Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Pelayan Injil - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    BAB 4—TANGGUNG JAWAB PELAYAN INJIL

    Rasul Paulus menulis kepada Timotius, “Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi kerajaanNya: Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran” (II Timotius 4:1, 2).PI 25.1

    Pesan yang khidmat ini kepada orang yang berani dan setia seperti Timotius, adalah suatu kesaksian yang kuat demi kepentingan dan tanggung jawab pekerjaan pelayan Injil. Memanggil Timotius ke hadapan pengadilan Allah, Paulus mengajaknya memberitakan firman, bukan perkataan dan adat istiadat manusia; siap sedia bersaksi bagi Allah kapan saja kesempatan itu datang sendiri,di hadapan kumpulan orang banyak dan lingkungan pribadi, di jalan atau dekat perapian, kepada sahabat dan kepada musuh, apakah berada dalam keadaan selamat atau sedang menghadapi kesukaran dan bahaya, celaan dan kerugian.PI 25.2

    Dengan mengetahui keterbatasan Timotius, dan sifatnya yane suka mengalah itu kemungkinan membuat ia menjauhkan sebagian dari pekerjaannya yang penting, Paulus menasihatinya supaya setia menegur dosa, dan bahkan menegur dengan tajam mereka yang bersalah atas kejahatan-kejahatan besar. Namun, ia harus melakukan hal ini “dengan segala kesabaran dan pengajaran.” Ia harus menyatakan kesabaran dan kasih Kristus, menerangkan dan menegaskan tegurannya melalui kebenaran Firman itu.PI 25.3

    Membenci dan menegur dosa, dan pada waktu yang sama menunjukkan belas kasihan dan kelemahlembutan bagi orang berdosa, merupakan suatu pencapaian yang sulit. Semakin sungguh-sungguh usaha kita sendiri untuk mencapai kesucian hati dan kehidupan, semakin tajam pengertian kita terhadap dosa, dan semakin menentukan ketidak setujuan kita terhadap dosa itu. Kita harus waspada terhadap tindak kekerasan yang tidak pada tempatnya pada orang yang berbuat salah; tetapi kita juga harus berhati-hati jangan kehilangan pandangan terhadap keadaan berdosa yang keterlaluan. Ada perlunya menunjukkan kesabaran dan kasih yang serupa dengan Kristus untuk orang yang bersalah, tetapi ada juga bahayanya menunjukkan toleransi besar atas kesalahannya sehingga ia akan memandang dirinya sendiri sebagai orang yang tidak pantas ditegur, dan akan menolaknya sebagai yang tidak diperlukan dan tidak adil.PI 25.4

    Beban karena Jiwa-jiwaPI 26.1

    Para pelayan Allah harus berada dalam persekutuan yang erat dengah Kristus, dan mengikuti teladan-Nya dalam segala perkara-dalam kesucian hidup, dalam penyangkalan diri, dalam kebajikan, dalam kerajinan, dalam ketekunan. Untuk memenangkan jiwa-jiwa ke dalam kerajaan Allah harus menjadi pemikiran mereka yang nomor satu. Dengan kesedihan karena dosa dan dengan kasih yang sabar, mereka harus bekerja sebagaimana Kristus bekerja, mengerahkan usaha menentukan yang tidak berkeputusan.PI 26.2

    John Welch, seorang pelayan Injil, merasakan begitu berat beban untuk jiwa-jiwa sehingga sering ia bangun pada malam hari untuk menyampaikan permohonannya kepada Allah untuk keselamatan jiwa-jiwa itu. Pada suatu kali istrinya berdoa dengan dia sehubungan dengan kesehatannya, dan tidak keluar dari penyingkapan tersebut. Jawabnya adalah, “Hai perempuan, padaku ada tiga ribu jiwa yang menunggu jawaban, dan aku tidak tahu bagaimana dengan mereka.”PI 26.3

    Di sebuah kota di New England sebuah sumur sedang digali. Ketika pekerjaan hampir selesai, sementara satu orang masih berada di dasar tanah longsor dan menguburnya. Dengan segera tanda bahaya disampaikan, dan para ahli teknik, petani, pedagang, ahli hukum, dengan menahan napas cepat-cepat memberikan pertolongan. Tali, tangga, sekop, cangkul dibawakan oleh tangan-tangan yang ingin dan rela memberikan pertolongan. “Selamatkan dia, Ya, selamatkan dia!” seru mereka.PI 26.4

    Orang-orang bekerja dengan sekuat tenaga, sampai keringat mengucur di atas dahi mereka dan tangan mereka gemetar karen kehabisan tenaga. Sampai sedemikian jauh sebuah pipa dimasukkan ke bawah, dengan itu mereka berteriak kepada orang itu supaya ia menjawab apakah masih hidup. Jawabnya datang, “Masih hidup, tetapi cepatlah. Sangat mengerikan di sini.” Dengan sorak kesukaan mereka memperbarui usaha mereka, dan akhirnya ia ditemukan dan diselamatkan, dan sorak kesukaan yang menggema tampaknya menembusi langit. “Ia selamat!” seru orang-orang di setiap jalan di kota itu.PI 26.5

    Adakah ini semangat dan minat yang begitu besar, kerinduan yang begitu besar, untuk menyelamatkan satu orang? Sesungguhnya memang bukan; tetapi apakah artinya kehilangan hidup sementara dibandingkan dengan kehilangan jiwa? Jikalau ancaman kehilangan hidup akan membangkitkan suatu perasaan yang begitu besar di dalam hati manusia, tidakkah kehilangan jiwa akan membangkitkan kecemasan yang bahkan lebih dalam pada manusia yang mengaku sadar akan bahayanya terpisah dari Kristus? Tidakkah para pelayan Allah akan menunjukkan semangat yang besar dalam bekerja guna keselamatan jiwa-jiwa sebagaimana yang ditunjukkan demi kehidupan orang yang terkubur dalam sebuah sumur?PI 26.6

    Lapar Atas Roti HidupPI 27.1

    Seorang wanita yang saleh pernah berkata, “O sekiranya kita dapat mendengar Injil yang murni itu sebagaimana yang biasa dikhotbahkan dari mimbar! Pendeta kita adalah seorang yang baik, tetapi ia tidak menyadari akan keperluan rohani orang banyak. Ia menyelimuti salib Golgota dengan bungabunga yang indah, yang menyembunyikan semua yang memalukan, menyembunyikan semua teguran. Jiwa saya lapar akan roti hidup itu. Alangkah menyegarkan bagi beratus-ratus jiwa yang miskin seperti saya, untuk mendengarkan sesuatu yang sederhana, jelas, dan berdasarkan Kitab Suci, yang dapat memelihara hati kami!”PI 27.2

    Orang beriman diperlukan, yang bukan hanya menjangkau, melainkan akan melayani orang banyak. Orang-orang yang diperlukan adalah yang setiap hari berjalan dengan Allah, yang memiliki suatu hubungan yang hidup dengan surga, yang kata-katanya mempunyai kuasa untuk meyakinkan hati banyak orang. Bukan karena mereka dapat memamerkan talenta dan kepandaian mereka, sebagai para pekerja untuk bekerja, melainkan supaya kebenaran dapat membuat jalannya kepada jiwa sebagai sebuah anak panah dari Yang Mahakuasa.PI 27.3

    Seorang pendeta, setelah mengkhotbahkan pelajaran Alkitab yang membawa keyakinan mendalam kepada salah seorang pendengar, ditegur dengan pertanyaan, “Sungguhkah anda percaya apa yang anda khotbahkan?”PI 27.4

    “Tentu saja,” jawabnya.PI 27.5

    “Tetapi apakah memang demikian? tanya orang vang rindu ituPI 27.6

    “Tentu saja,” jawab pendeta itu, sementara mengambil Alkitabnya.PI 27.7

    Kemudian orang itu berkata, “O, jika inilah kebenaran itu, apakah vang harus kita lakukan?”PI 27.8

    “Apakah yang harus kita lakukan?” pikir pendeta itu--“kita”? Sebetulnya apakah maksud orang itu? Tetapi pertanyaan itu mendesak kepada jiwanyi. Ia pergi memohon supaya Allah mengatakan padanya apa yang harus dilakukan. Dan ketika ia berdoa, datanglah kepadanya dengan kekuatan vang menyelubungi pemikiran bahwa ia memiliki kenyataan-kenyataan tentang zaman kekal yang khidmat untuk dinyatakan kepada dunia yang sedang sekarat. Selama tiga minggu meja kerjanya kosong. Ia sedang mencari jawaban pertanyaan, “apakah yang harus kita lakukan:’ Pendeta itu kembali ke tempatnya bekerja dengan suatu semangat dari Yang Mahakudus. Ia menyadari bahwa khotbahnya yang lalu-lalu sedikit saja kesannya kepada para pendengarnya. Sekarang ia merasa bahwa beban jiwajiwa sangat berat di atas pikulannya. Ketika ia datang di meja kerjanya ia tidak sendirian. Ada suatu pekerjaan besar yang harus dilakukan, tetapi ia tahu bahwa Allah tidak akan membiarkannya gagal. Di hadapan para pendengarnya ia meninggikan Juruselamat dan kasih-Nya yang tiada taranya. Ada penyataan tentang Anak Allah, dan mulailah satu kebangunan rohani yang menyebar ke seluruh gereja di sekitarnya.PI 27.9

    Pentingnya Pekerjaan KristusPI 28.1

    Jikalau para pekerja menyadari bagaimana dekatnya penduduk dunia akan diadukan ke hadapan kursi pengadilan, Allah, maka mereka akan bekerja dengan lebih sungguh-sungguh untuk membawa pria dan wanita kepada Kristus. Segera ujian akhir akan menimpa semua orang. Tinggal sedikit waktu lagi suara kemurahan dapat didengar; tinggal sedikit waktu lagi undangan rahmat dapat diberikan, “Barang siapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum” (Yohanes 7:37). Allah mengirim undangan Injil itu kepada orang di mana-mana. Hendaklah para utusan yang disuruh-Nya bekerja dengan harmonis, tidak mengenal lelah, supaya semua orang akan mengetahui bahwa mereka telah bersama-sama Yesus, dan belajar dari pada-Nya.PI 28.2

    Tentang Harun, imam besar bangsa Israel, dituliskan, “Demikianlah di atas jantungnya harus dibawa Harun nama para anak Israel pada tutup dada pernyataan keputusan itu, apabila ia masuk ke dalam tempat kudus, supaya menjadi tanda peringatan yang tetap di hadapan Tuhan (Keluaran 28:29). Alangkah indah dan mengesankan gambaran ini, tentang kasih Kristus yang tidak berubah-ubah bagi jemaat-Nya! Imam Besar kita, yang dilambangkan Harun, menaruh nama umat-Nya di atas jantungnya. Maka tidakkah para pekerja-Nya di bumi akan membagikan kasih dan simpati serta kerinduanNya?PI 28.3

    Hanya kuasa Ilahi saja yang akan meluluhkan hati orang berdosa dan membawanya, sebagai seorang yang menyesal, kepada Kristus. Tidak ada pembaru atau guru besar, tidak juga Luther, Melanchthon, Wesley, ataupun Whitefield, yang dengan kekuatan dirinya sendiri dapat memperoleh jalan masuk ke dalam hati orang, atau dapat merampungkan hasil-hasil yang dicapai oleh orang-orang ini. Tetapi Allah berbicara melalui mereka. Orang yang merasakan pengaruh suatu kuassa yang unggul, dan dengan sukarela pasrah kepada kuasa itu. Dewasa ini mereka yang melupakan diri sendiri dan bergantung pada Allah supaya sukses dalam pekerjaan menarik jiwa, akan beroleh kerja sama Ilahi, dan usaha mereka dengan kemuliaan akan nyata dalam keselamatan jiwa-jiwa.PI 28.4

    Saya merasa terpaksa mengatakan bahwa pekerjaan banyak dari antara pendeta kita kurang berkuasa. Allah menunggu untuk mencurahkan kasih karunia-Nya ke atas mereka, tetapi mereka terlewati dari hari ke hari, dengan hanya memiliki suatu iman yang dingin dan asai nama saja, sambil menyuguhkan teori kebenaran, tetapi menyuguhkannya tanpa kuasa yang kuat yang berasal dari suatu hubungan dengan surga, dan yang menyampaikan perkataan yang diucapkan ke rumah ke dalam hati orang. Mereka setengah tertidur, sementara di sekeliling mereka terdapat jiwa yang sedang binasa dalam kegelapan dan kesalahan.PI 29.1

    Para pelayan Allah, dengan hati yang bercahaya dengan kasih terhadap Kristus dan sesamamu manusia, berupaya membangkitkan mereka yang telah mati dalam pelanggaran dan dosa. Hendaklah permohonan dan amaranmu yang sungguh-sungguh menembusi hati nurani mereka. Hendaklah doamu yang tekun meluluhkan hati mereka, dan menuntun mereka dalam. penyesalan kepada Juruselamat. Kamu adalah duta Kristus, untuk memberitakan pekabaran keselamatan-Nya. Ingat, bahwa kurangnya penyerahan dan kebijaksanaan di pihakmu dapat membalikkan ncraca untuk satu jiwa, dan mengirimnya kepada kematian kekal. Engkau tidak boleh bertingkah lalai dan acuh tak acuh. Engkau memerlukan kuasa, dan Allah mau mengaruniakan kuasa ini kepadamu tanpa menghemat (dengan selimpah-limpahnya). la hanya meminta suatu hari yang rendah dan penuh penyesalan, yang mau percaya dan menerima janji-janji-Nya. Engkau hanya perlu menggunakan sarana yang ditaruh Allah dalam batas jangkauanmu, dan engkau akan beroleh berkat.PI 29.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents