Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Para Nabi Dan Raja - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    39 - Di Istana Babel

    DI ANTARA anak-anak Israel yang dibawa sebagai tawanan ke Babel pada permulaan tujuh puluh tahun penawanan itu terdapat patriot-patriot Kristen, yakni orang-orang yang benar kepada prinsip laksana baja, yang tidak mau dicemari dengan sifat mementingkan diri, tetapi yang mau menghormati Allah walaupun kehilangan segala sesuatu. Di negeri di mana mereka ditawan mereka harus menggenapi rencana Allah dengan memberikan berkat-berkat kepada bangsa-bangsa kafir yang datang melalui pengenalan akan Yehova. Mereka harus menjadi wakil-wakil-Nya. Mereka tidak akan pernah menyesuaikan diri dengan para penyembah berhala; iman mereka dan nama mereka sebagai para penyembah Allah yang hidup mereka akan pertahankan sebagai suatu kehormatan yang tinggi. Dan hal ini memang mereka lakukan. Dalam kemakmuran dan kemalangan mereka menghormati Allah, dan Allah menghormati mereka.PR 277.2

    Bukti bahwa orang-orang ini, yang berbakti pada Yehova, sudah ditawan di Babel, dan bejana-bejana rumah Allah telah ditaruh dalam kuil dewa-dewa Babel, dengan sombong disebut-sebut oleh para pemenang itu sebagai kenyataan bahwa agama dan adat kebiasaan mereka itu lebih unggul dibandingkan dengan agama dan adat kebiasaan orang-orang Ibrani. Namun melalui penghinaan yang sangat rendah itu yang terjadi oleh sebab perpisahan Israel dari Dia, maka Allah memberi kepada bangsa Babel bukti tentang keunggulan-Nya, tentang kesucian tuntutan-tuntutan-Nya, dan tentang hasil-hasil penurutan yang pasti. Dan kesaksian yang diberikan-Nya ini, sebagaimana kesaksian itu dapat diberikan sendiri, melalui mereka yang setia pada-Nya.PR 277.3

    Di antara mereka yang mempertahankan kesetiaan mereka kepada Allah adalah Daniel dan tiga temannya--contoh gambaran akan menjadi apa manusia-manusia itu, yaitu yang bersatu dengan Allah dalam hal hikmat dan kuasa. Dari rumah tangga Yahudi yang boleh dikatakan sederhana, orang-orang muda yang berasal dari keturunan bangsawan ini telah dibawa ke kota-kota yang paling besar dan ke istana raja dunia yang terbesar. Nebukadnezar “bertitah kepada Aspenas, kepala istananya, untuk membawa beberapa orang Israel, yang berasal dari keturunan raja, dan dari kaum bangsawan; yakni orang-orang muda yang tidak ada sesuatu cela, yang berperawakan baik, yang memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan banyak, dan yang mempunyai pengertian tentang ilmu, yakni orang-orang yang cakap untuk bekerja dalam istana raja. . . .PR 277.4

    “Di antara mereka itu ada juga beberapa orang Yehuda, yakni Daniel, Hananya, Misael dan Azarya.” Dengan melihat di dalam diri orang-orang muda ini adanya kemampuan yang luar biasa, maka Nebukadnezar memutuskan bahwa mereka harus dididik untuk mengisi jabatan-jabatan penting dalam kerajaannya. Supaya mereka dapat memenuhi persyaratan sepenuhnya untuk pekerjaan seumur hidup mereka, ia mengatur supaya mereka mempelajari bahasa Kasdim dan selama tiga tahun diberikan keuntungan-keuntungan pendidikan khusus yang lazim diberikan bangsawan-bangsawan kerajaan. Nama-nama Daniel dan teman-temannya diganti dengan nama-nama yang melambangkan dewa-dewa orang Kasdim. Ada makna yang besar terkandung dalam nama yang diberikan oleh para orangtua Ibrani kepada anak-anak mereka. Seringkali makna ini adalah merupakan sifat tabiat yang ingin dilihat oleh orangtua berkembang dalam diri sang anak. Oleh penghulu yang bertanggung jawab di mana orang-orang muda tawanan ini di tempatkan, “Daniel dinamainya Beltsazar, Hananya dinamainya Sadrakh, Misael dinamainya Mesakh dan Azarya dinamainya Abednego.”PR 278.1

    Sang raja tidak memaksa orang-orang muda Ibrani itu meninggalkan iman mereka lalu menyembah berhala, tetapi ia mengharapkan dapat melakukan hal itu dengan pelahan-lahan. Dengan memberi mereka nama-nama yang melambangkan penyembahan berhala, dengan membawa mereka setiap hari berhubungan akrab dengan kebiasaan-kebiasaan menyembah berhala, dan di bawah pengaruh upacara-upacara perbaktian orang kafir yang memikat, ia berharap untuk membujuk mereka meninggalkan agama bangsa mereka dan bersatu dengan perbaktian orang-orang Babel.PR 278.2

    Tepat pada permulaan karier mereka datanglah suatu ujian tabiat yang sangat menentukan kepada mereka. Sudah ditetapkan bahwa mereka harus makan makanan dan minum anggur yang berasal dari meja raja. Dengan begini raja mengira dapat memberi mereka kesan akan kebaikannya dan akan perhatiannya demi kesejahteraan mereka. Tetapi sebagian telah dipersembahkan kepada berhala; dan orang yang memakan dari makanan tersebut akan dianggap sudah mempersembahkan penghormatan kepada dewa-dewa Babel. Kesetiaan kepada Yehova melarang Daniel dan teman-temannya menyatukan diri pada penghormatan tersebut. Bahkan berpura-pura saja memakan makanan itu atau meminum anggur itu akan merupakan penyangkalan terhadap iman mereka. Untuk melakukan hal ini akan menyatukan diri mereka sendiri dengan kekafiran dan akan menghina prinsip-prinsip hukum Allah.PR 278.3

    Mereka pun tidak berani menanggung risiko akibat yang melemahkan daripada kemewahan dan kemerosotan perkembangan jasmani, pikiran dan kerohanian. Mereka mengetahui riwayat Nadab dan Abihu, catatan tentang orang-orang yang tidak bertarak dan akibat-akibatnya dituliskan dalam lima kitab permulaan Perjanjian Lama; dan mereka mengetahui bahwa kuasa jasmani dan pikiran mereka akan benar-benar merosot akibat menggunakan minuman keras.PR 278.4

    Daniel dan teman-temannya telah dididik oleh orang tua mereka kepada kebiasaan-kebiasaan bertarak dengan ketat. Mereka telah diajar bahwa Allah akan meminta pertanggunganjawab mereka atas kemampuan-kemampuan mereka, sehingga dengan demikian mereka tidak boleh memerosotkan atau melemahkan kuasa mereka. Pendidikan ini bagi Daniel dan teman-temannya merupakan sarana ketahanan mereka di tengah-tengah pengaruh kemerosotan moral dalam istana Babel. Penggodaan-penggodaan di sekeliling mereka itu kuat di dalam istana mewah dan cemar itu, tetapi mereka tetap tidak tercemar. Tak ada kuasa, tak ada pengaruh, yang dapat menggoyahkan mereka dari prinsip-prinsip yang dipelajari mereka sejak dari kecil dengan mempelajari Firman dan pekerjaan Allah.PR 279.1

    Sekiranya Daniel mempunyai keinginan besar, maka ia dapat memperoleh di sekelilingnya alasan yang masuk di akal untuk meninggalkan kebiasaan bertarak dengan ketat. Ia dapat memberikan alasan bahwa sebagai orang yang bergantung atas kemurahan raja dan sebagai rakyat yang harus takluk di bawah kuasanya, maka tidak ada jalan lain untuk ditempuh selain dari memakan makanan raja dan meminum anggurnya; karena sekiranya ia mempertahankan pengajaran Ilahi, maka ia akan membuat sang raja tersinggung dan kemungkinan ia akan kehilangan jabatannya dan nyawanya. Sekiranya ia tidak menghiraukan hukum Allah maka ia mempertahankan kebaikan raja dan mencari bagi dirinya sendiri keuntungan-keuntungan cerdik cendekia dan harapan-harapan duniawi yang menyenangkan.PR 279.2

    Tetapi Daniel tidak ragu-ragu. Persetujuan Allah adalah lebih mahal baginya daripada kebaikan raja duniawi yang sangat berkuasa itu--lebih mahal daripada kehidupan itu sendiri. Ia berketetapan untuk berdiri teguh dalam kesetiaannya, apapun yang akan menjadi akibatnya. Ia “berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja.” Dan di dalam keputusan ini ia ditunjang oleh ketiga temannya itu.PR 279.3

    Dalam mencapai keputusan ini, orang-orang muda Ibrani ini tidak bertindak gegabah, tetapi dengan bersandar teguh pada Allah. Mereka bukan mau berlaku aneh, tetapi mereka mau berlaku demikian daripada mereka tidak menghormati Allah. Sekiranya mereka menyesuaikan diri dengan yang salah dalam kesempatan ini dengan menyerah kepada tekanan keadaan, maka perpisahan mereka dari prinsip akan melemahkan perasaan mereka terhadap yang benar dan kejijikan mereka terhadap yang salah. Langkah pertama yang salah akan membawa kepada langkah-langkah salah yang lain, sampai perhubungan mereka dengan Surga putus, maka mereka akan dihempaskan oleh pencobaan.PR 279.4

    “Maka Allah mengaruniakan kepada Daniel kasih dan sayang dari pemimpin-pemimpin pegawai istana itu,” dan permohonan bahwa ia tidak mau menodai dirinya sendiri telah diterima dengan hormat. Namun pemimpin pegawai istana itu ragu-ragu untuk meluluskannya. “Aku takut, kalau-kalau tuanku raja, yang telah menetapkan makanan dan minumanmu,” katanya menerangkan kepada Daniel; “berpendapat bahwa kamu kelihatan kurang sehat daripada orang-orang muda lain yang sebaya dengan kamu, sehingga karena kamu aku dianggap bersalah oleh raja.”PR 279.5

    Kemudian Daniel berkata kepada Melzar, pegawai yang bertanggung jawab khusus terhadap orang-orang muda Ibrani itu, memohon supaya kiranya mereka diizinkan tidak memakan santapan raja dan meminum anggurnya. Ia memohon supaya untuk hal itu diadakan ujian selama sepuluh hari, orang-orang muda Ibrani itu selama waktu sepuluh hari itu diberi makanan yang sederhana saja, sedangkan teman-teman mereka makan dari santapan baginda raja.PR 280.1

    Melzar, walaupun dengan merasa takut akan kemungkinan membuat raja marah, mengabulkan permohonan ini, namun ia menyetujuinya; dan Daniel mengetahui bahwa perkaranya sudah berhasil. Pada akhir sepuluh hari ujian itu hasilnya ternyata berlawanan dengan apa yang ditakutkan oleh pemimpin pegawai istana itu. “Ternyata perawakan mereka lebih baik dan mereka kelihatan lebih gemuk daripada semua orang muda yang telah makan dari santapan raja.” Dalam penampilan pribadi orang-orang muda Ibrani menunjukkan tanda keunggulan di atas teman-teman mereka. Hasilnya, Daniel dan teman-temannya diizinkan terus memakan makanan mereka yang sederhana itu selama mereka menempuh pendidikan.PR 280.2

    Selama tiga tahun orang-orang muda Ibrani itu belajar untuk mengetahui “tulisan dan bahasa orang Kasdim.” Selama masa ini mereka memegang teguh kesetiaan mereka kepada Allah dan dengan tetap bergantung atas kuasa-Nya. Dengan kebiasaan mereka mengadakan penyangkalan diri mereka menyatukan kesungguh-sungguhan terhadap rencana, kerajinan dan keteguhan. Bukanlah kesombongan atau ambisi yang membawa mereka ke istana raja, ke dalam pergaulan dengan mereka yang tidak mengenal maupun takut akan Allah; karena mereka adalah para tawanan di negeri asing, ditempatkan di sana oleh Hikmat Yang tak berkesudahan. Terpisah dari pengaruh rumah dan pergaulan yang kudus, mereka berusaha menjauhkan pujian atas diri mereka sendiri, demi kehormatan bangsa mereka yang tertindas itu, dan demi kemuliaan-Nya bagi siapa mereka menjadi hamba.PR 280.3

    Tuhan menghormati keteguhan dan penyangkalan diri orang-orang muda Ibrani itu, dan hasrat hati mereka yang murni; dengan berkenan pada mereka, serta berkat-berkat-Nya menjadi bagian mereka. Kepada keempat orang muda itu, Ia “memberikan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulisan dan hikmat, sedang Daniel juga mempunyai pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi.” Janji telah digenapi, “Siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati.” 1 Samuel 2:30. Oleh sebab Daniel bergantung pada Allah dengan kepercayaan yang tidak goyah, kuasa Roh bernubuat datang kepadanya. Sementara menerima petunjuk dari manusia untuk menghadapi tugas dalam lapangan hidup, ia sedang diajar oleh Allah membaca rahasia-rahasia masa depan dan mencatat untuk generasi yang akan datang, melalui gambaran dan lambang, peristiwa-peristiwa yang meliputi sejarah dunia sampai hari kiamat.PR 280.4

    Ketika waktunya tiba bagi orang-orang muda yang berada dalam pendidikan untuk diuji, orang-orang Ibrani itu telah diuji, beserta dengan calon-calon yang lain untuk pekerjaan dalam kerajaan itu. Tetapi “di antara mereka sekalian itu tidak didapati yang setara dengan Daniel, Hananya, Misael dan Azarya.” Pengertian mereka yang tajam, pengetahuan mereka yang luas, bahasa mereka yang terpilih dan tepat, menyaksikan kekuatan dan kehebatan kuasa pikiran mereka yang tiada taranya itu. “Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas daripada semua ahli jampi di seluruh kerajaannya;” “maka bekerjalah mereka itu pada raja.”PR 280.5

    Di istana Babel berkumpullah wakil-wakil dari seluruh negeri, orang-orang yang mempunyai bakat yang paling tinggi, orang-orang yang mendapat karunia alamiah yang berlimpah-limpah, dan memiliki kebudayaan yang paling luas yang dapat diberikan oleh dunia; namun di antara mereka sekaliannya, orang-orang muda Ibrani tidak ada taranya. Dalam kekuatan dan keindahan perawakan, dalam kekuatan pikiran dan pengetahuan tentang kesusasteraan, mereka tetap tak tersaingi. Bentuk yang tegap, kuat, langkah yang ringan, raut muka yang indah, panca indera yang tajam, napas yang tak berbau--semuanya menunjukkan begitu banyak keterangan tentang kebiasaan-kebiasaan yang baik, lencana keagungan yang menunjukkan penghormatan alam kepada mereka yang mentaati hukum-hukum alam tersebut.PR 281.1

    Dalam mempelajari hikmat pengetahuan orang-orang Babel, Daniel dan teman-temannya itu jauh lebih berhasil daripada rekan-rekan mereka mahasiswa; tetapi mereka belajar bulan oleh sebab kebetulan. Mereka memperoleh pengetahuan dengan cara setia menggunakan kuasa mereka, di bawah tuntutan Roh Kudus. Mereka sendiri selalu berhubungan dengan Sumber segala hikmat, menjadikan pengetahuan tentang Allah dasar pendidikan mereka. Dalam iman mereka berdoa supaya memperoleh pengetahuan, dan mereka menghidupkan doa mereka. Mereka menempatkan diri mereka di mana Allah dapat memberkati mereka. Mereka menghindari apa yang akan melemahkan kuasa pikiran mereka, dan memanfaatkan setiap kesempatan untuk menjadi pintar dalam segala jurusan pelajaran. Mereka mengikuti peraturan kehidupan yang tidak akan gagal memberi mereka kekuatan pikiran. Mereka berusaha mempelajari ilmu pengetahuan untuk satu maksud--yakni supaya mereka dapat menghormati Allah. Mereka menyadari bahwa supaya dapat berdiri sebagai wakil-wakil agama yang benar di tengah-tengah agama-agama palsu kekafiran mereka harus memiliki pikiran yang bersih dan harus memiliki tabiat Kristen yang sempurna. Dan Allah sendirilah yang menjadi guru mereka. Berdoa dengan tiada berkeputusan, belajar dengan hati-hati, selalu berhubungan dengan Yang Tak Kelihatan, mereka berjalan dengan Allah sama seperti Henokh.PR 281.2

    Keberhasilan sejati dalam suatu jurusan pekerjaan bukanlah hasil kesempatan atau kebetulan ataupun nasib. Itu adalah hasil pimpinan Allah, pahala iman dan kebijaksanaan, pahala jasa dan ketabahan. Kemampuan-kemampuan pikiran yang bagus dan suatu nada moral yang tinggi bukanlah hasil kebetulan. Allah memberikan kesempatan-kesempatan; keberhasilan bergantung atas bagaimana memanfaatkannya.PR 281.3

    Sementara Allah bekerja pada Daniel dan teman-temannya “baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya,” mereka sedang mengerjakan keselamatan mereka sendiri. Filipi 2:13. Di sinilah dinyatakan pekerjaan yang lebih kuat dari prinsip kerja sama, yang dengan tidak adanya hal tersebut tidak ada keberhasilan sejati yang dapat dicapai. Usaha manusia tidak ada hasilnya tapa kuasa Ilahi; dan tanpa ikhtiar manusia, usaha Ilahi bagi banyak orang percuma. Untuk menjadikan kasih karunia Allah milik kita, maka kita harus melakukan bagian kita. Kasih karunia-Nya diberikan untuk bekerja dalam diri kita pada kemauan dan pekerjaan, tetapi bukan menjadi sebagai pengganti usaha kita.PR 282.1

    Sebagaimana Tuhan bekerja sama dengan Daniel dan teman-temannya, begitu juga Ia akan bekerja sama dengan semua orang yang berjuang melakukan kehendak-Nya. Dan dengan memberikan Roh-Nya Ia akan menguatkan setiap maksud yang benar, setiap keputusan yang agung. Mereka yang berjalan di jalan penurutan akan menghadapi banyak rintangan. Pengaruh-pengaruh yang kuat dan halus dapat mengikat mereka kepada dunia; tetapi Tuhan sanggup menggagalkan setiap perwakilan yang bekerja untuk mengalahkan orang-orang pilihan-Nya; dengan kekuatan-Nya mereka dapat mengalahkan setiap penggodaan, menaklukkan setiap kesulitan.PR 282.2

    Allah membawa Daniel dan rekan-rekannya berhubungan dengan orang-orang besar Babel, supaya di tengah-tengah suatu bangsa yang menyembah berhala mereka dapat menyatakan tabiat-Nya. Bagaimana sampai mereka layak untuk suatu jabatan dengan kepercayaan dan penghormatan yang begitu besar? Adalah kesetiaan dalam perkara-perkara yang kecil yang mewarnai corak seluruh kehidupan mereka. Mereka menghormati Allah dalam kewajiban-kewajiban yang amat kecil, sama dengan dalam tanggung jawab yang lebih besar. Sebagaimana Allah memanggil Daniel untuk bersaksi bagi-Nya di Babel, begitulah Ia memanggil kita untuk menjadi saksi bagi-Nya di dunia sekarang. Dalam persoalan-persoalan hidup yang terkecil sama seperti yang terbesar, Ia menginginkan kita menyatakan kepada manusia prinsip-prinsip kerajaan-Nya. Banyak orang sedang menunggu pekerjaan besar dibawakan kepada mereka, sedangkan setiap hari mereka kehilangan kesempatan untuk menyatakan kesetiaan kepada Allah. Setiap hari mereka gagal mempertanggungjawabkan dengan sepenuh hati kewajiban-kewajiban hidup yang kecil. Sementara mereka menunggu-nunggu pekerjaan besar di mana mereka dapat menjalankan talenta yang dikira besar, dan dengan demikian memuaskan kerinduan ambisi mereka, maka hari-hari mereka berlalulah.PR 282.3

    Dalam kehidupan orang Kristen sejati tidak ada yang tidak penting; dalam pemandangan yang Mahakuasa setiap kewajiban itu penting. Tuhan mengukur dengan amat tepat setiap kemungkinan untuk bekerja. Kemampuan-kemampuan yang tidak digunakan akan dipertanggungjawabkan sama seperti yang telah digunakan. Kita akan dihakimi dengan apa yang kita seharusnya lakukan, tetapi tidak selesai oleh sebab kita tidak menggunakan kuasa kita untuk memuliakan Allah.PR 282.4

    Suatu tabiat yang mulia bukanlah hasil kebetulan; itu bukanlah imbalan kebaikan khusus atau anugerah pemeliharaan-Nya. Itu adalah hasil penyangkalan diri, tunduknya sifat yang lebih rendah kepada sifat yang lebih tinggi, itu adalah penyerahan diri kepada pelayanan terhadap Allah dan manusia.PR 283.1

    Melalui kesetiaan pada prinsip-prinsip pertarakan yang ditunjukkan oleh orang-orang muda Ibrani, Allah sedang berbicara kepada orang-orang muda sekarang. Ada kebutuhan manusia yang seperti Daniel akan bekerja dan berani untuk pekerjaan benar. Hati yang suci, tangan yang kuat, keberanian yang ikhlas, dibutuhkan; karena peperangan antara kejahatan dan kebaikan memerlukan kewaspadaan yang tidak putus-putusnya. Kepada setiap jiwa Setan datang dengan pencobaan dalam banyak bentuk yang memikat pada titik pemanjaan selera.PR 283.2

    Tubuh adalah perantaraan yang paling penting di mana pikiran dan jiwa dikembangkan untuk membangun tabiat. Sebab itulah maka musuh jiwa-jiwa mengarahkan penggodaan-penggodaannya untuk melemahkan dan memerosotkan kuasa-kuasa jasmaniah. Keberhasilannya di sini seringkali berarti penyerahan seluruh jiwa raga kepada kejahatan. Kecenderungan-kecenderungan sifat jasmaniah, kecuali di bawah pengendalian suatu kuasa yang lebih tinggi, akan pasti mengerjakan kebinasaan dan kematian. Tubuh harus dibawa untuk takluk kepada kuasa-kuasa makhluk yang lebih tinggi. Hawa nafsu harus dikendalikan oleh kemauan, yang mana kemauan itu sendiri harus di bawah pengendalian Allah. Kuasa pertimbangan seperti raja, disucikan oleh kasih karunia Ilahi, harus menghasilkan kuasa dalam hidup. Kuasa kecerdasan, ketahanan jasmaniah, dan panjangnya kehidupan itu bergantung atas hukum-hukum yang tidak berubah-ubah. Melalui penurutan terhadap hukum-hukum ini, manusia dapat berdiri sebagai penakluk dirinya sendiri, penakluk terhadap kecenderungan-kecenderungannya sendiri, penakluk terhadap kerajaan dan kuasa-kuasa, dari “penghulu-penghulu dunia yang gelap ini,” dan “Roh-Roh jahat di udara.” Efesus 6:12.PR 283.3

    Dalam upacara-upacara agama zaman dahulu di mana Injil dilambangkan, tidak ada persembahan yang bercacat dapat dibawa ke mezbah Allah. Korban yang akan melambangkan Kristus harus tak bercacat. Firman Allah menunjukkan kepada hal ini sebagai suatu gambaran bagaimana seharusnya anak-anak-Nya nanti--“suatu persembahan yang hidup,” “kudus dan tidak bercela.” Roma 12:1; Efesus 5:27.PR 283.4

    Orang-orang Ibrani yang layak itu adalah orang-orang yang nafsunya sama dengan kita sendiri; namun, meskipun adanya pengaruh-pengaruh yang memikat di istana Babel, mereka berdiri teguh, sebab mereka bergantung atas suatu kuasa yang tak terbatas. Di dalam diri mereka, bangsa kafir melihat suatu gambaran kebaikan dan kebajikan Allah, dan tentang kasih Kristus. Dan di dalam pengalaman mereka kita mempunyai suatu teladan kemenangan prinsip atas penggodaan, kemenangan prinsip kemurnian atas kebejatan moral, kemenangan prinsip pengabdian dan kesetiaan atas tidak percaya akan Allah dan penyembahan berhala.PR 283.5

    Roh yang dimiliki Daniel, dapat dimiliki orang-orang muda sekarang; mereka dapat menarik kekuatan dari sumber yang sama, dapat memiliki kuasa pengendalian diri yang sama, dan menunjukkan kasih karunia yang sama dalam kehidupan mereka, walaupun dalam keadaan-keadaan yang tidak menyenangkan. Walaupun dikelilingi dengan pencobaan-pencobaan untuk pemanjaan diri, terutama di kota-kota kita yang besar, di mana setiap bentuk pemuasan hawa nafsu telah menjadi mudah dan bebas, namun dengan kasih karunia Ilahi maksud mereka menghormati Allah tetap tinggal teguh. Dengan ketetapan yang kuat dan kewaspadaan yang tidak tanggung mereka dapat menghindarkan setiap pencobaan yang menyerang jiwa. Tetapi hanya oleh orang yang berketetapan untuk melakukan barang yang benar oleh sebab hal itu benar, kemenangan itu dapat diperoleh. Alangkah indah pekerjaan seumur hidup orang-orang Ibrani yang mulia ini! Ketika mereka melambaikan tangan meninggalkan rumah di mana mereka melewatkan masa anak-anak, mereka tidak bermimpi bahwa nasib mereka akan begitu tinggi adanya. Mereka menyerahkan diri kepada bimbingan Ilahi dengan setia dan teguh, sehingga dengan demikian melalui mereka Allah dapat menggenapkan rencana-Nya. Kebenaran dahsyat yang sama yang dinyatakan melalui orang-orang ini, adalah yang Allah ingin nyatakan melalui orang-orang muda dan anak-anak sekarang. Kehidupan Daniel dan teman-temannya adalah suatu pertunjukan tentang apa yang akan dilakukan-Nya bagi mereka yang menyerahkan diri mereka sendiri kepada-Nya dan dengan segenap hati berusaha menyelesaikan rencana-Nya.PR 283.6

    ketgamPR 284.1

    Patung di dalam mimpi raja Nebukadnezar.PR 284.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents