Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Para Nabi Dan Raja - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    30 - Kelepasan Dari Asyur

    PADA WAKTU menghadapi suatu bahaya nasional yang parah, ketika pasukan Asyur sedang menyerbu negeri Yehuda, dan tampaknya seakan-akan tidak ada lagi yang dapat menyelamatkan Yerusalem dari kebinasaan yang tuntas, Hizkia menghimpun kekuatan kerajaannya untuk melawan para penindas mereka yang kafir itu dengan gagah perkasa, dan berharap kepada kuasa Yehova untuk memperoleh kelepasan. “Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan terkejut terhadap raja Asyur serta seluruh laskar yang menyertainya, karena yang menyertai kita lebih banyak daripada yang menyertai dia,” kata Hizkia memberi semangat kepada orang-orang Yehuda; “Yang menyertai dia adalah tangan manusia, tetapi yang menyertai kita adalah Tuhan, Allah kita, yang membantu kita dan melakukan peperangan kita.” 2 Tawarikh 32:7, 8.PR 199.3

    Bukanlah tanpa alasan sehingga Hizkia dapat berbicara mengenai hasil yang pasti. Bangsa Asyur yang sombong, ketika digunakan Allah untuk satu masa sebagai cemeti murka-Nya, untuk menghukum bangsa-bangsa, tidak selamanya berhasil. “Janganlah takut terhadap Asyur,” adalah pekabaran Tuhan melalui Yesaya beberapa tahun sebelumnya, kepada mereka yang tinggal di Sion; “Sebab sedikit waktu lagi, . . . Tuhan semesta alam akan mencambuk mereka dengan cemeti, seperti Ia menghajar Midian di gunung batu Oreb, dan mengayunkan tongkat-Nya ke atas Laut Teberau dan mengangkatnya seperti Mesir dahulu. Pada waktu itu beban yang ditimpakan mereka atas bahumu akan terbuang, dan kuk yang diletakkan mereka atas tengkukmu akan lenyap.” Yesaya 10:24-27.PR 199.4

    Dalam pekabaran nubuatan yang lain, yang diberikan “dalam tahun matinya raja Ahas,” nabi itu memaklumkan: “Tuhan semesta alam telah bersumpah, Firman-Nya, Sesungguhnya seperti yang Kumaksud, demikianlah akan terjadi, dan seperti yang Kurancang, demikianlah akan terlaksana: Aku akan membinasakan orang Asyur dalam negeri-Ku dan menginjak-injak mereka di atas gunung-Ku; kuk yang diletakkan mereka atas umat-Ku akan terbuang dan demikian juga beban yang ditimpakan mereka atas bahunya. Itulah rancangan yang telah dibuat mengenai seluruh bumi, dan itulah tangan yang teracung terhadap segala bangsa. Tuhan semesta alam telah merancang, siapakah yang dapat menggagalkannya? Tangan-Nya telah teracung, siapakah yang dapat membuatnya ditarik kembali?” Yesaya 14:28, 24-27.PR 200.1

    Kuasa si penindas harus dihancurkan. Namun Hizkia, pada tahun-tahun permulaan pemerintahannya terus menerus membayar upeti kepada Asyur, sesuai dengan persetujuan yang dilakukan Ahas. Dalam pada itu sang raja telah “berunding dengan para panglima dan pahlawannya,” dan telah melakukan segala sesuatu untuk mempertahankan kerajaannya. Ia telah mempunyai kepastian bahwa ada banyak persediaan air di dalam kota Yerusalem, karena jika tidak demikian maka kota itu akan kekurangan. “Dengan sekuat tenaga Hizkia membangun kembali seluruh tembok yang telah terbongkar, mendirikan menara-menara di atasnya dan tembok yang lain di luarnya. ia memperkuat juga Milo di kota Daud dan membuat lembing dan perisai dalam jumlah yang besar. Ia mengangkat panglima-panglima perang yang mengepalai rakyat.” 2 Tawarikh 32:3, 5, 6. Tidak ada yang tertinggal tidak dilakukan dalam persediaan menghadapi pengepungan.PR 200.2

    Pada waktu Hizkia naik takhta pemerintahan di Yehuda, orang-orang Asyur telah menawan sejumlah anak-anak Israel dari kerajaan di utara; dan beberapa tahun sesudah itu ia mulai memerintah, dan sementara ia memperkuat pertahanan Yerusalem, bangsa Asyur mengepung dan menawan Samaria, dan menyebarkan kesepuluh suku itu di seluruh propinsi kerajaan Asyur yang banyak itu. Perbatasan-perbatasan Yehuda hanya beberapa kilometer jaraknya dengan Yerusalem, tidak sampai tujuh puluh lima kilometer lagi; dan kekayaan yang dapat dirampas yang terdapat di dalam bait kudus akan merangsang musuh untuk kembali.PR 200.3

    Tetapi raja Yehuda ini telah menentukan untuk melakukan bagiannya dalam mengadakan persiapan untuk melawan musuh; dan telah merampungkan semua yang dapat dilakukan dengan kemampuan dan kekuatan manusia, ia telah menghimpun angkatan perangnya, dan telah menasihati mereka supaya bertindak gagah perkasa, “Yang Mahakudus, Allah Israel ada di tengah-tengahmu,” Yesaya 12:6 merupakan pekabaran nabi Yesaya kepada Yehuda; dan raja itu dengan iman yang teguh sekarang memaklumkan, “Yang menyertai kita adalah Tuhan, Allah kita, yang membantu kita dan melakukan peperangan.” 2 Tawarikh 32:8.PR 200.4

    Tidak ada yang lebih cepat mengilhami iman daripada menjalankan iman. Raja Yehuda telah mengadakan persiapan untuk menghadapi badai yang akan datang; dan kini sambil merasa yakin bahwa nubuatan tentang Asyur akan digenapi, maka ia menyerahkan jiwanya kepada Allah. “Oleh kata-kata Hizkia, raja Yehuda itu, rakyat mendapat kepercayaan kembali.” 2 Tawarikh 3:8. Biarpun tentara Asyur masih segar dari menaklukkan bangsa-bangsa terbesar di bumi, dan baru saja meraih kemenangan atas Samaria di Israel, haruskah mereka sekarang mengalihkan angkatan perangnya terhadap Yehuda? Biarpun mereka menyombongkan diri, “Seperti tanganku telah menyergap kerajaan-kerajaan para berhala, padahal patung-patung mereka melebihi yang di Yerusalem dan yang di Samaria, masakan tidak akan kulakukan kepada Yerusalem dan patung-patung berhalanya, seperti yang telah kulakukan kepada Samaria dan berhala-berhalanya?” Yesaya 10:10, 11. Yehuda tidak usah takut, karena mereka berharap pada Yehova.PR 201.1

    Krisis yang sudah lama dinanti-nantikan itu akhirnya tibalah. Angkatan perang Asyur, maju sambil meraih kemenangan demi kemenangan, kini muncul di Yehuda. Mereka yakin akan memperoleh kemenangan, para pimpinan membagi pasukan mereka menjadi dua bagian, bagian yang pertama akan menghadapi tentara Mesir di sebelah Selatan, sedangkan yang satu lagi akan mengepung Yerusalem. Sekarang satu-satunya pengharapan Yehuda hanya pada Allah. Segala kemungkinan pertolongan dari Mesir telah dipotong putus, dan tidak ada bangsa-bangsa lain yang cukup dekat untuk mengulurkan tangan persahabatan.PR 201.2

    Para perwira Asyur, yang merasa pasti akan kekuatan angkatan perang mereka yang berdisiplin tinggi, mengatur suatu perundingan dengan pemimpin-pemimpin Yehuda, yang selama perundingan itu dengan sombongnya mereka menuntut penyerahan kota itu. Tuntutan ini disertai dengan penghujatan terhadap Allah orang Ibrani. Oleh karena kelemahan dan kemurtadan Israel dan Yehuda, maka nama Allah tidak lagi ditakuti di antara bangsa-bangsa, tetapi telah menjadi sasaran penghinaan yang terus menerus. Lihat Yesaya 52:5. “Baiklah katakan kepada Hizkia,” kata Rabshake, salah satu perwira tinggi Senherib, “Beginilah kata raja agung, raja Asyur, Kepercayaan macam apakah yang kau pegang ini? Kau kira bahwa hanya ucapan bibir saja dapat merupakan siasat dan kekuatan untuk perang. Sekarang, kepada siapa engkau berharap, maka engkau memberontak terhadap aku?” 2 Raja-raja 18:19, 20.PR 201.3

    Para perwira itu sedang berunding di luar pintu gerbang kota, tetapi ketika mendengar para pengawal di atas tembok, dan ketika utusan-utusan raja Asyur dengan nyaring mendesakkan usulan mereka kepada para pemimpin Yehuda, maka mereka dimohon supaya berbicara dalam bahasa Asyur gantinya bahasa Yahudi, supaya mereka yang berada di atas tembok tidak mengetahui apa yang sedang berlangsung dalam perundingan itu. Rabshake, tidak mengindahkan usul ini, malahan ia meninggikan suaranya lebih nyaring, dan terus saja berbicara dalam bahasa Yahudi, sambil berkata:PR 201.4

    “Dengarlah perkataan raja agung, raja Asyur. Beginilah kata raja: Janganlah Hizkia memperdayakan kamu, sebab ia tidak sanggup melepaskan kamu. Janganlah Hizkia mengajak kamu berharap kepada Tuhan dengan mengatakan: Tentulah Tuhan akan melepaskan kita, kota ini tidak akan diserahkan ke dalam tangan raja Asyur.PR 202.1

    “Janganlah dengarkan Hizkia, sebab beginilah kata raja Asyur: Adakanlah perjanjian penyerahan dengan aku dan datanglah ke luar kepadaku, maka setiap orang daripadamu akan makan dari pohon anggurnya dan dari pohon aranya serta minum dari sumurnya, sampai aku datang dan membawa kamu ke suatu negeri seperti negerimu, suatu negeri yang bergandum dan berair anggur, suatu negeri yang beroti dan berkebun anggur.PR 202.2

    “Jangan sampai Hizkia membujuk kamu dengan mengatakan: Tuhan akan melepaskan kita. Apakah pernah para Allah bangsa-bangsa melepaskan negerinya masing-masing dari tangan raya Asyur? Di manakah para Allah negeri Hamat dan Arpad? Di manakah para Allah negeri Sefarwaim? Apakah mereka telah melepaskan Samaria dari tanganku? Siapakah di antara semua Allah negeri-negeri ini yang telah melepaskan negeri mereka dari tanganku, sehingga Tuhan sanggup melepaskan Yerusalem dari tanganku?” Yesaya 36:13-20.PR 202.3

    Terhadap olokan-olokan ini anak-anak Yehuda “tidak menjawab dia sepatah kata pun.” Perundingan itupun berakhirlah. Utusan-utusan orang Yahudi kembali kepada Hizkia “dengan pakaian yang dikoyakkan, lalu memberitahukan kepada raja perkataan juru minuman agung.” Yesaya 36:21, 22. Sang raja, ketika mendengar tantangan yang menghujat itu, “dikoyakkannyalah pakaiannya dan diselubunginyalah badannya dengan kain kabung, lalu masuklah ia ke rumah Tuhan.” 2 Raja-raja 19:1.PR 202.4

    Seorang pesuruh dikirim kepada Yesaya untuk memberitahukan hasil perundingan itu. “Hari ini hari kesesakan, hari hukuman dan penistaan,” merupakan berita yang dikirim raja. “Mungkin Tuhan, Allahmu, sudah mendengar segala perkataan juru minuman agung yang telah diutus oleh raja Asyur, tuannya, untuk mencela Allah yang hidup, sehingga Tuhan, Allahmu, mau memberi hukuman karena perkataan-perkataan yang telah didengar-Nya. Maka baiklah engkau menaikkan doa untuk sisa yang masih tinggal ini!” Ayat 3, 4. “Tetapi oleh karena itu raja Hizkia dan nabi Yesaya bin Amos berdoa dan berseru kepada surga” (2 Tawarikh 32:20).PR 202.5

    Allah menjawab doa hamba-hamba-Nya. Kepada Yesaya diberikan berita untuk Hizkia: “Beginilah Firman Tuhan: Janganlah engkau takutPR 202.6

    terhadap perkataan yang kau dengar yang telah diucapkan oleh budak-budak raja Asyur untuk menghujat Aku. Sesungguhnya, Aku akan menyuruh suatu roh masuk di dalamnya, sehingga ia mendengar suatu kabar dan pulang ke negerinya; Aku akan membuat dia mati rebah oleh pedang di negerinya sendiri.” (2 Raja-raja 19:6, 7).PR 202.7

    Para wakil orang Asyur, sesudah meninggalkan kepala pasukan Yehuda, langsung menghubungi raja mereka, yang sedang bersama-sama dengan bagian tentaranya yang sedang menjaga jalan dari Mesir. Ketika mendengar laporan, Sanherib menulis “juga surat yang penuh cela dan hujat terhadap Tuhan, Allah Israel, bunyinya: ‘Sebagaimana para Allah bangsa-bangsa segala negeri lain tidak dapat melepaskan bangsanya dari tanganku, demikian pula Allah Hizkia takkan dapat melepaskan bangsanya dari tanganku.” (2 Tawarikh 32:17).PR 202.8

    Ancaman yang penuh kesombongan itu disertai dengan berita: “Janganlah Allahmu yang kau percayai itu memperdayakan engkau dan menjanjikan: Yerusalem tidak akan diserahkan ke tangan raja Asyur. Sesungguhnya, engkau ini telah mendengar tentang yang dilakukan raja-raja Asyur kepada segala negeri, yakni bahwa mereka telah menumpasnya; masakan engkau ini akan dilepaskan? Sudahkah para Allah dari bangsa-bangsa, yang telah dimusnahkan oleh nenek moyangku, dapat melepaskan mereka, yakni Gozan, Haran, Rezef dan bani Eden yang di Telasar? Di manakah raja negeri Hamat dan Arpad, raja kita Sefarwaim, raja negeri Hena dan Iwa?” (2 Raja-raja 19:10-13).PR 203.1

    Ketika raja Yehuda menerima surat yang menghina itu, ia membawanya ke dalam rumah Tuhan, dan “membentangkan surat itu di hadapan Tuhan,” (2 Raja-raja 19:14), lalu berdoa dengan iman yang teguh meminta pertolongan dari surga, supaya bangsa-bangsa di bumi dapat mengetahui bahwa Allah orang Ibrani tetap hidup dan memerintah. Kehormatan Allah dipertaruhkan; Ia sendiri saja yang dapat mendatangkan kelepasan.PR 203.2

    “Ya Tuhan, Allah Israel, yang bertakhta di atas kerubim! Hanya Engkau sendirilah Allah segala kerajaan di bumi; Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi. Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, dan dengarlah; Bukalah mata-Mu, ya Tuhan, dan lihatlah; dengarlah perkataan Sanherib yang telah dikirimnya untuk mengaibkan Allah yang hidup. Ya Tuhan, memang raja-raja Asyur telah memusnahkan bangsa-bangsa dan negeri-negeri mereka dan menaruh para Allah mereka ke dalam api, sebab mereka bukanlah Allah, hanya buatan tangan manusia, kayu dan batu; sebab itu dapat dibinasakan orang. Maka sekarang, ya Tuhan, Allah kami, selamatkanlah kiranya kami dari tangannya, supaya segala kerajaan di bumi mengetahui, bahwa hanya Engkau sendirilah Allah, ya Tuhan.” (2 Raja-raja 19:15-19).PR 203.3

    font kecilPR 203.4

    “Hai Gembala Israel, pasanglah telinga,
    Engkau yang menggiring Yusuf sebagai kawanan domba!
    Ya Engkau, yang duduk di atas para kerub, tampillah bersinar
    Di depan Efraim dan Benyamin dan Manasye!
    Bangkitlah keperkasaan-Mu
    Dan datanglah untuk menyelamatkan kami.
    Ya Allah, pulihkanlah kami,
    Buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat.

    “Tuhan, Allah semesta alam,
    Berapa lama lagi murka-Mu menyala sekalipun umat-Mu berdoa?
    Engkau memberi mereka makan roti cucuran air mata,
    Engkau memberi mereka minum air mata berlimpah-limpah.
    PR 203.5

    Engkau membuat kami menjadi pokok percederaan tetangga-tetangga kami,
    Dan musuh-musuh kami mengolok-olok kami.
    Ya Allah semesta alam, pulihkanlah kami,
    Buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat.

    “Telah Kau ambil pohon anggur dari Mesir,
    Telah Kau halau bangsa-bangsa, lalu Kau tanam pohon itu.
    Engkau telah menyediakan tempat bagi dia,
    Maka berakarlah ia dalam-dalam dan memenuhi negeri;
    Gunung-gunung terlindung oleh bayang-bayangnya,
    Dan pohon-pohon aras Allah oleh cabang-cabangnya;
    Dijulurkannya ranting-rantingnya sampai ke laut,
    Dan pucuk-pucuknya sampai ke sungai Efrat.

    “Mengapa Engkau melanda temboknya,
    Sehingga ia dipetik oleh setiap orang yang lewat?
    Bagi hutan menggerogotinya dan binatang-binatang di padang memakannya.
    Ya Allah semesta alam, kembalilah kiranya,
    Pandanglah dari langit, dan lihatlah!
    Indahkanlah pohon anggur ini,
    Batang yang ditanam oleh tangan kanan-Mu!
    Mereka telah membakarnya dengan api dan menebangnya;
    Biarlah mereka hilang lenyap oleh hardik wajah-Mu!
    Kiranya tangan-Mu melindungi orang yang di sebelah kanan-Mu,
    Anak manusia yang telah Kau teguhkan bagi diri-Mu itu,
    Maka kami tidak akan menyimpang daripada-Mu.

    “Biarkanlah kami hidup, maka kami akan menyerukan nama-Mu.
    Ya Tuhan, Allah semesta alam, pulihkanlah kami,
    Buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat.”
    PR 204.1

    Mazmur 8 0

    Permohonan Hizkia demi keselamatan Yehuda dan kehormatan Raja Agung mereka, selaras dengan pikiran Allah. Salomo dalam ucapan memberkati pada penahbisan bait suci, telah berdoa kepada Allah untuk memperoleh “keadilan kepada hamba-Nya dan kepada umat-Nya Israel menurut yang perlu pada setiap hari, supaya segala bangsa di bumi tahu, bahwa Tuhan Allah, dan tidak ada yang lain” (1 Raja-raja 8:59, 60). Terutama Tuhan kiranya menunjukkan kebaikan hati-Nya apabila pada waktu peperangan atau penindasan oleh suatu pasukan, maka kepala pasukan Israel harus masuk ke dalam rumah sembahyang itu dan memohon kelepasan (Lihat 1 Raja-raja 8:33, 34).PR 204.2

    ketgamPR 204.3

    Ketika Raja Hizkia menerima surat celaan dari raja Sanherib, dia membawa surat itu ke Rumah Tuhan “dibentangkannya surat itu di hadapan Tuhan.” Dia berdoa memohon kelepasan.PR 204.4

    Hizkia tidak ditinggalkan tanpa pengharapan. Yesaya memberitakan kepadanya, dengan berkata, “Beginilah Firman Tuhan, Allah Israel, Apa yang telah kau doakan kepada-Ku mengenai Sanherib, raja Asyur, telah Kudengar. Inilah Firman yang telah diucapkan Tuhan mengenai dia:PR 205.1

    “Anak dara, yaitu putri Sion, telah menghina engkau, telah mengolok-olokkan engkau; dan putri Yerusalem telah geleng-geleng kepala di belakangmu.PR 205.2

    “Siapakah yang engkau cela dan engkau hujat? Terhadap siapakah engkau menyaringkan suaramu, dan memandang dengan sombong? Terhadap Yang Mahakudus Allah Israel! Dengan perantaraan utusan-utusanmu engkau telah mencela Tuhan, dan engkau telah berkata, Dengan banyaknya keretaku aku naik ke tempat-tempat tinggi di pegunungan, ke tempat yang paling jauh di gunung Libanon, aku telah menebang pohon-pohon aranya yang tinggi besar, pohon-pohon sanobarnya yang terpilih, aku telah masuk ke tempat permalaman yang paling ujung, ke hutan pohon-pohonan yang lebat. Aku telah menggali air dan telah minum air asing, dan aku telah mengeringkan dengan telapak kakiku segala sungai di Mesir. “Bukankah telah kau dengar, bahwa Aku telah menentukannya dari jauh hari, dan telah merancangnya pada zaman purbakala? Sekarang Aku mewujudkannya, bahwa engkau membuat sunyi senyap kota-kota yang berkubu menjadi timbunan batu. Sedang penduduknya yang tak berdaya menjadi terkejut dan malu, mereka menjadi seperti tumbuh-tumbuhan di padang dan seperti rumput hijau, seperti rumput di atas sotoh, atau gandum yang layu sebelum ia masak.PR 205.3

    “Aku tahu, jika engkau bangun atau duduk jika ke luar atau masuk, atau jika engkau mengamuk terhadap Aku. Oleh karena engkau mengamuk terhadap Aku, dan kata-kata keangkuhanmu telah naik sampai ke telinga-Ku, maka Aku akan menaruh kelikir-Ku pada hidungmu dan kekang-Ku pada bibirmu, dan Aku akan memulangkan engkau melalui jalan, dari mana engkau datang” (2 Raja-raja 19:20-28).PR 205.4

    Tanah Yehuda telah menjadi tandus oleh tentara pendudukan; tetapi Allah telah berjanji akan mengadakan mukjizat untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Datanglah berita kepada Hizkia: “Dan inilah yang akan menjadi tanda bagimu, hai Hizkia: Dalam tahun ini orang makan apa yang tumbuh sendiri, dan dalam tahun yang kedua, apa yang tumbuh dari tanaman yang pertama, tetapi dalam tahun yang ketiga, menaburlah kamu, menuai, membuat kebun anggur dan memakan buahnya. Dan orang-orang yang masih tertinggal, akan berakar pula ke bawah dan menghasilkan buah ke atas. Sebab dari Yerusalem akan ke luar orang-orang yang tertinggal dan dari gunung Sion orang-orang yang terluput; giat cemburu Tuhan semesta alam akan melakukan hal ini. “Sebab itu beginilah Firman Tuhan mengenai raja Asyur; Ia tidak akan masuk ke kota ini dan tidak akan menembakkan panah ke sana; juga ia tidak akan mendatangi dengan perisai dan tidak akan menimbun tanah menjadi tembok untuk mengepungnya. Melalui jalan, dari mana ia datang, ia akan pulang, tetapi ke kota ini ia tidak akan masuk, demikianlah Firman Tuhan. Dan Aku akan memagari kota ini untuk menyelamatkannya, oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hamba-Ku.” (2 Raja-raja 19:29-34).PR 205.5

    Pada malam itu juga kelepasan datang. “Keluarlah malaikat Tuhan, lalu dibunuhnyalah seratus delapan puluh lima ribu orang di dalam perkemahan Asyur.” (2 Raja-raja 19:35). “Semua pahlawan yang gagah perkasa, pemuka dan panglima yang ada diperkemahan Asyur,” terbunuh. (2 Tawarikh 32:21).PR 206.1

    Berita tentang hukum mengerikan terhadap tentara yang telah dikirim untuk menaklukkan Yerusalem, segera sampai kepada Sanherib, yang masih tetap menjaga jalan masuk dari Mesir ke Yehuda. Diserang oleh perasaan takut, raja Asyur itu cepat-cepat berangkat, dan “Ia kemalu-maluan kembali ke negerinya” (2 Tawarikh 32:21). Tetapi tidak lama ia memerintah. Sesuai dengan nubuatan yang telah diucapkan tentang kematiannya yang tiba-tiba, maka ia telah dibunuh oleh orang-orang dalam keluarganya sendiri, “kemudian Esarhadon, anaknya, menjadi raja menggantikan dia.” (Yesaya 37:38).PR 206.2

    Allah orang Ibrani telah mengalahkan kesombongan orang Asyur. Kehormatan Yehova telah dipertahankan di mata bangsa-bangsa di sekeliling. Di Yerusalem hati orang banyak dipenuhi dengan kesukaan kudus. Permohonan mereka yang sungguh-sungguh disertai dengan pengakuan dosa dan banyak cucuran air mata. Dalam kebutuhan mereka yang besar mereka telah berharap sepenuhnya dalam kuasa Allah untuk menyelamatkan, dan Ia tidak membiarkan mereka. Kini halaman bait kudus dikumandangkan dengan nyanyian-nyanyian pujian yang khidmat.PR 206.3

    font kecilPR 206.4

    “Allah terkenal di Yehuda:
    Nama-Nya masyhur di Israel.
    Di Salem sudah ada pondok-Nya,
    Dan kediaman-Nya di Sion.
    Di sanalah dipatahkan-Nya panah yang berkilat,
    Perisai dan pedang dan alat perang.

    “Cemerlang Engkau, lebih mulia
    Daripada pegunungan yang ada sejak purba.
    Orang-orang yang berani telah dijarah,
    mereka terlelap dalam tidurnya,
    Dan semua orang yang gagah perkasa kehilangan kekuatannya.
    Oleh sebab hadir-Mu, ya Allah Yakub,
    Tertidur lelap kedua pengendara maupun kuda.

    “Dahsyat Engkau!
    Siapakah yang tahan berdiri di hadapan-Mu pada saat Engkau murka?
    Dari langit Engkau memperdengarkan keputusanmu,
    Bumi takut dan tertegun,
    Pada waktu Allah bangkit untuk memberi penghukuman,
    Untuk menyelamatkan semua yang tertindas di bumi.
    “Sesungguhnya panas hati manusia akan menjadi syukur bagi-Mu,
    Dan sisa panas hati itu akan Kau perikatpinggangkan.
    Bernazarlah dan bayarlah nazarmu itu kepada Tuhan, Allahmu!
    Biarlah semua orang yang di sekeliling-Nya
    Menyampaikan persembahan kepada Dia yang ditakuti, Dia yang mematahkan semangat para pemimpin,
    Dia yang dahsyat bagi raja-raja di bumi.”
    PR 206.5

    Mazmur 7 6

    Bangkit dan jatuhnya Kerajaan Asyur banyak pelajarannya bagi bangsa-bangsa di bumi sekarang. Ilham telah menghubungkan kemuliaan Asyur pada puncak kejayaannya dengan sebuah pohon mulia di taman Allah, yang menjulang tinggi di atas pohon-pohon sekeliling.PR 207.1

    “Lihat, Aku menyamakan engkau dengan pohon aras di Libanon, penuh dengan cabang yang elok dan daun yang rumpun sekali, tumbuhnya sangat tinggi, puncaknya sampai ke langit. . . . Dan semua bangsa besar duduk bernaung di bawahnya. Ia elok karena besarnya dan karena cabangnya yang panjang-panjang, karena akarnya julur-jalar sampai di air yang berlimpah-limpah. Pohon-pohon aras di dalam taman Allah tidak akan dapat menyainginya, juga pohon sanobar tidak akan dapat menyamai ranting-rantingnya, dan pohon beringin tidak dapat dibandingkan dengan cabang-cabangnya; segala pohon yang di taman Allah tiada yang dapat disamakan dengan dia mengenai keelokannya. . . di tama Eden, di taman Allah segala pohon cemburu padanya.” (Yehezkiel 31:3-9).PR 207.2

    Tetapi para raja Asyur, gantinya menggunakan berkat mereka yang istimewa untuk kebaikan bangsa manusia, menjadi malapetaka bagi banyak negeri. Tidak berbelaskasihan, tanpa memikirkan Allah atau sesamanya manusia, mereka menjalankan kebijaksanaan yang telah ditetapkan yang menyebabkan semua bangsa harus mengetahui keunggulan Allah-Allah Niniwe, yang mereka tinggikan di atas Yang Mahatinggi. Allah telah mengirim Yunus kepada mereka dengan suatu pekabaran amaran, dan untuk suatu jangka waktu mereka merendahkan diri mereka sendiri di hadapan Tuhan semesta alam, dan meminta pengampunan. Tetapi segera mereka kembali menyembah berhala, dan mau menaklukkan dunia.PR 207.3

    Nabi Nahum, dalam pengaduannya terhadap orang-orang jahat di Niniwe, menyatakan:PR 207.4

    font kecilPR 207.5

    “Celakalah kota penumpah darah itu!
    Seluruhnya dusta belaka, penuh dengan perampasan,
    Dan tidak henti-hentinya penerkaman!

    “Dengar, lecut cambuk dan derak-derik roda!
    Dengar, kuda lari menderap, dan kereta meloncat-loncat!
    Pasukan berkuda menyerang, pedang bernyala-nyala dan tombak berkilat-kilat!
    Banyak yang mati terbunuh dan bangkai bertimbun-timbun!. . . .

    “Lihat, Aku akan menjadi lawanmu,
    Demikianlah Firman Tuhan semesta alam.”
    PR 207.6

    Nahum 3:1-5.

    Dengan ketepatan yang tidak meleset Yang Tidak Berkesudahan masih tetap mengadakan perhitungan dengan bangsa-bangsa. Sementara kemurahan-Nya ditawarkan, dengan panggilan supaya bertobat, perhitungan ini tetap terbuka; tetapi bilamana angka-angkanya telah mencapai suatu jumlah tertentu yang telah ditetapkan Allah, maka pekerjaan pencurahan murka-Nya mulailah. Perhitungan sudah ditutup. Kesabaran Ilahi berhenti. Kemurahan telah berhenti memohon demi keselamatan mereka.PR 208.1

    “Tuhan itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah. Ia berjalan dalam puting beliung dan badai, dan awan adalah debu kaki-Nya. Ia menghardik laut dan mengeringkannya, dan segala sungai dijadikan-Nya kering. Basyan dan Karmel menjadi merana dan kembang Libanon menjadi layu. Gunung-gunung gemetar terhadap Dia, dan bukit-bukit mencair. Bunyi menjadi sunyi sepi di hadapan-Nya, dunia serta seluruh penduduknya. Siapakah yang tahan berdiri menghadapi geram-Nya? Dan siapakah yang tahan tegak terhadap murka-Nya yang bernyala-nyala? Kehangatan amarah-Nya tercurah seperti api, dan gunung-gunung batu menjadi roboh di hadapan-Nya.” (Nahum 1:3-6).PR 208.2

    Demikianlah keadaannya bahwa Niniwe, “kota yang bersuka-ria yang penduduknya begitu tenteram dan yang berkata dalam hatinya, Hanya ada aku dan tidak ada yang lain,” menjadi musnah dengan, “ketandusan, penandusan dan penindasan,” “persembunyian singa dan gua-gua singa-singa muda, tempat singa pulang pergi, tempat anak singa, di mana tidak ada yang mengganggunya.” (Zefanya 2:15; Nahum 2:10, 11).PR 208.3

    Memandang ke depan kepada masa bilamana kesombongan Asyur akan direndahkan, Zefanya bernubuat tentang Niniwe: “Dan di tengah-tengahnya akan berbaring kawanan binatang, yakni segala macam binatang hutan; baik burung undan maupun burung bangau akan bermalam di hulu tiangnya; burung ponggok akan berbunyi di tingkap, burung gagak di ambang pintu: Pemapan dari kayu aras telah tersingkap.” (Zefanya 2:14).PR 208.4

    Tadinya besarlah kemuliaan kerajaan Asyur; tetapi besarlah keruntuhannya. Nabi Yehezkiel lebih jauh melukiskan tentang sebuah pohon aras yang mulia, yang dengan jelas meramalkan kejatuhan Asyur oleh sebab kecongkakannya dan kekejamannya. Ia menyatakan:PR 208.5

    ” . . . Beginilah Firman Tuhan Allah: Oleh karena ia tumbuh tinggi dan puncaknya menjulang sampai ke langit dan ia menjadi sombong karena ketinggiannya, maka Aku telah menyerahkan dia ke dalam tangan seorang berkuasa di antara bangsa-bangsa, supaya ia memperlakukannya selaras dengan kejahatannya; Aku menghalau dia. Orang-orang asing, yaitu yang paling ganas di antara bangsa-bangsa, akan menebang dia dan membiarkannya; di atas gunung-gunung dan di semua lembah cabang-cabangnya berjatuhan dan di semua alur sungai negeri itu ranting-rantingnya berpatahan dan semua bangsa di bumi pergi lari dari naungannya dan membiarkan dia. Di atas batangnya yang roboh itu berhinggapan segala burung di udara dan di antara cabang-cabangnya diam segala binatang hutan: semuanya ini terjadi supaya segala pohon yang di tepi air jangan meninggikan dirinya. . . . . PR 208.6

    “Beginilah Firman Tuhan Allah: Pada hari ia turun ke dunia orang mati, Aku membuat samudera rakyat berkabung:. . . segala pohon di hutan layu lesu. Mendengar derum kejatuhannya Aku membuat bangsa-bangsa gemetar.” (Yehezkiel 31:10-16).PR 209.1

    Kesombongan Asyur dan kejatuhannya memberikan suatu pelajaran yang terarah sampai kepada zaman kesudahan. Terhadap bangsa-bangsa di bumi sekarang yang dalam keangkuhan dan kecongkakan menampilkan diri mereka melawan Dia, Allah bertanya: “Maka dengan siapakah engkau dapat disamakan di antara pohon-pohon di taman Eden dalam hal kemuliaan dan kebesaran? Engkau akan diturunkan ke bumi yang paling bawah bersama pohon-pohon di taman Eden.” (Yehezkiel 31:18).PR 209.2

    “Tuhan itu baik, Ia adalah tempat pengungsian pada waktu kesusahan; Ia mengenal orang-orang yang berlindung kepada-Nya dan menyeberangkan mereka pada waktu banjir. Ia menghabisi sama sekali” (Nahum 1:7, 8) orang-orang yang berusaha meninggikan diri mereka sendiri di atas Yang Maha Tinggi.PR 209.3

    “Kebanggaan Asyur akan diturunkan dan tongkat kerajaan Mesir akan lewat” (Zakharia 10:11). Hal ini benar bukan saja bagi bangsa-bangsa yang menampilkan diri mereka melawan Allah pada zaman dahulu, tetapi juga bagi bangsa-bangsa pada masa kini yang tidak mau menggenapi rencana Ilahi. Pada hari ganjaran terakhir, bilamana Hakim seisi bumi yang benar akan “mengayak bangsa-bangsa,” (Yesaya 30:28), dan mereka yang telah memelihara kebenaran akan diizinkan untuk masuk kota Allah, maka lonceng-lonceng surga akan berbunyi dengan nyanyian kemenangan orang-orang yang ditebus. “Kamu akan menyanyikan suatu nyanyian,” kata nabi itu, “seperti pada waktu malam ketika orang menguduskan diri untuk perayaan, dan kamu akan bersuka hati seperti pada waktu orang berjalan diiringi suling hendak naik ke gunung Tuhan, ke Gunung Batu Israel. Dan Tuhan akan memperdengarkan suara-Nya yang mulia. . . . Sebab Asyur akan terkejut oleh suara Tuhan, pada waktu ia memukul mereka dengan gada. Sebab setiap pukulan dengan tongkat penghajar yang ditimpakan Tuhan ke atasnya, akan diiringi rebana dan kecapi.” (Yesaya 30:29-32).PR 209.4

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents