Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Kisah Para Rasul - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Bab 31—Pekabaran Diperhatikan

    Dari Efesus Paulus melanjutkan perjalanan misionaris berikutnya, selama waktu mana ia mengharap untuk mengunjungi lebih dulu tempat pekerjaannya yang dulu di Eropa. Tinggal untuk sementara waktu di Troas, “untuk mengkhotbahkan Injil Kristus,” ia mendapati beberapa orang yang sedia untuk endengar pekabarannya. “Aku dapati; bahwa Tuhan telah membuka jalan untuk pekerjaan di sana,” ia kemudian menerangkan pekerjaannya di tempat ini. Tetapi berhasil sebagaimana usaha-usahanya di Troas, ia tidak dapat tinggal terlalu lama. “Memeli-hara semua jemaat-jemaat,” dan terutama sidang di Korintus, tergantung berat di hatinya. la telah mengharapkan untuk menemui Titus di Troas dan untuk belajar dari padanya bagaimana perkataan nasihat dan teguran yang dikirim kepada saudara-saudara di Korintus diterima, tetapi dalam hal ini ia sangat kecewa. “Tetapi hatiku tidak merasa tenang, karena aku tidak menjumpai saudaraku Titus.” Sebab itu ia meninggalkan Troas dan menyeberang ke Makedonia, di mana Filipi ia bertemu dengan Timotius.KR 272.1

    Selama masa kecemasannya terhadap sidang di Korintus, Paulus mengharapkan untuk yang terbaik; namun kadang-kadang perasaan kecewa yang berat menjalar kepada jiwanya, kalau-kalau nasihat-nasihat dan tegruan-tegurannya boleh disalahpahami. “Kami tidak beroleh ketenangan bagi tubuh kami.” Ia selanjutnya menulis. “Di mana-mana kami mengalami kesulitan dari luar pertengkaran dan dari dalam ketakutan. Tetapi Allah, yang menghiburkan orang yang susah hati, telah menghiburkan kami dengan kedatangan Titus.”KR 272.2

    Pembawa kabar yang setia ini membawa kabar yang menggembirakan sehingga suatu perubahan yang ajaib telah terjadi di antara orang-orang percaya di Korintus. Banyak yang telah menerima petunjuk yang ada dalam surat Paulus dan telah bertobat dari dosa-dosa mereka. Kehidupan mereka tidak lagi menjadi celaan kepada hidup Kekristenan, tetapi memberikan suatu pengaruh yang berkuasa untuk kepentingan kesalehan yang praktis.KR 273.1

    Dengan kesukaan, rasul itu mengirimkan surat lain kepada orangorang percaya di Korintus, menyatakan kegembiraan hatinya sebab pekerjaan yang baik yang dikerjakan di dalam mereka: “Meskipun aku telah menyedihkan hatimu dengan suratku itu namun aku tidak menyesalkannya.” Bila dianiaya oleh ketakutan bahwa perkataannya akan dihinakan, ia kadang-kadang menyesal telah menulis begitu nyata dan kejam. “Namun sekarang aku bersukacita”, ia meneruskan, “bukan karena kamu telah berdukacita, melainkan karena dukacitamu membuat kamu bertobat. Sebab dukacitamu adalah menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan.” Bahwa pertobatan yang dihasilkan oleh pengaruh rahmat Ilahi ke atas hati akan memimpin kepada pertobatan dan meninggalkan dosa. Begitulah buah-buah yang rasul itu nyatakan telah kelihatan dalam kehidupan orang-orang percaya di Korintus. “Sebab perhatikanlah betapa justru dukacita yang menurut kehendak Allah itu mengerjakan pada kamu kesungguhan yang besar, bahkan pembelaan diri, kejengkelan, ketakutan, kegiatan, penghukuman.”KR 273.2

    Untuk beberapa lama Paulus telah membawa suatu beban jiwa untuk sidang-sidang suatu beban yang begitu berat sehingga ia hampir tidak dapat menanggungnya. Guru-guru yang palsu telah berusaha untuk membinasakan pengaruhnya di antara orang-orang percaya dan mende-sakkan doktrin mereka sendiri gantinya kebenaran Injil. Kebimbangan dan putus asa dengan mana Paulus telah dikelilingi dinyatakan dalam perkataan, “Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami.”KR 273.3

    Tetapi sekarang satu sebab kecemasan telah dihilangkan. Ketika kabar penerimaan suratnya kepada orang Korintus, Paulus bersorak dalam kegembiraan: “Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah. Sebab sama seperti kami mendapatkan bagian berlimpah-limpah dalam kesengsaraan Kristus, demikian pula oleh Kristus kami menerima penghiburan berlimpah-limpah. Jika kami menderita, hal itu menjadi penghiburan dan keselamatan kamu; jika kami dihibur, maka hal itu adalah untuk penghiburan kamu, sehingga kamu beroleh kekuatan untuk dengan sabar menderita kesengsaraan yang sama seperti yang kami derita juga. Dan pengharapan kami akan kamu adalah teguh, karena kami tahu, bahwa sama seperti kamu turut mengambil bagian dalam kesengsaraan kami, kamu juga turut mengambil bagian dalam penghiburan kami.”KR 273.4

    Dalam menyatakan kesukaannya atas pertobatan mereka kembali dan pertumbuhan mereka dalam rahmat, Paulus memberikan segala puji bagi Allah untuk perubahan hati dan kehidupan. “Tetapi syukur kepada Allah,” ia berseru “yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami la menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana. Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa.” Adalah kebiasaan pada hari itu untuk orang yang menang dalam pertempuran membawa dengan dia pada waktu ia kembali bersama iring-iringan orang tawanan. Pada kesempatan seperti itu pembawa-pembawa kemenyan telah ditentukan, dan sementara tentara maju dengan kemenangan ke rumah, bau yang harum, yang kepada orang-orang tawanan yang ditentukan hukuman mati, suatu bau kematian, menunjukkan bahwa mereka sedang menghampiri waktu pehukuman mereka; tetapi kepada mereka dari orang-orang hukuman yang telah memperoleh anugerah dengan orang yang menahan mereka, dan yang hidup mereka akan diselamatkan, hal itu adalah bau kehidupan, dalam mana ditunjukkannya kepada mereka bahwa kemerdekaan mereka sudahlah hampir.KR 274.1

    Sekarang Paulus penuh dengan iman dan pengharapan. Ia merasa bahwa setan tidak akan menang pada pekerjaan Allah di Korintus, dan dalam perkataan puji-pujian ia mencurahkan pengucapan syukur hatinya. Ia dan teman-teman sekerjanya akan merayakan kemenangan mereka atas musuh-musuh Kristus dan kebenaran, oleh keluar dengan semangat yang baru untuk melebarkan pengetahuan akan Juruselamat. Seperti kemenyan keharuman Injil harus disebarkan ke seluruh dunia. Kepada mereka yang akan menerima Kristus, pekabaran itu akan menjadi bau harum kehidupan kepada kehidupan; tetapi kepada mereka yang terusmenerus dalam keadaan tidak percaya, suatu bau kematian kepada kematian.KR 274.2

    Menyadari akan kebesaran pekerjaan itu, Paulus berseru, “Siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian?” Tetapi siapa yang sanggup untuk mengkhotbahkan Kristus dalam cara seperti itu sehingga musuh-musuhnya tidak mempunyai alasan yang benar untuk menghinakan pesuruh itu atau pekabaran yang dibawanya. Paulus ingin menekankan kepada orang-orang percaya tanggung jawab yang penuh khidmat dari pelayanan Injil. Kesetiaan dalam mengkhotbahkan firman itu, disatukan dengan kehidupan yang suci dan tetap, dapat menjadikan usaha pendeta-pendeta berkenan kepada Allah dan menguntungkan jiwa-jiwa. Pendeta-pendeta pada zaman kita ini, dibebani dengan perasaan kebesaran pekerjaan itu, boleh berseru dengan rasul itu, “Siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian?”KR 275.1

    Di antara mereka ada yang telah menuduh Paulus dengan memuji diri sendiri dalam menulis suratnya yang dulu. Rasul itu sekarang menunjuk kepada hal ini oleh menanyakan kepada anggota-anggota sidang kalau mereka menghakimkan motifnya sedemikian. “Adakah kami mulai lagi memujikan diri kami?” ia bertanya. “Atau perlukah kami seperti orangorang lain menunjukkan surat pujian kepada kamu atau dari kamu?” Orang-orang percaya yang berpindah kepada suatu tempat yang baru sering membawa dengan mereka surat pujian dari sidang dengan mana mereka telah pernah disatukan dulu; tetapi pekerja-pekerja yang terkenal, pendiri-pendiri dari gereja-gereja ini, tidak perlu pujian seperti itu. Orang-orang percaya di Korintus, yang telah dipimpin dari perbaktian ilah-ilah kepada iman akan Injil, adalah segala pujian yang diperlukan oleh Paulus. Penerimaan mereka akan kebenaran, dan perubahan yang dikerjakan dalam kehidupan mereka, memberikan kesaksian yang penuh perasaan kepada pekerja-pekerja yang setia dan kepada kewibawaannya untuk memberikan nasihat, memperbaiki, dan menegur sebagai seorang pekerja Kristus.KR 275.2

    Paulus menganggap saudara-saudara di Korintus sebagai tanda kesak-siannya “Kamu adalah surat pujian kami,” ia berkata, “yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang. Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukannya dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.”KR 276.1

    Pertobatan orang-orang berdosa dan penyucian mereka melalui kebenaran adalah bukti yang paling kuat yang dapat dimiliki oleh seorang pendeta bahwa Allah telah memanggil dia kepada kependetaan. Bukti bahwa ia seorang rasul tertulis pada hati dari mereka yang bertobat dan disaksikan oleh kehidupan mereka yang baru. Kristus dibentuk di dalam, pengharapan akan kemuliaan. Seorang pendeta sangatlah dikuatkan oleh meterai kependetaannya ini.KR 276.2

    Pada dewasa ini para pendeta Kristus harus mempunyai saksi yang sama seperti yang dibawa oleh sidang Korintus kepada pekerjaan Paulus. Tetapi meskipun dewasa ini banyak pengkhotbah, masih banyak kekurangan pendeta yang cakap dan suci orang-orang yang penuh dengan kasih yang tinggal dalam hati Kristus. Kesombongan, kepercayaan diri sendiri, cinta akan dunia, mencari-cari kesalahan, kepahitan, cemburu adalah buah-buah yang dipikul oleh banyak orang yang mengakui agama Kristus. Kehidupan mereka, dalam perbedaan yang nyata kepada Juruselamat, sering membawa kesaksian yang menyedihkan kepada tabiat pekerjaan pendeta di bawah mana mereka telah bertobat.KR 276.3

    Seorang tidak dapat mempunyai kehormatan yang lebih besar daripada yang diterima oleh Allah sebagai seorang pendeta Injil yang cakap. Tetapi mereka yang diberkati Allah dengan kuasa dan kemajuan dalam pekerjaan-Nya janganlah sombong. Mereka mengakui ketergantungan mereka sepenuhnya kepada-Nya, menyadari bahwa dalam diri mereka sendiri tidak mempunyai kuasa. Dengan Paulus mereka berkata, “Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayannya dari suatu perjanjian baru.”KR 276.4

    Seorang pendeta yang benar melakukan pekerjaan Tuhannya. Ia merasa pentingnya pekerjaannya, menyadari bahwa ia menyokong kepada sidang dan kepada dunia suatu hubungan yang sama seperti yang disokong oleh Kristus. Ia bekerja dengan tidak mengenal jerih lelah untuk memimpin orang-orang berdosa kepada kehidupan yang lebih mulia dan lebih tinggi, supaya mereka boleh mendapat pahala orangorang yang menang. Bibirnya dijamah dengan suatu bara yang hidup dari mezbah, dan ia mengangkat Yesus sebagai pengharapan yang satusatunya bagi orang berdosa. Mereka yang mendengar dia mengetahui bahwa ia telah tertarik dekat kepada Allah di dalam doa yang sungguhsungguh dan berhasil. Roh Kudus tinggal di dalam dia, jiwanya telah merasakan api yang penting dari surga, dan ia sanggup membandingkan perkara-perkara rohani dengan rohani. Kuasa diberikan kepadanya untuk meruntuhkan benteng setan. Hati diremukkan oleh pemberitaannya akan kasih Allah, dan banyak yang terpimpin untuk bertanya, ‘’Apakah yang harus saya perbuat supaya diselamatkan?”KR 277.1

    ’’Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati. Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi dan memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah. Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah. Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus. Sebab Allah telah berfirman: Dari dalam gelap akan terbit terang. Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.”KR 277.2

    Jadi rasul itu membesarkan anugerah dan rahmat Allah, yang ditunjukkan dalam kepercayaan yang suci yang dipercayakan kepadanya sebagai seorang pelayan Kristus. Oleh kemurahan Tuhan ia dan saudarasaudaranya telah dibantu dalam kesulitan, penderitaan, dan bahaya. Mereka tidak memperagakan iman dan ajaran mereka untuk mencocokkan kehendak pandangan-pandangan pendengar mereka, atau menahan kebenaran yang penting untuk keselamatan supaya menjadikan ajaran mereka lebih menarik. Mereka telah memaparkan kebenaran dengan kesederhanaan dan dengan jelasnya, berdoa untuk keyakinan dan pertobatan jiwa-jiwa. Dan mereka telah berusaha membawa tabiat mereka selaras dengan ajaran mereka, supaya kebenaran yang dipaparkan boleh serasi kepada kata hati setiap orang.KR 277.3

    “Tetapi harta ini,” rasul itu meneruskan, “kamr punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.” Tuhan dapat memasyhurkan kebenaran-Nya melalui malaikat-malaikat yang tidak berdosa, tetapi ini bukanlah rencana-Nya. Ia memilih umat manusia, manusia yang dikelilingi dengan kelemahan, sebagai alat-alat dalam mengerjakan rencanaNya. Harta yang tak ternilai ditaruh dalam bejana-bejana yang dari tanah liat itu. Melalui manusia berkat-berkat harus disampaikan kepada dunia. Melalui mereka kemuliaan-Nya harus bercahaya ke dalam kegelapan dosa. Dalam pelayanan yang penuh kasih mereka harus menemui orangorang yang berdosa dan berkekurangan dan memimpin mereka kepada salib. Dan di dalam segala pekerjaan mereka, mereka harus memberikan kemuliaan, kehormatan, dan puji-pujian kepada-Nya yang melebihi semuanya dan di atas segala perkara.KR 278.1

    Bertitik tolak dari pengalamannya sendiri, Paulus menunjukkan bahwa dalam memilih pelayanan Kristus ia tidak didorong oleh motif mementingkan diri; karena jalannya telah ditimpa dengan ujian dan pencobaan. “Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kemuliaan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.”KR 278.2

    Paulus mengingatkan kepada saudara-saudaranya bahwa sebagai pesuruh-pesuruh Kristus ia dan teman sekerjanya selalu dalam bahaya. Kesukaran yang telah mereka derita telah me-nguras kekuatan mereka. “Sebab kami,” ia menulis, “yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya hidup Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini. Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu.” Menderita secara jasmani melalui kekurangan dan kerja keras, pelayan-pelayan Kristus ini sedang menyesuaikan diri kepada kematian-Nya. Tetapi sesuatu yang mengerjakan kematian bagi mereka sedang membawa kehidupan rohani dan kesehatan kepada orang-orang Korintus, yang oleh percaya akan kebenaran turut mengambil bagian dalam hidup yang kekal. Mengingat akan hal ini, pengikut-pengikut Kristus haruslah berhati-hati supaya jangan menambah beban dan ujian para pekerja oleh kelalaian dan ketidakpuasan.KR 278.3

    “Namun karena kami memiliki roh iman yang sama,” Paulus meneruskan, “seperti ada tertulis: Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata, maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata.” Yakin akan kesungguh-sungguhan kebenaran yang dipercayakan kepadanya, tak ada yang menyebabkan Paulus menangani perkataan Allah dengan menipu atau menyembunyikan keyakinan jiwanya. Ia tidak akan membeli kekayaan, kehormatan, atau kepelesiran oleh menyesuaikan diri dengan pendapat dunia. Meskipun dalam bahaya yang terus-menerus untuk mati syahid oleh iman sebab ia telah berkhotbah kepada orang Korintus, ia tidak khawatir, sebab ia mengetahui bahwa Ia yang sudah mati dan bangkit lagi akan membangkitkan dia dari dalam kubur dan mempersembahkannya kepada Bapa.KR 279.1

    “Sebab semuanya itu terjadi oleh sebab kamu,” ia berkata, “supaya kasih karunia, yang semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah.” Bukannya karena membesarkan diri rasul itu mengabarkan Injil. Adalah karena pengharapan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang memimpin mereka untuk menyerahkan diri mereka kepada pekerjaan ini. Dan ini adalah pengharapan yang menahan mereka dari menghentikan usaha-usaha mereka sebab ancaman bahaya atau penderitaan yang sebenarnya.KR 279.2

    “Sebab itu, Paulus menjelaskan, ‘kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibarui dari sehari ke sehari.’” Paulus merasai kuasa musuh; tetapi meskipun kekuatan tubuhnya sedang menurun, tetapi dengan iman yang tetap tabah ia menyatakan Injil Kristus. Dengan mengenakan segenap senjata Allah, pahlawan salib ini maju di dalam pertempuran. Suara kegembiraannya menyatakan dia menang dalam pertempuran. Mengarahkan pandangannya pada pahala orang setia, ia berseru dalam nada kemenangan, ‘’sebab penderitaan ringan yang sekarang ini mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar daripada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.”KR 279.3

    Amatlah sungguh-sungguh dan mengharukan panggilan rasul itu se-hingga saudara-saudaranya di Korintus baru memandang kasih yang tak ada taranya dari Penebus mereka. ‘’Kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus,” ia menulis, “bahwa Ia, yang oleh kamu telah menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinannya.” Engkau mengetahui ketinggian dari mana Ia membungkuk, kedalaman kerendahan kepada mana Ia merendahkan dirinya. Setelah memasuki jalan penyangkalan diri dan pengorbanan, Ia tidak mengesampingkan diri sampai Ia telah menyerahkan hidup-Nya. Tidak ada perhentian bagi-Nya antara mahkota dan salib.KR 280.1

    Selangkah demi selangkah Paulus berlambat-lambat, agar mereka yang membaca tulisannya boleh mengerti dengan sikap merendahkan diri yang ajaib dari Juruselamat untuk kepentingan mereka. Mengemukakan Kristus sebagaimana Ia sama dengan Allah menerima penghormatan dari malaikat-malaikat, rasul itu mengikuti jalan-Nya sampai ia telah mencapai kerendahan hati yang paling dalam. Paulus menyadari bahwa kalau mereka dapat dibawa untuk mengerti akan pengorbanan yang ajaib yang diadakan oleh Yang Mahatinggi di surga, segala kepentingan diri sendiri akan dibuang dari kehidupan mereka. Ia menunjukkan bagaimana Anak Allah mengesampingkan kemuliaan-Nya, dengan suka rela menyerahkan diri-Nya sendiri kepada keadaan sifat manusia, dan kemudian telah merendahkan diri-Nya sebagai seorang hamba, menurut sampai kepada mati “bahkan sampai mati di kayu salib” (Filipi 2:8), sehingga Ia dapat mengangkat manusia yang sudah jatuh dari kebejatan kepada pengharapan dan kesukaan dan surga.KR 280.2

    Bila kita mempelajari tabiat Ilahi dalam terang salib kita melihat kemurahan, lemah lembut, dan pengampunan yang bercampur dengan keadilan. Kita melihat di tengah-tengah takhta Seorang yang membawa pada tangan dan kaki dan di samping tanda-tanda penderitaan yang ditanggung untuk memperdamaikan manusia kepada Allah. Kita melihat seorang Bapa, yang tak terbatas, tinggal dalam terang yang tak terhampiri, namun menerima kita kepada diri-Nya sendiri melalui kebaikan Anak-Nya. Awan dari pembalasan dendam yang mencamkan kesengsaraan dan keputusasaan, dalam terang yang dipantulkan dari kayu salib menyatakan tulisan Allah: Hiduplah, orang berdosa, hiduplah! Saya telah membayar suatu tebusan.KR 281.1

    Dalam merenung-renungkan Kristus kita berada di pantai kasih yang tak terukur. Kita berusaha menceritakan kasih ini, dan bahasa tidak akan menolong kita. Kita mempertimbangkan kehidupan-Nya di dunia ini, pengorbanannya untuk kita, pekerjaan-Nya dalam surga sebagai pengacara kita, dan dalam tempat tinggal yang sedang disediakan-Nya bagi mereka yang mengasihi Dia, dan kita hanya dapat berseru, tingginya dan dalamnya kasih Kristus! “Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai perdamaian bagi dosa-dosa kita.” “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah.” 1 Yohanes 4:10; 3:1.KR 281.2

    Pada tiap-tiap murid yang benar kasih ini, seperti api yang suci, menyala pada mezbah hati. Di dunia inilah kasih Allah dinyatakan melalui Kristus. Di dunia inilah anak-anak-Nya harus membiaskan kasih ini melalui hidup yang tak bercacat. Dengan demikian orang-orang berdosa akan dipimpin kepada salib untuk memandang Anak Domba Allah.KR 281.3

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents