman manusia. Didirikan-Nya kemah-Nya di samping kemah-kemah manusia, supaya Ia dapat diam di antara kita, dan membuat kita tahu benar tabiat serta hidup-Nya yang Ilahi. “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” Yoh. 1:14.KSZ1 18.1

    Karena Yesus datang untuk tinggal dengan kita di dunia ini, kita tahu bahwa Tuhan telah maklum akan segala kesukaran kita, dan turut mera-sakan segenap kesusahan kita. Setiap anak Adam baik pria maupun wanita dapat mengerti bahwa Khalik kita itu adalah sahabat orang-orang berdosa. Karena dalam setiap doktrin anugerah, setiap janji sukacita, setiap perbuatan kasih, setiap penarikan Ilahi yang ditunjukkan dalam hidup Juruselamat tatkala di bumi ini, kita melihat “Allah menyertai kita.”KSZ1 18.2

    Setan menggambarkan hukum kasih Allah sebagai hukum yang ber-dasarkan sifat mementingkan diri. Ia menyatakan bahwa sungguh mustahil bagi kita menurut segala ajarannya. Kejatuhan nenek moyang kita yang pertama, bersama segala malapetaka yang telah timbul, dituduh-kannya ke atas Khalik, menyebabkan manusia memandang Allah sebagai sumber dosa, penderitaan, dan maut. Yesus harus menyingkap tabir penipuan ini. Selaku seorang dari antara kita Ia harus memberikan sebuah contoh penurutan. Untuk maksud ini Ia mengenakan sifat-sifat kita, dan merasai segala pengalaman kita. “Dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya.” Ibr. 2:17. Kalau kita harus menanggung sesuatu yang tidak ditanggung oleh Yesus, maka dalam hal ini Setan akan mengatakan bahwa kuasa Allah tidak cukup bagi kita. Karena itu Yesus telah “dicobai dalam segala perkara, sama seperti kita juga.” Ibr. 4:15. Ditanggung-Nya segala ujian yang juga kita derita. Tidak pernah Ia menggunakan sesuatu kuasa apa pun untuk kepentingan diri-Nya sendiri, yang tak dikaruniakan kepada kita dengan leluasa. Selaku seorang manusia Ia menghadapi penggodaan, dan mengalahkannya dengan kekuatan yang dikaruniakan Allah kepada-Nya. Sabda-Nya, “Aku melakukan kehendak-Mu,ya Aliahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku.” Mzm. 40:9. Sementara Ia berjalan keliling berbuat baik, dan menyembuhkan semua orang yang dianiaya Setan, Ia menjelaskan kepada umat manusia keadaan hukum Allah dan sifat pekerjaan-Nya. Hidup-Nya menyaksikan bahwa mungkinlah bagi kita juga untuk menurut hukum Allah.KSZ1 18.3

    Dengan kemanusiaan-Nya, Kristus menjamah manusia; dengan Keilahian-Nya Ia berpegang pada takhta Allah. Selaku Anak manusia, Ia memberi kepada kita sebuah contoh penurutan; selaku Putera Allah, Ia memberikan kepada kita kuasa untuk menurut. Kristuslah yang dari belukar di Bukit Horeb dahulu berfirman kepada Musa, “AKU ADALAH AKU. . . . Beginilah kaukatakan kepada Orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.” Kel. 3:14. Inilah ikrar aksi pembebasan bani Israel. Maka ketika Ia datang dalam keadaan yang “sama dengan manusia,” Ia menyatakan diri-Nya sebagai AKULAH AKU. Anak Betlehem, Juruselamat yang lemah lembut dan rendah hati adalah Allah “dalam rupa daging.” I Tim. 3:16. Dan kepada kita Ia bersabda, “AKULAH Gembala yang Baik.’ ‘AKUlah Roti Hidup.’ ‘AKUlah Jalan, dan Kebenaran, dan Hidup.’ ‘Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi.”’Yoh. 10:11; 6:51; 14:6; Mat. 28:18. ‘AKULAH jaminan segala janji. AKU ADA; jangan takut. “Allah adalah dengan kita” ialah jaminan kelepasan kita dan dosa, jaminan tenaga kita untuk menurut hukum surga.KSZ1 19.1

    Dengan merendahkan diri untuk mengenakan tubuh kemanusiaan pada diri-Nya, Kristus menyatakan tabiat yang berlawanan dengan tabiat Setan. Akan tetapi Ia turun lebih rendah di jalan kehinaan. “Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” Flp. 2:8. Sebagaimana imam besar menanggalkan jubah keimamatan yang serba indah, dan bekerja dengan memakai jubah putih imam yang biasa, demikian juga Kristus mengambil rupa seorang pelayan, dan mempersembahkan korban, Dia sendiri imamnya, Dia sendiri korbannya. “Tetapi dia tertikam karena pemberontakan kita, dia diremukkan karena kejahatan kita; yang men-datangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilurbilurnya kita menjadi sembuh.” Yes. 53:5.KSZ1 19.2

    Kristus diperlakukan sebagaimana kita layak diperlakukan, supaya kita dapat diperlakukan sebagaimana Ia layak diperlakukan. Ia dihina karena segala dosa kita, yang dalamnya Ia tidak terlibat, supaya kita dapat dibenarkan oleh kebenaran-Nya yang dalamnya kita tidak mempunyai hak apa-apa. Ia menderita kematian yang kita punya, supaya kita mendapat hidup yang Dia punya. “Oleh segala bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.”KSZ1 20.1

    Oleh kehidupan dan kematian-Nya, Kristus telah memperoleh jauh melebihi pemulihan dari kebinasaan yang terjadi oleh dosa. Adalah maksud Setan untuk mengadakan perpisahan yang kekal antara Allah dan umat manusia; akan tetapi dalam Kristus, kita dihubungkan lebih rapat lagi dengan Allah daripada sekiranya kita tidak pernah berdosa. Dalam mengambil sifat-sifat kita, Juruselamat telah mengikatkan diri-Nya kepada manusia dengan ikatan kasih yang tidak akan pernah putus. Sepanjang zaman yang kekal Ia dihubungkan dengan kita. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal.” Yoh. 3:16. Ia mengaruniakan Putra-Nya bukan saja untuk memikul dosa-dosa kita belaka, dan mati sebagai korban kita; Ia menyerahkan-Nya kepada umat yang telah berdosa. Untuk memberi kita kepastian tentang janji perdamaian-Nya yang tidak terubah itu, Allah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal itu untuk menjadi anggota keluarga umat manusia, untuk selama-lamanya memiliki sifat kemanusiaan-Nya. Inilah ikrar yang menunjukkan bahwa Allah pasti akan menepati janji-Nya. “Seorang anak lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya.” Allah telah memakai sifat kemanusiaan dalam diri Anak-Nya, dan telah membawa sifat itu ke langit yang tertinggi. “Anak manusia” itulah yang juga turut bersemayam di takhta alam semesta. “Anak manusia” itulah yang nama-Nya akan disebut, “Penasehat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.” Yes. 9:15. AKU ADA itulah Pengantara antara Allah dan manusia, yang meletakkan tangan-Nya atas keduanya. Ia yang “saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa” itu, tidak merasa malu untuk menyebut kita saudara. Ibr.7:26; 2:11. Dalam Kristus keluarga yang di bumi dan yang di surga dipersatukan. Kristus yang dipermuliakan itu adalah saudara kita. Surga diabadikan dalam manusia, dan manusia dirangkul mesra dalam dada Kasih Yang Tidak TerdugaKSZ1 20.2

    Mengenai umat-Nya Allah berfirman, “Mereka seperti permata-permata mahkota yang berkilap-kilap, demikianlah mereka di tanah Tuhan. Sungguh, alangkah baiknya itu dan alangkah indahnya!” Za. 9:16, 17. Kemuliaan orang-orang tebusan akan menjadi sebuah kesaksian yang kekal bagi belas kasihan Allah. “Pada masa yang akan datang,” la akan menunjukkan “Kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.” “Supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di surga, sesuai dengan maksud abadi, yang telah dilaksanakan-Nya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” Ef. 2:7; 3:10, 11.KSZ1 21.1

    Oleh pekerjaan penebusan Kristus, pemerintahan Allah dibenarkan. Yang Mahakuasa itu dinyatakan sebagai Allah kasih. Segala tuduhan Setan terbukti salah dan tabiatnya dinyatakan. Pemberontakan tidak akan dapat timbul lagi. Dosa bahkan tidak dapat lagi memasuki alam semesta. Sepanjang zaman yang kekal semua orang akan terhindar dari bencana kemurtadan. Oleh pengorbanan diri sendiri yang lahir dari kasih, penduduk bumi dan surga terikat kepada Khaliknya dalam ikatan-ikatan persekutuan yang tidak dapat terurai lagi.KSZ1 21.2

    Pekerjaan penebusan akan sempuma. Di tempat dosa merajalela dahulu rahmat Allah akan lebih berkelimpahan lagi. Bumi sendiri, justru ladang yang dikatakan Setan sebagai hak miliknya itu, bukan hanya akan ditebus tetapi juga dimuliakan. Dunia kita yang kecil ini, yang akibat laknat dosa merupakan satu-satunya noda hitam dalam semesta alam ciptaan-Nya yang mulia itu, akan dihormati melebihi segala dunia lain yang ada di semesta alam Allah. Di sinilah tempat Anak Allah telah tinggal di antara manusia; tempat Raja Kemuliaan hidup, menderita dan mati,—di sinilah apabila kelak Ia membarui segala sesuatu, bait Allah akan ada di antara manusia “Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.” Maka sepanjang zaman yang kekal sementara orang-orang tebusan berjalan dalam cahaya Tuhan kelak, mereka akan memuji-muji Dia karena Karunia-Nya yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata, Imanuel, “Allah menyertai kita.”KSZ1 21.3

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents