Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Pemberian Allah Kepada Manusia

    Kepada saja telah ditundjukkan tjinta Allah jang besar dan keridlaanNja untuk memberikan AnakNja mati supaja manusia boleh dapat ampun dan hidup. Ditundjukkan kepada saja Adam dan Hawa, jang sudah diberikan kesempatan buat memandang kebagusan dan keelokan taman Eden, dan telah dibolehkan makan dari segala buah pohon dalam taman itu, ketjuali satu. Tetapi ular itu menggoda Hawa, dan dia mentjobai lakinja, dan keduanja makan dari buah pohon larangan itu. Mereka melanggar hukum Allah dan mendjadi orang2 jang berdosa. Kabar itu tersiar disorga, dan tiap2 ketjapi pun diam. Malaekat2 itu berdukatjita, dan takut kalau2 Adam dan Hawa menghulurkan tangannja dan makan dari pohon kehidupan itu dan mereka mendjadi orang berdosa jang kekal. Tetapi Allah bersabda Ia akan halaukan sipelanggar itu dari taman itu dan akan mendjaga djalan kepada pohon kehidupan itu oleh seorang kerubion jang memegang pedang jang ber-njala2, sehingga seorang pun tak dapat menghampirinja dan makan dari buahnja, sehingga dia tak mati lagi.TP 156.1

    Dukatjitapun memenuhi sorga sesudah njata bahwa manusia telah hilang, dan dunia jang Allah djadikan itu akan dipenuhi dengan manusia jang akan mengalami kemalangan, rupa2 penjakit dan kematian, dan tiada djalan kelepasan bagi sipelanggar itu. Sekalian keturunan Adam mesti mati. Kemudian saja lihat Jesus jang elok itu dan nampak wadjahNja penuh dengan belas kasihan dan dukatjita. Segera saja lihat Dia menghampiri terang tjuatja jang menjelubungi Bapa. Maka kata malaekat pengawal saja itu, “Dia ber-kata2 dari hal jang penting dengan BapaNja.” Ketjemasan hati malaekat2 itu keli¬hatan hangat sekali ketika Jesus bermusjawarat dengan BapaNja. Tiga kali Ia diselubungi oleh terang mulia jang mengelilingi Bapa itu, dan ketiga kalinja Ia keluar dari Bapa kita dapat lihat peribadiNja. WadjahNja tenang, bebas daripada kebingungan dan kesusahan serta dengan keelokan jang tak dapat diterangkan. Kemudian diberitahukanNja kepada malaekat2 itu bahwa djalan kelepasan telah diadakan untuk manusia jang hilang itu; Ia telah mohon kepada BapaNja, dan telah diperoleh permisi buat menjerahkan njawaNja sendiri mendjadi tebusan bangsa manusia, menanggung dosa mereka dan terima hukum mati atas DiriNja, supaja dengan djalan demikian, oleh djasa2 darahNja, terbukalah djalan oleh mana mereka boleh mendapat keampunan karena pelanggaran mereka jang sudah2, dan oleh penurutan mereka boleh masuk kembali kedalam taman darimana mereka telah diusir. Pada masa itu dapatlah mereka kembali datang kepada pohon kehidupan jang indah itu, kepada pohon mana hak mereka sekarang sudah hilang.TP 156.2

    Kemudian kesukaan, kesukaan jang tiada terkatakan memenuhi sorga dan biduan2 sorga itupun mengangkat suara menjanjikan njanjian pudji2an. Mereka memetik ketjapinja dan naikkan suaranja lebih tinggi daripada dahulu, oleh karena kemurahan Allah jang besar dan keridlaanNja buat menjerahkan kekasihNja mati ganti bangsa manusia pemberontak. Kemudian njanjian dan pudjian ditjurahkan karena penjangkalan diri dan pengorbanan Jesus dalam hal Ia rela meninggalkan pangkuan BapaNja dan memilih kehidupan jang sengsara dan siksa serta kematian jang hina supaja Ia dapat memberikan hidup kepada orang2 lain.TP 157.1

    Maka kata malaekat itu, “Apa engkau fikir Bapa menjerahkan AnakNja jang kekasih itu tanpa pergumulan? Tidak, tidak.” Malahan satu pergumulanlah kepada Allah jang disorga apakah akan membiarkan manusia jang berdosa itu binasa atau menjerahkan AnakNja jang kekasih itu mati ganti mereka. Malaekatpun ada amat rindu akan keselamatan manusia itu, sehingga diantara mereka pun ada kedapatan jang sedia meninggalkan kemuliaannja dan menjerahkan njawanja ganti manusia itu. “Tetapi” kata malaekat pengawal saja itu, “itu tak ada berguna.” Pelanggaran itu ada begitu besar sehingga hidup seorang malaekat tak dapat membajar hutang itu. Tidak ada jang lain dari kematian dan pengantaraan Anak Allah dapat membajar hutang itu dan selamatkan manusia jang sudah hilang itu daripada dukatjita, putus harap dan kemalangan.TP 157.2

    Tetapi pekerdjaan jang diserahkan kepada malaekat2 ialah naik turun membawa penawar dari sorga buat menguatkan Anak Allah dalam hidupNja jang penuh sengsara itu. Mereka melajani Jesus. Dan lagi pekerdjaan mereka ialah mendjaga dan memelihara segala rakjat kemurahanNja dari malaekat2 jang djahat dan dari kegelapan jang terus menerus Setan lemparkan keliling mereka itu. Saja lihat bahwa mustahillah Allah mengobahkan hukumNja buat selamatkan manusia jang hilang dan hendak binasa, sebab itu dibiarkanNja AnakNja jang kekasih itu mati karena pelanggaran manusia.TP 158.1

    ——————

    Buku2 tulisan Nj. E. G. White jang berikut, telah diterbitkan dalam bahasa Indonesia :TP 159.1

    Amanat Kepada Orang Muda
    Djalan Jang Terindah
    Hamba Tuhan Pendjual Buku
    Harta Jang Tersembunji
    Hikajat Keselamatan
    Kerinduan Segala Zaman
    Pustaka Roh Nubuat I
    Pustaka Roh Nubuat II
    Tulisan2 Pertama
    TP 159.2

    Tiap2 rumah-tangga Advent harus punja buku2 ini dalam perpustakaannja. Pesan dari Kantor2 Buku di Daerah saudara.TP 159.3

    *****

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents