Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Khotbah Di Atas Bukit - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    “Kamu adalah garam dunia.” Matius 5:13.

    Garam berharga karena khasiatnya yang mengawetkan; dan apabila Allah menyebutkan anak-anak-Nya garam, Dia mengajarkan bahwa maksud-Nya membuat mereka tujuan kasih karunia-Nya adalah mereka menjadi wakil-wakil untuk menyelamatkan orang-orang lain. Tujuan Allah dalam memilih suatu umat di hadapan seluruh dunia bukan hanya Dia dapat mengangkat mereka sebagai putra-putri-Nya, tetapi melalui mereka dunia dapat menerima kasih karunia yang membawa keselamatan. Titus 2:11. Ketika Tuhan memilih Abraham, ia bukan hanya menjadi teman khusus Allah, tetapi menjadi perantara dari hak-hak istimewa yang dirindukan Tuhan untuk diberikan kepada bangsa-bangsa. Yesus dalam doa-Nya terakhir dengan murid-murid-Nya sebelum penyaliban-Nya, berkata, “Dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran.” Yohanes 17:19. Demikian juga orang-orang Kristen yang disucikan melalui kebenaran akan memiliki sifat-sifat yang menyelamatkan yang melindungi dunia dari kerusakan moral sama sekali.KAB 45.2

    Garam harus bercampur dengan bahan ke mana garam itu dimasukkan atau dicampurkan; garam itu harus masuk dan meresap supaya mengawetkan. Demikian juga lewat kontak pribadi dan pergaulan manusia dijangkau oleh kuasa Injil yang menyelamatkan. Mereka tidak diselamatkan secara ramairamai, tetapi secara perseorangan. Pengaruh pribadi adalah suatu kuasa. Kita harus datang dekat kepada mereka yang kita inginkan beroleh manfaat.KAB 46.1

    Khasiat garam menggambarkan kuasa penting dari orang Kristen -kasih Yesus dalam hati, kebenaran Kristus meliputi kehidupan. Kasih Kristus bersifat menyebar dan agresif. Jika kasih itu tinggal dalam diri kita, itu akan mengalir kepada orang lain. Kita akan datang mendekati mereka hingga hati mereka diha-ngatkan oleh perhatian dan kasih kita yang tidak mementingkan diri. Orang-orang percaya yang tulus hati menyebarkan tenaga yang sangat penting, yang menerobos dan memberikan kuasa moral baru kepada jiwa-jiwa untuk siapa mereka bekerja. Bukan kuasa manusia itu sendiri, tetapi kuasa Roh Kudus yang melakukan pekerjaan yang mengubah itu.KAB 46.2

    Yesus menambahkan amaran khidmat itu: “jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia dia-sinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.”KAB 46.3

    Setelah mereka dengar kata-kata Kristus itu, orang-orang tersebut dapat melihat garam putih berkiiau-kilauan di jalan di mana itu telah dibuang karena sudah tawar dan tidak ada lagi gunanya. Itu baik menggambarkan keadaan orang Farisi dan pengaruh agama mereka kepada masyarakat. Itu menggambarkan kehidupan setiap orang dari siapa kuasa kasih karunia Allah telah pergi dan yang telah menjadi dingin dan tanpa Kristus. Apa pun profesinya, orang yang demikian dianggap manusia dan malaikat-malaikat sebagai orang tidak menarik dan tidak menyenangkan. Kepada orang yang demikianlah Kristus berkata: “Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.” Wahyu 3:15, 16.KAB 47.1

    Tanpa iman yang hidup dalam Kristus sebagai Juruselamat pribadi tidak mungkin membuat pengaruh kita dirasakan dalam dunia yang skeptis. Kita tidak dapat memberikan kepada orang lain apa yang kita sendiri tidak miliki. Itu selaras dengan kesetiaan dan pengabdian kita kepada Kristus sehingga kita menggunakan pengaruh untuk memberkati dan mengangkat umat manusia. Jika tidak ada pelayanan yang sungguh-sungguh, tidak ada kasih sejati, tidak ada kenyataan pengalaman, tidak ada kuasa untuk menolong, tidak ada hubungan dengan surga, tidak ada khasiat Kristus dalam kehidupan. Kecuali Roh Kudus dapat menggunakan kita sebagai wakil-wakil yang menyampaikan kebenaran seperti yang terdapat dalam Yesus, kita bagaikan garam yang telah tawar dan sama sekali tidak berguna. Oleh kurangnya kita memiliki kasih karunia Kristus, kita menyaksikan kepada dunia bahwa kebenaran yang kita nyatakan supaya dipercayai tidak mempunyai kuasa yang menyucikan; dan dengan demikian, sepanjang pengaruh kita bekerja, kita membuat firman Allah tidak berhasil. “Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada fae-dahnya bagiku.” 1 Korintus 13:1-3.KAB 47.2

    Apabila kasih memenuhi hati, itu akan mengalir kepada orang-orang lain, bukan karena kebaikan hati yang diterima dari mereka, tetapi karena kasih adalah prinsip perbuatan. Kasih mengubah tabiat, menguasai gerakan hati, menaklukkan musuh, dan memuliakan kasih sayang. Kasih ini seluas alam semesta, dan selaras dengan para malaikat pekerja. Dihargai dalam hati, itu mempermanis seluruh kehidupan, dan mencurahkan berikutnya kepada sekelilingnya. Ini dan hanya inilah, yang dapat membuat kita garam dunia.KAB 48.1

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents