2 - Bait Suci dan Penahbisannya
RENCANA yang telah lama didambakan oleh Daud untuk mendirikan sebuah bait suci bagi Tuhan, dilaksanakan oleh Salomo dengan bijaksana. Selama tujuh tahun Yerusalem dipenuhi dengan kesibukan para pekerja yang ikut serta meratakan tempat yang terpilih, membangun dinding penopang, meletakkan dasar alas yang kukuh,--“batu-batu besar, batu-batu yang mahal, dan batu-batu yang sudah dipahat,“—dalam memotong kayu-kayu berat yang diangkut dari hutan-hutan Libanon dan dalam mendirikan rumah Allah yang sangat indah. 1 Raja-raja 5:17. Serempak dengan penyediaan kayu dan batu, ribuan pekerja mengerahkan tenaga mereka untuk tugas itu, yang menangani pembuatan bait suci ini dan dengan teguh maju di bawah pimpinan Hiram dari Tirus, “seorang ahli yang penuh pengertian,...pandai mengerjakan emas, perak, tembaga, besi, batu, kayu, kain ungu muda, kain ungu tua, lenan halus dan kain kirmizi.” 2 Tawarikh 2:13, 14. Demikianlah pembangunan di atas Gunung Moria tanpa kegaduhan karena didirikan dengan “memakai batu-batu yang telah disiapkan di penggalian, sehingga tidak kedengaran palu atau kapak atau sesuatu perkakas besi pun selama pembangunan,” perabot-perabot yang indah dipakai untuk menyempurnakannya sesuai dengan pola yang dianjurkan Daud kepada putranya, “segala perlengkapan itu adalah untuk rumah Allah.” 1 Raja-raja 6:7; 2 Tawarikh 4:19. Kesemuanya ini termasuk mezbah pedupaan, meja roti pertunjukan, kaki dian dan pelitanya, bejana-bejana dan perkakas-perkakas yang berhubungan dengan pekerjaan pelayanan para imam di dalam tempat suci, “dari emas semuanya dari emas murni.” 2 Tawarikh 4:21. Perkakas-perkakas yang disalut dengan tembaga--mezbah korban bakaran, kolam pembasuhan yang ditopang oleh dua belas ekor lembu, bokor-bokor yang kecil, dengan bejana-bejana yang lain,--“Raja menuang semuanya itu di lembah Yordan di dalam tanah liat antara Sukot dan Zereda.” 2 Tawarikh 4:17. Pengadaan perlengkapan ini dibuat sebanyak-banyaknya, agar nanti tidak akan ada kekurangan.PR 19.1
Bangunan mewah yang mempunyai keindahan yang melebihi yang lain-lain dan kemuliaan yang tiada tandingannya adalah yang didirikan oleh Salomo dan pembantu-pembantunya bagi Allah dan kebaktian-Nya. Dihiasi dengan batu-batu permata, dikelilingi oleh ruangan-ruangan yang serba luas dengan penemuan yang luar biasa, dilengkapi dengan kayu aras berukir yang disalut dengan emas, susunan rumah sembahyang itu, dengan hiasan-hiasan gantung yang dibordir, dan dilengkapi secara mewah, adalah suatu lambang yang cocok dari gereja Allah yang hidup di atas bumi, yang sepanjang zaman telah dibangun sesuai dengan pola Ilahi, dengan bahan-bahan yang dihubungkan pada “emas, perak, batu-batu permata,” “yang dipahat untuk bangunan istana.” 1 Korintus 3:12; Mazmur 144:12. Untuk bait suci rohani, Kristus adalah “sebagai batu penjuru; di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.” Efesus 2:20, 21. Pada akhirnya bait suci yang direncanakan oleh Raja Daud, dan dibangun oleh putranya Salomo, selesai. “Demikianlah Salomo menyelesaikan rumah Tuhan dan istana raja, dan berhasil melaksanakan dalam rumah Tuhan dan dalam istananya segala sesuatu yang timbul dalam hatinya.” 2 Tawarikh 7:11. Dan sekarang, dalam rangka menjadikan istana itu sebagai mahkota puncak Gunung Moria benar-benar terwujud, sebagaimana yang sangat diinginkan Daud, menjadi suatu tempat tinggal “bukan untuk manusia, melainkan untuk Tuhan Allah” (1 Tawarikh 29:1), tinggal lagi upacara khidmat untuk menahbiskannya secara resmi kepada Yehova dan kebaktian-Nya. Tempat di mana bait suci itu dibangun telah lama dianggap sebagai suatu tempat yang diasingkan. Di sinilah Abraham bapa segala orang percaya, pernah menyatakan kerelaannya untuk mengorbankan putra tunggalnya yang taat pada perintah Yehova. Di sinilah Allah membarui perjanjian berkat kepada Abraham, termasuk perjanjian Mesias yang penuh kemuliaan demi kelepasan bangsa manusia melalui pengorbanan Putra Yang Mahatinggi. Lihat Kejadian 22:9, 16-18. Di sinilah pada waktu Daud mengadakan persembahan bakaran dan persembahan-persembahan pendamaian untuk memenangkan pedang murka dari malaikat pembinasa, maka Allah telah menjawabnya dengan api dari surga. Lihat 1 Tawarikh 21. Dan sekarang, sekali lagi para penyembah Yehova hadir di sini untuk menemui Allah mereka dan membarui perjanjian kesetiaan mereka kepada-Nya.PR 19.2
Saat yang dipilih untuk penahbisan memang adalah saat yang sangat tepat--bulan Ketujuh ketika semua orang dari setiap pelosok kerajaan biasanya berkumpul ramai-ramai di Yerusalem untuk merayakan Pesta Pondok Daun-daunan. Pesta ini memang khusus untuk bersukaria. Pekerjaan penuaian hampir selesai dan bekerja membanting tulang pada tahun itu belum mulai, orang banyak bebas dari kekangan dan dapat memusatkan diri mereka sendiri kepada saat-saat yang suci dan pengaruh-pengaruh yang penuh kegembiraan.PR 20.1
Pada saat yang telah ditentukan orang Israel sebagai bangsa tuan rumah, berdatangan dari luar negeri dengan berpakaian mewah mewakili mereka yang tinggal di antara bangsa-bangsa asing, lalu berhimpun di pelataran bait suci. Pemandangan itu adalah suatu kemuliaan yang luar biasa. Salomo, dengan para ketua orang Israel dan orang-orang yang sangat berpengaruh di antara bangsa itu, yang telah kembali dari bagian lain kota itu, dari mana mereka telah membawa tabut perjanjian ke mari. Dari kemah sembahyang di atas puncak Gibeon dipindahkanlah “Kemah Pertemuan Lama, dan segala barang kudus yang ada dalam kemah itu” (2 Tawarikh 5:5); dan peninggalan-peninggalan daripada pengalaman-pengalaman permulaan bangsa Israel yang sangat berharga ini selama pengembaraan mereka di padang belantara dan penaklukan mereka atas tanah Kanaan, sekarang memperoleh suatu rumah yang tetap di dalam gedung yang sangat indah dan besar yang telah didirikan untuk mengganti bangunan yang kecil.PR 20.2
Ketika mengangkut tabut perjanjian yang berisi dua loh batu di mana oleh jari Allah sendiri dituliskan perintah-perintah Sepuluh Hukum ke bait suci, Salomo mengikuti teladan ayahnya Daud. Setiap enam langkah ia membuat persembahan korban. Dengan nyanyian dan musik dan dengan upacara kebesaran, “imam-imam membawa tabut perjanjian Tuhan ke tempatnya, di ruang belakang rumah itu, di tempat maha kudus.” Ayat 7. Pada waktu mereka ke luar dari dalam tempat suci, mereka menempati tempat yang khusus bagi mereka. Para penyanyi--Suku Lewi dalam seragam lenan putih memegang ceracap, gambus dan kecapi--berdiri di sebelah timur mezbah, dan bersama mereka seratus dua puluh imam peniup nafiri. Lihat ayat 12.PR 21.1
“Lalu para peniup nafiri dan para penyanyi itu serentak memperdengarkan paduan suaranya untuk menyanyikan puji-pujian dan syukur kepada Tuhan. Mereka menyaringkan suara dengan nafiri, ceracap dan alat-alat musik sambil memuji Tuhan dengan ucapan: “Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya”. Pada ketika itu rumah itu, yakni rumah Tuhan, dipenuhi awan, sehingga imam-imam itu tidak tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian oleh karena awan itu, sebab kemuliaan Tuhan memenuhi rumah Allah.” Ayat 13, 14.PR 21.2
Menyadari akan makna awan ini, Salomo memaklumkan: “Tuhan telah memutuskan untuk diam dalam kekelaman. Sekarang, aku telah mendirikan rumah kediaman bagi-Mu, tempat Engkau menetap selama-lamanya.” 2 Tawarikh 6:1, 2.PR 21.3
“Tuhan itu Raja, maka bangsa-bangsa gemetar.
Ia duduk di atas kerub-kerub, maka bumi goyang.
Tuhan itu maha besar di Sion,
dan Ia tinggi mengatasi segala bangsa.
Biarlah mereka menyanyikan syukur
bagi nama-Mu yang besar dan dahsyat; Kuduslah Ia!
“Tinggikanlah Tuhan, Allah kita, dan sujudlah
menyembah kepada tumpuan kaki-Nya!
Kuduslah Ia!”PR 21.4
Mazmur 99:1-5
“Salomo telah membuat sebuah mimbar tembaga yang panjangnya lima hasta, lebarnya lima hasta dan tingginya tiga hasta, yang ditaruhnya di halaman--; ia berdiri di atasnya lalu berlutut di hadapan segenap jemaah Israel dan menadahkan tangannya ke langit.” Lalu diberkatinya akan segenap sidang orang Israel. “Sedang segenap jemaah Israel berdiri.” 2 Tawarikh 6:13, 3.PR 21.5
“Terpujilah Tuhan, Allah orang Israel,” seru Salomo, yang telah menyelesaikan dengan tangan-Nya apa yang difirmankan-Nya dengan mulut-Nya kepada Daud ayahku, demikian. . . . Aku memilih Yerusalem bagai tempat kediaman nama-Ku.” Ayat 4-6.PR 22.1
Kemudian Salomo berlutut di atas mimbar itu, dan sambil didengar oleh orang banyak, ia menyampaikan doa penahbisannya. Mengedangkan tangannya ke langit, sementara sidang jemaat menundukkan muka mereka ke tanah, sang raja berseru: “Ya Tuhan, Allah Israel! Tidak ada Allah seperti Engkau di langit dan di bumi; Engkau yang memelihara perjanjian dan kasih setia kepada hamba-hamba-Mu yang dengan segenap hatinya hidup di hadapan-Mu.”PR 22.2
“Tetapi benarkah Allah hendak diam bersama dengan manusia di atas bumi? Sesungguhnya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit pun tidaklah dapat memuat Engkau, terlebih lagi rumah yang kudirikan ini. Maka berpalinglah kepada doa dan permohonan hamba-Mu ini, ya Tuhan Allahku, dengarkanlah seruan dan doa yang hamba-Mu panjatkan di hadapan-Mu ini! Kiranya mata-Mu terbuka terhadap rumah ini, siang dan malam, terhadap tempat yang Kau katakan akan menjadi kediaman nama-Mu--dengarkanlah doa yang hamba-Mu panjatkan di tempat ini. Dan dengarkanlah permohonan hamba-Mu dan umat-Mu Israel yang mereka panjatkan di tempat ini; bahwa Engkau juga yang mendengarkannya dari tempat kediaman-Mu, dari surga; dan apabila Engkau mendengarnya, maka Engkau mengampuni. . . .PR 22.3
“Apabila umat-Mu Israel terpukul kalah oleh musuhnya karena mereka berdosa kepada-Mu, kemudian mereka berbalik dan mengakui nama-Mu, dan mereka berdoa dan memohon di hadapan-Mu di rumah ini, maka Engkau pun kiranya mendengar dari surga dan mengampuni dosa umat-Mu Israel dan mengembalikan mereka ke tanah yang telah kau berikan kepada mereka dan nenek moyang mereka.PR 22.4
“Apabila langit tertutup, sehingga tidak ada hujan, sebab mereka berdosa kepada-Mu, lalu mereka berdoa di tempat ini dan mengakui nama-Mu dan mereka berbalik dari dosanya, sebab Engkau telah menindas mereka, maka Engkau pun kiranya mendengarkannya di surga dan mengampuni dosa hamba-hamba-Mu, umat-Mu Israel,—karena Engkaulah yang menunjukkan kepada mereka jalan yang baik yang harus mereka jalani--dan Engkau kiranya memberikan hujan kepada tanah-Mu yang telah Kau berikan kepada umat-Mu menjadi milik pusaka.PR 22.5
“Apabila ada kelaparan di negeri ini, apabila ada penyakit sampar, hama dan penyakit gandum belalang dan belalang pelahap, apabila musuh menyesakkan mereka di salah satu kota mereka, apabila ada tulah atau penyakit apa pun, lalu seseorang atau segenap umat-Mu Israel memanjatkan doa dan permohonan di rumah ini dengan menadahkan tangannya--karena mereka masing-masing mengenal tulahnya dan penderitaannya sendiri--maka Engkau pun kiranya mendengar dari surga, tempat kediaman-Mu yang tetap, dan kiranya Engkau mengampuni, dan membalas kepada setiap orang sesuai dengan segala perbuatannya, karena Engkau mengenal hatinya . . . supaya mereka takut akan Engkau dan mengikuti segala jalan yang Engkau tunjukkan selama mereka hidup di atas tanah yang telah Kauberikan kepada nenek moyang kami.PR 22.6
“Juga apabila seorang asing, yang tidak termasuk umat-Mu Israel, datang dari jauh oleh karena nama-Mu yang besar, tangan-Mu yang kuat dan lengan-Mu yang teracung, dan ia datang berdoa di rumah ini, maka Engkau pun kiranya mendengar dari surga, dari tempat kediaman-Mu yang tetap, dan kiranya Engkau bertindak sesuai dengan segala yang diserukan kepada-Mu oleh orang asing itu, supaya segala bangsa di bumi mengenal nama-Mu, sehingga mereka takut akan Engkau sama seperti umat-Mu Israel, dan sehingga mereka tahu, bahwa nama-Mu telah diserukan atas rumah yang telah kudirikan ini.PR 23.1
“Apabila umat-Mu ke luar untuk berperang melawan musuh-musuhnya, ke arah mana pun Engkau menyuruh mereka, dan apabila mereka berdoa kepada-Mu dengan berkiblat ke kota yang telah Kau pilih ini dan ke rumah yang telah kudirikan bagi nama-Mu, maka Engkau kiranya mendengar dari surga doa dan permohonan mereka dan Engkau kiranya memberikan keadilan kepada mereka.PR 23.2
“Apabila mereka berdosa kepada-Mu--karena tidak ada manusia yang tidak berdosa--dan Engkau murka kepada mereka dan menyerahkan mereka kepada musuh, sehingga mereka diangkut tertawan ke negeri yang jauh atau yang dekat, dan apabila sadar kembali dalam hatinya di negeri tempat mereka tertawan, dan mereka berbalik, dan memohon kepada-Mu di negeri tempat mereka tertawan, dengan berkata: Kami telah berdosa, bersalah, dan berbuat fasik, apabila mereka berbalik kepada-Mu dengan segenap hatinya dan dengan segenap jiwanya di negeri orang-orang yang mengangkut mereka tertawan, dan apabila mereka berdoa kepada-Mu dengan berkiblat ke negeri mereka yang telah Kauberikan kepada nenek moyang mereka, ke kota yang telah Kau pilih dan ke rumah yang telah kudirikan bagi nama-Mu, maka Engkau kiranya mendengarkan dari surga, dari tempat kediaman-Mu yang tetap, kepada doa dan segala permohonan mereka dan kiranya Engkau memberikan keadilan kepada mereka, dan Engkau kiranya mengampuni umat-Mu yang telah berdosa kepada-Mu. Sebab itu, ya Allahku, kiranya mata-Mu terbuka dan telinga-Mu menaruh perhatian kepada doa yang dipanjatkan di tempat ini. Dan sekarang, bangunlah ya Tuhan Allah, dan pergilah ke tempat perhentian-Mu, Engkau serta tabut kekuatan-Mu! Kiranya ya Tuhan Allah, imam-imam-Mu berpakaian keselamatan, dan orang-orang yang Kaukasihi bersukacita karena kebaikan-Mu ya Tuhan Allah, janganlah Engkau menolak orang yang telah Kauurapi, ingatlah akan segala kasih setia-Mu kepada Daud hamba-Mu itu.” Ayat 14-42. Setelah Salomo mengakhiri doanya, “apipun turun dari langit memakan habis korban bakaran dan korban-korban sembelihan itu.” Para imam tidak dapat memasuki rumah Tuhan itu, karena “kemuliaan Tuhan memenuhi rumah Tuhan.” “Ketika segenap orang Israel melihat. . .PR 23.3
kemuliaan Tuhan meliputi rumah itu, berlututlah mereka di atas lantai dengan muka mereka sampai ke tanah, lalu sujud menyembah dan menyanyikan syukur bagi Tuhan; dengan berkata, “Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya”.PR 23.4
Raja bersama-sama seluruh bangsa mempersembahkan korban sembelihan di hadapan Tuhan. “Demikianlah raja dan seluruh bangsa menahbiskan rumah Allah.” 2 Tawarikh 7:1-5. Selama tujuh hari orang-orang yang datang dari berbagai pelosok kerajaan, “dari jalan masuk ke Hamat sampai ke sungai Mesir,” “suatu jemaat yang amat besar,” mengadakan pesta bersuka ria. Minggu berikutnya digunakan oleh orang banyak yang bergembira ini untuk merayakan Pesta Pondok Daun-daunan. Pada akhir perayaan penahbisan mezbah dan pesta pondok daun bangsa itu pulang ke rumah mereka, sambil bersukacita dan bergembira atas kebaikan yang telah dilakukan Tuhan kepada Daud, kepada Salomo, dan kepada orang Israel, umat-Nya.” Ayat 8, 10.PR 24.1
ketgamPR 24.2
Salomo bertelut di atas mimbar, dan mendengarkan doa persembahan yang disampaikan oleh semua hadirin. Dia menadahkan kedua tangannya ke arah surga, ia memohon kemurahan Allah.PR 24.3
Raja telah melakukan segala-galanya dengan sekuat kuasanya untuk mengajak rakyatnya berserah dengan sepenuhnya kepada Allah dan berbakti kepada-Nya, serta membesarkan nama-Nya yang suci. Dan kini sekali lagi, sama seperti di Gibeon pada permulaan pemerintahannya, pemerintah Israel diberikan bukti akan persetujuan dan berkat Ilahi. Dalam penglihatan Tuhan menampakkan diri kepada Salomo pada malam hari dan berfirman kepadanya: “Telah Kudengar doamu dan telah Kupilih tempat ini bagi-Ku sebagai rumah persembahan. Bilamana Aku menutup langit, sehingga tidak ada hujan, dan bilamana Aku menyuruh belalang memakan habis hasil bumi, dan bilamana Aku melepaskan penyakit sampar di antara umat-Ku, dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari surga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka. Sekarang mata-Ku terbuka dan telinga-Ku menaruh perhatian kepada doa dari tempat ini. Sekarang telah Kupilih dan Kukuduskan rumah ini, supaya nama-Ku tinggal di situ untuk selama-lamanya, maka mata-Ku dan hati-Ku akan ada di situ sepanjang masa.” Ayat 12-16.PR 24.4
Sekiranya bangsa Israel tetap benar di hadapan Allah, maka bangunan yang penuh kemuliaan ini akan berdiri selama-lamanya, sebagai suatu tanda sepanjang masa akan belas kasihan Allah kepada umat pilihan-Nya. “Dan orang-orang asing,” Allah memaklumkan, “yang menggabungkan diri kepada Tuhan untuk melayani Dia, untuk mengasihi nama Tuhan dan untuk menjadi hamba-hamba-Nya, semuanya yang memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya, dan yang berpegang kepada perjanjian-Ku, mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah doa-Ku. Aku akan berkenan kepada korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di atas mezbah-Ku, sebab rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.” Yesaya 56:6, 7.PR 24.5
Sehubungan dengan persetujuan dan jaminan-jaminan ini, Tuhan meratakan dan meluruskan jalan kewajiban di hadapan raja. Firman-Nya: “Mengenai engkau, jika engkau hidup di hadapan-Ku sama seperti Daud, ayahmu, dan berbuat sesuai dengan segala yang Kuperintahkan kepadamu, dan jika engkau tetap mengikuti segala ketetapan dan peraturan-Ku, maka Aku akan meneguhkan takhta kerajaanmu sesuai dengan perjanjian yang telah Kuikat dengan Daud, dengan berkata: Takkan terputus keturunanmu yang memerintah atas Israel.” 2 Tawarikh 7:17, 18.PR 25.1
Sekiranya Salomo terus-menerus dalam kerendahan hati menyembah Tuhan, seluruh pemerintahannya akan dapat menggunakan suatu pengaruh yang penuh kuasa demi kebaikan terhadap bangsa-bangsa sekeliling, bangsa-bangsa yang telah terkesan dengan sangat baiknya oleh pemerintahan ayahnya Daud dan oleh kata-kata yang bijaksana serta dengan pekerjaan-pekerjaan yang sangat besar pada tahun-tahun permulaan pemerintahannya sendiri. Meninjau ke depan akan pencobaan-pencobaan mengerikan yang muncul dalam kemakmuran dan kemuliaan duniawi; Allah mengamarkan Salomo menentang kejahatan kemurtadan dan meramalkan kengerian akibat-akibat dosa. Bait suci yang indah ini sekalipun yang baru saja ditahbiskan, Firman-Nya, akan menjadi “kiasan dan sindiran di antara segala bangsa” sekiranya bangsa Israel meninggalkan “Tuhan, Allah nenek moyang mereka” lalu menyembah sujud pada berhala. Ayat 20, 22.PR 25.2
Dikuatkan dalam hati dan dengan kesukaan besar oleh berita dari surga, bahwa doanya demi bangsa Israel telah didengar, sekarang Salomo memasuki masa yang paling jaya dalam pemerintahannya, ketika “semua raja di bumi berikhtiar menghadap Salomo,” untuk menyaksikan cara-cara pemerintahannya dan untuk menerima pengarahan dalam rangka menangani masalah-masalah yang pelik.PR 25.3
Apabila orang-orang ini mengunjungi Salomo, ia mengajar mereka dari hal Allah sebagai Pencipta segala sesuatu, dan mereka pulang ke tempat mereka dengan gambaran-gambaran yang lebih jelas tentang Allah orang Israel dan kasih-Nya bagi bangsa manusia. Di dalam gerakan-gerakan alam kini mereka melihat suatu ungkapan kasih-Nya dan suatu kenyataan sifat-sifat-Nya, dan banyak yang telah dipimpin untuk berbakti kepada-Nya sebagai Allah mereka.PR 25.4
Kerendahan hati Salomo pada saat ia mulai memangku beban negara, ketika ia mengaku di hadapan Allah, “Aku masih sangat muda” (1 Raja-raja 3:7), pertanda kasihnya akan Allah, penghormatannya yang dalam terhadap perkara-perkara Ilahi, penyangkalannya akan diri sendiri, dan pemujaannya akan Khalik yang tidak terbatas dalam segala perkara--segala ciri pembawaan ini--begitu pantas untuk diperlombakan, telah dinyatakan selama melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang berbubungan dengan penyelesaian bait suci, selama mengucapkan doa penahbisan ia berlutut dalam sikap penuh kerendahan laksana seorang pengemis. Para pengikut Kristus sekarang harus berjaga-jaga menentang kecenderungan kehilangan roh menghormati dan takut akan Allah. Kitab Suci mengajar manusia bagaimana ia harus mendekati Penciptanya--dengan kerendahan hati dan rasa gentar, melalui iman pada seorang Perantara Ilahi. Sang Pemazmur mengungkapkan:PR 25.5
ayat lebih kecilPR 26.1
“Sebab Tuhan adalah yang maha besar,
Dan Raja yang besar mengatasi segala Allah. . .
Masuklah, marilah kita sujud menyembah,
Berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita.”PR 26.2
Mazmur 95:3-6
Baik dalam kebaktian umum atau pribadi hendaklah kita tunduk dan berlutut di hadapan Allah pada waktu kita menyampaikan permohonan kita kepada-Nya. Yesus, teladan kita, “berlutut dan berdoa.” Lukas 22:41. Tentang murid-murid-Nya juga tersurat, “berlutut dan berdoa.” Kisah 9:40. Paulus menyatakan, “Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa.” Efesus 3:14. Dalam mengaku dosa-dosa Israel di hadapan Allah, Ezra berlutut. Lihat Ezra 9:5. Daniel “tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya.” Daniel 6:11.PR 26.3
Penghormatan yang sejati kepada Allah diilhami oleh suatu perasaan akan kebesaran-Nya yang tak terbatas dan suatu kesadaran akan hadirat-Nya. Dengan kesadaran terhadap yang tidak tampak ini, setiap hati harus memperoleh kesan yang sangat mendalam. Saat dan tempat berdoa itu kudus, oleh karena Allah hadir di situ. Dan sementara penghormatan dinyatakan dalam sikap dan kelakuan, maka perasaan yang mengilhaminya akan diperdalam. “Nama-Nya kudus dan dahsyat,” kata si pemazmur. Mazmur 111:9. Apabila malaikat-malaikat, menyebutkan nama tersebut, mereka menudungi wajah mereka. Dengan pujian kebesaran bagaimana yang harus ada pada bibir kita, kita yang sudah jatuh dan penuh dosa!PR 26.4
Baiklah bagi orang tua dan orang muda merenungkan kata-kata yang berasal dari Kitab Suci yang menunjukkan bagaimana seharusnya tempat yang ditandai oleh kehadiran secara istimewa dihormati.PR 26.5
“Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu,” perintah-Nya kepada Musa di semak-semak yang sedang menyala, “sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.” Keluaran 3:5. Yakub, setelah melihat khayal dari hal malaikat berseru, “Sesungguhnya Tuhan ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya.” . . .Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang surga.” Kejadian 28:16, 17.PR 26.6
Begitulah dikatakan bahwa selama acara penahbisan, Salomo dalam menghormati Khalik, telah berusaha menyingkirkan dari pikiran-pikiran para hadirin akan takhyul-takhyul yang menyelebungi pikiran-pikiran orang kafir. Allah yang dari surga bukannya, seperti ilah-ilah orang kafir yang berdiam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia; namun Ia akan bertemu dengan umat-Nya oleh Roh-Nya apabila mereka hendak berhimpun di rumah yang ditahbiskan demi perbaktian pada-Nya.PR 26.7
Berabad-abad kemudian Paulus mengajarkan kebenaran yang sama dengan mengatakan: “Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia, dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah ia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup dan napas dan segala sesuatu; . . . supaya mereka mencari Dia, dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing. Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak dan kita ada.” Kisah 17:24-28.PR 27.1
ayat kecilPR 27.2
“Berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah Tuhan,
Suku bangsa yang dipilihnya menjadi miliknya sendiri!
Tuhan memandang dari surga,
Ia melihat semua anak manusia;
Dari tempat kediaman-Nya Ia menilik semua penduduk bumi.”
“Tuhan sudah menegakkan takhta-Nya di surga,
Dan kerajaan-Nya berkuasa atas segala sesuatu.”
“Ya, Allah, jalan-Mu adalah kudus!
Allah manakah yang begitu besar seperti Allah kami?
Engkaulah Allah yang melakukan keajaiban
Engkau telah menyatakan kuasa-Mu di antara bangsa-bangsa.”PR 27.3
Mazmur 33:12-14; 103:19; 77:14, 15.
Walaupun Allah tidak berdiam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia, namun Ia menghormati dengan kehadiran-Nya pada perkumpulan umat-Nya. Ia telah berjanji bahwa apabila mereka datang beramai-ramai mencari-Nya, untuk mengaku dosa-dosanya, dan berdoa satu sama lain, Ia akan bertemu dengan mereka oleh Roh-Nya. Tetapi barangsiapa yang berkumpul untuk menyembah Dia haruslah membuangkan setiap kejahatan. Kecuali mereka menyembah Dia dalam roh dan kebenaran dan di dalam keindahan kesucian, maka perkumpulan mereka akan percuma. Untuk hal tersebut Tuhan berfirman, “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh daripada-Ku.” Matius 15:8, 9. Mereka yang menyembah Allah harus menyembah Dia dalam roh dan kebenaran: sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.” Yohanes 4:23. “Tetapi Tuhan ada di dalam bait-Nya yang kudus. Berdiam dirilah di hadapan-Nya, ya segenap bumi!” Habakuk 2:20.PR 27.4
ketgamPR 28.1
Tuhan menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi pada malam di Gibeon, dan berfirman: “Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu.”PR 28.2