Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Kisah Para Rasul - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Bab 37— Perjalanan Paulus yang Terakhir ke Yerusalem

    Paulus rindu sekali tiba di Yerusalem sebelum Paskah, supaya ia ber-oleh kesempatan untuk bertemu dengan mereka yang seharusnya datang dari segala penjuru dunia menghadiri pesta itu. Ia selalu mendam-bakan pengharapan agar dengan suatu cara ia boleh menjadi alat untuk menghilangkan prasangka orang-orang senegerinya yang tidak percaya, sehingga mereka dapat dituntun untuk menerima terang Injil yang ajaib itu. Ia juga ingin bertemu dengan anggota-anggota sidang di Yerusalem dan menyampaikan pemberian-pemberian yang disampaikan oleh ge- reja-gereja kafir untuk saudara-saudara yang miskin di Yudea. Dan de-ngan kunjungan ini ia berharap agar mendatangkan persekutuan yang lebih erat di antara orang-orang Yahudi dan orang-orang kafir yang ber-balik kepada iman.KR 327.1

    Setelah menyelesaikan pekerjaannya di Korintus, ia memutuskan untuk berlayar langsung ke salah satu pelabuhan di pantai Palestina. Segala sesuatu telah dipersiapkan, dan ketika ia menjejakkan kakinya ke kapal, kepadanya diberitahukan suatu rencana yang dibuat oleh orang-orang Yahudi untuk mengakhiri hidupnya. Dulu penentang-penentang iman ini telah digagalkan dalam usaha mereka untuk mengakhiri pekerjaan rasul itu.KR 327.2

    Kemajuan yang menyertai penyebaran Injil itu membangkitkan amarah orang-orang Yahudi. Dari setiap pelosok meluaslah kabar tentang tersebarnya doktrin baru yang olehnya orang-orang Yahudi dibebaskan dari pemeliharaan hukum keupacaraan, dan orang-orang Kafir diizinkan memiliki hak yang sama dengan orang-orang Yahudi sebagai anak Abraham. Dalam khotbahnya di Korintus, Paulus mengemukakan sanggahan yang sama yang ia desak dengan paksaan dalam suratsurat kirimannya. Pernyataannya tegas, “tiada lagi orang Yahudi atau orang Yunani, orang bersunat atau tidak bersunat.” (Kolose 3:11), dianggap oleh musuh-musuhnya sebagai penghujatan yang berani, dan mereka memutuskan bahwa suaranya harus didiamkan.KR 328.1

    Setelah menerima amaran tentang komplotan jahat itu, Paulus memu-tuskan untuk pergi berkeliling melewati jalan cabang ke Makedonia. Rencana untuk mencapai Yerusalem sebelum Paskah telah dibatalkan, namun ia berharap untuk berada di sana pada hari Pentakosta.KR 328.2

    Menemani Paulus dan Lukas adalah “Sopater anak Pirus, dari Berej, dan Aristarkhus dan Sekundus, keduanya dari Tesalonika, dan Gayus dari Derbe, dan Timotius dan dua orang dari Asia, yaitu Tikhikus dan Trofimus.” Paulus membawa sejumlah besar uang dari jemaat-jemaat yang bukan Yahudi, yang ia maksudkan untuk diserahkan kepada tangan saudara-saudaranya yang melayani pekerjaan di Yudea; dan karena berbagai sumbangan dari gereja-gereja inilah ia mengatur suatu rencana bagi mereka yang mewakili saudara-saudaranya untuk menyertai dia ke Yerusalem.KR 328.3

    Di Filipi Paulus tinggal untuk merayakan Paskah. Hanya Lukas yang tinggal dengan dia, sedangkan anggota-anggota lain dari rombongan itu melanjutkan ke Troas untuk menanti dia di sana. Orang-orang Filipilah sangat kasih dan jujur hati yang dipertobatkan rasul itu, dan selama pesta delapan hari’ia menikmati damai dan kebahagiaan bergaul dengan mereka.KR 328.4

    Setelah berlayar dari Filipi, lima hari kemudian Paulus dan Lukas sampai kepada saudara-saudara mereka di Troas, dan tinggal selama seminggu dengan umat-umat percaya di sana.KR 328.5

    Pada malam terakhir tinggal bersama saudara-saudaranya itu mereka “berkumpul untuk memecah-mecahkan roti;” Dengan kenyataan bahwa guru kekasih mereka sudah akan berpisah mereka berkumpul dalam rombongan yang besar lebih dari biasanya. Mereka berkumpul di “ruang atas” pada tingkat ketiga. Di sana, di dalam kasihnya yang mendalam dan kekhawatiran terhadap mereka, rasul itu berbicara sampai larut malam.KR 328.6

    Pada salah satu jendela yang terbuka duduklah seorang muda yang bernama Eutikhus. Dalam kedudukan yang berbahaya ini ia tertidur dan jatuh ke halaman bawah. Seketika itu terjadilah kekacauan dan keributan. Orang muda itu diangkat sudah mati, dan banyak orang berkumpul sekelilingnya dengan tangisan dan perkabungan. Tetapi Paulus melalui orang banyak yang ketakutan itu memeluk dia dan mempersembahkan suatu doa yang sungguh-sungguh bahwa Allah akan membalikkan orang yang mati kepada hidup. Permohonannya dikabulkan. Melebihi suara tangisan dan ratapan suara rasul itu terdengar mengatakan, “Jangan ribut, sebab ia masih hidup.” Dengan penuh kesukaan sekali lagi orang-orang percaya berkumpul di ruang atas. Mereka ambil bagian dalam perjamuan itu, dan kemudian Paulus “berbicara sampai fajar menyingsing.”KR 329.1

    Segera saudara-saudara itu bergegas naik ke kapal, karena kapal yang ditumpangi Paulus dan rombongannya akan berlayar untuk melanjutkan perjalanan mereka. Tetapi rasul itu sendiri memilih jalan darat yang lebih pendek antara Troas dan Asos, berjumpa dengan sahabat-sahabatnya di kota yang terakhir. Keadaan ini memberikan sedikit waktu untuk merenung dan berdoa. Kesulitan-kesulitan dan bahaya-bahaya sehubungan dengan kunjungan berikutnya ke Yerusalem, sikap gereja di sana terhadap dia dan pekerjaannya, sama seperti keadaan sidang-sidang dan minat pekerjaan Injil di daerah-daerah menjadi tujuan pikiran yang sungguhsungguh, ia mengambil kesempatan istimewa untuk mencari Allah bagi kekuatan dan bimbingan.KR 329.2

    Sementara penumpang-penumpang berlayar ke selatan dari Asos, mereka melewati kota Efesus, di tempat mana rasul itu lama bekerja. Rasul Paulus rindu sekali mengunjungi sidang di sana; karena ia mempunyai petunjuk dan nasihat untuk mereka. Namun di atas rencana itu ia memutuskan untuk segera mene-ruskan perjalanannya; karena ia merindukan, “jika mungkin, ia telah berada di Yerusalem pada hari raya Pentakosta.” Tetapi setelah tiba di Miletus, tigapuluh mil dari Efesus, ia pelajari bahwa hal itu memungkinkan untuk berhubungan dengan sidang sebelum kapal berlayar, la segera menyampaikan kabar kepada tua-tua, meminta mereka segera ke Miletus, agar ia dapat melihat mereka sebelum melanjutkan perjalanannya.KR 329.3

    Jawaban atas panggilannya mereka datang, dan ia berbicara kepada mereka dengan kata-kata yang menjamah dan menguatkan dan meng-harukan serta ucapan selamat tinggal. ‘’Kamu tahu,” katanya, “bagaimana aku hidup di antara kamu sejak hari pertama aku tiba di Asia ini: dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam perjalanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan mengalami banyak pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku. Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam kumpulan-kumpulan di rumah kamu; aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.”KR 330.1

    Paulus selalu meninggikan hukum Ilahi. Ia menunjukkan bahwa di dalam hukum tidak ada kuasa untuk menyelamatkan umat manusia dari hukum dan pelanggaran. Orang-orang yang berbuat salah harus bertobat dari dosa-dosa mereka dan merendahkan diri di hadapan Allah, karena mereka melanggar hukum Allah menyebabkan murka-Nya; mereka harus melatih iman di dalam darah Yesus sebagai satu-satunya sarana pengampunan. Anak Allah telah mati sebagai korban mereka, dan telah naik ke surga untuk berdiri di hadapan Bapa sebagai pengacara mereka. Oleh iman dan pertobatan, mereka akan dibebaskan dari hukuman dan oleh rahmat Kristus disanggupkan untuk menurut kepada hukum Allah.KR 330.2

    “Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ selain dari apa yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku. Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asai saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah. Dan sekarang aku tahu, bahwa kamu tidak akan melihat mukaku lagi, kamu sekalian yang telah kukunjungi untuk memberitakan kerajaan Allah.”KR 330.3

    Paulus tidak merencanakan untuk membawa kesaksian ini; tetapi sementara ia berkata-kata ilham Roh datang kepadanya, menguatkan ketakutannya bahwa ini akan menjadi pertemuan yang terakhir dengan saudara-saudaranya orang Efesus.KR 330.4

    “Sebab itu pada hari ini aku bersaksi kepadamu, bahwa aku bersih, tidak bersalah terhadap siapa pun yang akan binasa. Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu.” Tidak takut untuk melukai perasaan, tak ada keinginan untuk bersahabat atau pujian menuntun Paulus untuk menahankan kata-kata yang diberikan Allah kepadanya menjadi petunjuk bagi mereka, amaran atau perbaikan. Bagi hambahamba-Nya sekarang ini Allah menuntut keberanian dalam mengkhotbahkan sabda dan dalam menjalankan ajaran-ajarannya. Hamba-hamba Kristus bukan saja menyampaikan kepada orang banyak kebenaran-kebenaran yang paling menyenangkan, sementara menyembunyikan bagian lain yang dapat menyebabkan mereka susah. Ia harus menjaga dengan kekhawatiran yang mendalam perkembangan tabiat. Jika ia dapati satu dari kumpulannya berbuat dosa sebagai gembala yang setia ia harus memberikan mereka petunjuk dari firman Allah yang mengena terhadap kasus mereka. Sekiranya ia mengizinkan mereka di dalam kepercayaan diri pergi tanpa amaran, ia patut bertanggung jawab atas jiwa-jiwa mereka. Pendeta yang melakukan tugas yang mulia harus dengan setia memberi petunjuk kepada umatnya dari tiap-tiap kehidupan Kristen, menunjukkan kepada mereka agar berdiri tanpa cacat pada hari Allah. Hanya dia sebagai guru kebenaran yang setia pada akhir pekerjaannya yang sanggup mengatakan bersama Paulus, “Aku bersih, tidak bersalah terhadap siapa pun yang akan binasa.”KR 331.1

    “Karena itu jagalah dirimu,” rasul itu menasihati saudara-saudaranya, “dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan oleh Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri. ” Kalau pelayan-pelayan Injil tetap mengingat kenyataan bahwa mereka memberi pelayanan kepada mereka yang ditebus oleh darah Kristus, mereka akan memiliki suatu perasaan yang mendalam tentang pentingnya pekerjaan mereka. Mereka harus menjaga diri dan kawanan domba mereka. Teladan mereka harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk mereka sendiri. Sebagai guruguru jalan kehidupan mereka seharusnya tidak memberi kesempatan agar kebenaran menjadi percakapan yang jahat. Sebagai wakil-wakil Kristus, mereka harus mempertahankan kehormatan nama-Nya. Oleh kesetiaan mereka, kesucian hidup, percakapan mereka yang saleh, mereka dapat menguji diri mereka sendiri layak untuk panggilan yang mulia.KR 331.2

    Bahaya yang mengancam sidang di Efesus dinyatakan kepada rasul itu. “Aku tahu,” ia berkata ‘’bahwa sesudah aku pergi serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu. Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik muridmurid dari jalan yang benar dan supaya mengikuti mereka.” Paulus gemetar bagi sidang itu, sementara memandang ke masa depan, ia melihat serangan yang harus diterimanya baik dari musuh-musuhnya yang datang dari luar dan dari dalam. Dengan kesungguh-sungguhan ia meminta kepada saudara-saudaranya untuk berjaga dengan penuh kewaspadaan terhadap kepercayaan mereka yang suci. Sebagai suatu contoh ia menunjukkan kepada mereka pekerjaan yang tidak kenal lelah di antara mereka: “Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang dan malam, dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata.”KR 332.1

    “Dan sekarang,” ia melanjutkan, “aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya. Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapa pun juga.” Beberapa dari saudara-saudara Efesus kaya raya, tetapi Paulus tidak pernah mencari keuntungan duniawi dari mereka. Bukanlah bagian dari pekabarannya untuk kepentingan diri sendiri. “Kamu sendiri tahu,” ia menyatakan, “bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku.” Di tengah-tengah pekerjaanpekerjaannya yang melelahkan dan perjalanan-perjalanan yang luas karena pekerjaan Kristus, ia sanggup, bukan saja memenuhi keperluannya sendiri, melainkan juga menyediakan sesuatu untuk menunjang rekan-rekan sekerjanya dan meringankan penderitaan orang-orang miskin. Hal ini dikerjakan hanya dengan kerajinan yang membara dan berhemat. Melalui teladannya ia dapat menunjukkan dengan baik, seba gaimana ia berkata, “Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orangorang yang lemah dan harus mengingat pekerjaan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima.KR 332.2

    “Sesudah mengucapkan kata-kata itu Paulus berlutut dan berdoa bersama-sama dengan mereka semua. Maka menangislah mereka semua tersedu-sedu dan sambil memeluk Paulus, mereka berulang-ulang mencium dia. Mereka sangat berdukacita, terlebih-lebih karena ia katakan, bahwa mereka tidak akan melihat mukanya lagi. Lalu mereka mengantar dia ke kapal.”KR 333.1

    Dari Miletus penumpang-penumpang kapal berlayar “langsung menuju Kos. Keesokan harinya sampailah kami di Rodos dan dari situ kami ke Patara,” pantai barat daya Asia Kecil, di mana “kami mendapat kapal, yang hendak menyeberang ke Fenisia,” mereka “naik kapal itu, lalu bertolak.” Di Tirus, di mana kapal hendak membongkar muatan mereka menjumpai beberapa murid, olehnya mereka diizinkan tinggal selama seminggu. Melalui Roh Suci murid-murid itu diamarkan tentang bahaya yang menanti Paulus di Yerusalem dan mereka meminta kepadanya “supaya ia jangan pergi ke Yerusalem.” Tetapi rasul itu tidak membiarkan bencana yang menakutkan dan pemenjaraan itu mengalihkan dia dari tujuannya.KR 333.2

    Pada akhir pekan yang dihabiskan di Tirus, semua saudara-saudara dengan istri dan anak-anak mereka, pergi ke kapal dengan Paulus, dan sebelum ia melangkahkan kaki ke kapal, mereka berlutut di tepi pantai dan berdoa untuk mereka, dan mereka untuk dia.KR 333.3

    Mengikuti perjalanan ke arah selatan, para penumpang tiba di Kaisarea dan “masuk ke rumah Filipus, pemberita Injil itu, yaitu satu dari ketujuh orang yang dipilih di Yerusalem, dan kami tinggal di rumahnya.” Di sini Paulus menghabiskan waktu dengan sedikit kedamaian dan kebahagiaan suatu kebebasan akhir yang sempurna yang telah lama ia inginkan.KR 333.4

    Ketika Paulus tinggal di Kaisarea, “datanglah dari Yudea seorang nabi bernama Agabus. Ia datang kepada kita,” kata Lukas, “lalu mengambil ikat pinggang Paulus. Sambil mengikat kaki dan tangannya sendiri ia berkata: Demikianlah kata Roh Suci: Begini orang yang empunya ikat pinggang ini akan diikat oleh orang-orang Yahudi di Yerusalem dan di-serahkan ke dalam tangan bangsa-bangsa lain.”KR 333.5

    Mendengar itu, Lukas melanjutkan, “kami bersama-sama dengan murid-murid di tempat itu meminta, supaya Paulus jangan pergi ke Yerusalem.” Tetapi Paulus tidak mau menyimpang dari jalan tugasnya. Ia akan mengikuti Kristus jika perlu dipenjarakan atau pun mati. “Mengapa kamu menangis dengan demikian akan menghancurkan hatiku?” ia berseru. “Sebab aku ini rela bukan saja untuk diikat, tetapi juga untuk mati di Yerusalem oleh karena nama Tuhan Yesus.” Melihat bahwa mereka yang menyebabkan dia menderita dan tidak mau mengubah pendiriannya, saudara-saudaranya menghentikan desakan mereka, dan mengatakan, “Jadilah kehendak Tuhan.”KR 334.1

    Saatnya segera tiba bagi persinggahan yang singkat berakhir, dan dengan didampingi oleh beberapa saudara, Paulus dan rekan-rekannya berangkat ke Yerusalem, hati mereka sangat dibayangi oleh firasat kejahatan yang akan datang.KR 334.2

    Belum pernah rasul itu mendekati Yerusalem dengan hati yang amat susah. la menyadari bahwa ia akan menemukan sedikit sahabat dan banyak musuh. Ia sedang mendekati kota yang menolak dan membunuh Anak Allah, dan atasnya bergantung ancaman kemarahan Ilahi. Mengingat betapa pahit prasangkanya sendiri terhadap pengikut-pengikut Kristus, ia merasa kasihan yang mendalam bagi orang-orang sebangsanya yang tertipu itu. Namun sedikit sekali yang diharapkan bahwa ia akan sanggup menolong mereka! Kemarahan sama yang pernah muncul dalam hatinya sendiri, sekarang dengan kuasa yang tak terkendalikan menyala dalam hati seluruh bangsa melawan dia.KR 334.3

    Dan ia tak berharap simpati dan dukungan bahkan dari saudara-sauda-ranya seiman. Orang-orang Yahudi yang tidak bertobat yang mengikuti caranya, tidak berlambatan menyebarkan laporan yang tidak menyenangkan di Yerusalem, baik secara pribadi maupun oleh surat, tentang dia dan pekerjaannya; dan bahkan sebagian rasul-rasul dan tua-tua, telah menerima laporan itu sebagai suatu kebenaran, tidak berusaha melawan mereka, dan tidak memantulkan kerinduan yang selaras dengan dia.KR 334.4

    Kini, di tengah-tengah kekecewaan, rasul itu tidak putus asa. Ia percaya bahwa suara yang telah berbicara dalam hatinya sendiri masih tetap berbicara kepada hati orang-orang sebangsanya, dan Tuan yang dicintai dan dilayani oleh murid-murid yang lain akan menyatukan hati mereka dengan hatinya di dalam pekerjaan Injil itu.KR 334.5

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents