Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Kisah Para Rasul - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Bab 32— Jemaat yang Dermawan

    Dalam suratnya yang pertama kepada Sidang di Korintus, Paulus memberikan kepada orang-orang percaya petunjuk mengenai prin-sip-prinsip umum yang mendasari sokongan terhadap pekerjaan Allah di dunia ini. Menulis tentang pekerjaan kerasulannya untuk kepentingan mereka, ia bertanya:KR 282.1

    “Siapakah yang menanami kebun anggur dan tidak memakan buahnya? Atau siapakah yang menggembalakan kawanan domba dan yang tidak minum susu domba itu? Apa yang kukatakan ini bukanlah hanya pikiran manusia saja. Bukankah hukum Taurat juga berkata demikian? Sebab dalam hukum Musa ada tertulis: Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik! Lembukah yang Allah perhatikan? Ataukah kita yang Ia maksudkan? Ya, untuk kitalah hal ini ditulis, yaitu pembajak harus membajak dalam pengharapan dan pengirik harus mengirik dalam pengharapan untuk memperoleh bagiannya.KR 282.2

    “Jadi, jika kami telah menaburkan benih rohani bagi kamu, berlebihlebihankah, kalau kami menuai hasil duniawi daripada kamu? Kalau orang lain mempunyai hak untuk mengharapkan hal itu daripada kamu, bukankah kami mempunyai hak yang lebih besar? Tetapi kami tidak mempergunakan hak itu. Sebaliknya, kami menanggung segala sesuatu, supaya jangan kami mengadakan rintangan bagi pemberitaan Injil Kristus. Tidak tahukah kamu, bahwa mereka yang melayani dalam tempat kudus mendapat penghidupannya dari tempat kudus itu dan bahwa mereka yang melayani mezbah mendapat bagian mereka dari mezbah itu? Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu.” 1 Korintus 9:7-14.KR 282.3

    Rasul itu maksudkan dalam hal ini rencana Allah untuk memelihara imam-imam yang melayani dalam bait suci. Mereka yang diasingkan untuk pekerjaan yang suci ini disokong oleh saudara-saudaranya, kepada siapa mereka melayani berkat-berkat rohani. “Dan mereka dari anakanak Lewi, yang menerima jabatan imam, mendapat tugas, menurut hukum Taurat, untuk memungut persepuluhan dari umat Israel,” Ibrani 7:5. Suku Lewi dipilih oleh Tuhan untuk tugas yang suci mengenai bait suci dan keimamatan. Tentang imam dikatakan, “Sebab dialah yang dipilih oleh Tuhan, Aliahmu . . . senantiasa melayani Tuhan dan menyelenggarakan kebaktian.” (Ulangan 18:5). Sepersepuluh dari-segala pertambahan dituntut oleh Allah sebagai milik-Nya sendiri, dan untuk menahan persepuluhan dianggap oleh-Nya sebagai perampokan.KR 283.1

    Adalah rencana ini untuk menyokong kependetaan yang dimaksudkan oleh Paulus bila ia berkata, “Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu.” Dan kemudian, dalam menulis kepada Timotius, rasul itu berkata, “Seorang pekerja patut mendapat upahnya.” 1 Timotius 5:18.KR 283.2

    Pembayaran persepuluhan hanyalah sebagian dari rencana Allah untuk menyokong pelayanan-Nya. Banyak pemberian dan persembahan telah ditentukan Tuhan. Di bawah peraturan Yahudi orang-orang diajar untuk menghargai roh kedermawanan baik dalam menunjang pekerjaan Allah dan dalam menyediakan keperluan-keperluan orang yang berkekurangan. Untuk kesempatan-kesempatan yang khusus terdapatlah persembahan sukarela. Pada penuaian dan hasil pungutan, buah-buah permulaan dari bendang—jagung, anggur, dan minyak—dipersembahkan sebagai suatu persembahan kepada Tuhan. Pengumpulan sisa-sisa dan sudut-sudut bendang disediakan bagi orang-orang miskin. Buah pertama dari wol bila domba-domba sudah digun-ting, dari biji-bijian bila gandum telah diirik, disisihkan bagi Allah. Demikian pula dengan anak sulung dari segala binatang, dan harga penebusan dibayar untuk anak yang sulung. Buah yang pertama dipersembahkan kepada Tuhan di bait suci dan kemudian diabdikan untuk digunakan oleh imam-imam.KR 283.3

    Oleh kedermawanan ini Tuhan berusaha untuk mengajarkan kepada bani Israel bahwa dalam segala sesuatu Ia haruslah yang mula-mula. Jadi mereka diingatkan bahwa Allah adalah pemilik ladang mereka, kawanan domba mereka, dan ternak mereka; bahwa Ialah yang memberikan cahaya matahari dan hujan yang mengembangkan dan mematangkan hasil panen. Segala sesuatu yang mereka miliki adalah kepunyaan-Nya; mereka hanyalah jurukunci bagi harta benda-Nya.KR 284.1

    Bukanlah maksud Allah bahwa orang-orang Kristen, yang kesempatannya jauh melebihi mereka dari bangsa Yahudi, akan lebih kurang memberikan daripada yang mereka berikan. “Setiap orang yang kepadanya banyak diberi,” Juruselamat menjelaskan, “daripadanya akan banyak dituntut.” Lukas 12:48. Kedermawanan yang dituntut dari orang-orang Ibrani sangatlah menguntungkan bangsa mereka sendiri; pada dewasa ini pekerjaan Allah tersebar ke seluruh dunia. Pada tangan pengikutpengikut-Nya, Kristus telah menempatkan harta Injil, dan ke atas mereka Ia telah meletakkan tanggung jawab untuk memberikan kabar kesukaan tentang keselamatan kepada dunia. Sudah tentu tugas kita adalah jauh lebih besar daripada orang-orang Israel pada zaman purba.KR 284.2

    Sementara pekerjaan Allah menjadi lebih luas, panggilan untuk per-tolongan akan datang lebih dan lebih sering lagi. Supaya panggilan-panggilan ini boleh dijawab, orang-orang Kristen haruslah memperhatikan perintah, “Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku.” Maleakhi 3:10. Jika orang-orang yang mengaku Kristen akan dengan setia membawa kepada Tuhan persepuluhan dan persembahan mereka, perbendaharaan-Nya akan penuh. Tidak akan ada kesempatan untuk terpaksa menggunakan pasar amal, lotre, atau pesta kesukaan untuk mendapatkan dana guna menunjang Injil.KR 284.3

    Manusia tergoda untuk menggunakan harta mereka dalam pemanjaan diri, dalam pemuasan selera, dalam perhiasan pribadi, atau dalam perhiasan rumah mereka. Untuk maksud ini banyak anggota gereja tidak raguragu untuk membelanjakan dengan bebas dan malahan dengan borosnya. Tetapi bila diminta untuk memberi kepada perbendaharaan Tuhan, menjalankan pekerjaan-Nya di dunia ini, mereka berkeberatan. Barangkali, merasa bahwa mereka tidak dapat berbuat sebaliknya, mereka mendermakan suatu jumlah yang jauh lebih kecil daripada sering mereka belanjakan untuk pemuasan nafsu yang tidak perlu. Mereka tidak menunjukkan kasih untuk pekerjaan Kristus, tidak ada perhatian yang sungguhsungguh dalam menyelamatkan jiwa-jiwa. Tidak heran lagi bahwa kehidupan Kristen seperti itu hanya keadaan yang kerdil dan sakit-sakitan!KR 284.4

    Ia yang hatinya berapi-api dengan kasih Kristus akan menganggap bukan sebagai suatu kewajiban, tetapi suatu kesukaan, untuk menunjang kemajuan pekerjaan yang paling tinggi dan suci yang dipercayakan kepada manusia pekerjaan memberikan kepada dunia kekayaan kebaikan, rahmat, dan kebenaran.KR 285.1

    Roh loba inilah yang menuntun manusia untuk menjaga kepuasan diri sendiri yang sebenarnya kepunyaan Allah, dan roh kebencian inilah yang kepada-Nya sekarang seperti bila melalui nabi-Nya. Ia mempersalahkan umat-Nya dengan keras dengan berkata, “Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: “Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?” Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus! Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa! Maleakhi 3:8, 9.KR 285.2

    Roh kedermawanan adalah roh surga. Roh ini mendapat pernyataan yang paling tinggi dalam pengorbanan Kristus di salib. Untuk kepentingan kita Bapa memberikan Anak-Nya yangtunggal; dan Kristus, setelah memberikan segala sesuatu yang ada pada-Nya, kemudian memberikan diri-Nya, supaya manusia boleh diselamatkan. Salib di Kalvari harus menarik kebajikan dari tiap-tiap pengikut Juruselamat. Prinsip yang digambarkan di situ adalah memberi, memberi. “Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.” 1 Yohanes 2:6.KR 285.3

    Sebaliknya, roh kasih akan diri sendiri adalah roh Setan. Prinsip yang digambarkan dalam kehidupan orang-orang duniawi adalah mendapat, mendapat. Jadi mereka mengharapkan untuk mendapat kebahagiaan dan kesenangan, tetapi buah-buah dari apa yang mereka tabur adalah kemela-ratan dan kematian.KR 285.4

    Tidaklah sampai Allah berhenti memberkati anak-anak-Nya mereka akan berhenti mengembalikan kepada-Nya bagian yang Ia minta. Bukan ‘saja mereka harus menyerahkan kepada Tuhan bagian yang menjadi milik-Nya, tetapi mereka harus membawa juga kepada perbendaharaanNya, sebagai persembahan terima kasih, pemberian yang limpah. Dengan hati yang gembira mereka harus menyerahkan kepada Khalik buah sulung dari kelimpahan mereka—harta yang terpilih, pelayanan mereka yang paling baik dan paling suci. Dengan demikian mereka akan memperoleh berkat-berkat yang limpah. Allah sendiri akan menjadikan jiwa mereka seperti suatu kebun yang diairi yang airnya tidak akan habis. Dan bila penuaian besar yang terakhir akan dikumpulkan, berkas-berkas yang mereka sanggup bawa kepada Tuhannya, akan menjadi pahala untuk pemakaian mereka yang tidak mementingkan diri sendiri dari talentatalenta yang dipinjamkan-Nya kepada mereka.KR 285.5

    Pesuruh-pesuruh pilihan Allah, yang terlibat dalam pekerjaaa yang giat, jangan pernah dipaksa untuk memasuki pertempuran dengan beban mereka sendiri, tidak dengan dukungan yang simpati dan sungguh-sungguh dari saudara-saudara mereka. Adalah bagian dari anggota-anggota sidang untuk memberikan dengan limpah dengan mereka yang mengesampingkan pekerjaan duniawi supaya mereka boleh memberikan diri sendiri kepada pekerjaan itu. Bila pelayan-pelayan Allah diberanikan, pekerjaan-Nya akan maju dengan pesat. Tetapi bila, oleh cinta akan diri sendiri, sokongan mereka yang benar ditahan, tangan mereka menjadi lemah, dan sering kegunaan mereka sendiri menjadi sangat lumpuh.KR 286.1

    Perasaan tidak senang Allah berkobar terhadap mereka yang menuntut sebagai pengikut-pengikut-Nya, tetapi membiarkan pekerja-pekerja yang berserah untuk menderita bagi keperluan hidup sementara mengambil bagian dalam pekerjaan yang giat. Hamba-hamba yang mementingkan diri sendiri ini akan dipanggil untuk memberikan suatu perhi tungan, bukan saja karena penyalahgunaan akan uang Tuhan, tetapi untuk perasaan tertekan dan sakit hati yang telah dibawa oleh jalan mereka kepada hamba-hamba-Nya yang setia. Mereka yang dipanggil kepada pekerjaan pelayanan, dan dalam panggilan kewajiban itu memberikan semua orang untuk mengambil bagian dalam pekerjaan Allah, harus menerima usaha pengorbanan diri sendiri upah yang cukup untuk menyokong diri sendiri dan keluarga mereka.KR 286.2

    Dalam berbagai departemen dari pekerjaan duniawi, jasmani dan rohani, pekerja-pekerja yang setia dapat memperoleh upah yang baik. Bukankah pekerjaan menyebarkan kebenaran, dan memimpin jiwa-jiwa kepada Kristus, lebih penting daripada pekerjaan biasa? Dan bukankah mereka yang dengan setia melakukan pekerjaan ini patut mendapat upah yang cukup? Oleh penilaian kita akan harga pekerjaan untuk kebaikan akhlak dan jasmani, kita menunjukkan penghargaan kita akan perkaraperkara surga dibandingkan dengan perkara-perkara duniawi.KR 286.3

    Supaya ada dana dalam perbendaharaan untuk menyokong pekerjaan kependetaan, dan untuk menemui panggilan untuk bantuan dalam usaha misionaris, adalah penting bahwa umat Allah memberikan dengan senang dan dengan limpah. Suatu tanggung jawab yang serius terletak kepada pendeta-pendeta untuk menjaga di hadapan sidang-sidang keperluan pekerjaan Allah dan mendidik mereka untuk menjadi dermawan. Bila ini dilalaikan, dan sidang-sidang tidak memberikan keperluan orang lain, bukan saja pekerjaan Allah menderita, tetapi berkat yang harus datang kepada orang-orang percaya ditahan.KR 287.1

    Sedangkan yang paling miskin harus membawa persembahan mereka kepada Allah. Mereka harus membagikan rahmat Kristus oleh menyangkal diri sendiri untuk menolong mereka yang keperluannya lebih mendesak daripada keperluan mereka sendiri. Pemberian orang miskin, buah penyangkalan diri, datang di hadirat Allah sebagai dupa yang harum baunya. Dan tiap-tiap perbuatan penyangkalan diri menguatkan roh kemurahan hati dalam hati si pemberi, mempersatukan Dia lebih erat kepada Seorang yang kaya, namun untuk kepentingan kita menjadi miskin, supaya kita ini oleh kemiskinan-Nya boleh menjadi kaya.KR 287.2

    Perbuatan perempuan janda yang memberikan dua peser semua yang ada padanya ke dalam perbendaharaan, disimpan dalam catatan untuk memberanikan mereka yang bergumul dengan kemiskinan, masih menginginkan oleh pemberian mereka untuk menunjang pekerjaan Allah. Kristus menarik perhatian dari murid-murid kepada perempuan ini, yang telah memberikan “seluruh nafkahnya.” Markus 12:44. Ia menghargai pemberiannya sebagai yang lebih bernilai daripada persembahanpersembahan yang besar dari mereka yang sedekahnya tidak menuntut penyangkalan diri. Dari kelimpahan mereka telah memberikan bagian yang kecil. Untuk menjadikan persembahannya, perempuan janda itu kehilangan keperluan hidup, percaya kepada Allah untuk mencukupkan keperluannya untuk keesokan harinya. Tentang dia Juruselamat menjelaskan, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan.” Ayat 43. Dengan demikian Ia mengajarkan bahwa nilai pemberian tidak ditaksir oleh jumlahnya, tetapi oleh perbandingan dari yang diberikan dan motif yang mendorong si pemberi.KR 287.3

    Rasul Paulus dalam pelayanannya di antara sidang-sidang tidak kenal lelah dalam usahanya untuk mengilhamkan dalam hati orang-orang yang baru bertobat suatu kerinduan untuk melakukan perkara-perkara yang besar bagi pekerjaan Allah. Sering ia menasihatkan mereka untuk menggunakan kedermawanan. Dalam berbicara kepada tua-tua di Efesus tentang pekerjaannya yang dulu di antara mereka, ia berkata, “Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan; Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima.” “Orang yang menabur sedikit,” ia menulis kepada orang-orang Korintus, “akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.” Kisah 20:35; 2 Korintus 9:6, 7.KR 288.1

    Hampir semua orang percaya di Makedonia miskin dalam harta dunia, tetapi hati mereka meluap dengan kasih bagi Allah dan kebenaran-Nya, dan mereka memberikan dengan senang hati untuk menyokong pekabaran Injil. Bila pengumpulan yang umum diambil di sidang-sidang kafir untuk meringankan orang-orang Yahudi yang percaya, kedermawanan orang-orang bertobat di Makedonia diberikan sebagai teladan untuk sidang-sidang yang lain. Menulis kepada orang-orang percaya di Korintus, rasul itu menarik perhatian kepada “kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus.” 2 Korintus 8:1-4.KR 288.2

    Kerelaan untuk berkorban di pihak orang-orang Makedonia yang percaya datang sebagai akibat penyerahan diri yang sungguh-sungguh. Digerakkan oleh Roh Allah, mereka “memberikan diri mereka kepada Allah” (2 Korintus 8:5), maka mereka dengan rela memberikan dengan leluasa dari harta mereka untuk menyokong pekabaran Injil. Tidak perlu mendesak mereka untuk memberi; agaknya, mereka bersuka dalam kesempatan untuk menyangkal diri mereka sendiri malahan keperluan benda-benda dengan maksud untuk menunjang keperluan orang-orang lain. Bila rasul itu hendak menahan mereka, mereka meminta dengan sangat kepadanya untuk menerima persembahan mereka. Dalam kesederhanaan dan ketulusan mereka, dan di dalam kasih akan saudara-saudara, dengan senang mereka menyangkal diri sendiri, dan dengan demikian berkelimpahan dengan buah-buah kebajikan.KR 289.1

    Ketika Paulus mengirim Titus ke Korintus untuk menguatkan orangorang percaya di sana, ia menasihatkan untuk membangunkan sidang itu dalam anugerah memberi, dan dalam surat pribadi kepada orang-orang percaya ia menambahkan juga dalam seruannya sendiri, “Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu,” ia memohon, “dalam iman, perkataan, pengetahuan, kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasih terhadap kami demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini.” “Maka sekarang, selesaikan jugalah pelaksanaannya itu. Hendaklah pelaksanaannya sepadan dengan kerelaanmu, dan lakukanlah dengan apa yang ada padamu. Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu.” “Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajika... kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.” 2 Korintus 8:7, 11, 12; 9:8-11.KR 289.2

    Kebaikan yang tidak mementingkan diri memberikan kepada sidang yang mula-mula kesukaan yang besar; karena orang-orang percaya mengetahui bahwa usaha mereka menolong mengirim pekabaran Injil kepada mereka yang dalam kegelapan. Kebajikan mereka membuktikan bahwa mereka tidak menerima rahmat Allah dengan sia-sia. Apakah yang dapat menghasilkan kedermawanan seperti itu melainkan penyucian Roh. Pada mata orang-orang percaya dan orang-orang yang tidak percaya itu adalah mukjizat rahmat.KR 289.3

    Kemakmuran rohani erat kaitannya dengan kedermawanan Kristen. Pengikut-pengikut Kristus harus bersuka dalam menyatakan kehidupan Penebusnya. Sementara mereka memberi kepada Tuhan, mereka mempunyai kepastian bahwa harta mereka mendahului ke istana surga. Apakah manusia menjadikan milik mereka aman? Biarlah mereka menaruh itu di tangan yang menanggung tanda penyaliban. Apakah mereka menikmati harta mereka. Biarlah mereka menggunakannya untuk mendatangkan berkat kepada yang berkekurangan dan yang menderita. Apakah mereka akan menambah milik mereka? Biarlah mereka memperhatikan perintah Ilahi, ‘’Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggumya.” Amsal 3:9, 10. Biarlah mereka berusaha menahan harta mereka untuk mementingkan diri dan itu akan mengakibatkan kehilangan mereka yang kekal. Tetapi biarlah harta mereka diberikan kepada Allah, dan mulai pada saat itu ia akan menanggung prasasti-Nya. Harta itu dimeteraikan dengan kekekalan-Nya.KR 290.1

    Allah menyatakan, “Berbahagialah kamu yang boleh menabur di segala tempat di mana terdapat air.” Yesaya 32:20. Memberikan terusmenerus karunia Allah di mana pekerjaan Allah atau keperluan manusia memerlukan pertolongan kita, tidaklah cenderung kepada kemiskinan “Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan.” Amsal 11:24. Penabur itu melipatgandakan benihnya bila ia menaburkannya. Demikianlah dengan mereka yang dengan setia membagi-bagikan pemberian Allah. Oleh memberi mereka menambah berkat. ‘’Berilah, dan kamu akan diberi,” Allah telah berjanji; ‘’suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” Lukas 6:38.KR 290.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents