Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Pelayan Injil - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    BAB 8—PELAJARAN UNTUK ZAMAN KITA

    Pengalaman Henokh dan Yohanes Pembaptis melambangkan apa pengalaman kita kelak. Lebih jauh dari apa yang kita lakukan, kita perlu mempelajari kehidupan orang-orang ini-ia yang diangkat ke surga tanpa merasakan kematian; dan ia yang sebelum kedatangan Kristus yang pertama kali, dipanggil untuk menyediakan jalan Tuhan, untuk meluruskan jalan-Nya.PI 43.1

    Pengalaman Henokh PI 43.2

    Tentang Henokh telah tersurat bahwa ia hidup enam puluh lima tahun dan beroleh seorang anak laki-laki; setelah itu ia berjalan dengan Allah tiga ratus tahun lamanya. Selama tahun-tahun pertama tersebut, Henokh mengasihi dan takut akan Allah, dan memelihara hukum-hukum-Nya. Setelah anak pertamanya lahir, ia mencapai suatu pengalaman yang lebih tinggi; ia ditarik ke dalam hubungan yang lebih erat dengan Allah. Manakala ia melihat kasih anak untuk bapanya, kepercayaan anak itu terhadap perlindungan bapanya; manakala ia merasakan kelemahlembutan kasihnya sendiri dengan penyerahan yang dalam untuk anak sulungnya itu, ia mempelajari suatu pelajaran berharga tentang kasih Allah yang ajaib kepada manusia dalam mengaruniakan Anak-Nya, dan keyakinan bahwa anak-anak Allah dapat beroleh ketenangan pada Bapa mereka yang di surga. Kasih Allah yang tak terbatas dan tak dapat diduga itu melalui Kristus, menjadi pokok renungannya siang dan malam. Dengan segala semangat jiwanya ia berupaya untuk menyatakan kasih tersebut kepada orang-orang di tengah-tengah siapa ia tinggal.PI 43.3

    Perjalanan Henokh dengan Allah bukanlah dalam suatu keadaan tak sadar diri atau khayalan, melainkan dalam semua kewajiban kehidupannya seharihari. Ia tidak menjadi seorang perupa, menutup dirinya sama sekali dari dunia; karena di dunia ia mempunyai suatu pekerjaan yang harus dilakukan untuk Allah. Dalam keluarga dan dalam pergaulannya dengan manusia, selaku seorang suami dan ayah, seorang sahabat, seorang warga, ia adalah hamba Allah yang teguh dan tidak menyimpang ke kiri atau ke kanan.PI 43.4

    Di tengah-tengah kehidupan bekerja yang giat, dengan teguh Henokh mempertahankan hubungannya dengan Allah. Semakin besar dan semakin berat pekerjaannya, semakin tetap dan tekun ia berdoa. Ia terus menerus mengasingkan dirinya pada saat-saat tertentu dari masyarakat. Setelah tinggal selama suatu waktu di antara orang banyak, bekerja demi keuntungan mereka dengan nasihat dan teladan, ia akan beristirahat, untuk menggunakan suatu waktu di tempat yang sunyi, merasa lapar dan haus akan pengetahuan Ilahi yang hanya Allah sendiri yang dapat memberikannya.PI 43.5

    Dengan hubungan yang sedemikian rupa dengan Allah, Henokh semakin lama semakin dapat memantulkan citra Ilahi. Wajahnya bercahaya dengan terang kudus, sama dengan terang yang bercahaya di wajah Yesus. Ketika ia muncul dari perhubungan dengan Dahi ini, maka orang yang tidak percaya akan Allah memandang dengan perasaan takut kesan surga pada wajahny.PI 44.1

    Imannya menjadi lebih kuat, kasihnya menjadi lebih besar, dalam abadabad berikutnya. Baginya doa adalah napas jiwa. Ia hidup dalam suasana surgaPI 44.2

    Karena pemandangan atas masa depan diungkapkan pada penglihatannya, Henokh menjadi seorang pengkhotbah kebenaran, membawakan pekabaran Allah kepada semua orang yang mau mendengarkan kata-kata peringatan. Di negeri di mana Kain telah melarikan diri dari hadirat Ilahi, nabi Allah itu memberitahukan pemandangan ajaib yang telah dilihatnya dalam khayalnya “Sesungguhnya,” katanya memaklumkan, “Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya, hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena semua perbuatan fasik, yang mereka lakukan” (Yudas 14, 15).PI 44.3

    Kuasa Allah yang dipadukan dengan hamba-Nya terasa oleh mereka yang mendengar. Ada yang memperhatikan amaran itu lalu meninggalkan dosa mereka; akan tetapi orang banyak mengolok-olok pekabaran yang penuh khidmat. Para hamba Allah harus membawa pekabaran yang sama kepada dunia pada zaman akhir, dan pekabaran itu juga akan diterima oleh sebagian besar orang dengan tidak percaya dan olokan.PI 44.4

    Sementara tahun demi tahun berlalu, semakin lama semakin dalam air pasang kesalahan manusia bertambah, semakin lama semakin gelap awan penghakiman Ilahi berkumpul. Namun, Henokh saksi iman, bertahan pada jalannya, mengamarkan, memohon, dan mengajar, bergumul untuk mem balikkan air pasang kesalahan dan menenangkan ledakan pembalasan.PI 44.5

    Manusia pada generasi itu mengolok-olok kebodohannya yang tidak berusaha mengumpulkan emas atau perak, atau menimbun harta di dunia Tetapi hati Henokh tertuju kepada harta yang kekal. Ia telah melihat kota surgawi itu. Ia telah melihat Sang Raja dalam kemuliaan-Nya di tengah-tengah Sion. Semakin besar kejatan merajalela, semakin sungguh-sungguh kerinduannya terhadap rumah Allah. Ketika masih berada di bumi, ia tinggal dengan iman dalam kerajaan terang.PI 44.6

    “Berbahagialah orang yang suci hatinya: karena mereka akan melihat Allah” (Matius 5:8),. Selama tiga ratus tahun Henokh telah mencari kesucian hati, supaya ia dapat menjadi serasi dengan surga. Selama tiga abad ia telah berjalan dengan Allah. Hari demi hari ia merindukan persatuan yang lebih erat; semakin lama semakin dekat pergaulan itu bertumbuh, sampai Allah mengambilnya kepada-Nya sendiri. Ia berdiri di ambang pintu dunia yang kekal, hanya selangkah antara dia dan tanah yang diberkati; dan kini pintupintu gerbang terbuka, berjalan dengan Allah, yang telah begitu lama diikuti di bumi, dilanjutkan, dan ia melewati pintu gerbang kota kudus itu-yang pertama dari antara manusia yang masuk di sana.PI 45.1

    “Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian;... sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah” (Ibrani 11:5).PI 45.2

    Kepada hubungan seperti itulah Allah memanggil kita. Sebagaimana Henokh begitulah seharusnya kesucian tabiat mereka yang akan ditebus dari antara manusia pada kedatangan Tuhan yang kedua kali.PI 45.3

    Pengalaman Yohanes PembaptisPI 45.4

    Dalam kehidupannya di padang gurun Yohanes Pembaptis diajar oleh Allah. Ia mempelajari penyataan Allah di alam. Di bawah bimbingan Roh Ilahi, ia mempelajari gulungan-gulungan Kitab Suci para nabi. Baik siang baik malam, Kristuslah yang menjadi pelajarannya, renungannya, sampai hati dan pikiran serta jiwanya dipenuhi dengan penglihatan yang mulia.PI 45.5

    Ia memandang kepada Raja dalam kemegahan-Nya, dan diri sendiri tidak mendapat perhatian. Ia memandang kemuliaan kekudusan, dan mengetahui ia sendiri tidak pantas dan tidak lalyak. Pekabaran Allah itulah yang harus dimaklumkannya. Dalam kuasa Allah dan kebenaran-Nyalah ia harus berdiri. Ia telah siap untuk pergi sebagai utusan Surga, tidak terpikat dengan manusia, oleh sebab ia memandang kepada Ilahi. Ia dapat berdiri dengan tidak gentar di hadapan raja-raja bumi, oleh sebab dengan gemetar ia sujud di hadapan Raja atas segala raja.PI 45.6

    Dengan tidak berdalih panjang lebar atau teori-teori halus yang memusingkan Yohanes menyatakan pekabarannya. Mengejutkan dan tegas, namun penuh pengharapan, suaranya terdengar dari padang gurun, “Bertobatlah: sebab Kerajaan Surga sudah dekat” (Matius 3:2). Dengan suatu kuasa yang baru dan aneh pekabaran itu menggugah orang banyak. Seluruh bangsa itu digerakkan. Orang banyak berbondong-bondong menuju ke padang gurun.PI 45.7

    Para nelayan dan petani yang tidak terpelajar dari sekeliling negeri; serdadu-serdadu Roma dari asrama-asrama Herodes; para komandan dengan pedang mereka di sisi mereka, siap siaga untuk memadamkan apa saja yang mungkin berbau pemberontakan; dan dari Sanhedrin para imam yang bertampang suci-semuanya mendengarkan seakan-akan terpesona; dan semua orang, bahkan orang Farisi dan Saduki, pengeritik yang dingin yang tidak dapat diberi kesan, berlalu dengan cemooh yang dibungkamkan, dan langsung ke hati dengan suatu perasaan terhadap dosa mereka. Herodes di istananya mendengar pekabaran itu, dan penguasa yang sombong yang keras karena dosa gemetar dengan panggilan supaya bertobat.PI 46.1

    Pada zaman ini, sebelum kedatangan Kristus yang kedua kali di dalam awan-awan di langit, suatu pekerjaan yang sama seperti pekerjaan Yohanes harus dilakukan. Allah memerlukan orang yang akan menyediakan suatu umat untuk berdiri pada hari besar Tuhan. Pekabaran yang mendahului pekerjaan Kristus bagi umum adalah, Bertobat, pemungut cukai dan orang berdosa; bertobat, orang-orang Farisi dan Saduki; “Bertobatlah: sebab kera jaan surga sudah dekat.” Sebagai suatu umat yang percaya akan kedatangan Kristus yang segera, kita mempunyai suatu pekabaran yang harus disampar kan,-“Bersiaplah untuk bertemu dengan Aliahmu” (Amos 4:12).PI 46.2

    Pekabaran kita harus langsung sebagaimana pekabaran Yohanes. Ia menegur raja-raja karena kejahatan mereka. Meskipun nyawanya terancam bahaya, ia tidak ragu-ragu untuk memaklumkan firman Allah. Dan pekerjaan kita pada zaman ini harus dilaksanakan dengan kesetiaan yang sama.PI 46.3

    Supaya dapat menyampaikan pekabaran yang sama dengan yang telah disampaikan Yohanes, kita harus memiliki pengalaman seperti pengalamannya. Pekerjaan yang sama harus dilakukan di dalam diri kita. Kita harus memandang Allah, dan dengan memandang Dia, kita kehilangan pandangan atas diri sendiri.PI 46.4

    Secara alamiah Yohanes memiliki kesalahan dan kelemahan yang umumnya ada pada manusia; tetapi jamahan kasih Ilahi telah mengubahnya. Setelah pekerjaan Kristus mulai, ketika murid-murid Yohanes datang kepadanya dengan pengaduan bahwa semua orang sedang mengikuti Guru yang baru, Yohanes menunjukkan betapa jelasnya ia mengerti akan hubungannya dengan Mesias, dan betapa senangnya ia menyambut Orang untuk siapa ia telah menyediakan jalan-Nya.PI 46.5

    Ia berkata: “Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bag, dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari surga. Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata, aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya. Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yohanes 3:27-30).PI 46.6

    Memandang dengan iman kepada sang Penebus, Yohanes telah muncul sampai kepada ketinggian penyangkalan diri. Ia tidak berusaha menarik manusia kepadanya sendiri, tetapi mengangkat pikiran mereka semakin lama semakin tinggi, sampai mereka berhenti di atas Anak Domba Allah. Ia sendiri hanyalah suatu suara, yang berseru-seru di padang gurun. Kini dengan sukacita ia menerima berdiam diri dan tidak perlu dikenal, supaya mata semua orang dialihkan kepada Terang hidup itu.PI 47.1

    Mereka yang ikhlas kepada panggilan mereka sebagai para utusan Allah, tidak akan mencari kehormatan untuk diri mereka sendiri. Kasih untuk diri sendiri akan ditelan oleh kasih untuk Kristus. Mereka akan mengetahui bahwa pekerjaan mereka adalah memberitakan, sebagaimana Yohanes Pembaptis, “Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (Yohanes 1:29).PI 47.2

    Jiwa nabi itu, yang hampa diri, penuh dengan terang Ilahi. Dalam kata-kata yang hampir mirip dengan perkataan Kristus Sendiri, ia memberikan kesaksian terhadap kemuliaan Juruselamat. “Siapa yang datang dari atas,” katanya, “adalah di atas semuanya: siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi, dan berkata-kata dalam bahasa bumi: Siapa yang datang dari surga adalah di atas semuanya.” “Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas” (Yohanes 3:31, 34).PI 47.3

    Dalam kemuliaan Kristus ini semua pengikut-Nya akan mendapat bagian. Juruselamat dapat mengatakan, “Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku” (Yohanes 5:30). Dan Yohanes memaklumkan, “Karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas.” Begitu juga dengan para pengikut Kristus. Kita dapat menerima terang surga hanya apabila kita rela menghampakan diri. Kita dapat mengerti tabiat Allah, dan menerima Kristus dengan iman, hanya apabila kita setuju menawan setiap pikiran kepada penurutan terhadap Kristus. Dan kepada semua orang yang melakukan hal ini, Roh Kudus dikaruniakan dengan tidak terbatas. Di dalam Kristus “berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan Keallahan. Dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia” (Kolose 2:9, 10).PI 47.4

    Kehidupan Yohanes tidak dilewatkan dengan kemalasan, dengan kesuraman pertapa, atau dengan pengasingan yang mementingkan diri sendiri. Dari waktu ke waktu ia pergi berbaur dengan orang; dan ia selalu menjadi seorang pengamat yang penuh minat terhadap apa yang sedang berlangsung di dunia. Dari tempat istirahatnya yang tenang ia memperhatikan peristiwa yang masih belum tersingkap. Dengan penglihatan yang diterangi oleh Roh Ilahi ia mempelajari tabiat manusia, supaya ia boleh mengerti bagaimana mencapai hati mereka dengan pekabaran dari surga. Beban tugasnya berada di atas pundaknya. Di tempat yang sunyi, dengan merenung dan berdoa, u berusaha mempersiapkan jiwanya untuk pekerjaan seumur hidup di hadapannya.PI 47.5

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents