Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Membina Kehidupan Abadi - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Pasal 27—Siapakah Sesamaku Manusia?

    Di antara orang Yahudi pertanyaan, “Siapakah sesamaku manusia?” mengakibatkan perselisihan yang tiada habis-habisnya. Mereka tidak memikirkan orang kafir dan orang Samaria. Mereka adalah orang asing dan musuh. Tetapi di manakah perbedaan harus ditarik di antara bangsanya sendiri dan di antara tingkat masyarakat yang berbeda-beda? Siapakah yang dianggap oleh imam, guru, tua-tua, sebagai sesama manusia? Mereka menghabiskan waktunya dalam suatu rentetan upacara untuk menjadikan diri mereka sendiri kudus. Mereka berpikir bahwa berhubungan dengan orang yang bodoh dan lalai, akan menajiskan diri mereka sehingga memerlukan usaha yang amat meletihkan untuk memulihkan. Apakah mereka harus menganggap orang “keji” itu sebagai sesama manusia?MKA 291.1

    Pertanyaan ini dijawab Kristus dalam perumpamaan mengenai orang Samaria yang baik hati. Ia menunjukkan bahwa sesama manusia tidak berarti hanya orang yang satu agama dengan kita. Ia tidak memandang kebangsaan, warna atau perbedaan tingkat. Sesama manusia adalah setiap orang yang memerlukan pertolongan kita. Sesama manusia adalah setiap jiwa yang dilukai dan cedera oleh musuh. Sesama manusia adalah setiap orang yang menjadi milik Allah.MKA 292.1

    Perumpamaan tentang orang Samaria yang baik muncul oleh sebuah pertanyaan yang dilontarkan kepada Kristus oleh seorang ahli Taurat. Ketika Juruselamat tengah mengajar, “Berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Orang Farisi telah menganjurkan pertanyaan ini kepada ahli Taurat itu, dengan harapan bahwa mereka dapat menjerat Kristus dari perkataan-Nya dan mereka mendengar dengan penuh keinginan jawaban-Nya. Tetapi Yesus tidak memancing suatu perbantahan. Ia mendapat jawab dari si penanya itu sendiri. “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat?” Ia bertanya, “Apa yang kau baca di sana?” Orang Yahudi tetap menuduh Yesus menganggap remeh hukum yang diberikan di Sinai tetapi Ia mengalihkan pertanyaan mengenai keselamatan itu atas pemeliharaan hukum-hukum Allah.MKA 292.2

    Ahli Taurat itu berkata, “Kasihilah Tuhan, Aliahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”MKA 292.3

    “Jawabmu itu benar,” sahut Kristus,“perbuatlah demikian maka engkau akan hidup.”MKA 292.4

    Ahli Taurat itu tidak puas dengan kedudukan dan pekerjaan orang Farisi. Ia telah mempelajari Kitab Suci dengan suatu keinginan untuk belajar arti yang sesungguhnya. Ia mempunyai kepentingan yang vital dalam masalah itu dan ia bertanya dengan sungguh-sungguh, “apa yang harus kuperbuat?” Dalam jawabannya sebagai tuntutan hukum, ia melewati segala aneka upacara dan peraturan-peraturan keagamaan. Untuk hal-hal ini ia menganggap tidak ada manfaatnya, tetapi menyatakan dua prinsip besar atas mana bergantung segenap hukum dan kitab nabi-nabi. Pujian Juruselamat mengenai jawaban ini menempatkan Dia pada kedu- dukan yang menguntungkan di kalangan para rabi. Mereka tidak dapat menuduh Dia karena menguatkan apa yang sudah terlebih dulu dinyatakan oleh seorang ahli taurat.MKA 292.5

    “Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup,“kata Kristus. Dalam pengajaran-Nya, Ia selalu menyatakan hukum itu sebagai suatu kesatuan Ilahi, menunjukkan bahwa adalah mustahil untuk memelihara satu hukum dan melanggar hukum yang lainnya; karena prinsip yang sama berlaku untuk semua. Nasib manusia akan ditentukan oleh penurutannya kepada segenap hukum.MKA 293.1

    Kristus tahu bahwa tidak seorang pun dapat menaati hukum dengan kekuatannya sendiri. Ia ingin memimpin ahli Taurat itu kepada penelitian yang lebih jelas dan terang, agar ia boleh mendapat kebenaran. Hanya oleh menerima kebajikan dan karunia Kristus kita dapat memelihara hukum. Percaya atas perdamaian untuk dosa menyanggupkan manusia yang telah jatuh untuk mengasihi Allah dengan segenap hati dan mengasihi sesama manusia seperti ia mengasihi dirinya sendiri.MKA 293.2

    Ahli Taurat itu tahu bahwa ia telah memelihara baik empat hukum yang pertama maupun enam hukum yang terakhir. Ia merasa yakin di bawah kata-kata Kristus yang menyelidik, tetapi gantinya mengakui dosanya, coba memaafkannya. Gantinya mengakui kebenaran itu, ia berusaha untuk menunjukkan betapa sulitnya menaati hukum itu. Dengan demikian ia berharap untuk menangkis pernyataan salah dan untuk membenarkan dirinya di mata orang banyak. Perkataan Juruselamat telah menunjukkan bahwa pertanyaannya tidak perlu, karena ia dapat menjawabnya sendiri. Namun ia menyampaikan sebuah pertanyaan yang lain dengan berkata, “Siapakah sesamaku manusia?”MKA 293.3

    Sekali lagi Kristus menolak untuk ditarik ke dalam suatu perbantahan. Ia menjawab pertanyaan ini dengan menyampaikan sebuah peristiwa, suatu peristiwa yang masih segar dalam ingatan para pendengar-Nya. “Adalah seorang,” kata-Nya, “yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.”MKA 293.4

    Dalam mengadakan perjalanan dari Yerusalem ke Yerikho, orang yang sedang mengadakan perjalanan itu harus melewati sebagian padang belantara Yudea. Jalan itu melintasi tebing-tebing batu, di mana bersembunyi para perampok, dan di sini kerapkali terjadi peristiwa yang kejam. Di sinilah orang yang mengadakan perjalanan itu diserang, dirampas dari segala sesuatu yang berharga dan ditinggalkan setengah mati di tepi jalan. Manakala ia terbaring, seorang imam lewat dari jalan itu; ia melihat orang itu terbaring luka dan cedera, bersimbah darahnya sendiri; tetapi imam itu meninggalkan dia tanpa memberikan sesuatu pertolongan. Ia “melewatinya dari seberang jalan.” Kemudian datang seorang Lewi. Ingin tahu apa yang terjadi, ia berhenti dan memandang si korban. Ia merasakan apa yang harus diperbuatnya, tetapi ini bukanlah kewajiban yang disenanginya. Ia ingin kalau ia tidak melewati jalan ini, agar ia tidak berpapasan dengan orang yang cedera itu. Ia membujuk dirinya dengan mengatakan bahwa persoalan ini jangan menjadi wewenangnya dan ia juga “melewatinya dari seberang jalan.”MKA 293.5

    Tetapi seorang Samaria, yang mengadakan perjalanan melalui jalan itu, melihat korban itu, dan ia melakukan pekerjaan yang tidak dilakukan orang lain. Dengan lemah lembut dan murah hati ia merawat orang yang cedera itu. “Ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kau belanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.” Imam dan orang Lewi itu kedua-duanya mengaku sebagai orang saleh, tetapi orang Samaria itu menunjukkan bahwa dialah orang yang benarbenar sudah bertobat. Ini tidak lebih menyenangkan bagi dia daripada imam dan orang Lewi itu, untuk melakukan perbuatan itu, tetapi dalam roh dan perbuatan, orang Samaria itu membuktikan dirinya melakukan perkara yang sesuai dengan kehendak Allah.MKA 294.1

    Dalam memberikan pelajaran ini, Kristus menyatakan prinsip-prinsip mengenai hukum dalam cara yang langsung, mendesak, menunjukkan kepada para pendengar-Nya bahwa mereka telah lalai melaksanakan prinsip-prinsip ini. Perkataan-Nya begitu tandas dan menunjukkan bahwa para pendengar-Nya tidak bisa mendapat kesempatan untuk mengecam. Ahli Taurat itu tidak menemukan apa-apa dalam pelajaran itu yang dapat dikritiknya. Prasangkanya terhadap Kristus telah disingkirkan. Tetapi ia belum dapat mengalahkan kebencian nasional untuk memberikan pujian yang jelas kepada orang Samaria. Tatkala Kristus bertanya, “Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” Ahli Taurat itu menjawab, “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.”MKA 294.2

    “Kata Yesus kepadanya: Pergilah dan perbuatlah demikian.” Tunjukkan kemurahan hati kepada orang yang susah. Sehingga dengan demikian engkau akan memberikan bukti bahwa engkau memelihara seluruh hukum.MKA 295.1

    Perbedaan yang besar di antara orang Yahudi dan orang Samaria adalah perbedaan dalam kepercayaan agama, suatu masalah yang meliputi apa sebenarnya perbaktian yang sejati itu. Orang Farisi tidak mau mengatakan sesuatu kebaikan tentang orang Samaria, malah melampiaskan kutukannya yang keji kepada mereka. Begitu kuat perasaan antipati di antara orang Yahudi dan orang Samaria sehingga bagi perempuan Samaria tampaknya suatu perkara yang aneh bila Kristus meminta minum dari padanya, “Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepada seorang Samaria?” “Sebab,” tambah Yohanes, “orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.” 1Yoh. 4:9; Dan ketika orang Yahudi dipenuhi dengan kebencian hendak membunuh Kristus sehingga mereka bangkit dalam kaabah hendak merajam Dia, mereka tidak bisa menemukan kata-kata yang lebih baik untuk menuturkan kebenciannya, “Bukankah benar kalau kami katakan bahwa engkau orang Samaria dan kerasukan Setan?” 2 Yoh. 8:48; Namun demikian imam dan orang Lewi itu justru melalaikan pekerjaan yang Tuhan sudah berikan kepada mereka, membiarkan seorang Samaria yang dibenci dan diremehkan untuk melayani salah seorang warga bangsanya.MKA 295.2

    Orang Samaria itu telah menggenapi perintah, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri,” dengan demikian menunjukkan bahwa ia lebih benar daripada orang yang mencela dia. Sambil mempertaruhkan nyawanya sendiri, ia telah merawat orang yang cedera sebagai saudaranya sendiri. Orang Samaria ini menggambarkan Kristus. Juruselamat kita menunjukkan kepada kita kasih yang tak dapat disamai oleh kasih ma-nusia. Manakala kita cedera dan sedang sekarat, ia mempunyai pengasihan kepada kita. Ia tidak melewati kita dari seberang jalan dan membiarkan kita tidak berdaya dan tidak berpengharapan, untuk binasa. Ia tidak tinggal di rumah-Nya yang kudus dan suci, di mana Ia dikasihi oleh setiap penghuni surga. Ia melihat keperluan kita yang mendesak, Ia memikul perkara kita dan menunjukkan perhatian-Nya kepada umat manusia. Ia mati untuk menyelamatkan orang-orang yang memusuhi-Nya. Ia berdoa bagi para pembunuh-Nya. Menunjuk kepada teladan-Nya sendiri, Ia berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain,” “sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.” 3Yoh. 15:17; 13:34;MKA 295.3

    Imam dan orang Lewi itu pergi hendak berbakti di bait suci dengan upacara yang ditetapkan oleh Allah sendiri. Ikut serta dalam upacara itu adalah kesempatan yang mulia dan luhur, dan imam serta orang Lewi itu merasa bahwa setelah mendapat kehormatan yang demikian, maka adalah di luar kewajiban mereka untuk melayani penderita yang tidak dikenal di tepi jalan. Dengan demikian mereka melalaikan kesempatan yang istimewa, yang diberikan Allah kepada mereka sebagai alat-alatNya untuk memberkati sesama manusia.MKA 296.1

    Banyak orang sekarang ini melakukan kesalahan yang sama. Mereka memisahkan kewajiban mereka ke dalam dua golongan yang berbeda. Golongan yang satu terdiri dari perkara-perkara yang besar, yang harus diatur oleh hukum Allah; golongan yang lain terdiri dari apa yang disebut perkara-perkara yang kecil, yang di dalamnya terdapat perintah, “Kasihilah sesamamu manusia sama seperti dirimu sendiri’ dilalaikan. Bidang pekerjaan ini dibiarkan ke perubahan pikiran tanpa alasan, korban dari kecenderungan hati atau dorongan hati. Lalu tabiat dirusakkan dan agama Kristus disalahgambarkan.MKA 296.2

    Ada orang yang merasa kehormatannya terhina bila melayani manu-sia yang menderita. Banyak orang dengan tidak acuh dan memandang rendah orang yang telah membiarkan kaabah jiwa itu dalam reruntuhan. Orang lain melalaikan orang miskin dari suatu motif yang berbeda. Mereka sedang bekerja, menurut kepercayaan mereka, dalam pekerjaan Kristus, berusaha membangun usaha yang megah. Mereka merasa bahwa mereka sedang melakukan pekerjaan yang besar dan mereka tidak dapat berhenti untuk memperhatikan kemiskinan orang yang susah dan sedih. Dalam memajukan pekerjaan yang mereka anggap besar mereka malah menindas orang miskin. Mereka dapat menempatkan orang miskin dalam keadaan yang sulit dan keras, dengan menyingkirkan hak-hak mereka atau melalaikan kebutuhan mereka. Namun demikian mereka merasa bahwa semuanya ini dapat dibenarkan sebab mereka adalah, sebagaimana yang mereka pikir, memajukan pekerjaan Kristus.MKA 296.3

    Banyak orang yang membiarkan seorang saudara atau tetangga bergumul tanpa dibantu di bawah keadaan yang kejam. Karena mereka mengaku sebagai umat Allah, orang miskin itu akan terbawa untuk ber-pikir bahwa dalam sifat mementingkan diri mereka yang kejam, mereka mewakili Kristus. Sebab orang-orang yang mengaku hamba Tuhan tidak bekerja sama dengan Dia, kasih Allah, yang harus mengalir dari mereka, sebagian besar terputus kepada sesamanya manusia. Dan saluran besar dari pujian dan syukur dari hati manusia dan bibir manusia terhalang mengalir kembali kepada Allah. Ia dirampok dari kemuliaan yang layaknya harus disampaikan kepada nama-Nya yang suci. Ia dirampok dari jiwa-jiwa untuk siapa Kristus telah mati, jiwa-jiwa yang dirindukanNya untuk dibawa ke dalam kerajaan-Nya tinggal di dalam hadirat-Nya sepanjang abad-abad yang tiada berkesudahan.MKA 296.4

    Kebenaran Ilahi memberikan pengaruh yang kecil ke atas dunia, yang seharusnya ia memberikan banyak pengaruh melalui tindak tanduk kita. Sekadar mengaku beragama memang banyak sekali, tetapi sedikit bobotnya. Kita dapat mengaku pengikut-pengikut Tuhan, kita dapat mengaku percaya setiap kebenaran dalam sabda Allah; tetapi hal ini tidak akan membawa kebaikan apa-apa kepada sesama manusia kecuali kepercayaan kita dilaksanakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Pengakuan kita boleh setinggi langit, tetapi itu tidak akan menyelamatkan baik diri kita sendiri maupun sesama kita kecuali kita adalah orang rohani. Sebuah teladan yang benar akan lebih banyak bermanfaat bagi dunia ini daripada segenap pengakuan kita.MKA 297.1

    Oleh tindak tanduk yang mementingkan diri pekerjaan Kristus tidak dapat dilaksanakan. Pekerjaan-Nya adalah melayani orang yang tertindas dan orang miskin. Dalam hati orang-orang yang mengaku sebagai pengikut-Nya perlu ada simkpati Kristus yang lemah-lembut-kasih yang lebih dalam bagi mereka yang begitu berharga bagi-Nya sehingga Ia menyerahkan nyawa-Nya sendiri bagi keselamatan mereka. Jiwa-jiwa itu adalah sangat berharga, jauh lebih berharga daripada sesuatu persembahan lain yang dapat kita bawa kepada Allah. Untuk mengerahkan setiap tenaga terhadap sesuatu pekerjaan yang tampaknya hebat, sementara melalaikan keperluan orang yang susah atau mengabaikan orang asing dari haknya, bukanlah suatu pekerjaan yang berkenan kepada-Nya.MKA 297.2

    Penyucian jiwa oleh pekerjaan Roh Kudus adalah penanaman sifat Kristus dalam diri umat manusia. Agama Injil adalah Kristus dalam kehidupan—sebuah asas yang hidup dan aktif. Ia adalah karunia Kristus yang dinyatakan dalam tabiat dan dilaksanakan dalam perbuatan kebajikan. Asas Injil tidak dapat diputuskan dari sesuatu bagian kehidupan yang praktis. Setiap bidang pengalaman serta pekerjaan umat beragama harus menjadi gambaran dari kehidupan Kristus.MKA 297.3

    Kasih adalah dasar kesalehan. Apa pun pengakuan orang, tidak seorang pun yang mempunyai kasih yang mumi kepada Allah kecuali ia mempunyai kasih yang tidak mementingkan diri kepada saudaranya. Tetapi kita tidak bisa memiliki roh ini oleh berusaha mengasihi orang lain. Apa yang diperlukan ialah kasih Kristus dalam hati. Bila diri sendiri telah disatukan denganKristus, maka dengan sendirinya kasih akan memancar. Kesempumaan tabiat dicapai bila dorongan hati untuk menolong dan memberkati orang lain muncul terus-menerus dari dalam—bila sinar matahari surga mengisi hati dan dinyatakan dalam wajah.MKA 297.4

    Hati yang di dalamnya Kristus tinggal tidak mungkin kekurangan kasih. Jika kita mengasihi Allah sebab Ia terlebih dulu mengasihi kita, kita akan mengasihi semua orang untuk siapa Kristus telah mati. Kita tidak bisa berhubungan dengan Keilahian tanpa datang berhubungan dengan kemanusiaan; karena di dalam Dia yang duduk di takhta semesta alam, Keilahian dan kemanusiaan digabungkan. Bila berhubungan dengan Kristus, kita dihubungkan dengan sesama manusia oleh mata rantai emas dari rantai kasih. Kemudian pengasihan serta kasih sayang Kristus akan dinyatakan dalam kehidupan kita. Kita tidak akan menunggu orang yang susah dan yang malang dibawa kepada kita. Kita tidak akan perlu diminta untuk merasakan kemalangan orang lain. Akan sama biasanya bagi kita melayani orang yang susah dan sengsara seperti Kristus berkeliling melakukan kebajikan.MKA 298.1

    Bila ada dorongan hati yang penuh kasih sayang, ke mana pun hati itu menjangkau untuk memberkati dan mengangkat orang lain, di sana akan ternyata pekerjaan Roh Kudus Allah. Di tengah kekafiran, orang yang tidak mengenal hukum Allah yang tertulis, yang belum pernah mendengar nama Kristus, telah menunjukkan kebaikan hati kepada hambahamba-Nya, melindungi mereka dengan ancaman bahaya kepada nyawanya sendiri. Perbuatan mereka menunjukkan adanya kuasa Ilahi yang bekerja. Roh Kudus telah menanamkan karunia Kristus dalam hati orang yang liar, membangkitkan kasih sayangnya yang berlawanan dengan sifatnya, berlawanan dengan pendidikannya. “Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia,” bersinar dalam jiwanya; dan terang ini, jika diperhatikan, akan menuntun kakinya kepada kerajaan Allah.MKA 298.2

    Kemuliaan surga adalah dalam mengangkat orang yang jatuh dan menghiburkan orang yang berduka. Dan bilamana Kristus tinggal dalam hati manusia, Ia akan dinyatakan dalam cara yang sama. Bilamana Ia berbuat, agama Kristus akan membahagiakan. Di mana pun Ia bekerja, di sana ada cahaya terang.MKA 298.3

    Tidak ada perbedaan atas kebangsaan, ras atau kasta yang diakui oleh Allah. Ia adalah Khalik semua manusia. Semua manusia berasal dari satu keluarga melalui penciptaan dan semuanya satu melalui penebusan. Kristus datang untuk menghapuskan setiap dinding perpisahan, untuk membuka setiap bagian dari kaabah, agar setiap jiwa boleh mendapat hubungan yang bebas dengan Allah. Kasih-Nya begitu luas, begitu dalam, begitu penuh, sehingga Ia menembus sampai ke mana-mana. Ia mengeluarkan dari lingkaran Setan jiwa-jiwa yang miskin yang telah ditipu oleh muslihatnya. Itu menempatkan mereka dalam jangkauan takhta Allah, takhta yang dikelilingi oleh pelangi perjanjian.MKA 298.4

    Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. 5Gal. 3:28; Ef. 2:13; MKA 299.1

    Apa pun perbedaan dalam kepercayaan agama, suatu seruan dari manusia yang sengsara harus didengar dan dijawab. Di mana perasaan yang pahit timbul karena perbedaan dalam keagamaan, banyak kebaikan yang bisa dilaksanakan melalui pelayanan perorangan. Pekerjaan kasih sayang akan mematahkan prasangka dan menarik jiwa-jiwa kepada Allah.MKA 299.2

    Kita harus turut merasakan kesedihan, kesulitan dan kesusahan orang lain. Kita harus merasakan kegembiraan dan kekhawatiran baik orang berkedudukan tinggi maupun rendah, kaya maupun miskin. “Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma,” kata Kristus, “karena itu berikanlah dengan cuma-cuma.” 6Mat. 10:8; Semua orang di sekeliling kita adalah miskin, penuh cobaan yang memerlukan kata-kata simpati dan pertolongan. Ada perempuan janda yang memerlukan simpati serta bantuan. Ada anak yatim yang telah diminta Kristus kepada pengikut-pengikut-Nya untuk menerimanya sebagai tanggungan Allah. Terlalu sering ini dilewatkan oleh kelalaian. Mereka compang-camping, kasar dan nampak sama sekali tidak menarik; namun demikian mereka adalah milik Allah. Mereka telah dibeli dengan suatu harga, dan mereka itu sama berharganya seperti kita dalam pemandangan-Nya. Mereka adalah anggota-anggota dari isi rumah Allah yang besar dan umat Tuhan sebagai penatalayan-Nya bertanggung jawab atas mereka itu. “Jiwa mereka,” kata-Nya, “akan kutuntut dari tanganmu.”MKA 299.3

    Dosa adalah kejahatan yang terbesar dan adalah kewajiban kita untuk menaruh belas kasihan dan memberi pertolongan kepada orang yang berdosa. Tetapi tidak semua orang dapat dijangkau dengan cara yang sama. Banyak orang yang menyembunyikan kelaparan jiwanya. Mereka akan banyak tertolong oleh kata-kata lemah lembut atau peringatan yang baik hati. Ada orang lain yang sangat susah, namun tidak menyadarinya. Mereka tidak menyadari kedahsyatan kemiskinan jiwanya. Banyak orang tenggelam dalam dosa sehingga mereka telah kehilangan kesadaran mengenai kenyataan-kenyataan yang kekal, kehilangan persamaan dengan Allah dan mereka hampir-hampir tidak tahu apakah ada jiwa-jiwa yang harus diselamatkan atau tidak. Mereka tidak mempunyai iman dalam Allah, juga tidak mempunyai keyakinan pada manusia. Banyak dari antara orang ini dapat dijangkau hanya oleh kebaikan hati yang ikhlas. Kemiskinan fisiknya harus dirawat terlebih dulu. Mereka harus diberi makan, dibersihkan dan diberi pakaian yang pantas mereka melihat bukti dari kasih yang tidak mementingkan diri, akan lebih mudah bagi mereka untuk percaya dalam kasih Kristus.MKA 299.4

    Banyak orang yang berbuat kesalahan dan yang merasakan kebodohan dan malu mereka. Mereka memperhatikan kesalahan dan kekeliruan mereka sampai mereka terhanyut hampir pada titik putus asa. Janganlah kita melalaikan jiwa-jiwa ini. Bila orang harus berenang melawan arus, segenap kuasa arus itu akan menghalau dia mundur. Hendaklah tangan penolong diulurkan kepadanya seperti tangan Saudara Sulung kepada Petrus yang sedang tenggelam. Tuturkan kata-kata yang penuh pengha-rapan kepadanya, kata-kata yang akan membangunkan keyakinan dan membangkitkan kasih.MKA 300.1

    Saudaramu, jiwanya sakit, memerlukan engkau, sebagaimana kamu pun memerlukan kasih seorang saudara. Ia memerlukan pengalaman dari orang yang sama lemah, orang yang dapat menunjukkan simpati kepadanya dan menolong dia. Pengetahuan mengenai kelemahan kita sendiri harus menolong kita untuk menolong orang lain dan keperluannya yang sangat mendesak. Kita tidak pernah boleh melewati satu jiwa yang menderita tanpa berusaha untuk memberikan penghiburan kepadanya dengan mana kita dihiburkan Allah.MKA 300.2

    Adalah persekutuan dengan Allah, hubungan pribadi dengan Juruselamat yang hidup, yang menyanggupkan pikiran dan hati dan jiwa untuk mendapatkan kemenangan atas sifat yang rendah. Ceritakan kepada orang musafir tentang tangan yang penuh kuasa yang akan memegang dia, tentang kemanusiaan yang baka dalam Kristus yang mengasihani dia. Tidak cukup bagi dia untuk percaya kepada hukum dan tenaga, perkaraperkara yang tidak mempunyai belas kasihan dan tidak pernah mende-ngarkan teriakan meminta pertolongan. Ia perlu menjabat tangan yang hangat, untuk berharap dalam satu hati yang penuh dengan kelemahlembutan. Jagalah pikirannya supaya tetap tinggal dalam pikiran hadirat Ilahi yang senantiasa berada di sisinya, senantiasa memandang kepadanya dengan kasih yang penuh rahmat. Mintalah dia memikirkan tentang hati seorang Bapa yang senantiasa berduka atas dosa, mengenai tangan Bapa yang tetap diulurkan, tentang suara Bapa yang berkata, “Kecuali kalau mereka mencari perlindungan kepada-Ku dan mencari damai dengan Aku.” 7Yes. 27:5;MKA 300.3

    Bila engkau melaksanakan pekerjaan ini, engkau mempunyai peserta yang tidak terlihat dengan mata manusia. Malaikat surga berada di samping orang Samaria yang merawat orang asing yang terluka. Malaikat dari istana surga berdiri di sisi semua orang yang melakukan pekerjaan Allah dalam melayani sesamanya manusia. Dan engkau mendapat kerja sama dari Kristus sendiri. Ia adalah pemulih dan bila engkau bekerja di bawah pengawasan-Nya, engkau akan menyaksikan hasil-hasil yang besar.MKA 301.1

    Atas kesetiaanmu dalam pekerjaan ini, tidak saja kesejahteraan orang lain, tetapi juga nasibmu yang kekal bergantung atasnya. Kristus berusaha untuk mengangkat semua orang yang mau ditinggikan untuk bersahabat dengan Dia, agar kita boleh menjadi satu dengan Dia sebagaimana Dia adalah satu dengan Bapa. Ia mengizinkan kita berhubungan dengan kesengsaraan dan kemalangan manusia agar dapat memanggil kita keluar dari sifat mementingkan diri kita sendiri; Ia berusaha untuk mengembangkan dalam diri kita sifat-sifat tabiat-Nya—pengasihan, lemah lembut dan kasih. Oleh menerima pekerjaan pelayanan ini kita menempatkan diri kita dalam sekolah-Nya, untuk dilayakkan bagi istana Allah. Dengan menolak-Nya, kita menolak pengajaran-Nya dan memilih perpisahan yang kekal dari hadirat-Nya.MKA 301.2

    “Apabila engkau... melakukan tugas yang Kuberikan kepadamu,“kata Tuhan, “Aku akan mengizinkan engkau masuk ke antara mereka yang berdiri melayani di sini,“ 8Za. 3:7; bahkan di antara malaikat-malaikat yang mengelilingi takhta-Nya. Oleh bekerja sama dengan makhluk-makhluk surga dalam pekerjaannya di atas bumi, kita menyiapkan persekutuannya di surga. “Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan?” 9 Ibr. 1:14; Malaikat di surga akan menyambut orang yang telah tinggal di dunia “bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani.” 10Mat. 10:28. Dalam persekutuan yang berbahagia ini kita akan belajar, dengan kesukaan abadi, segala sesuatu yang meliputi pertanyaan, “Siapakah sesamaku manusia?”MKA 301.3

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents