Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Khotbah Di Atas Bukit - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    “Jika matamu aik, teranglah seluruh tubuhmu.” Matius 6:22.

    Kebulatan maksud, ketaatan sepenuh hati kepada Allah, adalah syarat yang ditunjukkan oleh kata-kata Juruselamat itu. Biarlah maksud ikhlas dan teguh untuk melihat kebenaran supaya diturut berapa pun harganya, dan engkau akan menerima penerangan Ilahi. Kesalehan sejati mulai apabila segala kompromi dengan dosa berakhir. Kemudian bahasa hati akan menjadi seperti yang dikatakan Rasul Paulus: “Tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlarilari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” “Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.” Filipi 3:13, 14, 8.KAB 104.2

    Tetapi apabila mata dibutakan oleh cinta diri, yang ada hanyalah kegelapan. “Jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu.” Kegelapan yang menakutkan inilah yang menyelimuti orang Yahudi dalam ketidakpercayaan yang bandel, membuat mustahil bagi mereka untuk menghargai tabiat dan misi Dia yang datang untuk menyelamatkan mereka dari dosadosa mereka.KAB 104.3

    Menyerah kepada pencobaan mulai dengan membiarkan pikiran ragu-ragu untuk tetap yakin kepada Allah. Jika kita tidak memilih untuk menyerahkan diri kita sepenuhnya kepada Allah maka kita berada dalam kegelapan. Bila kita tidak menahankan sebagian, berarti kita sedang membiarkan pintu terbuka yang melaluinya Setan akan masuk untuk menyesatkan kita dengan cobaan-cobaannya. Dia tahu jika dia dapat mengaburkan penglihatan kita, agar mata iman tidak dapat melihat Allah, tidak akan ada penghalang terhadap dosa.KAB 104.4

    Kelaziman dari keinginan yang penuh dosa menunjukkan khayalan jiwa. Setiap pemanjaan dari keinginan itu menguatkan keengganan jiwa kepada Allah. Dengan menurut jalan pilihan Setan, kita diselimuti oleh bayangan kejahatan, dan setiap langkah membawa ke dalam kegelapan yang lebih pekat dan menambah kebutaan hati.KAB 105.1

    Hukum yang sama berlaku dalam kerohanian sebagaimana dalam dunia kebiasaan. Orang yang tinggal di dalam kegelapan akhirnya akan kehilangan kuasa untuk melihat. Dia dikurung oleh kegelapan yang lebih gelap daripada tengah malam; dan baginya tengah hari yang paling terang bisa tidak membawa terang. “Ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya.” 1 Yohanes 2:11. Dengan terusmenerus menyayangi kejahatan, dengan sengaja tidak menghargai bujukan kasih Ilahi, orang berdosa kehilangan kasih untuk kebaikan, kerinduan untuk Allah, kemampuan untuk menerima terang surga. Undangan kemurahan hati masih penuh dengan kasih cahaya yang bersinar terang bagaikan pertama kali menyinari jiwanya; tetapi suara masuk-ke telinga-telinga yang tuli, terang bersinar ke mata yang buta.KAB 105.2

    Tidak ada jiwa yang akhimya pernah ditinggalkan Allah, menyerah kepada jalan-jalannya sendiri, selama ada harapan untuk keselamatannya. “Manusia yang berbalik dari Allah, bukan Allah yang berbalik dari manusia.” Bapa kita yang di surga mengikut kita dengan seruan, amaran, dan jaminan belas kasihan, sebelum kesempatan-kesempatan dan hak-hak istimewa selanjutnya akan sia-sia sama sekali. Tanggung jawabnya terletak pada orang berdosa. Dengan menolak Roh Allah sekarang, dia menyediakan jalan untuk penolakan terang kedua ketika saat itu datang kuasa yang lebih hebat. Dengan demikian dia lewatkan dari satu tingkat penolakan ke tingkat penolakan lainnya, hingga akhirnya terang itu akan gagal memberikan kesan, dan dia akan berhenti memberi reaksi dengan tindakan apa saja kepada Roh Allah. Dan malah “terang yang ada di dalam kamu” telah menjadi kegelapan. Kebenaran yang kita ketahui itu telah dijadikan untuk menambah kebutaan jiwa.KAB 105.3

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents