Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Mimpi Njonja E. G. White

    (Jang disebutkan dimuka 10)

    Saja mimpi, saja lihat satu rumah sembahjang dan banjak orang pergi berkerumun kesana. Hanjalah orang2 jang mentjari perlindungan dalam rumah itu mendapat selamat, bila masa nanti tertutup. Sekalian orang jang tinggal diluar, tentu akan tjelaka se-lama2nja. Orang banjak jang diluar itu menurut tjaranja masing2 meng-olok2 dan mentertawakan orang2 jang masuk kerumah sembahjang itu, sambil mengatakan kepada mereka itu bahwa rentjana keselamatan jang demikian itu ada tipu jang halus adanja; bahkan sebenarnja tidak ada bahaja buat dielakkan. Mereka sampai pegang beberapa orang buat menghindarkan supaja mereka djangan lekas2 masuk kedalam rumah sembahjang itu.TP 98.3

    Sebab saja takut diketawai dan di-olok2, saja pikir lebih baik saja tunggu, sampai orang banjak itu pergi atau sampai saja dapat masuk dengan tiada kelihatan mereka. Tetapi bilangan orang semangkin banjak bukan berkurang, maka takut djangan sampai ketinggalan, saja dengan lekas tinggalkan rumah saja dan masuk ke-tengah2 orang banjak itu. Karena saja kepingin lekas2 sampai dirumah sembahjang itu, saja tidak perhatikan atau perdulikan orang ramai jang mengelilingi saja itu. Setelah masuk rumah itu saja lihat bahwa rumah sembahjang jang amat besar itu ada berdiri atas satu tiang besar dan kepada tiang itu diikat seekor Anak Domba jang penuh dengan luka2 dan berlumuran darah Kami sekalian jang hadir agaknja tahu bahwa Anak Domba ini telah terkojak dan luka2 karena kami sekalian. Semua orang jang masuk rumah itu mesti datang dihadapannja dan mengaku dosa2nja.TP 99.1

    Dekat dimuka Anak Domba itu ada kursi2 pada tempat jang tinggi, diatasnja ada duduk satu rombongan orang jang nampaknja amat senang. Tjahaja sorga se-olah2 menerangi muka mereka dan mereka me-mudji2 Allah dan menjanjikan njanjian2 sjukur dan terima kasih jang kedengaran bagaikan musik malaekat2. Inilah orang2 jang telah datang dihadapan Anak Domba itu, mengaku dosa2nja dan telah diampuni, maka sekarang mereka me-nunggu2 dalam kesukaan satu tamasja kegembiraan.TP 99.2

    Meski setelah saja masuk gedung itu, saja masih merasa takut, dan malu jang saja mesti rendahkan diri dihadapan orang2 ini. Tetapi saja se-olah2 terpaksa madju dan dengan per-lahan2 saja kelilingi tiang itu supaja dapat datang kemuka Anak Domba itu, ketika terompet berbunji se-konjong2, gedung itu bergontjang, sorak2 kemenangan naik dari rombongan orang2 saleh itu, satu tjahaja jang hebat menerangi gedung itu, lantas semua djadi gelap gelita. Orang jang ber-suka2 itu telah hilang lenjap dengan tjahaja itu dan saja tinggal sendirian didalam kengerian malam gelap gelita dan sunji.TP 99.3

    Saja bangun dalam kesengsaraan djiwa dan susah benar saja pertjaja bahwa .sekalian itu mimpi sadja adanja. Saja merasa bahwa adjal saja se-akan2 telah ditentukan dan Roh Allah telah tinggalkan saja tidak akan kembali lagi. Susah hati saja itu makin mendalam, sekiranja itu boleh.TP 100.1

    Tidak lama setelah itu saja bermimpi lagi. Saja se-olah2 duduk dengan putus asa serta kedua tangan menutupi muka saja, sambil berpikir begini: Sekiranja Jesus ada didunia ini, saja akan pergi kehadapanNja, dan sudjud dihadapan kakiNja, sambil katakan kepadaNja segala penanggungan saja. Ia tidak akan berpaling daripada saja. Ia akan merasa belas kasihan atas saja dan sajapun akan kasih dan berbakti kepadaNja selalu. Pada saat itu djuga terbukalah pintu dan seorang jang bagus bentuknja dan wadjahnja masuk. Ia memandang kepada saja dengan kasihan seraja katanja: “Engkau mau melihat Jesus? Ia ada disini, dan engkau boleh melihat Dia kalau suka. Bawalah segala apa jang ada padamu dan ikut saja.”TP 100.2

    Bukan kepalang suka hati saja mendengar ini, dan sajapun mengumpulkan barang2 saja jang sedikit itu segala perhiasan jang ketjil2 jang saja sajangi lalu saja ikut penundjuk djalan saja itu. Ia memimpin saja kesatu tangga jang tjuram dan jang nampaknja tak kuat. Ketika saja mulai naik ditangga itu, diperingatkannja saja supaja selalu melihat keatas, supaja djangan saja djadi pusing dan djatuh kelak. Banjak orang jang naik tangga jang tjuram itu djatuh sebelum mereka sampai keatas.TP 100.3

    Achirnja kami sampai pada anak tangga jang penghabisan dan berdiri dimuka pintu. Disini penundjuk djalan itu menjuruh saja meninggalkan segala barang jang saja bawa itu. Dengan girang saja letakkan semua; kemudian ia membuka pintu itu dan persilahkan saja masuk. Dalam sekedjap mata saja telah berdiri dihadapan Jesus. Tak mungkin saja silap dalam melihat wadjah jang indah itu. Mana boleh orang lain empunja wadjah jang begitu mulia dan berkemurahan! Sementara Dia memandang saja, teruslah saja tahu bahwa Dia tahu tiap2 hal ichwal hidup saja dan segala seluk beluk pikiran dan perasaan saja.TP 101.1

    Saja tjoba menjembunjikan diri dari pemandanganNja, karena merasa saja tak tahan mataNja jang tadjam itu, tetapi sambil tersenjum Dia hampir kepada saja dan letakkan tanganNja atas kepala saja, kataNja: “Djanganlah takut.” Bunji suaraNja jang manis itu memenuhi hati saja dengan kesukaan jang belum pernah saja alami. Saja terlalu bersuka hati buat mengutjapkan sepatah kata, melainkan diliputi oleh kegirangan jang tidak terkatakan, saja tersungkur dihadapan kakiNja. Sementara saja terbentang disana dengan tak bergaja, lalulah dihadapan saja pemandangan2 jang mulia dan indah, dan agaknja saja telah tiba disorga tempat jang sedjahtera dan aman ituAchirnja kekuatan saja kembali dan saja pun bangkitlah. Jesus masih memandang saja dengan sajangNja, dan senjumNja itu memenuhi djiwa saja dengan kesukaan. HadiratNja itu meliputi saja dengan hormat sutji dan kasih jang tiada terbilang.TP 101.2

    Sekarang penundjuk djalan saja itu membuka pintu, dan kami berduapun keluarlah. Disuruhnja saja mengambil barang2 jang saja tinggalkan diluar tadi. Sesudah itu diberikannja kepada saja seutas tali hidjau jang digulung erat. Disuruhnja saja menaruh tali itu dekat kepada hati saja, dan bila saja hendak melihat Jesus, saja harus ambil tali itu daripada saja lalu bentangkan dia sampai dihudjungnja. Diperingatkannja supaja djangan saja biarkan tali itu tinggal tergulung lama supaja djangan kusut dan susah dibuka. Saja simpan tali itu dekat pada hati saja dan kemudian saja turun ditangga itu dengan suka hati, sambil me-mudji2 Tuhan serta dengan gembira memberitahu kepada segala orang jang saja djumpa, dimana mereka dapat djumpa Jesus. Mimpi ini memberi pengharapan kepada saja. Adapun tali hidjau itu mengibaratkan pertjaja kepada pikiran saja, maka keindahan dan keichlasan pertjaja pada Tuhan mulailah terang pada hati saja jang gelap itu.TP 101.3

    ——————

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents