Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Kisah Para Rasul - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Bab 49—Surat Paulus yang Terakhir

    Dari ruang pengadilan Kaisar, Paulus kembali ke selnya, menyadari bahwa ia telah mendapat untuk dirinya sendiri istirahat yang singkat. Ia mengetahui bahwa musuh-musuhnya tidak akan berhenti sampai mereka melaksanakan kematiannya. Tetapi ia mengetahui juga bahwa untuk sesaat kebenaran telah menang. Memasyhurkan Jurusela-mat yang telah disalibkan dan telah bangkit di hadapan orang banyak yang telah mendengar kepadanya, adalah suatu kemenangan. Pada hari itu suatu pekerjaan telah berawal yang akan bertumbuh dan bertambah kuat, dan yang mana Nero dan segala musuh Kristus yang lain akan berusaha dengan sia-sia untuk menghalangi atau membinasakan.KR 421.1

    Duduk berhari-hari dalam selnya yang gelap, mengetahui bahwa oleh satu perkataan atau anggukan dari Nero kehidupannya dapat dikorbankan, Paulus memikirkan tentang Timotius dan mengambil keputusan untuk memanggil dia. Kepada Timotius telah dipercayakan penjagaan sidang.di Efesus, dan sebab itu ia telah ditinggalkan ketika Paulus mengadakan perjalanannya yang terakhir ke Roma. Paulus dan Timotius terikat bersama-sama dengan suatu kasih yang dalam dan kuat. Sejak pertobatannya, Timotius telah mengambil bagian dari pekerjaan dan pen-deritaan Paulus, dan persahabatan antara kedua orang ini telah bertumbuh menjadi lebih kuat, lebih dalam, dan lebih suci, sampai segala sesuatu yang dapat diperbuat oleh seorang anak kepada bapa yang dikasihi dan dihormati, demikianlah diperbuat oleh Timotius kepada rasul yang sudah tua dan lelah itu. Tidaklah mengherankan lagi kalau dalam kesunyian dan kesepiannya, Paulus merindukan untuk melihat dia.KR 421.2

    Dalam situasi yang sangat menyenangkan beberapa bulan berlalu sebelum Timotius tiba di Roma dari Asia Kecil. Paulus mengetahui bahwa hidupnya tidak pasti, ia khawatir kalau Timotius akan tiba terlambat untuk melihat dia. la mempunyai nasihat dan petunjuk untuk orang muda itu, kepada siapa tanggung jawab yang besar telah dipercayakan; dan sementara mendesak dia untuk datang segera, ia mendiktekan kesaksian di bayang kematian yang tidak akan sempat lagi ia bawakan sendiri. Jiwanya cemas yang penuh kasih bagi anaknya dalam Injil dan bagi sidang di bawah penjagaannya, Paulus berusaha untuk menekankan kepada Timotius pentingnya kesetiaan kepada panggilan gang suci.KR 422.1

    Paulus memulai suratnya dengan pendahuluan: “Kepada Timotius, anakku yang kekasih; kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau. Aku mengucap syukur kepada Allah, yang kulayani dengan hati nurani yang mumi seperti yang dilakukan nenek moyangku. Dan selalu aku mengingat engkau dalam permohonanku, baik siang maupun malam.”KR 422.2

    Rasul itu kemudian mendesak Timotius pentingnya keteguhan dalam iman. “Karena itulah kuperingatkan engkau ‘ia menulis,’ untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpanganku atasmu. Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah mende ita bagi Injilnya oleh kekuatan Allah.” Paulus memohon kepada Timotius untuk mengingat bahwa ia sudah dipanggil “dengan panggilan kudus” untuk menyatakan kuasa-Nya yang telah “mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa. Untuk Injil inilah, “ia menyatakan, “aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai guru. Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memelihara apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.”KR 422.3

    Selama masa pelayanannya yang panjang, Paulustidak pernah terserandung dalam kesetiaannya kepada Juruselamat. Di mana pun ia berada apakah di hadapan orang-orang Farisi yang marah-marah, atau di hadapan pemerintah Roma; di hadapan orang banyak yang marah-marah, di Listra, atau orang-orang berdosa yang bersalah di tempat tahanan di Makedonia; apakah berunding dengan pelaut-pelaut yang terkena panik pada kapal karam, atau berdiri sendirian di hadapan Nero untuk memohon kehidupannya ia tidak pernah malu akan pekerjaan yang ia sedang lakukan. Maksud yang besar dari kehidupan Kekristenannya ialah melayani Dia yang namanya telah memenuhi dia dengan penghinaan; dan dari maksud ini tidak ada pertentangan atau penganiayaan sanggup mengesampingkan dia. Imannya, yang dikuatkan oleh usaha dan disucikan oleh pengorbanan, menegakkan dan menguatkan dia.KR 422.4

    “Sebab itu, hai anakku,” Paulus meneruskan, “jadilah kuat oleh kasih karun ia dalam Kristus Yesus. Apa yang telah engkau dengar daripadaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain. Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.”KR 423.1

    Hamba Allah yang benar tidak akan menolak kesukaran atau tanggung jawab. Dari Sumber yang tidak pernah gagal mereka yang dengan sungguh-sungguh mencari kuasa Ilahi, ia mendapat kekuatan yang menyanggupkan dia untuk menemui dan mengalahkan pencobaan, dan melakukan tanggung jawab yang dibebankan Allah kepadanya. Sifat dari rahmat yang diterimanya, memperbesar kesanggupan untuk mengetahui Allah dan Anak-Nya. Jiwanya keluar dalam kerinduan yang besar untuk melakukan pelayanan yang berkenan kepada Tuhan. Dan sementara ia maju dalam jalan Kekristenan ia menjadi “kuat dalam anugerah yang ada dalam Kristus Yesus. ” Anugerah ini menyanggupkan dia untuk menjadi seorang saksi yang setia tentang perkara-perkara yang telah didengarnya. Ia tidak menghinakan atau melalaikan pengetahuan yang telah diterimanya dari Allah, tetapi ia menyerahkan pengetahuannya kepada orang-orang yang setia, yang pada gilirannya mengajar orang-orang lain.KR 423.2

    Dalam hal ini suratnya yang terakhir kepada Timotius, Paulus mengangkat di hadapah pekerja yang muda suatu cita-cita yang tinggi, menunjukkan kewajiban yang sedang terjadi kepadanya sebagai seorang pelayan Kristus. “Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah,” rasul itu menulis, “sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus-terang memberitakan perkataan kebenaran itu.” “Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang mumi. Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak’; Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran, sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar dan dengan lemah-lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran.”KR 423.3

    Rasul itu mengamarkan Timotius tentang guru-guru palsu yang berusaha memasuki sidang. “Ketahuilah,” ia menyatakan, “bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sangat sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orangtua, dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, . . . Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakikatnya mereka memungkiri kekuatannya.”KR 424.1

    “Orang jahat dan penipu akan bertambah jahat,” ia meneruskan, “mereka menyesatkan dan disesatkan. Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu. Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan.... Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam keheranan. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk perbuatan baik.” Allah telah menyediakan alat yang limpah untuk peperangan yang berhasil terhadap kejahatan yang ada di dalam dunia. Kitab Suci adalah gudang persenjataan di mana kita dapat diperlengkapi untuk pergumulan. Pinggang kita harus berikatkan kebenaran. Penjaga dada kita haruslah kebenaran. Perisai iman kita harus selalu di tangan kita, dan ketopong keselamatan itu; dan dengan pedang Roh, ialah sabda Allah kita harus merintis jalan kita melalui kesulitan dan jerat dosa.KR 424.2

    Paulus mengetahui bahwa di hadapan sidang ada suatu bahaya yang besar. Ia mengetahui bahwa pekerja yang setia dan sungguh-sungguh harus dilakukan oleh mereka yang ditinggalkan menjaga sidang; dan ia menulis kepada Timotius, “di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi pemyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya: Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegurlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.”KR 425.1

    Beban yang sungguh-sungguh ini kepada seorang yang begitu rajin dan setia sebagai Timotius adalah saksi yang kuat kepada pentingnya dan tanggung jawab pekerjaan dari pelayan Injil. Memanggil Timotius di hadapan pengadilan Allah, Paulus minta kepadanya untuk mengkhotbahkan firman itu, bukan peribahasa dan kebiasaan manusia rela untuk bersaksi bagi Allah bila kesempatan terbuka di depan orang banyak dan lingkungan tersendiri, di tepi jalan atau pada perapian, kepada sahabatsahabat dan kepada musuh-musuh, apakah dalam ketenangan atau tidak terlindung kepada kesusahan dan bahaya, celaan dan kehilangan.KR 425.2

    Takut bahwa pembawaan Timotius yang suka menyerah boleh membawa dia menghindari bagian yang penting dari pekerjaannya, Paulus menasihati dia untuk tinggal setia dalam menempelak dosa dan malahan menempelak mereka yang bersalah karena kejahatan yang besar. Jika perlu ia harus melakukannya “dengan segala kesabaran dan pengajaran.” Ia harus menyatakan kesabaran dan kasih Kristus, menerangkan dan menjalankan tegurannya oleh kebenaran-kebenaran sabda itu.KR 425.3

    Untuk membenci dan menegur dosa, dan pada waktu yang sama me-nunjukkan kasihan dan kelemahlembutan untuk orang berdosa, adalah sulit untuk dicapai. Lebih sungguh-sungguh lagi usaha kita sendiri untuk mencapai kesucian hati dan kehidupan, lebih tajam pengertian kita akan dosa dan lebih tentu pula celaan kita akan penyimpangan dari kebenaran. Kita harus berhati-hati terhadap kekerasan yang tidak semestinya kepada orang yang berbuat salah, dan kita harus juga berhati-hati tidak akan melupakan kehebatan dosa. Perlu untuk menunjukkan kesabaran dan kasih seperti Kristus untuk orang-orang yang bersalah, tetapi ada juga bahaya untuk menunjukkan kesabaran yang begitu besar terhadap kesalahannya sehingga ia akan memandang dirinya sendiri sebagai tidak memerlukan teguran, dan akan menolaknya sebagai tidak diperlukan atau tidak adil.KR 425.4

    Pekerja-pekerja Injil kadang-kadang mengadakan bahaya yang besar oleh membiarkan kesabaran mereka terhadap yang bersalah untuk merosot ke dalam toleransi dosa dan sedang berpartisipasi di dalamnya. Dengan demikian mereka terpimpin untuk memaafkan dan meringankan sesuatu yang telah dipersalahkan Allah, dan sesudah suatu saat mereka menjadi begitu buta untuk mempersalahkan orang-orang lain yang diperintahkan Allah kepada mereka untuk dipersalahkan. Ia yang menumpulkan pandangan rohaninya oleh kelonggaran yang berdosa kepada siapa yang dipersalahkan Allah, tidak lama kemudian akan melakukan dosa yang lebih besar dengan kehebatan dan kekasaran terhadap mereka yang disetujui Allah.KR 426.1

    Oleh kesombongan akal budi manusia, oleh menghinakan pengaruh Roh kudus, dan oleh tidak menyukai kebenaran perkataan Allah, banyak orang yang pura-pura menjadi orang Kristen, dan yang merasa sanggup mengajar orang-orang lain, akan dipimpin untuk meninggalkan tuntutan Allah. Paulus menyatakan kepada Timotius, “Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.”KR 426.2

    Di sini rasul Paulus tidak menunjuk pada yang tak beragama secara terang-terangan, tetapi pada orang-orang Kristen yang sekadar rupa menjadikan hati mereka sebagai penuntun mereka, dan dengan demikian menjadi budak oleh diri sendiri. Orang-orang yang sedemikian itu rela mendengarkan doktrin saja yang tidak menempelak dosa mereka atau mempersalahkan jalan mereka yang cinta akan kepelesiran. Mereka dipersalahkan oleh perkataan yang bersahaja dari hamba-hamba Kristus yang setia dan memilih guru-guru yang memuji dan menyanjung-nyanjung mereka. Dan di antara pekerja-pekerja Kristus sekadar rupa ada orang yang mengkhotbahkan pendapat manusia gantinya perkataan Allah. Tidak setia kepada kepercayaan mereka, mereka menyesatkan orang-orang yang memandang kepada mereka untuk bimbingan Ilahi.KR 426.3

    Dalam ajaran hukuman-Nya yang suci, Allah telah memberikan suatu peraturan yang sempuma untuk kehidupan; dan Ia telah menyatakan bahwa sampai akhir masa, hukum ini, tidak berubah satu noktah atau titik, harus mempertahankan tuntutannya kepada umat manusia. Kristus datang untuk membesarkan hukum itu dan menjadikannya patut dihormati. Ia menunjukkan bahwa itu didasarkan atas kasih kepada Allah dan kepada manusia, dan penurutan kepada ajarannya meliputi segenap kewajiban manusia. Dalam kehidupannya sendiri Ia memberikan suatu teladan tentang penurutan kepada hukum Allah. Dalam khotbahnya di atas Gunung Ia menunjukkan bagaimana tuntutannya meluas di seberang perbuatan secara luar dan mengetahui pikiran dan niat hati.KR 427.1

    Hukum itu, bila dituruti, memimpin manusia untuk menyangkal “kefasihan dan keinginan-keinginan duniawi, ‘dan untuk’ hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini.” Titus 2:12. Tetapi musuh segala kebenaran telah menahan dunia ini dan telah memimpin pria dan wanita untuk tidak menurut hukum. Sebagaimana Paulus meramalkan, orang banyak telah berbalik dari kebenaran yang bersahaja dari firman Allah, dan telah memilih guru-guru yang memberikan kepada mereka perumpamaan-perumpamaan yang mereka senangi. Banyak di antara pekerja-pekerja dan orang banyak menginjak-injak di bawah kaki mereka hukum-hukum Allah. Dengan demikian Khalik semesta alam dihinakan, dan Setan tertawa dengan kemenangan atas kemajuan tipu muslihatnya.KR 427.2

    Dengan penghinaan kepada hukum Allah bertambahlah kemungkinan untuk tidak menyukai agama, bertambahnya kesombongan, cinta akan kepelesiran, tidak menurut kepada orangtuanya, dan pemanjaan diri; dan pikiran yang bijaksana di mana-mana sedang bertanya dengan penuh kecemasan, Apakah yang dapat diperbuat untuk memperbaiki kesalahan yang menakutkan ini? Jawabnya terdapat dalam nasihat Paulus kepada Timotius, “Beritakanlah firman.” Dalam Kitab Suci terdapat satu-satunya prinsip perbuatan yang aman. Hal itu adalah salinan dari kemauan Allah, suatu ungkapan tentang akal budi Ilahi. Hal itu membuka kepada manusia persoalan-persoalan yang besar dalam kehidupan, dan kepada semua orang yang memperhatikan ajarannya itu akan terbukti sebagai penuntun yang tidak salah, menjaga mereka supaya jangan menyia-nyiakan waktu mereka dalam usaha yang salah.KR 427.3

    Allah telah memberitahukan kehendak-Nya, dan adalah kebodohan bagi manusia untuk meragukan sesuatu yang telah keluar dari bibir-Nya. Sesudah Akal Budi yang Tak Terhingga berkata, tidak akan ada pertanyaan yang diragu-ragukan untuk diselesaikan, tidak akan ada kemungkinan yang diragu-ragukan baginya untuk diatur. Semua yang dituntut daripadanya ialah persetujuan yang terus terang dan sungguh-sungguh akan kemauan Allah yang dinyatakan. Penurutan adalah perintah yang tertinggi dari pertimbangan yang sehat sama seperti dalam kata hati.KR 428.1

    Paulus meneruskan tuntutannya: ‘’Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah dalam penderitaan, lakukanlah pekerjaan pemberitaan Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!” Paulus sudah hampir menyelesaikan jalannya, dan ia menginginkan Timotius mengambil tempatnya, menjaga sidang dari cerita dongeng dan kepercayaan yang bertentangan oleh mana musuh, dalam cara yang berbeda-beda, akan berusaha memimpin dari kesederhanaan Injil. Ia menasihatkan dia untuk menghindarkan segala pekerjaan dan jerat duniawi yang akan menghalangi dia dari memberikan dirinya sepenuhnya bagi Allah; untuk menderita dengan kegembiraan pertentangan, hinaan, dan penganiayaan kepada mana kesetiaan akan menyingkapkan dia; untuk menjadikan bukti yang penuh tentang pekerjaannya oleh menggunakan tiap-tiap alat yang dapat diperolehnya untuk berbuat perkara yang baik kepada mereka untuk siapa Kristus telah mati.KR 428.2

    Kehidupan Paulus adalah suatu bukti dari kebenaran yang diajarkannya, dan di sinilah kuasanya terletak. Hatinya dipenuhi dengan perasaan tanggung jawab yang dalam dan kekal, dan dia bekerja erat dengan Dia yang menjadi sumber keadilan, kemurahan, dan kebenaran. Ia berpaut kepada salib Kristus sebagai satu-satunya jaminan untuk kemajuan. Kasih Kristus adalah motif yang tidak pernah mati yang menyokong dia dalam pertentangan terhadap diri sendiri dan di dalam pergumulannya melawan kejahatan seperti dalam pelayanan Kristus ia maju terus terhadap sifat permusuhan dari dunia dan pertentangan musuh-musuhnya.KR 428.3

    Apa yang diperlukan oleh sidang pada hari-hari yang berbahaya ini ialah suatu angkatan pekerja-pekerja, yang seperti Paulus telah mendidik diri sendiri untuk kegunaan, yang mempunyai pengalaman yang mendalam dalam perkara-perkara Allah, dan yang diisi dengan kesungguh- sungguhan dan semangat. Orang-orang yang disucikan dan mengorbankan diri sendiri diperlukan; orang-orang yang tidak menghindarkan ujian dan tanggung jawab; orang-orang yang berani dan benar; orangorang yang dalam hatinya Kristus dibentuk sebagai “pengharapan akan kemuliaan,” dan yang bibir yang dijamah oleh api suci akan “memberitakan firman.” Karena kekurangan pekerja-pekerja yang seperti itu pekerjaan Allah merana, dan kesalahan yang besar, seperti racun yang mematikan, menodai akhlak dan merusakkan pengharapan dari sebagian besar umat manusia.KR 428.4

    Sebagaimana pembawa standar yang setia dan bekerja keras sedang mempersembahkan hidup mereka untuk kebenaran, siapakah yang akan maju untuk mengambil tempat mereka? Apakah orang-orang muda kita akan menerima kepercayaan yang suci pada tangan-tangan bapa-bapa mereka? Apakah mereka bersedia untuk mengisi lowongan yang diakibatkan oleh kematian orang-orang setia? Apakah tuntutan rasul akan diperhatikan, panggilan kepada tanggung jawab didengar, di tengah bujukan kepada sifat mementingkan diri sendiri dan cita-cita yang memikat orang muda?KR 429.1

    Paulus menyudahi suratnya dengan pekabaran pribadi kepada masingmasing orang yang berbeda-beda dan sekali lagi mengulangi permohon-annya yang sungguh-sungguh bahwa Timotius harus datang kepadanya dengan segera, kalau mungkin, sebelum musim dingin. Ia berbicara dalam kesunyiannya, yang disebabkan karena sahabatnya telah meninggalkan dia dan tidak hadinrya orang-orang lain; dan agar jangan Timotius putus asa, khawatir bahwa sidang di Efesus memerlukan pekerjaannya, Paulus menyatakan bahwa ia sudah mengirim Tikhikus untuk mengisi lowongan itu.KR 429.2

    Sesudah berbicara mengenai ujiannya di hadapan Nero, ditinggal lari oleh saudara-saudaranya, dan rahmat yang menguatkan oleh memelihara hukum Allah, Paulus menutup suratnya oleh memujikan Timotius yang kekasih kepada penjagaan Gembala Yang Utama, yang meskipun pembantu gembala akan dipukul mundur, akan tetap setia untuk kawanan domba-Nya.KR 429.3

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents