Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Kisah Para Rasul - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Bab 39— Pengadilan di Kaisarea

    Lima hari sesudah Paulus tiba di Kaisarea para penuduh datang dari Yerusalem, ditemani oleh Tertulus, seorang ahli pidato yang mereka gunakan sebagai penasihat mereka. Perkara itu diperkenankan untuk pemeriksaan yang cepat. Paulus dibawa di hadapan sidang, dan Tertulus “ mulai mendakwa dia.” Mempertimbangkan bahwa memuji-muji itu akan mempunyai pengaruh lebih besar kepada gubernur Roma daripada sebutan-sebutan yang sederhana mengenai kebenaran dan keadilan, ahli pidato yang cerdik itu memulai pembicaraannya oleh memuji Feliks: “Feliks yang mulia, oleh usahamu kami terus-menerus menikmati kese-jahteraan, dan oleh kebijaksanaanmu banyak sekali perbaikan yang telah terlaksana untuk bangsa kami. Semuanya itu senantiasa dan di mana-mana kami sambut dengan sangat berterima kasih. ”KR 352.1

    Di sini Tertulus turun dalam kepalsuan yang tidak kenal malu; karena tabiat Feliks rendah dan tak beralasan. Dikatakan tentang dia, bahwa “dalam kebiasaan segala jenis nafsu jahat dan kebengisan, ia menja-lankan kuasa raja dengan sifat seorang hamba.” Tacitus, History, ch. 5, par. 9. Mereka yang mendengar Tertulus mengetahui bahwa perkataan-nya yang memuji-muji tidaklah benar, tetapi keinginan mereka untuk mendapatkan hukuman Paulus lebih kuat daripada kasih mereka akan kebenaran.KR 352.2

    Dalam pembicaraannya, Tertulus menuduh Paulus dengan kejahatan yang kalau dibuktikan, akan menghasilkan keputusan yang merupakan pengkhianatan yang tinggi terhadap pemerintah. “Telah nyata kepada kami, bahwa orang ini adalah penyakit sampar, seorang yang menimbulkan kekacauan di antara semua orang Yahudi di seluruh dunia yang beradab, dan bahwa ia adalah seorang tokoh dari sekte orang Nasrani. Malahan ia mencoba melanggar kekudusan Bait Allah. “Tertulus kemudian menyatakan bahwa Lisias, komandan garnisun di Yerusalem, telah dengan keras mengambil Paulus dari orang-orang Yahudi waktu mereka sudah hampir menghakiminya dengan undang-undang gereja, dan dengan demikian telah memaksa mereka untuk membawa persoalan itu kepada Feliks. Pernyataan-pernyataan ini dibuat dengan rencana agar supaya pembela menyerahkan Paulus kepada pengadilan bangsa Yahudi. Segala tuduhan ini disokong dengan suara keras oleh orang-orang Yahudi yang hadir, yang tidak berusaha untuk menyembunyikan kemarahan mereka kepada orang tahanan itu.KR 352.3

    Feliks cukup cerdik untuk membaca pembawaan dan tabiat penuduhpenuduh Paulus. Ia mengetahui dari motif apa mereka telah menyanjungnyanjung dia, dan ia melihat juga bahwa mereka telah gagal untuk mem-perkuat tuduhan mereka terhadap Paulus. Berbalik kepada orang yang tertuduh, ia memberi isyarat kepadanya untuk menjawab sendiri. Paulus tidak menyia-nyiakan perkataan pujian, tetapi hanya menyatakan bahwa ia dapat dengan lebih senang mempertahankan dirinya sendiri di hadapan Feliks, sebab yang terakhir orang ini sudah lama menjadi pembela, dan sebab itu mempunyai pengertian yang begitu baik akan undang-undang dan kebiasaan-kebiasaan orang Yahudi. Menyinggung mengenai tuduhan yang dihadapkan kepadanya, dengan terang ia menyatakan bahwa tidak seorang pun dari mereka yang benar. Ia menyatakan bahwa ia tidak menyebabkan keributan di suatu bagian Yerusalem, pula ia tidak menajiskan bait suci. “Dan tidak pernah orang mendapati aku sedang bertengkar dengan seseorang,” ia berkata, “atau mengadakan huru-hara, baik di dalam Bait Allah, maupun di dalam rumah ibadat, atau di tempat lain di kota. Dan mereka tidak dapat membuktikan kepadamu apa yang sekarang dituduhkan mereka kepada diriku.”KR 353.1

    Sementara mengakui bahwa dengan “Jalan yang mereka sebut sekte” ia telah berbakti kepada Allah dari bapa-bapanya, ia menyatakan bahwa ia telah selamanya percaya “kepada segala sesuatu yang ada tertulis dalam hukum Taurat dan dalarn kitab nabi-nabi,” dan sesuai dengan ajaran yang jelas dari Kitab Suci, ia berpegang pada iman orang yang bangkit dari orang mati. Dan ia selanjutnya menyatakan bahwa maksud yang memerintah dari kehidupannya ialah “senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang mumi di hadapan Allah dan manusia.”KR 353.2

    Dalam cara yang jujur dan berterus terang ia menyatakan tujuan kun-jungannya ke Yerusalem, dan keadaan-keadaan penawanan dan penga-dilannya: “Dan setelah beberapa tahun lamanya aku datang kembali ke Yerusalem untuk membawa pemberian bagi bangsaku dan untuk mem-persembahkan persembahan-persembahan. Sementara aku melakukan semuanya itu, beberapa orang Yahudi dari Asia mendapati aku di dalam Bait Allah, sesudah aku selesai mentahirkan diriku, tanpa orang banyak dan tanpa keributan. Merekalah yang sebenarnya harus menghadap engkau di sini dan mengajukan dakwaan mereka, jika mereka mempunyai sesuatu terhadap aku. Namun biarlah orang-orang yang hadir di sini sekarang menyatakan kejahatan apakah yang mereka dapati ketika aku dihadapkan di Mahkamah Agama. Atau mungkinkah karena satu-satunya perkataan yang aku serukan ketika aku berdiri di tengah-tengah mereka, yakni: Karena hal kebangkitan orang-orang mati aku hari ini dihadapkan kepada kamu.”KR 354.1

    Rasul itu berbicara dengan kesungguh-sungguhan dan ketulusan yang nyata, dan perkataannya membawa keyakinan yang dalam. Klaudius Lisias, dalam suratnya kepada Feliks, telah membawa kesaksian yang sama mengenai kelakuan Paulus. Tambahan lagi, Feliks sendiri mempunyai pengetahuan yang lebih baik tentang agama orang Yahudi daripada banyak orang sangkakan. Sebutan Paulus yang jelas mengenai kenyataankenyataan dalam perkara itu memungkinkan Feliks untuk mengerti lebih terang tentang motif-motif dengan mana orang Yahudi diperintahkan untuk mencoba menghakimi rasul itu tentang hasutan dan kelakuan yang bersifat pengkhianatan. Gubernur itu tidak memuaskan mereka oleh menghukum dengan tidak adil seorang warganegara Roma, pula ia tidak akan menyerahkannya kepada mereka untuk dibunuh tanpa pengadilan yang adil. Namun demikian Feliks mengetahui tidak ada motif yang lebih tinggi daripada kepentingan diri sendiri, dan ia dikendalikan oleh pujian dan keinginan untuk naik pangkat. Takut untuk melukai orang-orang Yahudi menahan dia dari berbuat keadilan yang sepenuhnya kepada seorang yang ia ketahui tidak bersalah. Sebab itu ia memutuskan untuk menangguhkan pengadilan sampai Lisias hadir, dengan mengatakan, “Setibanya kepala pasukan Lisias di sini, aku akan mengambil keputusan dalam perkaramu.”KR 354.2

    Rasul itu tetap seorang tahanan, tetapi Feliks menyuruh perwira itu yang telah ditentukan untuk menjaga Paulus, “dengan tahanan ringan,” dan “tidak boleh mencegah sahabat-sahabatnya melayani dia.”KR 355.1

    Tidak lama sesudah ini Feliks dan istrinya, Drusila, mengirim kepada Paulus supaya dalam wawancara pribadi mereka boleh mendengar dari padanya “tentang kepercayaan kepada Yesus Kristus.” Mereka rela dan malahan ingin sekali mendengar kebenaran yang baru ini—kebenaran yang mereka tidak pernah akan dengar lagi, dan yang apabila ditolak, akan cepat membuktikan kesaksian terhadap mereka pada hari Allah.KR 355.2

    Paulus menganggap hal ini sebagai kesempatan yang diberikan oleh Allah, dan dengan setia ia memperbaikinya. Ia mengetahui bahwa ia berdiri di hadapan seorang yang mempunyai kuasa untuk membunuh dia atau membebaskan dia; namun demikian ia tidak menyapa Feliks dan Drusila dengan pujian atau sanjungan. Ia mengetahui bahwa perkataannya akan menjadi suatu bau kehidupan atau kematian bagi mereka, dan melupakan segala pertimbangan yang mementingkan diri, ia berusaha membangkitkan suatu perasaan bahwa mereka ada dalam keadaan bahaya.KR 355.3

    Rasul itu menyadari bahwa Injil mempunyai tuntutan kepada barangsiapa yang mendengarkan perkataannya; bahwa pada suatu hari mereka akan berdiri di antara yang mumi dan suci sekeliling takhta suci yang besar, atau dengan mereka kepada siapa Kristus akan mengatakan, “Enyahlah daripada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan.” Matius 7:23. Ia mengetahui bahwa ia harus bertemu dengan para pendengarnya di hadapan pengadilan surga dan harus memberikan suatu perhitungan, bukan saja untuk semua perkara yang telah dikatakan dan diperbuatnya, tetapi untuk motif dan roh perkataan dan perbuatannya.KR 355.4

    Begitu keras dan kejam caranya Feliks sehingga hanya sedikit yang berani meyakinkan dia bahwa tabiat dan kelakuannya itu bukannya tidak bersalah. Tetapi Paulus tidak khawatir akan manusia. Dengan jelas ia menyatakan imannya kepada Kristus, dan alasan-alasan iman itu, dan dengan demikian dipimpin untuk membicarakan terutama tentang sifatsifat mereka yang penting bagi tabiat Kristen, tetapi tentang mana pasangan yang sombong di hadapannya sangatlah miskin.KR 355.5

    Ia menegakkan di hadapan Feliks dan Drusila tabiat Allah kebenaran dan keadilan-Nya, dan sifat hukum-Nya. Ia menunjukkan dengan jelas bahwa adalah kewajiban manusia untuk hidup tenang dan bertarak, mengendalikan nafsu di bawah pengendalian pertimbangan, sesuai dengan hukum Allah, dan memelihara tenaga badani dan pikiran dalam keadaan yang sehat. Ia menyatakan bahwa sudah pasti akan datang suatu masa pehukuman bila semua akan diganjar sesuai dengan perbuatan yang dilakukan di dalam tubuh, dan bahwa akan dinyatakan dengan jelas bahwa kekayaan, kedudukan, atau titel tidak berkuasa untuk mendapatkan bagi manusia kemurahan Allah atau melepaskan dia dari akibat dosa. Ia menunjukkan bahwa kehidupan ini adalah waktu persiapan manusia untuk kehidupan yang akan datang. Sekiranya ia melalaikan hak dan kesempatan sekarang ia akan menderita kehilangan yang kekal; tidak ada percobaan baru akan diberikan kepadanya.KR 356.1

    Paulus merenung-renungkan terutama tentang tuntutan-tuntutan yang luas dari hukum Allah. Ia menunjukkan bagaimana hal itu meluas kepada rahasia-rahasia yang dalam dari sifat akhlak manusia dan memberikan kepada sesuatu yang telah tersembunyi dari pemandangan dan pengetahuan manusia. Apa yang diperbuat oleh tangan atau diucapkan oleh lidah—apa yang dinyatakan oleh kehidupan secara lahir—hanya menunjukkan dengan tidak sempuma tabiat akhlak manusia. Hukum menyelidiki pikiran, motif dan maksudnya. Hawa nafsu yang gelap yang tersembunyi dari pemandangan manusia, kecemburuan, kebencian, keinginan, dan cita-cita, perbuatan yang jahat direnung-renungkan pada jalan yang gelap dari jiwa, namun tidak pernah dilaksanakan karena kurang kesempatan—semuanya ini dipersalahkan oleh hukum Allah.KR 356.2

    Paulus berusaha untuk mengalihkan pikiran pendengar-pendengamya kepada satu Korban yang terbesar untuk dosa. Ia menunjukkan kepada pengorbanan-pengorbanan yang menjadi bayangan perkara-perkara yang baik yang akan datang, dan kemudian memperkenalkan Kristus sebagai puncak dari semua upacara-tujuan yang olehnya mereka tunjukkan sebagai satu-satunya sumber kehidupan dan pengharapan bagi manusia yang telah jatuh. Orang-orang suci di zaman purba telah diselamatkan oleh iman dalam darah Kristus. Sementara mereka melihat penderitaan mangsa-mangsa korban, mereka memandang melalui terusan segala zaman Anak Domba Allah yang telah mengangkut dosa dunia ini.KR 356.3

    Allah menuntut dengan adilnya kasih dan penurutan segala makhluk kejadian-Nya. Ia telah memberikan kepada mereka dalam hukum-Nya suatu standar kebenaran yang sempuma. Tetapi banyak yang lupa akan Khalik mereka dan memilih untuk mengikuti jalan mereka sendiri menentang kemauan-Nya. Mereka mengembalikan permusuhan untuk kasih yang sama tingginya seperti surga dan sama luasnya seperti semesta alam. Allah tidak dapat menurunkan tuntutan-tuntutan hukum-Nya untuk menemui standar orang-orang jahat; pula manusia tidak dapat dalam kuasanya sendiri memenuhi tuntutan-tuntutan hukum. Hanya oleh iman kepada Kristus dapatlah orang berdosa dibersihkan dari kesalahannya dan disanggupkan untuk memberikan penurutan kepada hukum Khaliknya.KR 357.1

    Jadi Paulus, orang tahanan, mendesakkan tuntutan-tuntutan hukum Ilahi kepada orang Yahudi dan orang kafir, dan menampilkan Yesus, orang Nazaret yang dihinakan itu sebagai Anak Allah, Penebus dunia.KR 357.2

    Putra Yahudi mengerti benar-benar tabiat yang suci dari hukum itu yang tanpa malu telah dilanggarnya, tetapi prasangkanya terhadap Orang di Kalvari memperkeras hatinya melawan firman kehidupan. Tetapi Feliks belum pernah sebelumnya mendengarkan kebenaran, dan sementara Roh Allah memberikan keyakinan kepada jiwanya, ia menjadi sangat tergerak. Kata hati, yang sekarang dibangkitkan, menjadikan suaranya kedengaran, dan Feliks merasa bahwa perkataan Paulus benar adanya. Daya ingatan kembali kepada masa lalu yang bersalah. Dengan terang yang mengerikan datanglah di hadapannya rahasia-rahasia kehidupannya yang lalu dari kejahatan dan pertumpahan darah, dan catatan hitam dari tahun-tahun yang belakangan ini. Ia melihat dirinya sendiri tidak bermoral, bengis dan suka merampok. Belum pernah sebelumnya kebenaran itu dijelaskan kepada hatinya. Belum pernah sebelumnya jiwanya dipenuhi dengan ketakutan. Pikiran bahwa segala rahasia kejahatannya terbuka di hadapan mata Allah, dan ia harus dihakimi menurut perbuatannya, menyebabkan dia gemetar dan ketakutan.KR 357.3

    Tetapi gantinya mengizinkan keyakinannya memimpinnya kepada pertobatan, ia berusaha melupakan pemikiran-pemikiran yang tidak disukai ini. Wawancara dengan Paulus terhalang. “Cukuplah dulu dan pergilah sekarang,” ia berkata; “Apabila ada kesempatan baik, aku akan menyuruh memanggil engkau.”KR 358.1

    Betapa luasnya perbedaan antara cara Feliks dan cara penjaga penjara di Filipi. Hamba-hamba Tuhan dibawa dengan terikat ke dalam penjara, seperti Paulus kepada Feliks. Bukti yang mereka berikan tentang didukung oleh kuasa Ilahi, suka ria mereka di bawah penderitaan dan malu, ketidakgentaran mereka bila bumi digulung dengan goncangan gempa bumi, dan roh pengampunan mereka seperti Kristus, memberikan keyakinan pada hati penunggu penjara, dan dengan gemetar ia mengakui dosa-dosanya dan mencari pengampunan. Feliks gemetar, tetapi ia tidak bertobat. Penunggu penjara itu menyambut dengan senang hati Roh Allah ke dalam hatinya dan kepada rumah tangganya; Feliks menyuruh Pesuruh Ilahi itu pergi. Yang satu memilih untuk menjadi seorang Anak Allah dan seorang pewaris kerajaan surga; yang lain menentukan nasibnya dengan pekerja-pekerja kejahatan.KR 358.2

    Selama dua tahun tidak ada tindakan selanjutnya yang diambil terhadap Paulus, dan ia tetap menjadi seorang tahanan. Feliks mengunjungi dia beberapa kali dan mendengarkan dengan perhatian kepada perkataannya. Tetapi motif untuk persahabatan yang nyata adalah keinginan untuk mendapat keuntungan, dan ia mengisyaratkan bahwa oleh pembayaran jumlah uang yang besar Paulus boleh mendapat kelepasannya. Akan tetapi, rasul itu terlalu bersifat mulia untuk membebaskan dirinya sendiri oleh suaty sogokan. Dia tidak bersalah dari sesuatu kejahatan, dan ia tidak akan merendahkan dirinya untuk melakukan suatu kesalahan supaya memperoleh kemerdekaan. Tambahan pula, ia sendiri terlampau miskin untuk membayar uang tebusan seperti itu, sekiranya ia telah ditentukan untuk berbuat demikian, dan ia tidak mau, untuk kepentingan dirinya sendiri, memohon kepada simpati dan kedermawanan orangorang yang bertobat. Ia juga merasa bahwa ia adalah dalam tangan Allah, dan ia tidak mau mencampuri maksud-maksud Ilahi mengenai dirinya sendiri.KR 358.3

    Feliks akhirnya dipanggil ke Roma sebab kesalahan-kesalahan besar yang dilakukan terhadap orang-orang Yahudi. Sebelum meninggalkan Kaisarea sebagai jawab kepada panggilan ini, ia berpikir untuk “mengambil hati orang-orang Yahudi” oleh mengizinkan Paulus tinggal dalam penjara. Tetapi Feliks tidak berhasil dalam usahanya untuk mendapatkan kembali kepercayaan orang-orang Yahudi. Ia dipindahkan dari kedudukannya dengan aibnya, dan Perkius Festus ditentukan menggantikan dia, dengan Kaisarea sebagai ibukota.KR 359.1

    Suatu sinar terang dari surga telah diizinkan untuk bersinar ke atas Feliks, bila Paulus bertukar pikiran dengan dia mengenai kebenaran, pertarakan, dan pehukuman yang akan datang. Itulah kesempatan yang diberikan surga kepadanya untuk melihat dan meninggalkan dosa-dosanya. Tetapi ia berkata kepada pesuruh Allah, “Cukuplah dulu dan pergilah sekarang; apabila ada kesempatan baik, aku akan menyuruh memanggil engkau.” Ia telah meremehkan panggilannya yang terakhir untuk kemurahan. Tidak pernah lagi ia menerima panggilan yang lain dari Allah.KR 359.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents