Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Pelayan Injil - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    BAB 55— IMAN

    Kemenangan terbesar yang diraih demi pekerjaan Allah bukanlah hasil alasan yang dikerjakan, fasilitas yang memadai, pengarah yang luas, atau kelimpahan uang; kemenangan itu diraih dalam ruang pertemuan dengan Allah, ketika dengan iman yang tekun dan keluh-kesah manusia berpegang pada tangan dan lengan yang berkuasa itu.PI 230.1

    Iman yang sejati dan doa yang benar-alangkah kuatnya kedua hal tersebut! Kedua hal tersebut adalah seperti dua tangan yang dengannya manusia pemohon berpegang pada kuasa Kasih Yang Kekal. Iman adalah percaya pada Allah-mempercayai bahwa Ia mengasihi kita, dan mengetahui apa yang terbaik bagi kita. Jadi, gantinya jalan kita sendiri, iman itu memimpin kita untuk memilih jalan-Nya. Di tempat kebodohan kita, iman itu menerima hikmat-Nya; di tempat kelemahan kita, kekuatan-Nya, di tempat keberdosaan kita, kebenaran-Nya. Kehidupan kita, diri kita, sudah menjadi milikNya; iman mengakui kepemilikan-Nya, dan mene-rima berkatnya. Kebenaran, kejujuran, kesucian, ditunjukkan sebagai rahasia sukses kehidupan. Imanlah yang menempatkan kita untuk memiliki ini semua. Setiap do-rongan yang baik atau aspirasi (pandangan) adalah pemberian Allah; iman menerima dari Allah kehidupan yang sendirian saja dapat memberikan per-tumbuhan dan daya guna yang benar.PI 230.2

    “Inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita” (I Yohanes 5:4). Imanlah yang menyanggupkan kita untuk memandang ke seberang zaman sekarang, dengan beban dan tanggungannya, ke tempat besar yang akan datang, dimana semua yang sekarang menyusahkan kita akan dijadikan jelas. Iman melihat Yesus berdiri sebagai Pengantara kita di sebelah kanan Allah, Iman memandang tempat kediaman yang disediakan Kristus untuk mereka yang mengasihi Dia. Iman melihat jubah dan mahkota yang disediakan untuk orang yang menang, dan mendengar nya nyian umat tebusan.PI 230.3

    Iman yang sempurna, penyerahan diri kepada Allah, pengharapan yang sederhana atas janji-Nya, harus menjadi sebagian dari pengalaman pendeta. Hanya apabila seorang pendeta memiliki pengalaman ini, ia dapat menjelaskan dengan terang tentang iman kepada orang yang bimbang dan kurang percaya.PI 230.4

    Iman bukanlah perasaan. “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat” (Ibrani 11:1). Iman yang sejati sama sekali tidak ada hubungannya dengan prasangka. Hanya orang yang memiliki iman sejati yang selamat terhadap prasangka, karena prasangka adalah pemalsuan Setan terhadap iman.PI 230.5

    Iman menuntut janji-janji Allah, dan menghasilkan buah-buah penurutan. Prasangka juga menuntut janji-janji, tetapi menggunakan prasangka itu sesuai dengan penggunaan Setan, menjadi dalih untuk melakukan pelanggaran. Iman seharusnya membawa leluhur kita yang pertama itu mempercayai kasih Allah dan menurut hukum-hukum-Nya. Prasangka membuat mereka melanggar hukum-Nya, sambil berdalih bahwa kasih-Nya yang besar akan menyelamatkan mereka dari akibat dosa mereka. Menuntut karunia surga tanpa menurut syarat pemberian karunia dan rahmat itu bukanlah sebuah iman. Iman yang sejati berakar pada janji-janji dan bekal yang terdapat dalam Kitab Suci.PI 231.1

    Membicarakan tentang agama dalam suatu cara yang biasa, berdoa tanpa Jiwa lapar dan iman yang hidup, tidak ada gunanya. Iman yang sekadar nama saja pada Kristus, yang semata-mata menerima-Nya sebagai Juruselamat dunia, tidak pernah akan membawa kesembuhan kepada jiwa. Iman yang mendatangkan keselamatan bukan sekadar suatu kesepakatan intelektual kepada kebenaran. Orang yang menunggu pengetahuan yang lengkap baru mau menjalankan iman, tidak akan dapat menerima berkat dari Allah.PI 231.2

    Tidaklah cukup percaya mengenai Kristus; kita harus percaya pada-Nya. Sat u-satunya iman yang akan menguntungkan kita adalah yang merangkul Dia sebagai Juruselamat pribadi; yang memberikan jasa-jasa-Nya kepada kita sendiri. Banyak yang memegang iman sebagai suatu pendapat. Tetapi iman yang menyelamatkan adalah suatu transaksi, yang olehnya mereka yang menerima Kristus menggabungkan diri mereka sendiri dalam hubungan perjanjian dengan Allah. Iman yang sejati adalah kehidupan. Iman yang hidup artinya suatu peningkatan semangat, suatu kepercayaan yang meyakinkan, yang dengannya jiwa menjadi suatu kuasa yang menaklukkan.PI 231.3

    Ketidakpercayaan dan Keragu-raguanPI 231.4

    Iman berarti percaya pada firman Allah, bukan mena-nyakan supaya mengerti akan arti daripada pengalaman yang menguji pada waktu mendatang. Tetapi banyak orang yang memiliki iman yang kurang. Mereka selalu khawatir dan meminjam kesusahan. Setiap hari mereka dikelilingi oleh tanda-tanda kasih Allah, setiap hari mereka menikmati kelimpahan pemeliharaan-Nya; tetapi mereka meremehkan berkat-berkat ini. Dan kesulitan yang mereka hadapi, gantinya mengantar mereka kepada Allah, memisahkan mereka dari Dia, dengan menimbulkan keresahan dan keluh-kesah.PI 231.5

    Baikkah mereka bertindak dengan rasa kurang percaya seperti ini? Yesus adalah sahabat mereka. Seisi surga menaruh minat atas kesejahteraan mereka, kekhawatiran serta keluh-kesah mereka mendukakan Roh Kudus. Bukan oleh sebab kita melihat atau merasa bahwa Allah mendengar kita barulah kita percaya. Kita harus percaya akan janji-janji-Nya. Bilamaana kita datang kepada-Nya dengan iman, kita harus percaya bahwa setiap permohonan masuk ke dalam hati Kristus. Bilamana kita telah meminta berkat-Nya, kita harus percaya bahwa kita menerimanya, dan berterima kasih pada-Nya karena kita telah memilikinya. Kemudian kita harus pergi untuk melakukan kewajiban kita, dengan kepastian bahwa berkat akan dmirim bilamana kita sangat memerlukannya. Bilamana kita telah belajar melakukan hal ini, kita akan meneetahui bahwa doa kita dijawab. Allah akan melakukan bagi kita jauh lebih banyak, menurut kekayaan kemuliaan-Nya,” dan “kekuatan kuasa-Nya” (Efesus 3:20, 16; 1:19).PI 232.1

    Sering kehidupan Kristen dirundung pelbagai bahaya, dan tugas tampaknya sukar dilaksanakan. Bayangan imajinasi kehancuran yang akan datang di depan, dan perbudakan serta kematian menyusul. Namun suara Allah berbicara dengan jelas, Maju terus. Marilah kita menurut perintah, walaupun pemandangan kita tidak dapat menembus kegelapan. Rintangan-rintangan yang menghalangi kemajuan kita tidak pernah akan lenyap di hadapan roh yang tersendat-sendat dan ragu-ragu. Mereka yang menangguhkan penurutan sampai setiap ketidakpastian lenyap, dan yang sisa tidak ada risiko kegagalan atau kekalahan, tidak pernah akan menurut. Iman melihat di balik pelbagai kesulitan, dan percaya atas yang tidak kelihatan, bahkan Yang Mahakuasa pun, sehingga dengan demikian iman itu tidak dapat dipatahkan. Iman itulah memegang tangan Kristus dalam setiap keadaan darurat.PI 232.2

    Pekerja Allah memerlukan iman yang kuat. Mungkin saja ada sesuatu yang kelihatan mengganjal; tetapi pada saat yang paling gelap selalu ada terang di baliknya. Kekuatan mereka yang beriman, menaruh kasih dan melayani Allah; akan dibarui dari hari ke hari. Pengertian terhadap Yang Kekal ditempatkan pada pelayanan mereka, bahwa dalam melaksanakan maksud-Nya mereka tidak akan salah. Biarlah para pekerja ini tetap berpegang teguh atas awai keyakinan mereka sampai kesusahan, sambil mengingat bahwa terang kebenaran Allah harus bersinar di tengah-tengah kegelapan yang menudungi dunia kita.PI 232.3

    Janganlah ada yang patah semangat sehubungan dengan pelayanan Allah. Iman pekerja yang berserah harus tahan terhadap setiap ujian yang datang kepadanya. Allah sanggup dan rela mengaruniakan ke atas hamba-hamba-Nya semua kekuatan yang mereka perlukan, dan memberi mereka hikmat yang bermacam-macam sesuai dengan keperluan mereka. Ia akan memenuhi harapan yang paling mulia dari mereka yang beriman kepada-Nya.PI 232.4

    Yesus tidak memanggil kita untuk mengikut Dia, dan kemudian meninggalkan kita. Jikalau kita menyerahkan hidup kita pada pekerjaan-Nya, maka kita tidak pernah akan ditempatkan pada suatu posisi di mana Allah tidak menyediakan pemeliharaan. Bagaimanapun keadaan kita, kita memiliki seorang Pembimbing untuk menyuluh jalan kita; betapa bingung pun kita, kita memiliki seorang Penasihat yang pasti; bagaimanapun kesusahan, kedukaan, atau kesunyian kita, kita memiliki seorang Sahabat yang bersimpati. Jikalau dalam kebodohan kita, kita melakukan langkah salah, Kristus tidak meninggalkan kita. Suara-Nya, jelas dan terang, terdengar mengatakan, ” Akulah jalan dan kebenaran dan hidup” (Yohanes 14:6). “Ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, orang yang tertindas, dan orang yang tidak punya penolong” (Mazmur 72:12).PI 233.1

    ” Yang hatinya teguh Kau jagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-MuIah ia percaya” (Yesaya 26:3). Tangan Yang Mahakuasa direntangkan untuk menuntun kita maju terus dan tetap maju. Maju terus, kata Tuhan, Aku akan mengirimkan pertolongan kepadamu. Karena atas kemuliaan nama-Ku kamu memohon; maka kamu akan menerima. Mereka yang menunggu-nunggu kegagalanmu akan melihat firman-Ku meraih kemenangan dengan kemuliaan. “Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya” (Matius 21:22).PI 233.2

    Allah tidak pernah membiarkan dunia tanpa orang yang dapat mengerti antara yang baik dan yang jahat, kebenaran dan kejahatan. Ia memiliki orang yang diangkat-Nya untuk berdiri di garis depan pertempuran pada waktu darurat.PI 233.3

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents