Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    63—RAJAMU DATANG

    BERSORAK-SORAKLAH dengan nyaring, hai putri Sion, bersorak-sorailah, hai putri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.” Zakh. 9:9.KSZ2 190.1

    Lima ratus tahun sebelum kelahiran Kristus, Nabi Zakharia menubuatkan kedatangan Raja Israel dalam keadaan seperti itu. Nubuatan ini kini harus digenapi. Ia yang sejauh itu telah menolak kehormatan raja kini datang ke Yerusalem sebagai ahli waris yang dijanjikan pada takhta Daud.KSZ2 190.2

    Pada hari pertama dalam minggu itu Kristus memasuki kota Yerusalem dengan kemenangan. Orang banyak yang datang berduyun-duyun hendak melihat Dia di Betania sekarang menemani Dia, ingin menyaksikan perihal Ia diterima. Banyak orang sedang dalam perjalanan ke kota hendak merayakan Paskah, dan orang-orang ini pun menggabungkan diri dengan orang banyak yang menemani Yesus. Segenap alam tampaknya bergembira. Pohon-pohon diliputi warna hijau, dan bunganya menyebarkan bau harum di udara. Suatu hidup dan kegembiraan yang baru membangkitkan semangat orang banyak. Harapan akan kerajaan yang baru sudah mulai timbul lagi.KSZ2 190.3

    Karena bertujuan hendak masuk ke Yerusalem dengan mengendarai keledai, Yesus mengirim dua murid-Nya mencari untuk-Nya seekor keledai yang masih muda. Pada saat kelahiran-Nya Juruselamat bergantung pada kedermawanan orang asing. Palungan, tempat Ia berbaring, adalah suatu tempat beristirahat pinjaman. Sekarang, meskipun ternak oi bukitbukit yang beribu-ribu itu adalah milik-Nya, Ia bergantung pada kebaikan orang asing untuk mendapat seekor binatang yang akan ditunggangiNya untuk memasuki Yerusalem sebagai Rajanya. Tetapi sekali lagi Keilahian-Nya dinyatakan, malah dalam petunjuk yang paling kecil sekalipun yang diberikan kepada murid-murid-Nya, untuk melaksanakan pesan ini. Sebagaimana yang dinubuatkan-Nya, permohonan Tuhan me-merlukannya,” diperkenankan dengan segera. Yesus memilih seekor keledai muda untuk digunakan-Nya, yakni yang belum pernah ditunggangi oleh manusia. Dengan gembira dan penuh semangat, murid-murid meng-hamparkan jubah mereka pada binatang itu dan mendudukkan Tuhan mereka di atasnya. Sampai pada saat itu Yesus selalu mengadakan per-jalanan dengan berjalan kaki, dan murid-murid berpikir-pikir pada mulanya, mengapa sekarang Ia lebih suka menunggang keledai. Tetapi pengharapan menggembirakan hati mereka dengan pikiran yang menyenangkan bahwa Ia hampir akan memasuki ibu kota, mengumumkan diri-Nya sebagai Raja, dan menyatakan kuasa Kerajaan-Nya. Sementara dalam perjalanan untuk melaksanakan pesan Yesus, mereka menyampaikan harapan mereka yang gemilang Kepada sahabat-sahabat Yesus, dan kegembiraan itu tersebar luas, menambah harapan orang banyak sampai memuncak.KSZ2 191.1

    Kristus masuk sebagai raja menurut adat istiadat Yahudi. Binatang yang ditunggangi-Nya ialah binatang yang ditunggangi oleh raja-raja Israel, dan Alkitab telah menubuatkan bahwa demikianlah Mesias harus datang kepada kerajaan-Nya. Segera setelah Ia duduk di atas keledai itu kedengaranlah sorak sorai kemenangan yang gemuruh bunyinya. Orang banyak menyambut Dia sebagai Mesias, Raja mereka. Kini Yesus menerima penghormatan yang belum pernah diperkenankan-Nya sebelumnya, dan murid-murid menerimanya sebagai suatu bukti bahwa harapan mereka yang menggembirakan itu hams diwujudkan dengan jalan melihat Dia didudukkan di atas takhta. Orang banyak diyakinkan bahwa saat pembebasan mereka sudah dekat. Dalam khayalan mereka melihat tentara Roma diusir dari Yerusalem, dan orang Israel sekali lagi menjadi suatu bangsa yang merdeka. Semua orang bergembira dan penuh kegairahan, orang banyak berlomba-lomba menghormati Dia. Mereka tidak dapat menunjukkan kebesaran dan keindahan secara lahir, tetapi mereka menyembah Dia dengan hati yang gembira. Mereka tidak sanggup mempersembahkan kepada-Nya pemberian yang mahal, tetapi mereka menghamparkan jubah mereka sebagai permadani di atas jalan-Nya, dan mereka juga menyebarkan cabang-cabang zaitun dan pohon kurma yang penuh daun dijalan. Mereka dapat memimpin pawai kemenangan tanpa ukuran kerajaan, tetapi mereka menebang dahan-dahan pohon kurma yang terentang, yakni lambang kemenangan alam, dan melambai-lambaikannya tinggi-tinggi dengan sorak hosana yang nyaring.KSZ2 191.2

    Sementara mereka meneruskan perjalanan itu, orang banyak terusmenerus bertambah banyak oleh mereka yang telah mendengar kedatangan Yesus segera menggabungkan diri dalam pawai itu. Para penonton tak purus-putusnya masuk di antara orang banyak itu, dan menanyakan. Siapakah ini? Apakah makna segala kegaduhan ini? Mereka semuanya sudah mendengar tentang Yesus, dan mengharapkan Dia pergi ke Yerusalem; tetapi mereka pun mengetahui bahwa sampai saat itu Ia telah mengecewakan segala usaha untuk menaikkan Dia ke atas takhta, dan mereka sangat heran ketika mengetahui bahwa inilah Dia. Mereka berpikir apakah gerangan yang telah mengadakan perubahan ini dalam Dia yang telah menyatakan bahwa kerajaan-Nya bukannya dari dunia.KSZ2 192.1

    Pertanyaan mereka didiamkan oleh sorak kemenangan. Berkali-kali sorak kemenangan itu diulangi orang banyak yang penuh kerinduan, sorak itu disambut orang banyak dari jauh, dan digemakan dari bukit-bukit dan lembah-lembah di sekelilingnya. Dan sekarang orang banyak dari Yerusalem menggabungkan diri dalam pawai itu. Orang banyak yang berkumpul untuk mengunjungi Paskah, pergi menyambut Yesus. Mereka menghormati Dia dengan melambaikan cabang-cabang pohon kurma dan menyanyikan nyanyian suci. Imam-imam di Bait Suci membunyikan nafiri untuk upacara malam, tetapi hanya sedikit yang me-nyambutnya, para penghulu berbicara satu dengan yang lain dalam ketakutan. “Lihatlah, seluruh dunia datang mengikuti Dia.”KSZ2 192.2

    Belum pernah sebelumnya dalam hidup-Nya di dunia ini Yesus meng-izinkan arak-arakan seperti itu. Dengan jelas la melihat lebih dulu apa akibatnya. Hal itu akan membawa Dia ke salib. Tetapi Ia bermaksud me-nunjukkan diri-Nya kepada khalayak ramai sebagai Penebus. Ia ingin menarik perhatian kepada korban yang akan menyempurnakan tugasNya bagi dunia yang sudah jatuh. Sementara orang banyak berhimpun di Yerusalem untuk merayakan Paskah, Ia sebagai Anak Domba yang dilambangkan dalam korban bayang-bayang dengan sukarela menga-singkan diri-Nya sebagai persembahan kepada Allah. Perlu bagi jemaatNya sepanjang zaman menjadikan kematian-Nya bagi dosa-dosa dunia suatu pokok pelajaran yang dipikirkan dan dipelajari dengan mendalam. Setiap fakta yang dihubungkan dengan itu hendaknya dibenarkan tanpa keragu-raguan. Itulah sebabnya sangatlah perlu mata semua orang ditujukan kepada-Nya sekarang; peristiwa-peristiwa yang mendahului pengorbanan-Nya yang besar itu hams sedemikian rupa agar menarik perhatian orang pada korban itu sendiri. Sesudah pertunjukan seperti itu, sebagaimana yang terjadi ketika Ia memasuki Yerusalem, semua mata mengikuti perkembangan-Nya yang cepat akan peristiwa yang akhir itu.KSZ2 193.1

    Peristiwa-peristiwa yang dihubungkan dengan pawai kemenangan ini akan menjadi buah bibir setiap orang, dan akan mengingatkan Yesus pada pikiran setiap orang. Sesudah Ia disalibkan, banyak orang akan mengingat kembal i peristiwa-peristiwa ini dalam hubungannya dengan ujian dan kematian-Nya. Mereka akan dituntun untuk menyelidiki nubuatan, dan akan diyakinkan bahwa Yesuslah Mesias itu; dan di segenap negeri orang-orang yang bertobat berlipat ganda.KSZ2 193.2

    Dalam satu peristiwa kemenangan dari kehidupan-Nya di dunia ini, Juruselamat sebenarnya dapat muncul di bawah pengawalan malaikatmalaikat surga, dan dimasyhurkan dengan nafiri AMah; tetapi pertunjukan seperti itu akan bertentangan dengan maksud tugas-Nya, bertentangan dengan hukum yang telah mengatur kehidupan-Nya. Ia tetap setia terhadap nasib yang hina yang telah diterima-Nya. Beban kemanusiaan harus ditanggung-Nya sampai hidup-Nya diberikan untuk hidup dunia ini.KSZ2 193.3

    Hari ini, di mana bagi murid-murid kelihatan seperti hari yang paling mulia dalam hidup mereka, akan dinaungi dengan awan gelap sekiranya mereka telah mengetahui bahwa peristiwa kesukaan ini hanya merupa- kan pendahuluan dari sengsara dan kematian Tuhan. Meskipun sudah berulang-ulang Ia menceritakan kepada mereka tentang pengorbananNya yang sudah pasti, namun dalam kemenangan yang menggembirakan sekarang ini mereka lupa akan perkataan-Nya yang menyedihkan itu, serta memandang ke depan pada pemerintahan-Nya yang makmur di takhta DaudKSZ2 193.4

    Rombongan pawai itu terus bertambah banyak, dan dengan sedikit pe-ngecualian semua orang yang menggabungkan diri itu mendapat inspirasi tentang saat itu, dan turut menyaringkan sorak hosana yang bergema dan bergema kembali dari bukit ke bukit dan dari lembah ke lembah. Sorak-sorai naiklah terus menerus, “Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dengan nama Tuhan, Hosana di tempat yang Mahatinggi.”KSZ2 194.1

    Belum pernah sebelumnya dunia melihat pawai kemenangan seperti itu. Pawai itu bukannya seperti yang diadakan untuk para pemenang dunia yang kenamaan. Tidak ada iring-iringan tawanan yang meratap, sebagai tanda kemenangan karena keberanian raja, menandai peristiwa itu. Tetapi di sekeliling Juruselamat terdapatlah tanda kemenangan-Nya yang mulia tentang pekerjaan kasih-Nya bagi manusia yang berdosa. Di situlah terdapat tawanan yang telah diluputkan-Nya dari kuasa Setan, sedang memuji-muji Allah karena kelepasan mereka. Orang buta yang matanya sudah dicelikkan-Nya sedang berjalan di depan. Orang bisu yang telah disembuhkan-Nya menyaringkan sorak hosana. Orang timpang yang telah disembuhkan-Nya melompat-lompat dengan kegirangan, dan tergolong di antara orang yang paling giat mematahkan cabangcabang pohon kurma serta melambai-lambaikannya di hadapan Juruselamat. Perempuan janda dan anak piatu sedang memuliakan nama Yesus karena perbuatan kemurahan-Nya bagi mereka. Orang-orang kusta yang telah disembuhkan-Nya menghamparkan jubah yang tidak bernoda pada jalan-Nya, dan menyambut-Nya sebagai Raja Kemuliaan. Mereka yang sudah dibangkitkan dari kematian oleh suara-Nya terdapat di antara orang banyak itu. Lazarus, yang tubuhnya tidak mengalami kebusukan di dalam kubur, tetapi yang kini bergembira dalam kekuatan masa dewasa yang mulia, menuntun binatang yang ditunggangi oleh Juruselamat.KSZ2 194.2

    Banyak orang Farisi menyaksikan peristiwa itu, dan dalam keadaan menyala-nyala oleh dengki dan kebencian, berusahalah mereka mem-balikkan aliran perasaan khalayak ramai. Dengan segala kekuasaan me-reka berusaha hendak mendiamkan orang banyak, tetapi seman dan an-caman mereka hanya menambah semangat yang meluap-luap. Mereka takut jangan-jangan orang banyak ini, yang karena banyaknya, akan menjadikan Yesus raja. Sebagai ikhtiar terakhir mereka mendesak orang banyak ke tempat Juruselamat berada, dan menyapa Dia dengan perkataan yang menempelak dan mengancam, “‘Ya Guru, tegurlah muridmurid-Mu itu.” Mereka menyatakan bahwa arak-arakan yang ramai itu melanggar undang-undang, dan tidak akan diperkenankan oleh penguasa. Tetapi mereka didiamkan oleh jawab Yesus, Aku berkata kepadamu, jika mereka itu diam, maka batu ini akan berteriak. Peristiwa kemenangan itu ditentukan oleh Allah sendiri. Hal itu sudah dinubuatkan oleh nabi, dan manusia tidak berkuasa mengesampingkan maksud Allah. Seandainya manusia telah gagal melaksanakan rencana-Nya, sudah tentu la akan memberikan suara pada batu-batu yang tidak bernyawa, dan batu-batu itu akan menyambut Anak-Nya dengan sorak puji-pujian. Ketika orang Farisi yang bungkam itu mundur, perkataan Zakharia diucap an o eh beratus-ratus suara, “bersukacitalah engkau, hai putri Sion. ersora soraklah, hai putri Yerusalem! Bahwa sesungguhnya Rajamu datang kepadamu dengan adil, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.”KSZ2 194.3

    Ketika pawai itu sampai di puncak bukit, dan sudah hampir turun ke kota. Yesus pun berhenti, dengan segenap orang yang bersama dengan Dia. Di hadapan mereka terletaklah Yerusalem dengan kemuliaannya, sekarang disinari matahari yang sedang condong ke barat. Bait Suci itu menarik semua mata. Dalam kebesaran yang mulia Bait Suci itu menjulang lebih tinggi dari bangunan-bangunan lainnya, dan kelihatan menunjuk ke surga seakan-akan mengalihkan perhatian orang banyak kepada satu-satunya Allah yang benar dan hidup. Bait Suci itu sudah sejak lama menjadi kebanggaan dan kemuliaan bangsa Yahudi. Orang Roma pun membanggakan kemuliaannya. Seorang raja yang ditentukan oleh bangsa Roma telah bersatu dengan orang Yahudi untuk mendirikan Kembali dan memperindahnya, dan Kaisar Koma telah mempermewah dengan pemberiannya. Kekuatannya, kemewahannya dan keindahannya, telah menjadikannya salah satu keajaiban dunia.KSZ2 195.1

    Sementara matahari yang sudah condong ke barat mewarnai dan me-nyepuh langit, kemuliaannya yang gilang gemilang itu menerangi batu pualam putih bersih pada dinding Bait Suci, dan berkelip-kelip pada tiang-tiangnya yang berujungkan emas. Dari puncak bukit di tempat Yesus dan para pengikut-Nya berdiri, pemandangan itu kelihatan bagaikan bangunan salju raksasa, yang bermenarakan emas. Pada pintu masuk ke Bait Suci terdapatlah sebatang pokok anggur dari emas dan perak, dengan daun hijau dan tandan buah anggur yang besar yang dikerjakan oleh para seniman yang paling ahli. Gambaran ini melambangkan Israel sebagai sebatang pokok anggur yang subur. Emas, perak, dan warna hijau yang hidup dipadukan dengan keahlian seni yang tiada taranya; sementara tanaman itu membelit dengan indahnya pada tiang-tiang yang putih dan berkilau-kilauan, bergantung dengan sulur yang bercahaya-cahaya pada perhiasan emas, didapatnyalah keindahan dari matahari yang sedang terbenam, bercahaya-cahaya seolah-olah dengan kemuliaan yang dipinjam dari surga.KSZ2 196.1

    Yesus menatap pada pemandangan itu, dan orang banyak itu men-diamkan sorak-sorai mereka, terpesona oleh memandang keindahan yang tiba-tiba itu. Semua mata tertuju pada Juruselamat, mengharapkan hendak melihat kekaguman wajah-Nya yang mereka sendiri rasakan. Tetapi gantinya melihat hal ini, mereka memandang suatu awan kesusahan. Mereka heran dan kecewa melihat air mata-Nya berlinang-linang, dan tubuh-Nya bergoyang bagaikan sebatang pohon yang ditiup angin topan, sementara ratapan sedih keluar dari bibir-Nya yang gemetar, seakan-akan dari kedalaman hati yang hancur. Alangkah sedihnya malaikat-malaikat melihat pemandangan ini! Panglima mereka yang tercinta sedang mencucurkan air mata sedih! Alangkah sedihnya pemandangan ini bagi orang banyak yang bergembira yang dengan sorak-sorai kemenangan dan dengan melambai lambaikan pelepah kurma sedang mengiringi Dia ke kota yang mulia, di mana mereka sangat mengharapkan bahwa tidak lama lagi Ia akan memerintah! Yesus telah menangis di kubur Lazarus, tetapi dalam kesedihan Ilahi dalam simpati terhadap kemalangan manusia. Tetapi kesusahan yang tiba-tiba ini adalah bagaikan nada ratapan dalam nyanyian kemenangan yang agung. Di tengah-tengah peristiwa sukacita, di mana semua orang sedang memberikan penghormatan kepada-Nya, Raja Israel sedang berlinang-linang air mata-Nya; bukannya air mata kegirangan, melainkan air mata dan rintihan kesedihan yang tak dapat ditahan. Orang banyak terharu melihat kemurungan yang tiba-tiba itu. Sorak-sorai mereka didiamkan. Banyak orang menangis karena menaruh simpati terhadap kesedihan yang tidak dapat mereka pahami.KSZ2 196.2

    Air mata Yesus bukannya karena menantikan penderitaan-Nya sendiri. Di hadapan mata-Nya terhamparlah Getsemani, di mana tidak lama lagi kegelapan besar yag mengerikan akan menudungi-Nya. Pintu domba juga kelihatan, yang berabad-abad lamanya dilalui oleh binatang-binatang untuk dikorbankan. Pintu ini pun tidak lama lagi akan terbuka bagi-Nya, yang dilambangkan dengan upacara Bait Suci, yang dituju oleh persembahan dan pengorbanan bagi dosa-dosa dunia. Tidak jauh dari tempat itu terdapatlah Golgota, pemandangan tentang kesengsaraan-Nya yang sudah dekat. Meskipun demikian bukannya hal-hal yang mengingatkan kematian-Nya yang bengis itu yang menyebabkan Penebus menangis dan mengerang dalam keadaan sedih. Ia tidak pernah bersusah karena sifat mementingkan diri. Pikiran mengenai kesengsaraan-Nya sendiri tidak menakutkan jiwa yang mulia dan bersifat mengorbankan diri. Pemandangan akan kota Yerusalem itulah yang menusuk hati . e sus—Yerusalem yang telah menolak Anak Allah dan menghinakan kasihNya, yang enggan diyakinkan oleh mukjizat-mukjizat-Nya yang besar, dan hampir akan merenggut nyawa-Nya. Ia melihat bagaimana keadaan kota itu dalam kesalahannya karena menolak Penebusnya, dan bagaimana keadaannya yang sebenarnya sekiranya ia telah menerima Dia, yang hanya Dia satu-satunya dapat menyembuhkan lukanya. Ia telah datang hendak menyelamatkannya, bagaimanakah dapat Ia meninggalkannya?KSZ2 197.1

    Israel telah menjadi suatu umat yang disenangi, Allah telah menjadikan Bait Suci mereka tempat kediaman-Nya, “Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi. Mzm. 48:3. Di situ terdapat catatan tentang penjagaan dan kasih Kristus yang lemah lembut selama lebih dari seribu tahun, seperti yang diberikan oleh seorang bapa kepada anaknya yang tunggal. Dalam Bait Suci itu nabi- nabi telah mengucapkan amaran-amaran mereka yang sungguh-sungguh. Di sanalah pedupaan yang penuh bara api ditimang-timang, sementara dupa yang disertai doa orang-orang yang berbakti, naik kepada Allah. Di sana darah binatang telah mengalir, yang melambangkan darah Kristus. Di sanalah Yahwe telah menunjukkan kemuliaan-Nya di atas tutupan grafirat. Di sanalah imam-imam telah mengadakan upacara, dan kebesaran lambang dan upacara telah berlangsung berabad-abad lamanya. Tetapi segala perkara ini harus berakhir.KSZ2 197.2

    Yesus mengangkat tangan-Nya—yang sudah sering memberkati orang sakit dan yang menderita—dan sambil melambai-lambaikannya ke arah kota yang bernasib buruk itu, dalam ucapan kesedihan yang terputus-putus berseru, “Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu!” Di sini Juruselamat berhenti, dan tidak mengucapkan bagaimana sebenarnya keadaan Yeru-salem sekiranya ia telah menerima pertolongan yang hendak diberikan Allah kepadanya—pemberian Anak-Nya yang kekasih. Sekiranya Yerusalem telah mengetahui kesempatan yang diberikan kepadanya untuk mengetahuinya, dan telah menghiraukan terang yang dikirim oleh surga kepadanya, maka ia sebenarnya dapat berdiri dalam kemakmuran yang dibanggakan, permaisuri kerajaan. bebas dalam besarnya kekuasaan yang dikaruniakan Allah kenadanya. Tidak akan ada tentara bersenjata lengkap berdiri di pintu gerbangnya, tidak ada panji Roma berkibar dari temboknya. Nasib yang mulia yang sebenarnya dapat mendatangkan berkat kepada Yerusalem sekiranya ia telah menerima Penebusnya terbayang di hadapan Anak Allah. Ia melihat bahwa dengan perantaraan Dia, kota itu dapat disembuhkan dari penyakitnya yang menyedihkan, dibebaskan dari perhambaan, dan didirikan sebagai ibu kota yang kuat di dunia. Dari temboknya burung dara perdamaian sebenarnya akan terbang ke segenap bangsa. Sebenarnya ia dapat menjadi mahkota kemuliaan bagi dunia.KSZ2 198.1

    Tetapi gambaran yang cerah yang sebenarnya dapat dialami oleh Ye-rusalem lenyaplah dari pandangan Juruselamat. Ia menyadari bagaimana keadaannya sekarang di bawah kuk Roma, menanggung murka Allah, dikutuki dengan hukuman pembalasan-Nya. Ia menyambung ratapanNya, “Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu. Sebab akan da- tang harinya bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala j urusan, dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batu pun tinggal di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau.”KSZ2 198.2

    Kristus datang hendak menyelamatkan Yerusalem dengan anak-anak-nya, tetapi kesombongan Farisi, kepura-puraan, kecemburuan dan ke-bencian telah menghalanginya sehingga Ia tidak dapat me a sana an maksud-Nya. Yesus mengetahui pembalasan yang mengerikan yang akan menimps kota yang bernasib buruk itu. Ia melihat Yerusalemat dikelilingi oleh tentara, dan penduduknya yang terkepung mati kelaparan, ibu-ibu makan tubuh anak-anak mereka sendiri yang sudah mati, kedua orangtua dan anak-anak saling memperebutkan sisa-sisa makanan, kasih sayang sejati dirusakkan oleh siksaan perasaan lapar yang tidak terperikan. Ia melihat bahwa kedegilan orang Yahudi, sebagaimana yang ditunjukkan dalam penolakan mereka akan keselamatan-Nya, akan membawa mereka juga kepada penolakan untuk menyerah pada tentara yang menyerang. Ia melihat Golgota, tempat di mana la akan ditinggikan, penuh berpancangkan salib-salib selebat pepohonan di hutan. Ia melihat penduduk yang malang menderita siksaan luar biasa dan oleh penyaliban, istana stana yang indah dibinasakan, Bait Suci menjadi timbunan puing, dan temboknya yang besar tidak ada satu batu tersusun di atas batu yang lain, sedangkan kota itu akan dibajak seperti suatu ladang. Pada tempatnya Juruselamat menangis sedih Ketika memandang peristiwa yang menakutkan itu.KSZ2 199.1

    Yerusalem sudah berada dalam penjagaan-Nya, dan sebagaimana seorang bapa yang lemah lembut hatinya meratapi anak yang tidak suka menurut, demikian juga Yesus meratapi kota yang dicintai itu. Bagaimanakah dapat saya meninggalkanmu0 Bagaimanakah dapat saya melihat engkau diserahkan kepada kebinasaan? Haruskah saya membiarkan engkau pergi untuk mengisi cawan kejahatanmu? Satu jiwa sangatlah berharga, sehingga jika dibandingkan dengan itu, dunia tidak ada artinya, tetapi di sinilah terdapat segenap bangsa manusia yang akan binasa. Bilamana matahari petang lenyap dari pemandangan, masa kemurahan bagi Yerusalem akan berakhir. Sementara arak-arakan berhenti d” puncak Bukit Zaitun belum terlalu terlambat bagi Yerusalem untuk bertobat. Kemudian malaikat kemurahan sedang menutup sayapnya hendak turun dari takhta emas untuk memberi tempat bagi keadilan dan pehukuman yang segera akan datang. Tetapi hati Kristus yang penuh kasih masih memohon untuk Yerusalem, yang telah menghinakan kemurahan-Nya, meremehkan amaran-Nya, dan hampir akan melumuri tangannya dalam darah-Nya. Kalau saja Yerusalem mau bertobat, belum terlambat baginya. Sementara cahaya dari matahari yang sedang terbenam menyinari Bait Suci, menara, dan bubungan Bait Suci, tidakkah seorang malaikat yang baik memimpin dia kepada kasih Juruselamat dan mengelakkan nasibnya? Kota yang indah dan tidak suci, yang telah melontari nabi-nabi dengan batu, yang menolak Anak Allah, yang sedang membelenggu dirinya sendiri dalam belenggu perhambaan karena sifatnya yang tidak mau bertobat, hari kemurahan-Nya hampir berakhir!KSZ2 199.2

    Meskipun demikian sekali lagi Roh Allah berbicara kepada Yerusalem. Sebelum hari itu berakhir, kesaksian lain diberikan bagi Kristus. Suara kesaksian itu dinyaringkan, menyambut panggilan nubuatan masa lampau. Sekiranya Yerusalem mau mendengar panggilan itu, sekiranya ia menerima Juruselamat yang memasuki gerbangnya, ia masih boleh diselamatkan.KSZ2 200.1

    Laporan sudah disampaikan kepada penghulu-penghulu di Yerusalem bahwa Yesus sedang mendekati kota itu dengan rombongan orarng banyak. Tetapi, mereka tidak mau mengucapkan selamat datang kepada Anak Allah. Dalam ketakutan mereka keluar hendak menjumpai Dia, dengan mengharapkan hendak membubarkan orang banyak itu. Ketika arak-arakan itu sudah hampir menuruni Bukit Zaitun, datanglah penghulu-oenghulu menghalang-halanginya. Mereka menanyakan sebab musabab sorak-sorai yang ramai itu. Ketika mereka bertanya, “Siapakah ini?” murid-murid, yang dipenuhi oleh roh ilham, menjawab pertanyaan ini. Dalam perkataan yang tegas mereka mengulangi nubuatan mengenai Kristus:KSZ2 200.2

    Adam akan mengatakan kepadamu, Itulah benih perempuan yang akan meremukkan kepala ular.KSZ2 200.3

    Tanyakanlah kepada Abraham dan ia akan mengatakan kepadamu, Itulah “Melkisedek, Raja Salem,” Raja Damai. Kej. 14:18.KSZ2 200.4

    Yakub mengatakan kepadamu, Ialah Singa dari suku Yehuda.KSZ2 201.1

    Yesaya akan mengatakan kepadamu, “Imanuel”, “Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.” Yes. 7:14; 9: 5.KSZ2 201.2

    Yeremia akan mengatakan kepadamu, Tunas Daud, “Tuhan—keadilan kita.” Yer. 23:5,6.KSZ2 201.3

    Daniel akan mengatakan kepadamu. “Ialah Mesias.”KSZ2 201.4

    Hosea akan mengatakan kepadamu, “Tuhan, Allah semesta alam, Tuhan nama-Nya.” Hos. 12:5.KSZ2 201.5

    Yohanes pembaptis akan mengatakan kepadamu. Ialah “Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia.” Yoh. 1:29.KSZ2 201.6

    Yahwe yang besar itu telah mengumumkan dari takhta-Nya, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi.” Mat. 3:17.KSZ2 201.7

    Kita. murid-murid-Nya, menyatakan, Inilah Yesus, Mesias, Putra kehidupan, Penebus dunia.KSZ2 201.8

    Dan putra kuasa kegelapan mengakui Dia, dengan mengatakan, “Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.” Markus 1:24.KSZ2 201.9

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents