Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Kisah Para Rasul - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Bab 24— Korintus

    Selama abad pertama dari Tarikh Kristen, Korintus adalah salah satu kota yang terkenal, bukan saja dari Yunani, tetapi dari dunia. Orang-orang Yunani, Yahudi dan Roma, dengan pelancong dari tiap-tiap negeri, memenuhi jalan-jalan berusaha dan senang kepelesiran. Suatu pusat perdagangan yang besar, terletak pada jalan yang mudah terjangkau dari seluruh bagian Kerajaan Roma, itulah suatu tempat yang penting untuk mendirikan tugu-tugu peringatan bagi Allah dan kebenaran-Nya. Di antara orang-orang Yahudi yang telah menetap di Korintus adalah Ak-wila dan Priskila, yang kemudian menjadi terkenal sebagai pekerja yang sungguh-sungguh bagi Kristus. Setelah berkenalan dengan tabiat orang-orang ini; Paulus “tinggal dengan mereka.”KR 205.1

    Pada permulaan pekerjaannya pada arus lalu lintas yang ramai, Paulus melihat di segala bidang halangan yang serius kepada kemajuan peker-jaannya. Kota itu hampir seluruhnya diserahkan kepada penyembahan berhala. Venus adalah dewi kenamaan, penyembahan kepada Venus di-hubungkan dengan berbagai acara dan upacara yang merendahkan akhlak. Orang-orang Korintus menjadi sangat nyata, malahan di antara orang-orang kafir, untuk kebejatan mereka yang mencolok. Mereka tampaknya mempunyi sedikit pemikiran atau perhatian di luar kepelesiran dan saat yang menggembirakan.KR 205.2

    Dalam mengkhotbahkan Injil di Korintus, rasul itu mengikuti jalan yang lain dari yang ditandai oleh pekerjaannya di Atena.KR 206.1

    Sementara di tempat selanjutnya, ia telah mencoba menyesuaikan gayanya dengan tabiat orang banyak; ia telah menemui logika dengan logika, ilmu pengetahuan dengan ilmu pengetahuan, filsafat dengan filsafat. Sementara ia memikirkan tentang waktu yang digunakan seperti itu, ia menyadari bahwa pengajarannya di Atena sangat berhasil, tetapi sedikit sekali buahnya, ia mengambil keputusan untuk mengikuti rencana pekerjaan yang lain di Korintus dalam usahanya untuk menarik perhatian orang-orang yang tidak memperhatikan dan bersikap acuh tak acuh. Ia mengambil keputusan untuk menghindarkan perbantahan dan perbincangan yang rumit dan “tidak mengetahui apa-apa” di antaraorang Korintus “selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.” Ia mau mengkhotbahkannya kepada mereka “tidak kusampaikan dengan katakata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh.” 1 Korintus 2:2, 4.KR 206.2

    Yesus, yang hampir dipersembahkan oleh Paulus di hadapan orang Yunani di Korintus sebagai Kristus, adalah seorang Yahudi yang rendah keturunannya, dibesarkan dalam sebuah kota yang terkenal kejahatannya. Ia telah ditolak oleh bangsanya sendiri dan pada akhirnya disalibkan sebagai seorang penjahat. Orang-orang Yunani percaya bahwa memang perlu mengangkat martabat manusia, tetapi mereka menganggap pelajaran filsafat dan ilmu pengetahuan sebagai satu-satunya alat untuk mencapai ketinggian dan kehormatan yang benar. Dapatkah Paulus memimpin mereka untuk percaya bahwa iman dalam kuasa orang Yahudi yang tidak jelas ini akan meninggikan dan memuliakan tiap-tiap kuasa manusia?KR 206.3

    Kepada pikiran orang-orang banyak yang hidup pada waktu sekarang, salib di Kalvari dikelilingi oleh pikiran-pikiran yang suci. Pergaulan yang disucikan dihubungkan dengan pemandanan penyaliban. Pada zaman Paulus salib itu dipandang dengan perasaan menjijikkan dan ketakutan. Untuk menjunjung tinggi Juruselamat manusia, seorang yang telah menemui kematian di kayu salib, akan dengan sendirinya menimbulkan tertawaan dan pertentangan.Paulus mengetahui bagaimana pekabarannya akan dianggap oleh orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani di Korintus. “Kami memberitakan Kristus yang disalibkan,” ia mengakui, “untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan.” 1 Korintus 1:23. Di antara pendengar-pendengarnya yang bukan Yahudi ada banyak yang akan menjadi marah oleh peka-baran yang hampir akan dimasyhurkannya. Dalam penilaian orang-orang Yunani perkataan akan dianggap bodoh semata-mata. Ia akan dianggap sebagai lemah pikirannya untuk mencoba menunjukkan bagaimana salib itu dapat mempunyai sesuatu hubungan dengan yang ditinggikan bangsa itu atau demi keselamatan manusia.KR 206.4

    Tetapi kepada Paulus salib itu adalah tujuan utama. Sejak ia ditawan dalam pekerjaannya dalam menganiaya pengikut-pengikut orang Nazaret yang disalibkan ia tidak pernah berhenti untuk memuliakan salib. Pada waktu itu telah diberikan kepadanya suatu kenyataan tentang kasih Allah yang tak terbatas, sebagaimana dinyatakan dalam kematian Kristus; dan suatu perubahan yang mengherankan telah dikerjakan dalam hidupnya, membawa semua rencana dan maksudnya selaras dengan surga. Sejak itu ia adalah seorang yang baru dalam Kristus. Ia mengetahui oleh pengalaman pribadi bahwa bila orang berdosa sekali memandang kasih Allah, sebagaimana yang kelihatan dalam pengorbanan Anak-Nya, dan menyerahkan diri kepada pengaruh Ilahi, suatu perubahan hati terjadi, dan mulai saat itu Kristus menjadi segala perkara dan dalam segala perkara.KR 207.1

    Pada waktu pertobatannya, Paulus diilhami dengan suatu kerinduan yang berkepanjangan untuk menolong sesamanya memandang Yesus orang Nazaret sebagai Anak Allah yang hidup, berkuasa mengubahkan dan menyelamatkan. Sebab itu seluruh hidupnya diserahkan kepada suatu usaha untuk melukiskan kasih dan kuasa Seorang Yang Tersalib. Hati-Nya yang penuh simpati menembusi semua golongan. “Aku berutang,” katanya, “baik kepada orang Yunani maupun kepada orang bukan Yunani, baik kepada orang yang terpelajar, maupun kepada orang tidak terpelajar.” Roma 1:14. Kasih untuk kemuliaan Tuhan, yang telah dianiaya dengan begitu kejam dalam diri orang-orang suci-Nya, adalah prinsip dari kuasa perilaku dan motifnya yang mendesak. Jika pernah semangatnya dalam jalan kewajiban menjadi kendur, satu penglihatan pada kayu salib dan kasih yang mengherankan yang dinyatakan di sana, sudah cukup untuk menyiapkan diri bertindak lewat pikirannya dan maju pada jalan penyangkalan diri.KR 207.2

    Lihatlah rasul itu berkhotbah di rumah sembahyang di Korintus, mengambil pertimbangan dari tulisan Musa dan nabi-nabi, dan membawa para pendengarnya kepada kedatangan Mesias yang dijanjikan. Dengarkanlah sementara ia menjelaskan pekerjaan Penebus sebagai imam besar manusia, Seorang yang melalui pengorbanan diri-Nya sendiri harus mengadakan penebusan dosa sekali untuk semua, dan sesudah itu harus melakukan pelayanan-Nya dalam bait suci di surga. Pendengar-pendengar Paulus telah dijelaskan bahwa kedatangan Mesias untuk mereka yang telah merindukan, sudah datang, bahwa kematian-Nya adalah korban sebenarnya yang menghapuskan semua korban-korban tebusan, dan pelayanan-Nya dalam bait suci di surga adalah tujuan yang besar yang meninggalkan bayang-bayangnya ke belakang dan menjelaskan pelayanan keimamatan Yahudi.KR 208.1

    Paulus “memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesus adalah Mesias.” Menurut tulisan Perjanjian Lama ia menunjukkan bahwa menurut nabi-nabi dan pengharapan yang umum dari orang Yahudi Mesias haruslah dari keturunan Abraham dan Daud; kemudian ia menyusut keturunan Yesus dari bapa Abraham sampai kepada pemazmur kerajaan. la membaca kesaksian nabi-nabi mengenai tabiat dan pekerjaan Mesias yang dijanjikan, dan penerimaan dan perlakuan-Nya di atas dunia; lalu ia menunjukkan bahwa segala nubuatan ini telah digenapi dalam kehidupan pelayanan, dan kematian Yesus dari NazaretKR 208.2

    Paulus menunjukkan bahwa Kristus telah datang untuk memberikan keselamatan, pertama kepada segala bangsa yang sedang menunggu kedatangan Mesias sebagai pewujudan dan kemuliaan kehidupan bangsa mereka sendiri. Tetapi bangsa itu telah menolak Dia yang dapat mem-berikan kehidupan kepada mereka, dan telah memilih pemimpin yang lain, yang pemerintahannya akan berakhir dalam kematian Ia berusaha hendak menjelaskan kepada para pendengarnya kenyataan bahwa pertobatan saja sudah cukup untuk menyelamatkan bangsa Yahudi dari kebinasaan yang akan datang. Ia menyatakan kebodohan mereka mengenai arti tulisan itu yang menjadi kebanggaan dan kemuliaan mereka yang utama yang mereka harus mengerti sepenuhnya. Ia menegur sifat keduniawian mereka, kasih mereka akan kedudukan, gelar, dan pertun-jukan, dan sangat mengasihi diri sendiri.KR 208.3

    Dalam kuasa Roh, Paulus menceritakan pertobatannya sendiri yang ajaib dan tentang kepercayaannya kepada tulisan Perjanjian Lama yang telah digenapi sepenuhnya dalam Yesus orang Nazaret. Perkataannya di-ucapkan dengan sungguh-sungguh, dan pastilah para pendengarnya telah melihat bahwa ia mengasihi dengan segenap hati Juruselamat yang sudah disalibkan dan bangkit itu. Mereka melihat bahwa pikirannya dipusatkan dalam Kristus, bahwa segenap hidupnya terikat dengan Tuhan. Perkata-annya sangatlah berkesan, sehingga hanya mereka yang dipenuhi dengan kebencian yang paling pahit terhadap agama Kristen dapat berdiri dengan tak tergoyahkan oleh perkataan-perkataan itu.KR 209.1

    Tetapi orang-orang Yahudi di Korintus menutup mata mereka kepada bukti yang sudah dikemukakan dengan jelas oleh rasul itu, dan enggan mendengar panggilannya. Roh yang sama yang telah memimpin mereka untuk menolak Kristus, mengisi mereka dengan kemarahan terhadap hamba-Nya; dan kalau Allah tidak menjaga Dia, supaya ia boleh mene-ruskan untuk membawa pekabaran Injil kepada orang kafir, mereka tentu telah mengakhiri hidupnya.KR 209.2

    “Tetapi ketika orang-orang itu memusuhi dia dan menghujat, ia mengebaskan debu dari pakaiannya dan berkata kepada mereka itu: ‘Biarlah darahmu tertumpah ke atas kepalamu sendiri; aku bersih, tidak bersalah. Mulai dari sekarang aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain.’ Maka keluarlah ia dari situ, lalu datang ke rumah seorang bemama Titus Yustus, yang beribadah kepada Allah, dan yang rumahnya berdampingan dengan rumah ibadat.”KR 209.3

    Silas dan Timotius telah “datang dari Makedonia” untuk menolong Paulus, dan bersama-sama mereka bekerja untuk orang-orang kafir. Kepada orang kafir, sebagaimana kepada orang Yahudi, Paulus dan sahabat-sahabatnya mengkhotbahkan Kristus sebagai sahabat umat yang telah jatuh. Mencegah alasan yang sulit dan dibuat-buat, pesuruh-pesuruh salib itu merenungkan sifat-sifat Khalik segenap dunia, Penghulu yang Tertinggi dari seluruh dunia. Hati mereka berapi-api dengan kasih Allah dan Anak-Nya, mereka berseru kepada orang-orang kafir untuk memandang korbannya yang tak terbatas yang diadakan untuk kepentingan manusia. Mereka mengetahui bahwa jika mereka yang telah lama meraba-raba dalam kegelapan kekafiran dapat melihat terang yang bersinar dari salib di Kalvari, mereka dapat ditarik kepada Penebus. “Apabila Aku ditinggikan dari bumi,” Juruselamat menjelaskan, “Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku.” Yohanes 12:32.KR 209.4

    Pekerja-pekerja Injil di Korintus menyadari bahaya mengerikan yang mengancam jiwa-jiwa dari orang-orang untuk siapa mereka sedang bekerja; dan adalah dengan perasaan tanggung jawab yang ada pada mereka sehingga mereka mengemukakan kebenaran sebagaimana yang ada dalam Yesus. Terang, jelas, dan pasti adalah pekabaran mereka, kesedapan hidup kepada hidup, atau kematian kepada kematian. Dan bukan saja dalam perkataan mereka, tetapi dalam kehidupan sehari-hari Injil itu dinyatakan. Malaikat-malaikat bekerja sama dengan mereka, dan anugerah dan kuasa Allah ditunjukkan dalam pertobatan banyak orang. “Tetapi Krispus, kepala rumah ibadat itu, menjadi percaya kepada Tuhan bersama-sama dengan seisi rumahnya, dan banyak dari orang-orang Korintus, yang mendengarkan pemberitaan Paulus, menjadi percaya dan memberi diri mereka dibaptis.”KR 210.1

    Kebencian dengan mana orang-orang Yahudi selalu tujukan kepada rasul sekarang semakin hebat. Pertobatan dan baptisan Krispus membawa akibat yang menjengkelkan gantinya meyakinkan penentang-penentang yang melawan ini. Mereka tidak dapat membawa alasan-alasan untuk membantah khotbah Paulus, dan karena kekurangan bukti seperti itu mereka mengambil jalan penipuan dan serangan yang membahayakan. Mereka menghinakan Injil dan nama Yesus. Dalam kemarahan mereka yang buta tak ada perkataan yang terlalu pahit, tak ada alat yang terlalu rendah, untuk mereka gunakan. Mereka tidak dapat menyangkal bahwa Kristus telah melakukan mukjizat-mukjizat; tetapi mereka menyatakan bahwa Ia telah melaksanakannya dengan kuasa Setan; mereka dengan berani menegaskan bahwa perbuatan yang ajaib yang dikerjakan oleh Paulus telah dilaksanakan oleh alat yang serupa.KR 210.2

    Meskipun Paulus mempunyai banyak kemajuan di Korintus, namun kejahatan yang dilihatnya dan didengarnya dalam kota yang bejat itu hampir menawarkan hatinya. Kebejatan yang disaksikannya di antara orang kafir, dan penghinaan dan olokan yang diterimanya dari orang Yahudi, menyebabkan dia sangat bersedih hatinya. Ia menyangsikan kebijaksanaan untuk berusaha mendirikan sebuah sidang dari bahan yang didapatinya di sana.KR 210.3

    Sementara ia merencanakan untuk meninggalkan kota itu untuk men-dapat ladang yang lebih menguntungkan, dan mencoba dengan sungguhsungguh untuk mengerti kewajibannya, Tuhan menunjukkan kepadanya dalam khayal dan berkata, “Jangan takut! Teruskanlah memberitakan firman dan jangan diam! Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorang pun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umat-Ku di kota ini.” Paulus mengerti bahwa inilah suatu perintah untuk tinggal di Korintus dan suatu jaminan bahwa Tuhan akan memberi pertambahan kepada benih yang ditaburkan. Dikuatkan dan diberi keber-anian, ia meneruskan untuk bekerja di sana dengan semangat dan keta-bahan.KR 211.1

    Usaha rasul tidak dibatasi kepada berbicara secara umum; ada banyak yang tidak dapat dicapai dengan cara ini. Ia menggunakan banyak waktu dalam pekerjaan dari rumah ke rumah, dengan demikian mengambil manfaat dari pergaulan yang rapat dari lingkungan keluarga. Ia melawat yang sakit dan berduka, menghiburkan yang dirundung malang, dan mengangkat yang tertindas. Dan dalam segala sesuatu yang dikatakan dan diperbuatnya ia memuliakan nama Yesus. Demikianlah ia bekerja, “dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar.” 1 Korintus 2:3. Ia gemetar jangan-jangan pengajarannya menyatakan kesan manusia lebih daripada Ilahi.KR 211.2

    “Sungguhpun demikian kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah matang,” Paulus mengatakan sesudah itu; “yaitu hikmat yang bukan dari dunia ini, dan yang bukan dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan ditiadakan. Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita. Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia. Tetapi seperti ada tertulis: ‘Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.’ Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh itu menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah.KR 211.3

    “Kita tidak menerima Roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh.” 1 Korintus 2:6-13.KR 212.1

    Paulus menyadari bahwa kecukupannya bukannya pada dirinya sendiri, tetapi dalam kehadiran Roh Kudus, pengaruhnya yang sangat ramah memenuhi hatinya, membawa tiap-tiap pikiran takluk kepada Kristus. Ia berbicara tentang dirinya sendiri sebagai “senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.” 2 Korintus 4:10. Dalam pengajaran-pengajaran rasul itu Kristus menjadi pusat. “Aku hidup,” ia menyatakan, “tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup di dalam aku.” Galatia 2:20. Diri sendiri disembunyikan; Kristus dinyatakan dan ditinggikan.KR 212.2

    Paulus adalah seorang pembicara yang fasih. Sebelum pertobatannya ia sering mencoba mengesankan para pendengarnya tentang fasihnya ia berpidato. Tetapi sekarang ia mengesampingkan segala perkara ini. Gantinya menurutkan lukisan sastra dan gambaran yang aneh, yang dapat menyenangkan perasaan dan memberi makan kepada angan-angan, tetapi tidak akan menjamah pengalaman sehari-hari, Paulus berusaha dengan menggunakan bahasa yang sederhana untuk menjelaskan kepada hati akan kebenaran-kebenaran yang sangat penting. Gambaran yang aneh akan kebenaran boleh menyebabkan kegembiraan perasaan yang luar biasa, tetapi terlalu sering kebenaran yang dipersembahkan dengan jalan ini tidak mencukupi makanan yang perlu untuk menguatkan dan meneguhkan orang-orang percaya untuk pertempuran kehidupan. Keperluan-keperluan yang segera, ujian-ujian yang sekarang, dari jiwajiwa yang bergumul, hal ini harus dipenuhi dengan nasihat yang sehat dan praktis di dalam prinsip-prinsip dasar Kekristenan.KR 212.3

    Usaha-usaha Paulus di Korintus tidaklah sia-sia. Banyak yang berbalik dari perbaktian ilah-ilah untuk menyembah Allah yang benar, dan sidang yang besar terdaftar di bawah panji Kristus. Beberapa orang diluputkan dari antara orang kafir yang tersebar dan menjadi tugu-tugu kepada kemurahan Allah dan kemanjuran darah Kristus untuk menghapuskan dosa.KR 213.1

    Kemajuan yang bertambah-tambah yang dimiliki Paulus dalam me-ngabarkan pekabaran Kristus, membangkitkan orang-orang Yahudi yang tidak percaya kepada pertentangan yang lebih sengit. Mereka bangkit dalam suatu tubuh dan “bersama-sama melawan Paulus, lalu membawa dia ke depan pengadilan” Galio, yang menjadi gubernur di Akhaya. Mereka mengharapkan bahwa penguasa-penguasa, seperti pada kesempatan-kesempatan yang dulu, akan berpihak dengan mereka; dan dengan suara yang nyaring dan marah-marah mereka mengucapkan pengeluhan mereka terhadap rasul itu, dengan mengatakan, “la ini berusaha meyakinkan orang untuk beribadah kepada Allah dengan jalan yang bertentangan dengan hukum Taurat.”KR 213.2

    Agama Yahudi adalah di bawah perlindungan kuasa Roma, dan penuduh-penuduh Paulus berpikir bahwa jika mereka dapat menguatkan tuduhan kepadanya tentang melanggar undang-undang agama mereka, ia mungkin akan diserahkan kepada mereka untuk diadili dan dijatuhi hukuman. Dengan demikian mereka mengharapkan untuk melaksanakan kematiannya. Tetapi Galio adalah seorang yang tulus hatinya, ia enggan menjadi korban orang Yahudi yang cemburuan dan mempunyai tipu daya itu. Jijik dengan kefanatikan dan merasa diri benar, ia tidak akan menaruh perhatian pada tuduhan itu. Sementara Paulus bersedia berbicara untuk mempertahankan dirinya, Galio mengatakan kepadanya bahwa itu tidak perlu. Kemudian sambil berbalik kepada para penuduh yang marah, ia berkata, “Hai orang-orang Yahudi, jika sekiranya dakwaanmu mengenai suatu pelanggaran atau kejahatan, sudah sepatutnya aku menerima perkaramu, tetapi kalau hal itu adalah perselisihan tentang perkataan atau nama atau hukum yang berlaku di antara kamu, maka hendaklah kamu sendiri mengurusnya; aku tidak rela menjadi hakim atas perkara yang demikian. Lalu ia mengusir mereka dari ruang pengadilan.”KR 213.3

    Baik orang-orang Yahudi maupun orang-orang Yunani dengan tidak sabar menunggu keputusan Galio; dan segera membubarkan pengadilan itu, sebagai sesuatu yang tidak mempunyai hubungan kepada minat umum, adalah tanda bagi orang-orang Yahudi untuk berhenti, bingung dan marah. Jalan gubemur yang jelas itu membuka mata orang banyak yang ribut-ribut yang telah bersekongkol dengan orang-orang Yahudi. Untuk kali yang pertama selama pekerjaan Paulus di Eropa, orang banyak berpihak kepadanya; di bawah penglihatan gubemur, dan tanpa campur tangan dari dia, mereka menyerang dengan kekerasan yaitu penuduh-penuduh rasul yang paling terkemuka. “Maka orang itu semua menyerbu Sostenes, kepala rumah ibadat, lalu memukulinya di depan pengadilan itu; tetapi Galio sama sekali tidak menghiraukan hal itu.” Dengan demikian Kekristenan mendapat tanda kemenangan.KR 214.1

    “Paulus tinggal beberapa hari lagi di Korintus.” Jika rasul itu pada waktu ini dipaksa meninggalkan Korintus, orang-orang yang bertobat kepada iman Yesus akan ditempatkan pada kedudukan yang berbahaya. Orang-orang Yahudi akan berusaha mengikuti keuntungan yang dicapai, malahan sampai kepada pembasmian orang-orang Kristen di daerah itu.KR 214.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents