Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Khotbah Di Atas Bukit - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First

    “Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu.” Matius 5:30.

    Untuk mencegah penyakit menjalar ke seluruh tubuh dan membinasakan hidup, orang mau menyerah untuk memisahkan tangan kanannya juga. Lebih daripada itu dia harus mau menyerahkan yang membahayakan kehidupan jiwa.KAB 71.1

    Melalui Injil, jiwa-jiwa yang direndahkan dan diperbudak Setan harus ditebus untuk memberikan kebebasan mulia putraputra Allah.KAB 71.2

    Maksud Allah bukan hanya untuk melepaskan dari penderitaan yakni akibat dosa yang tak terelakkan, tetapi untuk menyelamatkan dari dosa itu sendiri. Jiwa, yang dirusak dan cacat, harus disucikan, diubah, supaya dapat diberi pakaian dengan “keindahan dari Tuhan Allah kita,” “menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya.” “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia, semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” Mazmur 90:17; Roma 8:29; 1 Korintus 2:9. Kekekalan sendiri dapat menyatakan untung yang mulia ke mana manusia dapat mencapai gambar Allah yang dipulihkan.KAB 71.3

    Untuk mencapai cita-cita yang tinggi ini hal-hal yang membuai jiwa tersandung harus dikorbankan. Melalui kemauanlah dosa dapat menahan kendalinya atas kita. Penyerahan kematian digambarkan sebagai mencongkel mata atau memotong tangan. Berserah kepada kehendak Allah tampaknya bagi kita sering merupakan izin untuk mengalami kehidupan ini dengan kaki buntung atau timpang. Tetapi Kristus mengatakan, lebih baik diri buntung, luka dan timpang jika dengan demikian engkau bisa masuk ke dalam kehidupan. Sehingga apa yang engkau lihat sebagai bencana adalah pintu kepada keuntungan yang paling tinggi.KAB 71.4

    Allah adalab mata air kehidupan, dan kita dapat memperoleh kehidupan hanya apabila kita berhubungan dengan Dia. Terpisah dari Allah, untuk sementara waktu kita bisa hidup, tetapi kita tidak memiliki kehidupan. ‘’Tetapi seorang janda yang hidup mewah dan berlebih-lebihan, ia sudah mati selagi hidup.” 1 Timotius 5:6. Hanya melalui penyerahan kehendak kita kepada Allah bagi-Nya mungkin untuk memberikan kehidupan kepada kita. Hanya oleh menerima kehidupan-Nya melalui penyerahan diri, kata Yesus, dosa-dosa tersembunyi, yang telah Aku tunjukkan ini, dapat dikalahkan.KAB 72.1

    Bisa saja engkau menguburkan dosa-dosa itu dalam hatimu dan menyembunyikannya dari mata manusia, tetapi bagaimana engkau akan berdiri di hadapan Allah?KAB 72.2

    Jika engkau bergantung kepada diri, tidak mau menyerahkan kehendakmu kepada Allah, engkau sedang memilih kematian. Bagi dosa, di mana pun ditemukan, Allah adalah api yang menghanguskan. Jika engkau memilih dosa, dan tidak mau berpisah dari dosa itu, kehadiran Allah, yang menghanguskan dosa, harus menghanguskan engkau.KAB 72.3

    Memerlukan suatu pengorbanan untuk memberikan dirimu kepada Allah; tetapi itu adalah suatu pengorbanan yang lebih rendah kepada yang lebih tinggi, yang duniawi kepada yang rohaniah, yang fana kepada yang abadi. Allah tidak merencanakan bahwa kehendak kita harus dimusnahkan, karena hanya melalui penggunaannya kita dapat melakukan apa yang Dia inginkan harus kita lakukan. Kehendak kita harus diserahkan kepada-Nya, supaya kita dapat menerimanya kembali, disucikan, dibersihkan, dan begitu dihubungkan dalam simpati dengan Ilahi sehingga Dia dapat mencurahkan aliran kasih dan kuasa-Nya melalui kita. Bagaimanapun juga penyerahan ini pahit dan menyakitkan kepada hati yang keras dan melawan namun “itu menguntungkan bagimu.”KAB 72.4

    Barulah setelah Yakub pincang dan tak berdaya di pelukan malaikat perjanjian itu, dia mengetahui kemenangan dari iman yang menaklukkan dan menerima gelar seorang pangeran bersama Allah. Barulah setelah dia “pincang karena pangkal pahanya” (Kejadian 32:31), gerombolan bersenjata Esau terhenti di hadapannya, dan Firaun, yang membanggakan warisan kerajaannya itu, membungkuk untuk menerima berkat darinya. Begitulah Kapten keselamatan kita dijadikan “sempurna melalui penderitaan” (Ibrani 2:10), dan anak-anak yang beriman “beroleh kekuatan dalam kelemahan,” dan “memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing” (Ibrani 11:34). Begitulah “orang-orang lumpuh akan menjarah jarahan” (Yesaya 33:23), dan orang lemah menjadi “seperti Daud,” dan “keluarga Daud. . . seperti malaikat Tuhan” (Zakharia 12:8).KAB 73.1