Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    16 — DI DALAM BAIT SUCINYA

    “Sesudah itu Yesus pergi ke Kapernaum, bersama-sama dengan ibiiONya dan saudara-saudara-Nya dan murid-murid-Nya, dan mereka tinggal di situ hanya beberapa hari saja. Karena pesta Paskah orang Yahudi sudah dekat, maka Yesus pergi ke Yerusalem.KSZ1 154.1

    Pada perjalanan ini, Yesus mengikuti salah satu rombongan besar yang sedang berjalan menuju ke ibu kota. Ia masih belum mengumumkan pekerjaan-Nya dengan terang-terangan, dan Ia bergaul tanpa mendapat perhatian orang banyak itu. Pada waktu-waktu semacam ini, kedatangan Mesias, yang telah mendapat perhatian yang begitu besar oleh pekerjaan Yohanes, acapkali menjadi pokok pembicaraan. Harapan akan kebesaran nasional diperbincangkan dengan semangat yang berkobar-kobar. Yesus mengetahui bahwa harapan ini akan dikecewakan, sebab didasarkan pada tafsiran yang salah akan Alkitab. Dengan ketekunan yang sungguh-sungguh diterangkan-Nya segala nubuatan, serta mencoba membangkitkan perhatian orang banyak supaya mengadakan penyelidikan yang teliti akan firm an Allah.KSZ1 154.2

    Para pemimpin Yahudi telah memberikan petunjuk kepada orang banyak bahwa di Yerusalem mereka itu diajar untuk berbakti kepada Allah. Di sana sepanjang pekan pesta Paskah itu banyak sekali orang berhimpun, yang datang dari seluruh pelosok Palestina, bahkan dari negeri-ne geri yang jauh. Halaman Bait Suci penuh dengan rombongan orang dari segala lapisan masyarakat. Banyak yang tidak dapat membawa sertanya korban yang harus dipersembahkan yang melambangkan Korban besar itu. Untuk memudahkan bagi orang-orang ini, binatang-binatang diperjual belikan di halaman Bait Suci itu. Di sana segala lapisan masyarakat berhimpun untuk membeli korban mereka. Di sana semua uang asing ditukarkan dengan mata uang Bait Suci.KSZ1 154.3

    Setiap orang Yahudi dituntut untuk membayar setengah syikal setiap tahun sebagai “uang pendamaian karena nyawanya” Keluaran 30:12-16; dan uang yang dikumpulkan demikian itu digunakan untuk pemeliharaan Bait Suci. Selain ini, jumlah uang yang banyak dibawa sebagai persembahan sukarela, untuk disimpan di perbendaharaan Bait Suci. Maka adalah dituntut supaya semua uang asing ditukar dengan uang yang disebut syikal Bait Suci, yang diterima untuk upacara Bait yang Kudus itu. Penukaran uang itu memberi kesempatan untuk penipuan dan pemerasan, dan telah bertumbuh menjadi suatu perdagangan yang hina, yang menjadi sumber penghasilan bagi imam-imam.KSZ1 155.1

    Para pedagang menuntut harga yang terlalu tinggi untuk binatang yang dijual, lalu mereka membagi keuntungan mereka dengan imamimam dan penghulu-penghulu, yang dengan jalan demikian memperkaya dirinya atas kerugian orang banyak. Orang-orang yang berbakti itu sudah diajar untuk mempercayai bahwa jikalau mereka tidak mempersembahkan korban, berkat Allah tidak akan dicurahkan kepada anak-anak dan negeri mereka. Dengan demikian dapat diperoleh harga yang tinggi untuk binatang-binatang itu; sebab setelah datang begitu jauh, orang banyak itu tidak mau pulang ke kediamannya masing-masing dengan tidak menunaikan acara perbaktian yang untuk itu mereka telah datang.KSZ1 155.2

    Banyak sekali korban-korban dipersembahkan pada waktu pesta Paskah itu, dan angka penjualan di Bait Suci pun sangatlah besar. Kegaduhan yang ditimbulkannya menunjukkan perdagangan hewan yang ribut gantinya Bait Suci Allah. Di sana dapat didengar tawar menawar yang ramai, lenguh lembu, embik kambing domba, dekut burung merpati, bercampur baur dengan dencing mata uang dan pertengkaran yang disertai kemarahan. Demikian besarnya kekacauan itu sehingga orang-orang yang berbakti terganggu dan ucapan yang ditujukan kepada Allah Taala tenggelam dalam kegaduhan yang meliputi Bait Suci itu. Orang Yahudi sangat bangga akan kesalehan mereka. Mereka bersukacita atas Bait Suci itu, dan menganggap sebagai hujat sesuatu ucapan yang menjelekkannya; mereka sangat keras dalam pelaksanaan upacara-upacara yang berhubungan dengan Bait Suci itu; akan tetapi loba akan uang sudah mengalahkan ketelitian mereka. Mereka hampir tidak sadar lagi akan berapa jauh mereka telah menyimpang dari maksud semula segala upacara yang telah ditetapkan Allah sendiri.KSZ1 155.3

    Ketika Tuhan turun ke atas Gunung Sinai, tempat itu disucikan oleh hadirat-Nya. Musa diperintahkan untuk memberi batas di sekeliling gu_ nung itu serta menyucikannya, dan sabda Tuhan terdengar dalam amaran: “Jagalah baik-baik, jangan kamu mendaki gunung itu atau kena kepada kakinya, sebab siapa pun yang kena kepada gunung itu, pastilah ia dihukum mati. Tangan seorang pun tidak boleh merabanya, sebab pastilah ia dilempari dengan batu atau dipanahi sampai mati; baik binatang baik manusia.” Kel. 19:12, 13. Demikianlah diberikan pelajaran bahwa di mana saja Allah menunjukkan hadirat-Nya, tempat itu suci adanya. Pekarangan Bait Suci Allah sebenarnya harus dianggap suci. Namun dalam perjuangan untuk mendapat keuntungan, semuanya ini sudah dilupakan.KSZ1 156.1

    Imam-imam dan penghulu-penghulu disebut sebagai wakil-wakil Allah bagi bangsa itu; sebenarnya mereka harus membetulkan perlakuan salah terhadap halaman Bait Suci itu. Seharusnya mereka memberikan kepada orang banyak suatu teladan keikhlasan dan belas kasihan. Gantinya mempelajari keuntungan mereka sendiri, seharusnya mereka mempertimbangkan keadaan dan keperluan orang-orang yang berbakti, dan seharusnya bersedia menolong orang-orang yang tidak mampu membeli korban yang dituntut. Akan tetapi hal ini tidak mereka lakukan. Loba akan kekayaan telah mengeraskan hati mereka.KSZ1 156.2

    Ke pesta ini datang juga orang-orang yang menderita, orang-orang yang miskin dan susah. Yang buta, yang lumpuh, dan yang tuli ada di sana. Ada yang dibawa di atas tempat tidur. Banyak orang yang datang dalam keadaan terlalu miskin untuk membeli persembahan yang paling sederhana sekalipun untuk Tuhan, bahkan terlalu miskin untuk membeli makanan guna menghilangkan lapar mereka. Orang-orang ini merasa sangat susah mendengar ucapan imam-imam. Imam-imam itu mem-banggakan kesalehan mereka; mereka mengaku sebagai wali orang banyak itu; tetapi mereka tidak mempunyai simpati atau belas kasihan. Orang miskin, orang sakit, orang yang sudah hampir mati, dengan sia-sia saja menyampaikan permohonan untuk mendapat pertolongan. Penderitaan mereka tidak menimbulkan rasa kasihan dalam hati imam-imam itu.KSZ1 156.3

    Waktu Yesus masuk ke dalam Bait Suci itu, diperhatikan-Nya seluruh peristiwa itu. Dilihat-Nya transaksi yang tidak adil itu. Dilihat-Nya duka orang miskin, yang menyangka bahwa tanpa pencurahan darah, tidak akan ada ampunan untuk dosa-dosa mereka. Dilihat-Nya halaman luar Bait Suci-Nya itu dijadikan suatu tempat perdagangan yang najis. Halaman suci itu telah menjadi suatu pasar yang luas.KSZ1 157.1

    Kristus melihat bahwa sesuatu mesti dilakukan. Banyak sekali upacara yang diperintahkan kepada orang banyak tanpa petunjuk-petunjuk yang sepantasnya tentang makna upacara itu. Orang-orang yang berbakti mempersembahkan korban mereka tanpa pengertian bahwa korban tersebut melambangkan satu-satunya Korban yang sempurna. Dan di antara mereka, dengan tidak dikenal serta tidak dihormati, berdirilah Dia yang dilambangkan oleh semua upacara mereka itu. Ia telah memberikan petunjuk tentang segala persembahan itu. Ia mengerti nilai persembahan itu secara lambang, dan Ia melihat bahwa semuanya itu sudah diputarbalikkan dan disalah mengerti. Perbaktian kerohanian sedang menghilang dengan begitu cepat. Tidak ada lagi hubungan yang mengikat imamimam dan penghulu-penghulu itu dengan Allah mereka. Pekerjaan Kristus ialah untuk menetapkan suatu perbaktian yang berlainan sama sekali.KSZ1 157.2

    Dengan pandangan yang tajam, Kristus memperhatikan peristiwa yang sedang terjadi di hadapan-Nya, sementara Ia berdiri pada anak tangga di halaman Bait Suci itu. Dengan mata nubuatan Ia memandang ke masa depan, dan melihat bukan saja tahun-tahun, melainkan juga abadabad dan zaman-zaman. Ia melihat bagaimana imam-imam dan penghulu-penghulu akan mengingkari hak orang miskin, serta melarang dimasyhurkannya Injil kepada orang miskin. Ia melihat bagaimana kasih Allah akan disembunyikan dari orang berdosa, dan orang akan memperlakukan rahmat-Nya sebagai barang dagangan. Sedang Ia melihat peristiwa itu, murka, wewenang, dan kuasa nampak pada wajah-Nya. Perhatian orang banyak itu tertarik kepada-Nya. Mata orang-orang yang asyik dalam perdagangan yang najis itu terpaku kepada wajah-Nya. Mereka tak dapat mengalihkan pandangan mereka dari pada-Nya. Mereka merasa bahwa Orang ini membaca pikiran mereka yang terdalam sekalipun, serta mengetahui motif mereka yang tersembunyi. Ada pula yang berusaha menyembunyikan muka mereka, seolah-olah segala perbuatan mereka yang jahat itu ada tertulis pada wajah mereka, untuk diteliti oleh mata yang tajam itu.KSZ1 157.3

    Kekacauan itu terdiam. Bunyi perdagangan dan tawar menawar telah berhenti. Perasaan kagum menguasai himpunan itu. Adalah seolah-olah mereka didakwa di hadapan meja pengadilan Allah untuk memberi jawab atas segala perbuatan mereka. Ketika memandang kepada Kristus, mereka melihat Keilahian memancar dari jubah kemanusiaan. Yang Mahabesar dari surga berdiri sebagaimana Hakim akan berdiri kelak di akhirat, kini bukannya dikelilingi dengan kemuliaan yang kelak akan menyertai Dia, melainkan dengan kuasa yang sama untuk membaca jiwa. Mata-Nya menatap orang banyak itu, dan memperhatikan setiap orang. Perawakan-Nya nampaknya lebih tinggi di antara mereka dengan keagungan yang penuh kuasa dan cahaya Ilahi menerangi wajah-Nya. Ia berbicara, dan suara-Nya terang dan nyaring itu—yaitu suara yang di atas Gunung Sinai mengumumkan Taurat yang dilanggar oleh imam-imam dan penghulu-penghulu itu—terdengar menggema melalui segala kubah Bait Suci itu: “Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.”KSZ1 158.1

    Dengan perlahan-lahan turun dari tangga itu, serta mengangkat cambuk tali yang terkumpul ketika masuk ke dalam ruangan itu, disuruh-Nya orang-orang yang sedang tawar menawar pergi dari pekarangan Bait Suci itu. Dengan semangat dan kekerasan yang belum pernah ditunjukkanNya dahulu, dibalikkan-Nya meja orang-orang yang sedang tukar menukar uang itu. Mata uang berjatuhan, berdering dengan nyaring di atas lantai pualam. Tidak seorang pun berani menanyai wewenang-Nya. Tidak seorang pun berani berhenti sejenak untuk mengumpulkan keuntungan mereka yang didapat dengan jalan curang itu. Yesus tidak menyesah me-reka dengan cambuk itu, tetapi pada tangan-Nya cambuk yang sederhana itu tampaknya dahsyat seperti sebilah pedang yang berkilau-kilauan Para pegawai Bait Suci, imam-imam yang berspekulasi, para tengkulak, pedagang dan pedagang ternak beserta segala domba-domba dan lembukambing mereka, berlarian kucar-kacir dari tempat itu, dengan satusatunya pikiran hendak melepaskan diri dari hukuman hadirat-Nya.KSZ1 158.2

    Panik meliputi orang banyak itu, yang merasakan kehebatan Keilahian-Nya itu. Jeritan-jeritan takut keluar dari ratusan bibir yang pucat. Bahkan murid-murid-Nya pun gemetar. Mereka gentar oleh perkataan dan sikap Yesus itu, yang lain sekali dari kelakuan-Nya yang biasa. Teringatlah mereka bahwa ada tertulis tentang Dia, “cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku.” Mzm. 69:10. Tidak lama kemudian khalayak ramai yang gaduh itu dengan barang-barang dagangan mereka pun sudah berpindah jauh dari bait suci Tuhan. Halaman itu pun sudah kosong dari perdagangan yang najis, lalu ketenangan dan kehikmatan menggantikan kekacauan itu. Hadirat Tuhan, yang dahulu kala menguduskan gunung itu, sekarang telah menyucikan Bait Suci yang dipelihara untuk kehor-matan nama-Nya.KSZ1 159.1

    Dalam membersihkan Bait Suci itu, Yesus mengumumkan tugas-Nya sebagai Mesias, serta memulai pekerjaan-Nya. Bait Suci itu, yang dibangun untuk tempat kediaman hadirat Ilahi, dimaksudkan untuk menjadi pelajaran yang nyata bagi bangsa Israel dan dunia ini. Sejak zaman yang kekal adalah maksud Allah agar setiap makhluk yang diciptakan mulai dari serafim yang gilang-gemilang dan suci sampai kepada manusia, harus menjadi bait suci untuk tempat tinggal Khalik. Karena dosa, manusia tiada lagi menjadi bait suci Allah. Karena digelapkan dan dinajiskan oleh kejahatan, hati manusia tiada lagi menyatakan kemuliaan Ilahi. Akan tetapi oleh penjelmaan Anak Allah, maksud surga pun terlaksana. Allah bersemayam di dalam manusia, dan oleh rahmat yang menyelamatkan, hati manusia menjadi bait suci sekali lagi. Allah telah merencanakan supaya Bait Suci di Yerusalem itu menjadi saksi yang tetap akan nasib mulia yang terbuka bagi tiap-tiap jiwa. Akan tetapi orang Yahudi belum mengerti pentingnya arti bangunan, yang mereka pandang dengan ke-banggaan yang begitu besar. Mereka tidak menyerahkan diri sendiri sebagai bait yang suci bagi Roh Ilahi. Halaman Bait Suci di Yerusalem itu, yang penuh dengan kegaduhan perdagangan yang najis, membayangkan secara tepat keadaan bait suci hati, yang dinajiskan oleh hadirnya hawa nafsu dan pikiran-pikiran yang najis. Dalam membersihkan Bait Suci itu dari pedagang dunia, Yesus mengumumkan tugas-Nya untuk membersihkan hati dari kenajisan dosa, dari keinginan duniawi, hawa nafsu yang mementingkan diri, kebiasaan yang jelek, yang merusakkan jiwa. “Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman Tuhan semesta alam. Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak.” Maleakhi 3:1-3 .KSZ1 159.2

    “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.” 1 Korintus 3:16,17. Tidak seorang pun dengan kuasa dirinya sendiri dapat membuang kuasa kejahatan yang telah menguasai hati itu. Hanya Kristus yang dapat membersihkan bait suci jiwa. Tetapi Ia tidak mau masuk dengan paksa. Ia datang ke dalam hati bukan seperti Ia datang ke dalam Bait Suci dahulu itu; melainkan Ia berkata, “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetuk; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan ma-suk mendapatkannya.” Wahyu 3:20. Ia akan datang bukan untuk sehari saja; sebab Ia berkata, “Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, . . . dan mereka akan menjadi umat-Ku.” “Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubirtubir laut.” 2 Korintus 6:16; Mikha 7:19. Hadirat-Nya akan membersihkan serta menyucikan jiwa, supaya dapat menjadi sebuah bait suci yang kudus bagi Tuhan, dan “menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.” Efesus 2:21,22.KSZ1 160.1

    Karena dialahkan oleh perasaan takut yang amat besar, imam-imam dan penghulu-penghulu telah melarikan diri dari halaman Bait Suci, dan dari pandangan tajam yang membaca hati mereka itu. Dalam melarikan diri berjumpalah mereka dengan orang-orang lain yang sedang menuju ke Bait Suci lalu menyuruh mereka kembali, sambil menceritakan apa yang telah mereka lihat dan dengar. Kristus melihat orang-orang yang melarikan diri itu dengan rasa kasihan yang amat sangat atas ketakutan mereka dan kebodohan mereka tentang apa yang merupakan perbaktian yang benar. Dalam peristiwa ini dilihat-Nya secara lambang tercerai-berainya seluruh bangsa Yahudi karena kejahatan dan pendurhakaan mereka.KSZ1 160.2

    Maka apakah sebabnya imam-imam itu melarikan diri dari Bait Suci itu? Mengapa mereka tidak bertahan? Dia, yang memerintahkan mereka pergi itu Ialah seorang anak tukang kayu, seorang Galilea yang miskin, tanpa pangkat atau kuasa duniawi. Mengapa mereka tidak melawan Dia? Mengapa mereka meninggalkan keuntungan yang diperoleh dengan kecurangan itu, serta melarikan diri atas perintah Seorang yang rupa-Nya begitu hina?KSZ1 161.1

    Kristus berbicara dengan wewenang seorang raja, dan dalam rupaNya, dan dalam nada suara-Nya, ada sesuatu yang tidak dapat mereka lawan. Dalam perintah itu mereka menyadari seperti yang belum pernah disadari sebelumnya, kedudukan mereka yang sebenarnya sebagai orang munafik dan perampok. Apabila Keilahian memancar dari kemanusiaan, bukan saja mereka melihat murka pada wajah Kristus; mereka menyadari arti ucapan-Nya itu. Mereka merasa seolah-olah berdiri di hadapan takhta Hakim yang kekal, dengan hukuman dijatuhkan ke atas mereka untuk masa dan zaman yang kekal. Seketika lamanya mereka itu yakin bahwa Kristus adalah seorang nabi; dan banyak yang percaya bahwa Dialah Mesias. Roh Kudus mengingatkan kepada mereka segala ucapan nabinabi tentang Kristus. Maukah mereka menyerah kepada keyakinan ini?KSZ1 161.2

    Mereka tidak mau bertobat. Mereka tahu bahwa simpati Kristus bagi orang miskin sudah dibangunkan. Mereka tahu bahwa mereka telah bersalah dengan melakukan pemerasan dalam perlakuan mereka terhadap orang banyak. Karena Kristus membaca segala pikiran mereka itu, mereka membenci Dia. Teguran-Nya di hadapan khalayak ramai menghinakan kesombongan mereka, dan mereka cemburu atas pengaruh-Nya yang semakin bertambah di kalangan orang banyak. Mereka bertekad untuk menantang Dia mengenai kuasa yang digunakan-Nya dalam mengusir mereka keluar, dan siapa yang memberikan kuasa itu kepada-Nya.KSZ1 161.3

    Dengan perlahan-lahan serta berhati-hati tetapi dengan kebencian dalam hati, mereka pun kembali ke Bait Suci itu. Akan tetapi alangkah besarnya perubahan yang telah terjadi selama mereka tidak ada! Ketika mereka melarikan diri, orang-orang miskin tinggal tetap di situ; dan orang-orang ini kini memandang kepada Yesus, yang wajah-Nya menyatakan kasih dan simpati-Nya. Dengan air mata yang berlinang-linang, berkatalah la kepada orang-orang yang gemetar di sekitar-Nya, jangan takut, Aku akan melepaskan kamu dan kamu akan memuliakan Daku. Untuk maksud inilah Aku datang ke dunia ini.KSZ1 162.1

    Orang banyak itu datang berdesak-desak ke hadirat Kristus dengan permohonan yang mendesak dan memilukan hati, Ya Guru, berkati aku. Telinga-Nya mendengar setiap seruan. Dengan belas kasihan yang jauh melebihi seorang ibu yang lemah lembut Ia menundukkan diri-Nya untuk menolong orang yang menderita. Semuanya mendapat perhatian. Masing-masing disembuhkan dari penyakit apa pun yang dideritanya. Orang bisu membuka bibir dengan puji-pujian; orang buta melihat wajah Dia yang menyembuhkan mereka. Hati para pendengar itu digembirakan.KSZ1 162.2

    Ketika imam-imam dan pegawai-pegawai Bait Suci menyaksikan perbuatan yang besar ini, betapa merupakan wahyu bagi mereka segala bunyi suara yang jatuh pada pendengarannya. Orang banyak itu menu-turkan cerita penyakit yang sudah lama mereka derita, tentang harapan mereka yang kandas, tentang hari-hari yang penuh derita dan keadaan tidak bisa tidur pada malam hari. Ketika api harapan yang terakhir nampaknya seolah-olah sudah padam, Kristus menyembuhkan mereka. Demikian beratnya beban itu, kata seorang; tetapi aku telah mendapat seorang Penolong. Ialah Kristus dan aku akan mengabdikan hidupku bagi pekerjaan-Nya. Orangtua berkata kepada anak-anak mereka, Ia telah menyelamatkan nyawamu; angkatlah suaramu dan pujilah Dia. Suara anakanak dan orang muda, bapa-bapa dan ibu-ibu, sahabat-sahabat dan penonton-penonton, bergabung dalam pengucapan syukur dan puji-pujian. Harapan dan kegembiraan memenuhi hati mereka. Pikiran mereka diliputi oleh damai. Mereka sudah disembuhkan baik jiwa maupun tubuh, lalu mereka pulang ke rumah, dengan memasyhurkan di mana-mana kasih Yesus yang tiada taranya itu.KSZ1 162.3

    Pada waktu Kristus disalibkan, orang-orang yang telah disembuhkan dengan jalan demikian itu tidak menggabungkan diri dengan rombongan rakyat jelata dalam menyerukan, “Salibkan Dia; Salibkan Dia!” Simpati mereka adalah pada Yesus; sebab mereka itu telah merasa simpati-Nya yang besar dan kuasa-Nya yang ajaib. Mereka mengenal Pia sebagai Juruselamat mereka; sebab Ia telah memberikan kepada mereka kesehatan tubuh dan jiwa. Mereka mendengar rasul-rasul mengajar, lalu firman Allah yang masuk ke dalam hati mereka memberikan pengertian kepada mereka. Mereka menjadi alat bagi kemurahan Allah, dan membantu memasyhurkan keselamatan-Nya.KSZ1 163.1

    Orang banyak yang telah melarikan diri dari halaman Bait Suci itu, setelah beberapa lama kemudian datang kembali dengan perlahan-lahan. Mereka sudah agak pulih dari panik yang telah mencekam mereka, tetapi wajah mereka menyatakan kebimbangan dan ketakutan. Mereka melihat dengan perasaan heran atas perbuatan Yesus, dan yakin bahwa di dalam Dialah segala nubuatan tentang Mesias digenapi. Dosa penajisan Bait Suci itu sebagian besar terletak atas imam-imam. Atas usaha merekalah maka halaman itu dijadikan pasar. Orang banyak itu hampir tidak bersalah. Mereka mendapat kesan oleh melihat wewenang Ilahi yang ada pada Yesus; akan tetapi bagi mereka pengaruh imam-imam dan penghulu itulah yang terutama. Dipandangnya pekerjaan Kristus sebagai usaha yang baru, dan meragukan hak-Nya untuk campur tangan dalam apa yang diizinkan oleh para penguasa Bait Suci itu. Mereka marah karena perdagangan itu telah terganggu, lalu mereka memadamkan keyakinan oleh Roh Kudus.KSZ1 163.2

    Melebihi semua orang, imam-imam dan penghulu-penghulu sudah seharusnya melihat Yesus yang diurapi Tuhan; sebab di tangan mereka ada surat-surat gulungan suci yang melukiskan tugas-Nya, dan mereka tahu bahwa pembersihan Bait Suci itu adalah suatu pernyataan kuasa yang besar daripada kuasa manusia. Betapapun mereka membenci Ye-sus mereka tidak dapat melepaskan diri dari pikiran bahwa mungkin Ia seorang nabi yang diutus oleh Allah untuk memulihkan kesucian Bait Suci itu. Dengan perasaan hormat yang lahir dari perasaan takut ini, pergilah mereka kepada-Nya dengan pertanyaan, “Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan pada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?”KSZ1 163.3

    Yesus telah menunjukkan kepada mereka suatu tanda. Dalam memancarkan cahaya ke dalam hati mereka, dan dalam melakukan di hadapan mereka perbuatan yang harus dilakukan Mesias, Ia telah memberikan bukti yang meyakinkan dari tabiat-Nya. Kini ketika mereka meminta sesuatu tanda, Ia menjawab kepada mereka dengan menggunakan suatu perumpamaan, yang menunjukkan bahwa Ia membaca dendam hati mereka, serta melihat hingga sejauh mana dendam itu akan membawa mereka. “Rombaklah Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.”KSZ1 164.1

    Dalam ucapan ini maksud-Nya adalah rangkap dua. Ia bukan saja berkata tentang kebinasaan Bait Suci dan perbaktian Yahudi, tetapi juga kematian-Nya sendiri, kebinasaan Bait Suci tubuh-Nya. Ini sudah direncanakan oleh orang Yahudi dengan diam-diam. Ketika imam-imam dan penghulu-penghulu kembali ke Bait Suci, mereka telah berniat hendak membunuh Yesus, dan dengan demikian membebaskan diri mereka sendiri dari si pengacau itu. Namun ketika Ia menghadapkan kepada mereka maksud mereka itu, mereka tidak mengerti akan Dia. Mereka itu memahami ucapan-Nya itu menyangkut hanya Bait Suci yang di Yerusalem dan dengan marah sekali mereka berseru, “Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?” Sekarang mereka merasa bahwa Yesus sudah membenarkan kurang percaya mereka, lalu bertambah kuatlah mereka dalam penolakan terhadap Dia.KSZ1 164.2

    Kristus tidak bermaksud ucapan-Nya itu dipahami oleh orang Yahudi yang kurang percayaa ataupun oleh murid-murid-Nya pada saat itu. Ia tahu bahwa ucapan itu akan disalahpahami oleh musuh-musuh-Nya, dan akan dipakai untuk melawan Dia. Pada waktu Ia diadili ucapan itu akan dihadapkan sebagai tuduhan, dan di Golgota ucapan itu juga akan dilontarkan kepada-Nya sebagai ejekan. Tetapi untuk menerangkannya sekarang akan memberitahukan kepada murid-murid-Nya tentang segala penderitaannya, lalu menimbulkan dalam mereka dukacita yang hingga kini belum sanggup mereka tanggung. Dan suatu penjelasan tentang hal itu akan memaparkan kepada orang Yahudi akibat prasangka dan kurang percaya mereka sebelum waktunya. Sekarang mereka sudah mulai masuki suatu jalan yang akan terus mereka jalani hingga Ia kelak di tun- tun seperti seekor anak domba ke tempat pembantaian.KSZ1 164.3

    Untuk kepentingan orang-orang yang akan percaya kepada-Nyalah maka ucapan Kristus itu dikeluarkan. Ia mengetahui bahwa ucapan itu akan diulangi lagi. Karena diucapkan pada pesta Paskah, ucapan itu akan terdengar oleh ribuan orang, dan akan tersiar ke seluruh pelosok dunia ini. Setelah Ia bangkit dari antara orang mati, arti ucapan itu akan dijelaskan. Bagi orang banyak ucapan itu akan merupakan bukti yang tegas tentang Keilahian-Nya.KSZ1 165.1

    Karena kegelapan rohani mereka, murid-murid Yesus sendiri pun sering gagal untuk mengerti akan pengajaran-Nya. Akan tetapi keba-nyakan pelajaran-pelajaran itu dijelaskan kepada mereka oleh peristiwaperisitwa yang terjadi kemudian. Waktu Ia tiada lagi berjalan dengan mereka, ucapan-Nya itu pun merupakan penolong yang kuat dalam hati mereka.KSZ1 165.2

    Mengenai Bait Suci yang di Yerusalem itu, ucapan Juruselamat, “Rombaklah Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali,” mengandung arti yang lebih dalam lagi daripada yang dipahami oleh para pendengar. Kristuslah dasar dan hidup Bait Suci itu. Segala upacaranya melambangkan korban Anak Allah. Keimamatan sudah diadakan untuk membayangkan sifat pengantaraan dan pekerjaan Kristus. Seluruh rencana perbaktian korban-korban adalah bayangan kematian Juruselamat untuk menebus dunia ini. Tidak akan ada lagi khasiat dalam semua persembahan ini apabila peristiwa besar ke arah mana semuanya itu telah menunjuk berabad-abad lamanya sudah digenapkan.KSZ1 165.3

    Karena segenap upacara korban itu adalah melambangkan Kristus, maka semuanya itu tidak ada nilainya bila terpisah dari pada-Nya. Ketika orang Yahudi memeteraikan penolakan mereka terhadap Kristus oleh menyerahkan Dia kepada maut, mereka menolak segala sesuatu yang memberi arti kepada Bait Suci dan segala upacaranya. Kesuciannya sudah hilang lenyap, dan telah ditentukan akan binasa. Sejak hari itu semua korban dan upacara yang berhubungan dengan korban-korban itu tiada mengandung arti lagi. Seperti halnya dengan persembahan Kain, semuanya itu tidak menyatakan iman pada Juruselamat. Dalam membunuh Kristus orang Yahudi dengan sebenarnya membinasakan Bait Suci mereka itu. Ketika Kristus disalibkan, tirai dalam Bait Suci itu tercarik dua dari atas ke bawah yang berarti bahwa korban besar yang terakhir sudah diadakan, dan bahwa sistem persembahan korban-korban berakhirlah sudah untuk selama-lamanya.KSZ1 165.4

    “Dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.” Dalam kematian Juruselamat, segala kuasa kegelapan nampaknya seolah-olah menang, dan mereka itu bergembira dalam kemenangan itu. Tetapi dari dalam kubur Yusuf yang terbuka itu keluarlah Yesus sebagai pemenang. “Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka.” Kol. 2:15. Oleh jasa kematian dan kebangkitan-Nya Ia menjadi pelayan “tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia.” Ibrani 8;2. Manusia memelihara rumah ibadah Yahudi; manusia membangun Bait Suci Yahudi; tetapi Bait Suci yang di surga, yang dilambangkan Bait Suci di dunia ini tidak dibangun oleh arsitek manusia. “Inilah orang yang bernama Tunas— Dialah yang akan mendirikan bait Tuhan, dan Dialah yang akan mendapat keagungan dan akan duduk memerintah di atas takhta-Nya. Di sebelah kanan-Nya akan ada seorang imam dan permufakatan tentang damai akan ada di antara mereka berdua.” Zakharia 6:12,13.KSZ1 166.1

    Upacara korban yang menunjuk kepada Kristus sudah lalu; akan tetapi mata manusia dialihkan kepada korban yang benar untuk dosa-dosa dunia. Keimamatan duniawi berhenti; tetapi kita memandang kepada Yesus, pelaku perjanjian baru itu, serta “Kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat daripada darah Habel.” “Jalan ke tempat yang kudus itu belum terbuka, selama kemah yang pertama itu masih ada;... tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, ... tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.” Ibrani 12:24; 9:8-12.KSZ1 166.2

    “Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempuma semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.” Ibrani 7:25. Sungguh pun pelayanan itu harus dipindahkan dari Bait Suci yang di dunia ini ke Bait Suci yang di surga sungguh pun Bait Suci dan Imam Besar kita itu tidak dapat lagi dilihat oleh mata manusia, namun murid-murid sama sekali tak menderita kerugian apa pun olehnya. Mereka tidak akan mengalami putusnya hubungan mereka, dan tidak ada pengurangan kuasa karena kepergian Juruselamat. Sementara Yesus melayani di Bait Suci yang di surga, oleh Roh-Nya la masih juga melayani jemaat di dunia ini. Ia ditarik dari mata perasaan, akan tetapi janji perpisahan-Nya ditepati, “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Matius 28:20. Sementara diwakilkan-Nya kuasa-Nya kepada pengerja-pengerja yang lebih rendah, hadirat-Nya yang memberi tenaga itu masih menyertai jemaat-Nya.KSZ1 166.3

    “Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.” Ibrani 4:14-16.KSZ1 167.1

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents