Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Perdjuangan Segala Zaman - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Fasal 9—Menara Babil

    Sebahagian daripada keturunan Nuh tidak lama kemudian mulailah mendurhaka. Setengahnja mengikut teladan Nuh dan menurut perintah Allah; jang lain adalah tidak pertjaja dan tidak mau menurut, maka bahkan mereka itu djuga tidak serupa pertjajanja tentang Air Bah. Sebahagian tidak pertjaja bahwa Allah itu ada, lalu dalam pikirannja sendiri mengatakan bahwa Air Bah itu adalah suatu keadaan jang djadi dengan sendirinja. Orang lain pertjaja bahwa Allah memang ada dan bahwa Ia telah membinasakan bangsa manusia jang hidup pada zaman sebelum Air Bah itu dengan bandjir besar; maka perasaan mereka, seperti Kain, telah berontak melawan Allah karena dibinasakanNja bangsa manusia dari atas muka bumi serta mengutuk bumi ini ketiga kalinja oleh air bandjir.PZ 83.1

    Segala orang jang bermusuhan kepada Allah setiap hari merasa kena teguran oleh perkataan jang benar serta kehidupan jang alim dari orang-orang jang tjinta, menurut, dan memuliakan Allah. Orang-orang jang tiada pertjaja itu bermusjawarat ber-sama-ber-sama lalu mupakat hendak mentjeraikan diri daripada orang-orang jang setia, jang kehidupannja jang adil mendjadi suatu penahanan jang terus-menerus atas kelakuan mereka jang djahat itu. Mereka berdjalan djauh meninggalkan mereka itu lalu memilih satu lembah jang luas dimana mereka hendak tinggal. Disana mereka mendirikan satu kota, dan kemudian timbul pikirannja hendak mendirikan satu menara jang besar dimana tingginja akan sampai kelangit, agar supaja mereka boleh hidup ber-sama-ber-sama dalam kota dan menara itu, dan tidak lagi tertjerai-berai.PZ 83.2

    Mereka ber-musjawarat bahwa mereka akan selamatkan dirinja kalau umpamanja bandjir jang lain datang, karena mereka mau mendirikan menaranja djauh lebih tinggi daripada tingkatan air pada zaman Air Bah, maka seluruh dunia akan menghormati mereka, dimana mereka akan mendjadi seperti dewa-dewa dan memerintah atas orang banjak. Menarah ini telah dimaksudkan hendak meninggikan orang-orang jang membangunkannja, serta direntjanakan untuk membalikkan perhatian orang-orang lain jang akan hidup kelak diatas bumi daripada Allah, supaja bersatu dengan mereka dalam perbaktiannja kepada berhala. Sebelum pekerdjaan pembangunan itu diselesaikan, orang banjak itu bertempat tinggal dalam menara itu. Kamar-kamar dilengkapkan dengan tjemerlangnja, diriasi, serta diniatkan untuk segala berhalanja. Segala orang jang tiada pertjaja kepada Allah menjangka kalau kiranja menarahnja dapat sampai kepada awan-awan, mereka akan dapat mengetahui sebab-sebab-nja Air Bah itu.PZ 84.1

    Mereka meninggikan dirinja melawan Allah. Tetapi Allah tidak mau membiarkan mereka itu sempurnakan pekerdjaannja. Menara jang didirikannja itu telah tinggi betul ketika Tuhan menjuruhkan dua orang malaikat untuk mengatjaukan mereka dalam pekerdjaannja. Telah diangkat orang-orang dengan maksud hendak menerima kabar dari pengerdja-pengerdja jang diatas menara itu, meminta bahan-bahan buat pekerdjaannja, kabar mana orang jang pertama harus sampaikan kepada orang jang kedua, dan jang kedua kepada jang ketiga, sampai kabar itu diterima oleh orang-orang jang dibawah. Ketika kabar itu berlalu daripada jang satu kepada jang lain dalam perdjalanannja kebawah, kedua malaikat itu mengatjaukan bahasa mereka, maka apabila kabar itu sampai kepada pengerdja-pengerdja jang dibawah, dikumpulkannjalah bahan-bahan jang tidak diminta. Maka setelah dengan susah pajah mengangkat bahan-bahan itu kepada pengerdja-pengerdja jang diatas menara, njatalah bahwa bukan itu bahan-bahan jang diperlukannja. Terketjewa dan naik darah, mereka menghampiri orang-orang jang dianggapnja telah melakukan kesalahan itu.PZ 84.2

    Setelah kedjadian ini tidaklah ada lagi kerukunan dalam pekerdjaannja. Marah kepada satu sama lain, dan tidak dapat mengetahui sebabnja salah mengerti serta bahasa jang ber-lain-ber-lainan diantara mereka, ditinggalkannjalah pekerdjaan itu lalu berpisah satu sama lain serta tertjeraiberai diatas muka bumi. Sampai kepada masa ini bahasa manusia itu hanja satu djua adanja. Kilat jang datang dari sorga, sebagai tanda murka Allah, menghantjurkan bahagian atas menara itu, lalu melemparkannja kebawah. Maka demikianlah Allah hendak menundjukkan kepada manusia jang mendurhaka bahwa Ialah diatas semuanja.PZ 85.1

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents