Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Kisah Para Rasul - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Bab 23—Berea dan Atena

    Di Berea Paulus mendapati orang Yahudi yang rela menyelidiki ke-benaran yang diajarkannya. Catatan Lukas menyatakan mereka: “Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya daripada orang-orang Yahudi di Tesalonika karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidik Kitab Suci untuk menge-tahui, apakah semuanya itu benar demikian. Banyak di antara mereka yang menjadi percaya; juga tidak sedikit di antara perempuan-perem-puan terkemuka dan laki-laki Yunani.”KR 195.1

    Pikiran orang-orang Berea tidak disempitkan oleh prasangka. Mereka rela untuk menyelidik kebenaran ajaran-ajaran yang dikhotbahkan oleh rasul-rasul. Mereka mempelajari Kitab Suci, bukan sebab ingin tahu, melainkan supaya mereka boleh mempelajari apa yang telah tertulis mengenai Mesias yang telah dijanjikan. Tiap-tiap hari mereka menyelidiki catatan yang diilhamkan, dan sementara mereka membandingkan tulisan dengan tulisan, malaikat-malaikat surga ada di samping mereka, menerangi pikiran mereka dan memberi kesan kepada hati mereka.KR 195.2

    Bila kebenaran Injil dimasyhurkan, mereka yang dengan setia berbuat benar akan dipimpin kepada penyelidikan yang setia akan Kitab Suci. Jika, dalam penutupan pengalaman dari sejarah dunia ini mereka kepada siapa ujian kebenaran akan dimasyhurkan dan akan mengikuti teladan orang Berea, menyelidiki Kitab Suci setiap hari, dan membandingkan dengan perkataan Allah pekabaran yang dibawa kepada mereka, maka pada dewasa ini akan ada suatu jumlah yang besar yang setia kepada hu-kum Allah, di mana sekarang hanya sedikit sekali. Tetapi bila kebenaran Kitab Suci yang tidak populer dikemukakan, banyak yang enggan meng-adakan penyelidikan ini. Meskipun tidak sanggup menyalahkan ajaran Kitab Suci yang sederhana, namun mereka menunjukkan keengganan yang amat sangat untuk mempelajari bukti-bukti yang dipersembahkan. Ada orang yang menganggap bahwa kalau ajaran-ajaran ini adalah se-sungguhnya benar, tidak menjadi soal apakah mereka mau menerima terang yang baru itu atau tidak, mereka berpaut pada cerita-cerita yang menarik yang digunakan oleh musuh-musuh untuk menyesatkan jiwajiwa. Dengan demikian pikiran mereka dibutakan oleh kesalahan, dan mereka terpisah dari surga.KR 195.3

    Semua orang akan diadili menurut terang yang telah diterima dari surga. Tuhan mengirim utusan-utusan-Nya dengan pekabaran keselamatan, dan mereka yang mendengar akan bertanggung jawab untuk jalan di mana mereka memperlakukan perkataan hamba-hamba-Nya. Mereka yang dengan sungguh-sungguh mencari kebenaran, akan mengadakan penyelidikan yang saksama, dalam terang sabda Allah, tentang ajaranajaran yang dipersembahkan kepada mereka.KR 196.1

    Orang-orang Yahudi yang tidak percaya dari Tesalonika, dipenuhi de-ngan cemburu dan kebencian kepada rasul-rasul, dan tidak puas lalu me-ngusir mereka dari kota mereka sendiri, mengikuti mereka ke Berea dan membangkitkan nafsu melawan mereka yang dapat dirangsang dari go-longan yang lebih rendah. Khawatir kekerasan akan diadakan kepada Paulus kalau ia tinggal di sana, saudara-saudara mengirim dia ke Atena, ditemani oleh beberapa dari orang Berea yang baru menerima iman.KR 196.2

    Dengan demikian penganiayaan mengikuti guru-guru kebenaran dari kota ke kota. Musuh-musuh Kristus tidak dapat menghalangi kemajuan Injil, tetapi mereka berhasil dalam menjadikan pekerjaan rasul-rasul amat berat. Meskipun demikian dalam menghadapi pertentangan dan perselisihan, Paulus maju dengan tetap, mengambil keputusan untuk menjalankan maksud Allah sebagai yang dinyatakan kepadanya dalam khayal di Yerusalem: “Sebab Aku akan mengutus engkau jauh dari sini kepada bangsa-bangsa lain.” Kisah 22:21.KR 196.3

    Keberangkatan Paulus dengan tergesa-gesa dari Berea menghilangkan dia dari kesempatan yang telah diharapkannya untuk melawat saudara-saudara di Tesalonik?KR 197.1

    Setelah tiba di Atena, rasul mengirim saudara-saudara orang Berea kembali dengan suatu pekabaran kepada Silas dan Timotius untuk meng-gabungkan diri segera dengan dia! Timotius telah datang ke Berea sebelum Paulus berangkat, dan dengan Silas telah tinggal untuk menjalankan pekerjaan yang sudah dimulai dengan baik di sana, dan untuk memberi petunjuk kepada orang-orang bertobat yang masih baru tentang prinsipprinsip iman.KR 197.2

    Kota Atena adalah ibukota kerajaan kafir. Di sini Paulus tidak bertemu dengan penduduk yang bodoh dan tidak percaya, sebagaimana di Listra, melainkan dengan umat yang terkenal kecerdasan dan kebudayaan mere-ka. Di mana-mana patung-patung tentang ilah-ilah mereka dan pahlawan sejarah yang didewakan dan sajak menyatu dalam pandangan mereka, sementara arsitektur yang menakjubkan serta lukisan menggambarkan kemuliaan bangsa dan perbaktian yang terkenal baik dari dewa-dewa kafir. Rasanya orang banyak terpikat dengan keindahan dan kemegahan seni. Di mana-mana bait suci dan kuil, termasuk biaya yang tak terkatakan, diperdirikan dengan bentuk yang besar sekali. Kemenangan peperangan dan perbuatan orang-orang yang terkemuka diperingati melalui patung, kuil, dan lembaran. Segala perkara ini menjadikan Atena suatu gudang kesenian yang indah.KR 197.3

    Paulus memandang keindahan dan kebesaran yang mengelilingi dia, dan melihat kota yang diberikan sepenuhnya kepada berhala, semangatnya dibangkitkan dengan kecemburuan untuk Allah, yang diperhatikannya tidak dihormati pada segala tempat, dan hatinya tertarik dengan rasa kasihan untuk orang-orang di Atena, yang meskipun kebudayaan mereka yang tinggi, tidak mengetahui tentang Allah yang benar.KR 197.4

    Rasul itu tidak tertipu dengan apa yang dilihatnya di pusat pengetahuan itu. Sifat rohaninya semakin hidup kepada pengaruh perkara-perkara surga sehingga kesukaan dan kemuliaan dari kekayaan itu yang tidak pernah akan binasa dijadikan tidak berarti pada pemandangan kebesaran dan kemuliaan dengan mana ia dikelilingi. Sementara ia melihat kemuliaan Atena ia pun sadar akan kuasa yang menggiurkan tentang orang-orang yang cinta akan kesenian dan ilmu pengetahuan, dan pikirannya sangat terkesan dengan pentingnya pekerjaan di hadapannya.KR 197.5

    Di kota yang besar ini, di mana Allah tidak disembah, Paulus tertekan dengan perasaan kesunyian, dan ia merindukan simpati dan pertolongan dari teman-teman sekerjanya. Sepanjang persahabatan manusia, ia merasa dirinya sangat kesunyian. Dalam suratnya kepada orang Tesalonika ia menyatakan perasaannya dalam perkataan, “tinggal seorang diri di Atena” 1 Tesalonika 3:1. Halangan yang rupanya tidak dapat diatasi me-ngemukakan dirinya sendiri di hadapannya, menjadikannya hampir tak berpengharapan untuk berusaha mencapai hati orang banyak.KR 198.1

    Sementara menunggu Silas dan Timotius, Paulus tidak lengah. “Karena itu di rumah ibadat ia bertukar pikiran dengan orang-orang Yahudi dan orang-orang yang takut akan Allah, dan di pasar setiap hari dengan orang-orang yang dijumpainya di situ.” Tetapi pekerjaannya yang terutama di Atena ialah membawa pekabaran keselamatan kepada mereka yang tidak mempunyai pengertian yang cerdas tentang Allah dan tentang maksud-Nya untuk kepentingan umat yang telah jatuh. Rasul itu segera menemui kekafiran dalam bentuk yang paling halus dan memikat.KR 198.2

    Orang-orang besar di Atena tidak lama mempelajari di kota mereka tentang guru yang satu-satunya yang memberikan kepada orang banyak pengajaran yang baru dan aneh. Beberapa dari orang-orang ini mencari Paulus dan bercakap-cakap dengan dia. Tidak lama kemudian suatu rom-bongan orang-orang pendengar berkumpul di sekeliling mereka. Beberapa orang bersedia untuk menertawakan rasul itu sebagai seorang yang ada di bawah mereka secara pergaulan dan secara kecerdasan, dan orangorang ini berkata dengan menyeringai di hadapan mereka sendiri, “Apakah yang hendak dikatakan si peleter ini?” Yang lain lagi, “sebab ia memberitakan Injil tentang Yesus dan tentang kebangkitan,” mengatakan, “rupa-rupanya ia adalah pemberita ajaran dewa-dewa asing.”KR 198.3

    Di antara mereka yang menemui Paulus di pasar ada “beberapa ahli pikir dari golongan Epikuros dan Stoa;” tetapi mereka, dan segala orang yang lain yang berhubungan dengan dia, kemudian melihat bahwa ia mempunyai pengetahuan yang besar malahan lebih besar daripada mereka sendiri. Kuasa kecerdasannya menuntut hormat dari orang terpelajar; sementara pertimbangannya yang sungguh-sungguh dan masuk akal itu dan kuasa pembicaraannya menarik perhatian semua orang yang hadir. Para pendengarnya mengakui fakta bahwa ia bukan seorang yang baru, tetapi ia sanggup menemui semua kelas dengan alasan yang meyakinkan untuk membantu pengajaran yang diajarkannya. Dengan demikian rasul itu berdiri dengan tidak gentar, menemui penentang-penentangnya pada dasar mereka sendiri, mencocokkan logika dengan logika, filsafat dengan filsafat, kecerdasan dengan kecerdasan.KR 198.4

    Penentang-penentang yang kafir menaruh perhatian kepada nasib So-crates, karena dialah yang mendirikan ilah-ilah palsu, ia telah dihukum mati, dan mereka menasihatkan Paulus untuk tidak membahayakan hidupnya dengan cara yang sama. Tetapi pembicaraan rasul tertumpu pada perhatian orang banyak, dan kebijaksanaannya tidak dibuat-buat meminta perhatian dan kekaguman mereka. Ia tidak didiamkan oleh ilmu pengetahuan atau ejekan ahli filsafat, dan mendiamkan diri mereka sendiri bahwa ia sudah mengambil keputusan untuk melaksanakan tugasnya di antara mereka, dan segala risiko, menceritakan ceritanya, mereka mengambil keputusan untuk memeriksanya secara adil.KR 199.1

    Dengan demikian mereka memimpin dia di atas bukit Areopagus. Inilah tempat yang paling suci di seluruh Atena, dan kenang-kenangan dan pergaulannya adalah sedemikian rupa sehingga dianggap dengan peng-hormatan takhyul dan dalam pikiran beberapa orang tempat itu dianggap berbahaya. Di tempat inilah perkara-perkara yang berhubungan dengan agama sering diperhatikan dengan teliti oleh orang-orang yang bertindak sebagai hakim yang terakhir pada semua akhlak yang lebih penting sama seperti persoalan-persoalan sipil.KR 199.2

    Di sinilah, terhindar dari keributan dan kesibukan jalan umum yang penuh sesak, dan keributan dari perbincangan yang kacau balau, rasul itu dapat terdengar tanpa menyela. Di sekeliling dia berkumpullah ahli penyair, seniman dan ahli filsafat, sarjana dan orang bijaksana dari Atena, yang dengan demikian menyapa dia: “bolehkah kami tahu ajaran yang baru mana yang kau ajarkan ini? Sebab engkau memperdengarkan kepada kami perkara-perkara yang aneh. Karena itu kami ingin tahu, apa artinya semua itu.”KR 199.3

    Pada saat yang khidmat penuh tanggung jawab, rasul itu tenang dan dapat menguasai dirinya. Hatinya dibebani dengan suatu pekabaran yang penting, dan perkataan yang jatuh dari bibirnya meyakinkan pendengar pendengarnya bahwa ia bukan seorang pengoceh yang sia-sia. “Hai orang-orang Atena,” katanya, “aku lihat, bahwa dalam segala hal kamu sangat beribadah kepada dewa-dewa. Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu, aku melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu.” Dengan segala kecerdasan mereka dan pengetahuan umum, mereka tidak menghiraukan Allah yang menjadikan semesta alam ini. Namun ada beberapa orang yang merindukan terang yang lebih besarMereka sedang menjangkau yang Mahakuasa.KR 199.4

    Dengan tangan yang direntangkan ke bait suci yang dikerumuni dengan ilah-ilah, Paulus mencurahkan beban jiwanya, dan membeberkan kesalahan-kesalahan dari agama orang Atena. Yang paling bijaksana dari pendengar-pendengarnya merasa heran sementara mereka mendengarkan jalan pikirannya. Ia menunjukkan dirinya sendiri paham akan kesenian mereka, literatur mereka, dan agama mereka. Menunjukkan kepada patung-patung dan ilah-ilah mereka, ia menjelaskan bahwa Allah tidak dapat disamakan dengan bentuk rekaan manusia. Patung-patung ukuran ini sedikit pun tidak menggambarkan kemuliaan Allah. Ia mengingatkan kepada mereka bahwa patung-patung ini tidak mempunyai kehidupan, tetapi dikendalikan oleh kuasa manusia, bergerak hanya kalau tangan manusia menggerakkan mereka; sebab itu mereka yang menyembah ilah-ilah dalam segala bentuk lebih tinggi daripada apa yang mereka sembah.KR 200.1

    Paulus menarik perhatian para pendengarnya yang menyembah berhala melewati batas-batas agama mereka yang palsu kepada pemandangan yang benar akan ketuhanan yang mereka telah sebut “Allah yang Tidak Diketahui.” Makhluk ini, yang ia sekarang jelaskan kepada mereka, tidak bergantung kepada manusia, tidak memerlukan sesuatu dari tangan manusia untuk menambah kuasa dan kemuliaan-Nya.KR 200.2

    “Orang-orang terbuai dengan rasa kagum oleh mana Paulus penyam-paian dengan sungguh-sungguh dan masuk akal tentang sifat Allah dan kuasa-Nya yang menjadikan dan adanya pemeliharaan tangan-Nya. De-ngan kefasihan yang sungguh-sungguh dan hangat rasul itu menerangkan, “Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, la, adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia, dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah la kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup dan segala sesuatu kepada semua orang.” Langit tidak cukup besar untuk memuat Allah, alangkah kecilnya kuil-kuil yang diperbuat oleh tangan-tangan manusia!KR 200.3

    Di dalam zaman kasta, di mana hak manusia sering tidak diketahui, Paulus mengemukakan kebenaran yang besar dari persaudaraan manusia, menerangkan bahwa Allah “telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi.” Pada pemandangan Allah semua dijadikan sama, dan kepada Khalik tiap-tiap umat manusia harus membayar kesetiaan yang tiada taranya. Lalu rasul itu menunjukkan bahwa, menurut segala perlakuan Allah kepada manusia, maksud karunia dan rahmat-Nya berjalan sebagai benang emas, la “telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka, supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing.”KR 201.1

    Menunjuk kepada contoh yang mulia tentang manusia dekat dia, de-ngan perkataan yang dipinjam dari seorang penyair mereka sendiri ia menggambarkan Allah yang tidak terbatas sebagai seorang Bapa, yang anak-anaknya adalah mereka. “Sebab di dalam Dia kita hidup, kita ber-gerak, kita ada,” ia menjelaskan, “seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujangga: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga. Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan Ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia.KR 201.2

    “Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua orang hendaknyd bertobat. ” Di dalam abad-abad kegelapan yang telah menda-hului kedatangan Kristus, Pemerintah Ilahi telah lalu dengan ringan atas penyembahan berhala orang-orang kafir; tetapi sekarang, melalui AnakNya, Ia telah mengutus manusia kepada terang kebenaran; dan Ia dari semua yang bertobat kepada keselamatan, bukan saja dari yang miskin dan hina, tetapi dari ahli filsafat yang sombong dan putra-putra dunia. “Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati.” Sementara Paulus berbicara tentang kebangkitan dari kematian, “ada yang mengejek, dan yang lain berkata: Lain kali saja kami mendengar engkau berbicara tentang hal itu.”KR 201.3

    Dengan demikian berakhirlah pekerjaan rasul itu di Atena, pusat pengetahuan kafir untuk orang Atena, berpaut dengan tetap kepada penyembahan berhala mereka, berbalik daripada terang agama yang benar. Bila suatu umat benar-benar puas dengan apa yang mereka capai sendiri, hanya sedikit saja yang perlu dan diharapkan dari mereka. Meskipun sombong karena pengetahuan dan kehalusan budi, orang-orang Atena tetap menjadi lebih korup dan lebih puas dengan rahasia penyernbahan berhala yang samar-samar.KR 202.1

    Di antara mereka yang mendengar perkataan Paulus ada beberapa orang kepada pikiran siapa kebenaran yang dikemukakan membawa keyakinan, tetapi mereka tidak mau merendahkan diri untuk mengakui Allah dan menerima rencana keselamatan. Tiada kefasihan kata-kata, tiada kesanggupan berdebat, dapat mempertobatkan orang berdosa. Kuasa Allah saja dapat mengenakan kebenaran kepada hati. Ia yang dengan tekun berpaling dari kuasa ini tidak dapat dijangkau. Orang-orang Yunani mencari khidmat, namun pekabaran salib adalah kebodohan kepada mereka sebab mereka menghargai kebijaksanaan mereka sendiri lebih tinggi daripada kebijaksanaan yang datang dari atas.KR 202.2

    Dalam kesombongan kecerdasan mereka dan akal budi manusia dapat diperoleh alasan mengapa pekabaran Injil menemui kemajuan yang sedikit saja di antara orang Atena. Orang-orang yang bijaksana secara dunia yang datang kepada Kristus sebagai orang-orang berdosa yang hilang, akan menjadi berbudi kepada keselamatan; tetapi mereka yang datang sebagai orang terkemuka, memuji kepintaran mereka sendiri, akan gagal untuk menerima terang dan pengetahuan yang Ia sendiri dapat berikan.KR 202.3

    Demikianlah Paulus menghadapi kekafiran pada zamannya. Pekerja-annya di Atena sama sekali tidak sia-sia. Dionesius, dan beberapa warganegara yang terkemuka, dan beberapa orang yang lain, menerima pekabaran Injil dan menggabungkan diri sendiri dengan sepenuhnya dengan orang-orang percaya.KR 202.4

    Ilham telah memberikan kepada kita pemandangan ini ke dalam hidup orang-orang Atena, yang dengan pengetahuan, kehalusan dan kesenian mereka, telah tenggelam dalam kejahatan, sehingga dapat kelihatan bagaimana Allah melalui hamba-Nya, menghardik penyembahan berhala dan dosa-dosa orang yang sombong dan sanggup mencukupi keperluan sendiri. Perkataan rasul dan lukisan sikap dan sekitarnya sebagaimana diikuti dengan pena inspirasi, harus diberikan kepada segala generasi yang akan datang, menjadi saksi tentang kepercayaan yang tergoyahkan, keberanian dalam kesunyian dan kemalangan, dan kemenangan yang diperolehnya untuk Kekristenan di pusat penyembahan berhala.KR 203.1

    Perkataan Paulus mengandung perbendaharaan pengetahuan untuk si-dang. Ia ada dalam keadaan di mana ia dengan mudah dapat mengatakan bahwa sesuatu yang akan melukai para pendengarnya yang sombong dan membawa dia sendiri ke dalam kesulitan. Sekiranya pidatonya merupakan serangan yang langsung terhadap ilah-ilah mereka dan orang-orang besar di dalam kota, ia akan ada dalam bahaya menemui nasib seperti Socrates. Tetapi dengan kebijaksanaan yang dilahirkan oleh kasih Ilahi, ia dengan teliti menarik pikiran mereka dari dewa-dewa kafir, oleh menyatakan kepada mereka Allah yang benar, yang belum dikenal oleh mereka.KR 203.2

    Dewasa ini kebenaran Kitab Suci harus dihadapkan kepada orangorang besar di dunia ini supaya mereka boleh memilih antara penurutan kepada hukum Allah dan kesetiaan kepada putra kejahatan. Allah memberikan kebenaran yang kekal kepada mereka, kebenaran yang akan menjadikan mereka bijaksana kepada keselamatan, tetapi Ia tidak memaksa mereka menerimanya. Jika mereka berbalik daripadanya, Ia membiarkan mereka kepada dirinya sendiri, untuk diisi dengan buah-buah perbuatan mereka sendiri.KR 203.3

    “Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. Karena ada tertulis: ‘Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan.’” ‘Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah.” 1 Korintus 1:18, 19, 27, 28. Banyak sarjana dan negarawannegarawan yang terbesar, orang-orang terkemuka di dunia ini, pada akhir zaman akan berbalik dari terang, sebab dunia dengan akal budi tidak mengenal Allah. Namun demikian, umat Allah harus menggunakan setiap kesempatan untuk menyampaikan kebenaran itu kepada orang-orang ini. Beberapa orang akan mengakui kebodohan mereka tentang perkaraperkara Allah dan akan mengambil tempat mereka sebagai pelajar-pelajar yang hina di kaki Yesus, Guru yang Besar itu.KR 203.4

    Dalam setiap usaha untuk mencapai kelas-kelas yang lebih tinggi, pekerja Allah memerlukan iman yang kuat. Rupanya akan kelihatan menakutkan, tetapi dalam saat yang paling gelap ada terang dari atas. Kekuatan mereka yang mengasihi dan melayani Allah akan dibarui dari hari ke hari. Pengertian yang tidak terbatas ditempatkan pada pelayanan mereka, sehingga dalam melaksanakan maksud-Nya, mereka tidak akan bersalah. Biarlah pekerja-pekerja ini memegang permulaan kepercayaan mereka dengan teguh sampai kepada akhirnya, mengingat bahwa terang kebenaran Allah harus bersinar di tengah kegelapan yang menyelubungi dunia ini. Harus tidak ada putus harap sehubungan dengan pekerjaan Allah, Iman pekerja yang berserah harus menahan setiap pencobaan yang dibawa untuk menahannya. Allah sanggup dan rela mengaruniakan kepada hamba-hamba-Nya segala kekuatan yang diperlukan oleh mereka dan memberi kepada mereka akal budi yang diperlukan oleh kebutuhan mereka yang berbeda-beda. Ia akan memenuhi pengharapan yang paling tinggi dari mereka yang menaruh harap kepada-Nya.KR 204.1

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents