Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Perdjuangan Segala Zaman - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Udjian Pertjaja Jang Se-tinggi-se-tinggi-nja

    Kembali Tuhan merasa berkenan hendak mengudji pertjaja Ibrahim oleh satu udjian jang terlalu amat dahsjat. Kalau kiranja ia telah melalui udjian jang pertama dan telah dengan sabar me-nunggu-me-nunggu kegenapan djandji itu dalam Sarah, dan tidak mengambil Hagar sebagai isterinja, tidaklah ia akan dikenakan lagi udjian jang begitu keras pernah dituntut daripada manusia. Tuhan bersabda kepada Ibrahim, “Ambillah olehmu akan anakmu jang tunggal, jaitu Ishak jang kaukasihi, bawalah akandia ketanah Moria dan persembahkanlah dia disana akan korban bakaran diatas salah sebuah bukit, jang akan Kutundjuk kepadamu kelak.”PZ 93.1

    Ibrahim bukannja tidak pertjaja Kepada Allah dan bersikap ragu-ragu, melainkan pagi-pagi hari betul dibawanja dua orang hambanja serta anaknja, Ishak, ber-sama-ber-sama dengan kaju bakar untuk korban bakaran itu, lalu berangkat kepada tempat jang telah diberitahukan Allah kepadanja. Tidak dinjatakannja maksud jang sebenarnja daripada perdjalanannja itu kepada Sarah, karena diketahuinja bahwa kasih-sajangnja kepada Ishak akan mengadjak dia kurang pertjaja kepada Allah dan menahankan anaknja itu. Ibrahim tidak membolehkan perasaan sebagai orang tua memerintahkan dirinja serta mengadjak dia mendurhaka kepada Allah. Perintah Allah itu dikirakan untuk mengharukan djiwanja se-dalam-se-dalam-nja. “Sekarang ambillah olehmu akan anakmu jang tunggal.” Lalu, se-olah-se-olah hendak menjelami hatinja lebih dalam lagi, Tuhan bersabda lagi, “jaitu Ishak, jang kaukasihi”; jakni, anak perdjandjian jang satu itu, “dan persembahkanlah dia . . . akan korban bakaran”.PZ 93.2

    Tiga hari lamanja bapa ini berdjalan ber-sama-ber-sama anaknja, dengan mempunjai tjukup waktu untuk menjiasat dan merasa bimbang kepada Allah kalau kiranja ada ketjenderungan bimbang itu padanja. Tetapi tidak ia mempunjai rasa bimbang terhadap Allah. Tidak lagi ia memikirkan bahwa djandji itu akan digenapkan kelak oleh perantaraan Ismail, karena Allah telah beritahukan kepadanja dengan se-terang-se-terang-nja bahwa oleh Ishaklah djandji itu akan digenapkan.PZ 94.1

    Ibrahim pertjaja bahwa Ishaklah anak perdjandjian itu. Iapun pertjaja bahwa Allah betul-betul berniat seperti apa jang telah dikatakanNja ketika disuruhNja dia pergi dan mempersembahkan anaknja itu sebagai satu korban bakaran. Tidak ia terguntjang pada djandji Allah melainkan pertjaja bahwa Allah, jang dalam rahmatNja telah memberikan Sarah seorang anak pada umur tuanja, dan Jang telah menuntut kepadanja supaja menjerahkan njawa anak itu djuga, akan dapat djuga menghidupkan Ishak itu kembali serta membangkitkan dia dari kematian.PZ 94.2

    Ibrahim meninggalkan hambanja itu ditengah djalan lalu bermaksud hendak pergi sendirian dengan anaknja buat berbakti beberapa djauh dari mereka itu. Tidak ia suka membiarkan hamba-hamba-nja menjertai mereka itu, supaja djangan tjintanja kepada Ishak boleh menghindarkan ia daripada mendjalankan apa jang telah diperintahkan Allah supaja dibuatnja. Diambilnja kaju bakar itu daripada tangan hamba-hamba-nja lalu letakkan dia pada bahu anaknja. Iapun mengambil api dan pisau. Ia telah bersedia hendak melaksanakan tugas jang begitu dahsjat jang telah diberikan Allah kepadanja. Bapa dan anak berdjalanlah ber-sama-ber-sama.PZ 94.3

    “Maka kata Ishak kepada Ibrahim, bapanja: Ja Bapaku! Maka sahut Ibrahim: Ada apa, hai anakku. Maka kata Ishak: Tengok; inilah apinja dan kajunja, tetapi dimana gerangan anak-kambing, jang hendak dibuat korban bakaran itu? Maka sahut Ibrahim: Hai anakku, Allah djuga jang akan mengadakan bagai Dirinja suatu anak domba akan korban bakaran. Maka keduanja pun berdjalanlah ber-sama-ber-sama.” Dengan teguh hati berdjalanlah bapa jang keras, pengasih, serta berdukatjita itu pada samping anaknja. Setelah mereka sampai ditempat jang telah ditundjukkan Allah kepada Ibrahim, didirikannjalah disana satu mezbah lalu menjusun kaju bakarnja, sedia untuk korban itu, maka kemudian diberitahukannjalah kepada Ishak akan perintah Allah supaja mempersembahkan dia sebagai korban bakaran. Ibrahim memberitahukan kepadanja sekali lagi tentang djandji Allah jang telah diberikan kepadanja ber-kali-ber-kali, bahwa oleh Ishak ia kelak akan mendjadi satu bangsa jang besar, dan bahwa dalam hal ia melaksanakan perintah Allah menjembelih anaknja itu, Allah akan menggenapi djandjiNja, karena Allahpun dapat membangkitkan ia dari antara orang mati.PZ 95.1

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents