Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Pelayan Injil - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    BAB 19—PENDETA YANG MASIH MUDA

    Orang muda akan memasuki pekerjaan pelayanan sebagai teman sekerja dengan Yesus, menceritakan kehidupan-Nya yang penuh penyangkalan diri dan pengorbanan, menyuarakan perkataan sang Guru, “Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran” (Yohanes 17:19). Jikalau mereka mau menyerahkan diri kepada Allah, maka Ia akan menggunakan mereka dalam menolong melaksanakan rencana-Nya demi keselamatan jiwa. Biarlah orang muda yang telah memasuki pekerjaan pelayanan melihat panggilannya dengan jelas pada wajah, dan bertekad untuk mengabdikan waktunya, kekuatannya, pengaruhnya, kepada pekerjaan, menyadari dengan baik akan kondisi di bawah mana ia melayani sang Penebus.PI 91.1

    Para pembawa kebenaran sedang berguguran, dan orang muda harus dipersiapkan untuk mengisi tempat lowong yang ditinggalkan, supaya pekabaran masih tetap dapat diberitakan. Peperangan yang berkobar akan meluas. Mereka yang memiliki orang muda dan kekuatan harus pergi ke tempat gelap di bumi, untuk memanggil jiwa-jiwa yang akan binasa supaya bertobat. Tetapi mereka harus lebih dahulu membersihkan kaabah hati dari semua kenajisan, dan menempatkan Kristus dalam hati.PI 91.2

    “Awasilah” PI 91.3

    Kepada setiap orang muda yang memasuki pekerjaan pelayanan, kata-kata Paulus kepada Timotius diucapkan, “Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu” (1 Timotius 4:14). “Dirimu sendiri” memerlukan perhatian pertama. Mula-mula serahkan dirimu sendiri kepada Tuhan demi penyucian dan pengudusan. Suatu teladan yang saleh akan menceritakan lebih banyak untuk kebenaran daripada kepandaian berbicara yang paling besar, yang tidak disertai dengan kehidupan yang teratur baik. Bereskan lampu jiwa, dan isi kembali lampu itu dengan minyak Roh. Mintalah dari Kristus kasih karunia tersebut, supaya kejernihan pengertianlah, yang akan menyanggupkanmu untuk melakukan pekerjaan yang sukses. Belajarlah dari dia apa artinya bekerja untuk mereka, yang untuknya menyerahkan nyawa-Nya.PI 91.4

    “Awasilah,” pertama dirimu sendiri, dan kemudian ajaran. Jangan biarkan hatimu menjadi keras oleh dosa. Periksalah dengan cermat tingkah laku dan kebiasaanmu. Bandingkan hal itu semua dengan firman Allah, dan kemudian buanglah dari kehidupan setiap kebiasaan dan pemanjaan yang salah. Berlututlah di hadapan Allah, lalu mintalah pada-Nya pengertian terhadap firmanNya. Pastikanlah bahwa engkau mengetahui prinsip kebenaran yang sejati; dan kemudian apabila engkau menemui perlawanan, bukanlah dengan kekuatanmu sendiri nanti; malaikat Allah akan berdiri di sampingmu, menolong menjawab setiap pertanyaan yang mungkin ditanyakan. Hari demi hari engkau harus dikurung dalam Yesus, sebagaimana adanya; barulah kata-kata dan teladamu akan memiliki suatu pengaruh yang kuat bagi kebaikan.PI 91.5

    Tidak Ada Maaf untuk KebodohanPI 92.1

    Ada yang memasuki pekerjaan pelayanan tidak merasakan beban pekerjaan itu. Mereka memiliki gagasan palsu terhadap kemampuan seorang pendeta. Mereka merasa bahwa memerlukan sedikit penyelidikan cermat terhadap ilmu pengetahuan atau terhadap firman Allah supaya dapat memperoleh kelayakan mengerjakan pekerjaan pelayanan. Ada yang mengajarkan kebenaran masa kini yang memiliki begitu sedikit pengetahuan Alkitab sehingga sulit bagi mereka mengutip sebuah ayat Kitab Suci dengan benar dari ingatan. Dengan perbuatan bodoh melalui cara kaku yang mereka lakukan, mereka berdosa terhadap Allah. Memutarbalikkan Kitab Suci, dan menjadikan Alkitab mengatakan hal-hal yang tidak tertulis di dalamnya.PI 92.2

    Ada yang merasa bahwa suatu pendidikan atau suatu pengetahuan yang tepat terhadap Kitab Suci kecil artinya jika saja manusia memiliki Roh. Tetapi Allah tidak pernah mengirim Roh-Nya untuk mengizinkan kebodohan. Ia boleh dan berbelas kasihan serta memberkati mereka yang berada dalam keadaan begitu rupa sehingga tidaklah mungkin bagi mereka untuk mendapat pendidikan; dan kadang-kadang Ia berkenan menjadikan kekuatan-Nya sempurna dalam kelemahan mereka. Tetapi adalah kewajiban orang tersebut mempelajari firman-Nya. Kekurangan pengetahuan dalam ilmu tidak ada maaf bagi seorang yang lalai belajar Alkitab; karena kata-kata ilham begitu jelas supaya yang tidak terpelajar dapat mengertinya.PI 92.3

    Kebaikan Memberi ImbalanPI 92.4

    Pendeta yang masih muda harus membenahi diri sendiri supaya berguna di mana saja mereka berada. Apabila mengunjungi orang di rumah mereka, mereka tidak boleh malas, tidak berusaha menolong mereka yang kebaikannya mereka rasakan. Kewajiban adalah timbal balik; jika pendeta membagikan kebaikan sahabat-sahabatnya, maka adalah kewajibannya menyambut ke- baikan mereka dengan penuh pemikiran dan pertimbangan dalam tindakannya terhadap mereka. Orang yang memberikan pelayanan mungkin seorang yang menaruh peduli dan bekerja keras. Dengan menyatakan suatu pembawaan, bukan hanya menunggu terhadap dirinya sendiri, melainkan memberikan bantuan pada waktunya kepada orang lain, sering pendeta dapat beroleh jalan masuk ke hati, dan membuka jalan sehingga kebenaran diterima.PI 92.5

    Saya dapat mengatakan bahwa sifat suka bersantai-santai, bermalas-malas, tidak melayakkan seseorang menjadi pendeta. Mereka yang bersiap-siap untuk memasuki pekerjaan pelayanan harus mendidik diri sendiri melakukan pekerjaan jasmani yang keras; barulah mereka akan sanggup berpikir keras dengan lebih baik.PI 93.1

    Biarlah orang muda membangun rambu-rambu jalan yang dirumuskan dengan sebaik-baiknya, sehingga mereka dapat diatur dalam keadaan darurat. Ketika krisis menimpa sehingga memerlukan kekuatan jasmani yang dibangun dengan baik dan pikiran yang jernih, kuat, dan praktis; ketika pekerjaan sulit harus dilakukan, ketika setiap hantaman harus bercerita, ketika dukacita timbul yang hanya dapat dihadapi dengan hikmat dari surga, maka orang muda yang telah belajar mengatasi kesukaran dengan bekerja sungguh-sungguh dapat menyambut panggilan untuk menjadi pekerja.PI 93.2

    * * * * *

    Perlunya KeteguhanPI 93.3

    Dalam surat Paulus kepada Timotius banyak pelajaran yang harus dipelajari oleh pendeta yang masih muda. Rasul yang sudah tua itu menegaskan kepada pekerja yang masih muda itu perlunya keteguhan iman. “Karena itulah kuperingatkan engkau,” tulisnya, “untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu. Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah.”PI 93.4

    Paulus meminta Timotius supaya ingat bahwa ia telah dipanggil “dengan panggilan kudus” untuk memberitakan kuasa Dia yang “mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa: Untuk Injil inilah,” katanya memaklumkan, “aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai guru. Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu: karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan” (II Timotius 1:6-12).PI 93.5

    Di mana saja Paulus berada-apakah di hadapan orang Farisi yang cemberut, atau para penguasa Roma; di hadapan orang banyak yang ganas di Listra, atau orang berdosa yang diyakinkan di gua-gua Makedonia; apakah sementara mengadakan soal-jawab dengan para serdadu yang diserang kepanikan di atas kapal yang karam, atau berdiri sendirian di hadapan Nero untuk membela nyawanya-ia tidak pernah malu atas pekerjaan yang dilakukannya.PI 94.1

    Satu maksud besar kehidupan Kristennya ialah melayani Dia yang namaNya pernah mengisinya dengan renungan; dan dari maksud ini tidak ada perlawanan atau penganiayaan yang telah dapat menyingkirkannya. Imannya menjadi kuat oleh usaha dan murni oleh pengorbanan, meninggikan dan menguatkannya.PI 94.2

    “Sebab itu, hai anakku,” lanjut Paulus, “jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus. Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercaya, yang juga cakap mengajar orang lain. Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus” (II Timotius 2:1-3).PI 94.3

    Pelayan Allah yang sejati tidak akan menghindari kesukaran atau lari dari tanggung jawab. Dari Sumber yang tak pernah mengecewakan mereka yang sungguh-sungguh mencari kuasa Ilahi, ia menarik kekuatan yang menyanggupkannya menghadapi’ dan mengalahkan pencobaan, dan melaksanakan kewajiban yang diamanatkan Allah kepadanya. Sifat kasih karunia yang diterimanya, memperbesar kemampuannya mengenal Allah dan Anak-Nya Jiwanya amat rindu melakukan pelayanan yang berkenan untuk Tuhan. Dan sementara ia maju di jalan Kristen, ia menjadi “kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus.” Kasih karunia ini menyanggupkan dia menjadi seorang saksi yang setia atas hal-hal yang didengarnya. Ia tidak menahan-nahan atau mengabaikan pengetahuan yang diterimanya dari Allah, melainkan meneruskan pengetahuan ini kepada orang yang setia, yang pada gilirannya mengajar orang lain.PI 94.4

    Dalam suratnya yang terakhir kepada Timotius, Paulus mengungkapkan di hadapan pekerja yang masih muda itu suatu cita-cita yang tinggi, sambil menunjukkan kewajiban yang dibebankan kepadanya sebagai seorang pelayan Kristus. “Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah,” tulis rasul itu, “sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.” “Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengar mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni. Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan yang tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran, sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran” (II Timotius 2:15, 22-25).- The Acts of the Apostles, hlm. 499-502.PI 94.5

    UNTUK PELAJARAN SELANJUTNYA

    Orang Dalam Pelayanan Testimonies,
    Jilid VI, him. 135.

    Pemuda-pemudi Pemikul Beban
    Testimonies, Jilid II, him.128.
    Testimonies, Jilid III, him. 362-367.
    Testimonies, Jilid V, him. 580-586.
    Testimonies, Jilid VI, him. 580-586
    Testimonies, Jilid VII, him. 280-282.
    Testimonies, Jilid VIII, him. 28, 29. -577.
    Acts, hlm. 572-577.

    Pendidikan untuk Pekerjaan Misionaris
    Testimonies, Jilid II, him. 556.
    Testimonies Jilid ID, him. 551.

    Orang Muda sebagai Misionaris
    Testimonies, Jilid IV, him. 437
    449, 603-607.

    Latihan Suara untuk Para Pekerja
    Testimonies, Jilid V, hlm. 580-586.
    Testimonies. Jilid II, him. 672.
    Education, him. 199.
    C.O.L., him. 335, 336.
    Counsels, him. 237-247.

    “Usahakanlah Dirimu supaya Layak”
    Testimonies, Jilid V, him.528, 529.
    M. of H.y hal. 497-502.

    Menjual Buku sebagai Pendidikan untuk Pelayanan
    Testimonies, Jilid IV, him. 603, 604.
    Testimonies, Jilid VI, him.321-325,
    329-340.

    Pelajaran Alkitab Perlu demi Daya Guna
    Testimonies, Jilid II, him.499,450.
    Testimonies, jilid IV, him. 9-15, 545, 546.
    Testimonies, jilid V, him. 573-580.
    Testimonies, jilid VI, him. 131-133.
    Testimonies, jilid VIII, him. 319-325.
    Desire, him. 390, 391.
    M. of H, t hln. 409-466.
    C.O.L, him. 107-114, 124-J34.
    Counsels, him. 421-463, 510

    Pendeta yang Masih Muda Harus Bekerja dengan Pendeta yang Lebih Tua
    Testimonies, Jilid I, him. 443, 444.
    Testimonies, Jilid V, him. 585.
    Testimonies, Jilid VI, him. 415.
    Testimonies, Jilid VII, him. 180.
    (untuk perorangan).
    Acts, hlm. 573. 574.

    Pendeta yang Masih Muda
    Testimonies, Jilid II, him.504,505, 569, 650.
    Testimonies, Jilid III, him. 209-211, 308, 551, 558.
    Testimonies, Jilid IV, him. 269, 442-449
    Acts, hlm. 202, 203, 352-358, 498-508.

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents