Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Membina Kehidupan Abadi - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Pasal 19—Ukuran Pengampunan

    Petrus datang kepada Kristus dengan pertanyaan, “Sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Para rabi membatasi pengampunan sampai tiga kali. Petrus, yang menjalankan pengajaran Kristus, sebagaimana yang diduganya, mengira hendak menambahkannya sampai tujuh kali, angka yang menunjukkan kesempumaan. Tetapi Kristus mengajarkan bahwa kita tidak boleh menjadi letih dalam hal mengampuni. “Bukan sampai tujuh kali,” kata-Nya, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.”MKA 182.1

    Kemudian Ia menunjukkan dasar yang benar atas mana pengampunan akan diberikan dan bahaya dari men-dambakan roh yang tidak suka meng-ampuni. Dalam sebuah perumpamaan yang diceritakan tentang seorang raja yang mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya yang mengatur pemerintahannya. Beberapa dari antara para hamba ini berhutang banyak kepada negara. Ketika raja itu menyelidiki simpanan pemerintahannya, dibawalah ke hadapannya seorang yang mempunyai hutang kepada tuannya dalam jumlah besar yakni sepuluh ribu talenta. Ia tidak mempunyai apa-apa untuk memba-yarnya kembali dan menurut adat kebiasaan, raja memerintahkan dia untuk dijual, dengan segala yang dimilikinya, agar pembayaran dapat dilakukan. Tetapi orang yang ketakutan itu bersujud dan menyembah seraya berkata: ‘’ Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.”MKA 182.2

    “Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu se-hingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.MKA 183.1

    “Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulu-naskan. Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepa-danya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan ka-rena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.”MKA 183.2

    Perumpamaan ini menyatakan hal yang sekecil-kecilnya yang diperlu-kan untuk mengisi gambaran ini, tetapi yang tidak mempunyai persamaan dalam arti kerohaniannya. Janganlah perhatian disimpangkan ke arah itu. Beberapa kebenaran besar digambarkan dan pada kebenaran-kebenaran itulah pikiran kita harus diarahkan.MKA 183.3

    Pengampunan yang diberikan oleh raja ini menggambarkan pengam-punan Ilahi atas segala dosa. Kristus dilukiskan sebagai raja, yang tergerak oleh belas kasihan, mengampuni utang hambanya. Manusia berada di bawah, pehukuman undang-undang yang dilanggar. Ia tidak dapat me-nyelamatkan dirinya sendiri dan untuk alasan inilah Kristus datang ke dunia ini, mengenakan Keilahian-Nya dengan kemanusiaan dan menye-rahkan nyawa-Nya, yang benar untuk yang tidak benar. Ia menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita dan kepada setiap jiwa Ia mempersem-bahkan dengan cuma-cuma pengampunan yang dibeli dengan darah. “Pada Tuhan ada kasih setia dan Ia banyak kali mengadakan pembabasan.” 1Mazmur 130:7;MKA 183.4

    Inilah dasar yang membuat kita harus menunjukkan pengasihan ter-hadap sesama orang berdosa. “Jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.” 2I Yoh. 4:11; Mat. 10-8 “Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma,” kata Kristus, “karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.”MKA 184.1

    Dalam perumpamaan ini, ketika orang yang berutang minta untuk ditangguhkan, dengan memberikan janji, “Sabarlah dulu, segala utangku akan kulunaskan,” maka hukumannya dibatalkan. Seluruh utangnya di-hapuskan. Dan ia segera diberi kesempatan untuk mengikuti teladan tuannya yang telah mengampuni dia. Ketika keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berutang kepadanya sejumlah kecil. Ia telah di-ampuni untuk sepuluh ribu talenta, sedang hamba yang lain hanya berutang seratus dinar kepadanya. Tetapi orang yang telah diperlakukan dengan penuh pengasihan, memperlakukan hamba yang lain dengan sikap yang sama sekali berbeda. Hamba yang lain itu menyampaikan permohonan yang sama seperti yang dibuatnya kepada raja, tetapi dengan hasil yang tidak sama. Orang yang baru saja diampuni tidak berhati lembut dan tidak berbelas kasihan. Pengasihan yang ditunjukkan kepadanya tidak ditunjukkan nya dalam perlakuannya kepada sesama hamba. Ia tidak mau mendengar permohonan untuk bersabar. Sejumlah kecil uang yang menjadi pinjaman itu adalah segala sesuatu yang diingat-ingat oleh hamba yang tidak berterima kasih ini. Ia menuntut segala sesuatu yang dia rasa menjadi haknya dan menjatuhkan hukuman yang sama yang telah dibatalkan atasnya.MKA 184.2

    Berapa banyak orang sekarang ini menunjukkan roh yang sama. Ketika hamba yang berutang memohon kepada tuannya untuk mendapat pengasihan, ia tidak menyadari betapa besamya utangnya. Ia tidak me-nyadari keadaannya yang tidak berdaya. Ia berharap hendak melepaskan dirinya sendiri. “Sabarlah dulu,” katanya, “segala utangku akan kulunas-kan.” Begitulah juga banyak orang yang berharap dengan jasa usahanya sendiri dapat berkenan pada Allah. Mereka tidak menyadari keadaannya yang tidak berdaya. Mereka tidak menerima rahmat Allah sebagai anugerah yang cuma-cuma, tetapi berusaha untuk membangun dirinya dalam perasaan diri benar. Hati mereka sendiri tidak remuk dan rendah karena dosa, dan mereka bersikap keras dan tidak suka mengampuni orang lain. Dosa-dosa mereka sendiri terhadap Allah, jika dibandingkan dengan dosa-dosa saudaranya terhadap mereka, seperti sepuluh ribu talenta dibandingkan dengan seratus dinar—hampir satu juta berbanding satu; namun mereka berani bersikap tidak mau mengampuni.MKA 184.3

    Dalam perumpamaan itu tuannya memanggil hamba yang berhutang yangtidak mempunyai belas kasihan dan berkata kepadanya, “Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memo-honkannya kepadaku. Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.” “Maka Bapa-Ku yang di surga akan berbuat juga,” kata Yesus “terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.” Orang yang menolak untuk memberi ampun, dengan demikian membuang jauh-jauh pengharapannya sendiri untuk mendapat pengampunan.MKA 185.1

    Tetapi pengajaran dari perumpamaan ini tidak boleh disalahgunakan. Pengampunan Allah terhadap kita tidak mengurangi kewajiban kita untuk menurut Dia. Demikianlah roh pengampunan terhadap sesama manusia tidak mengurangi tuntutan dari kewajiban yang jujur. Dalam doa yang diajarkan Kristus kepada murid-murid-Nya, Ia berkata, “Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” 3Mat. 6:12; Dengan itu Ia tidak bermaksud supaya dosa-dosa kita diampuni, kita tidak boleh menuntut hak kita yang adil dari orang yang berutang kepada kita. Jika mereka tidak dapat membayar meski ini merupakan akibat dari urusan yang tidak bijaksana, janganlah mereka itu dimasukkan ke dalam penjara, ditindas, atau diperlakukan dengan kasar; tetapi perumpamaan ini tidak mengajar kita supaya bersikap lengah. Sabda Allah mengatakan bahwa jika orang tidak mau bekerja ia tidak akan makan. 42Tes. 3:10; Allah tidak menuntut orang yang bekerja keras untuk membantu orang yang menganggur. Banyak orang yang membuang waktu, kurang usaha, yang membawa kemiskinan dan kekurangan. Jika kesalahan-kesalahan ini tidak diperbaiki oleh orang yang memanjakan dalam hal ini, segala sesuatu yang dapat dilakukan untuk mereka adalah seperti memasukkan harta ke dalam kantong yang berlubang. Namun ada kemiskinan yang tak dapat dihindari, dan kita harus menunjukkan kebaikan hati dan pengasihan terhadap orang yang malang. Kita harus memperlakukan orang lain sama seperti kita, dalam suasana yang sama ingin diperlakukan.MKA 185.2

    Roh Kudus melalui Rasul Paulus berkata kepada kita, “Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-puji yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.” 5Flp. 2:1 -5;MKA 186.1

    Tetapi janganlah memandang ringan terhadap dosa. Tuhan telah me-merintahkan kepada kita agar jangan membiarkan kesalahan pada saudara kita. Kata-Nya, “Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia.” 6Luk. 17:3; Dosa harus ditunjukkan sebagaimana sebenarnya dan harus dibentangkan dengan jelas di hadapan orang yang berbuat kesalahan.MKA 186.2

    Dalam perintahnya kepada Timotius, Paulus menulis perantaraan Roh Kudus, berkata, “Siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegurlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.” Dan kepada Titus ia menulis, Karena sudah banyak orang hidup tidak tertib.... Dengan omongan yang sia-sia mereka me-nyesatkan iman.... Tegurlah mereka dengan tegas supaya mereka menjadi sehat dalam iman.” 7 2 Tim. 4 2, Titus 1:10-13;MKA 186.3

    “Apabila saudaramu berbuat dosa,” kata Kristus, “tegurlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah menda-patnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau mendengar-kan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.” 8Mat. 18:15-17;MKA 186.4

    Tuhan kita mengajarkan bahwa persoalan-persoalan yang sulit di antara umat Tuhan harus diselesaikan dalam jemaat. Janganlah hal itu dibuka di depan orang yang tidak takut akan Allah. Jika seorang umat Tuhan diperlakukan dengan salah oleh saudaranya, janganlah dia me-minta bantuan dari orang yang tidak beriman dalam pengadilan. Hen-daklah dia mengikuti pengajaran yang telah diberikan Kristus. Gantinya berusaha untuk membalas, hendaklah ia berusaha untuk menyelamatkan saudaranya. Allah akan melindungi kepentingan orang yang mengasihi dan takut akan Dia; dan dengan keyakinan kita dapat menyerahkan per- soalan kita kepada Dia yang menghakimkan dengan adil.MKA 186.5

    Terlalu sering kesalahan dilakukan berulang-ulang dan orang yang membuat kesalahan itu mengakui kesalahannya, orang yang menjadi korban jemu dan mengira bahwa ia telah memberikan cukup pengam-punan. Tetapi Juruselamat dengan jelas telah mengatakan kepada kita bagaimana untuk memperlakukan orang yang bersalah: “Jika saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia dan jika ia menyesal ampunilah dia.” 9Luk. 17:3; Janganlah membuat dia merasa tidak layak untuk dipercayai. Jagalah “dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.” 10Gal. 6:1;MKA 187.1

    Jika saudaramu berbuat salah, engkau harus mengampuni dia. Bila mereka datang kepadamu dengan pengakuan, janganlah engkau katakan saya kira mereka kurang rendah hati. Saya kira mereka tidak merasakan pengakuannya itu. Apakah hakmu untuk menghakimi mereka, seolaholah engkau dapat membaca hatinya? Sabda Allah berkata, “Jika ia me-nyesal ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia.” 11Luk. 17:3,4; Dan bukan saja tujuh kali, melainkan tujuh puluh kali tujuh—sama seringnya seperti Allah meng-ampuni engkau.MKA 187.2

    Kita sendiri berutang segala sesuatu kepada rahmat Allah yang cumacuma. Karunia dalam perjanjian menahbiskan pengangkatan kita. Karunia dalam Juruselamat memungkinkan tebusan kita, kelahiran kembali dan peng-angkatan kita kepada waris bersama Kristus. Biarlah karunia ini dinyatakan kepada orang lain.MKA 187.3

    Janganlah beri sedikit kesempatan bagi orang yang berbuat salah untuk merasa tawar hati. Jangan menyatakan sikap keras orang Farisi dan menyakitkan hati saudaramu. Janganlah ejekan yang pahit timbul dalam pikiran atau hati. Jangan ada corak olokan yang terdengar dalam suara. Jika engkau berbicara sekehendak hatimu, jika engkau bersikap tidak peduli, atau menunjukkan kecurigaan atau tidak percaya, itu akan mem-buktikan kehancuran satu jiwa. Ia memerlukan seorang saudara yang mempunyai hati seperti hati Saudara Sulung yang penuh simpati untuk menjamah hati kemanusiaannya. Biarkan dia merasakan genggaman erat tangan yang penuh simpati dan mendengarkan bisikan, marilah kita berdoa. Allah akan memberikan suatu pengalaman yang limpah kepada kamu berdua. Doa mempersatukan kita satu sama lain dengan Allah. Doa membawa Yesus ke sisi kita dan memberikan kekuatan yang baru kepada jiwa yang lelah dan bingung, untuk mengalahkan dunia ini, serta tubuh dan Iblis. Doa menyingkirkan serangan-serangan Setan.MKA 187.4

    Apabila seseorang berpaling jauh dari kelemahan-kelemahan manusia untuk memandang Yesus, suatu perubahan terjadi dalam tabiat. Roh Kristus, yang bekerja dalam hati, menyesuaikannya kepada peta-Nya. Dan hendaklah menjadi usahamu untuk meninggikan Yesus, Hendaklah mata pikiran diarahkan kepada “Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia.” 12Yoh. 1:29; Dan bilamana engkau menggabungkan diri dalam pekerjaan ini, ingatlah bahwa “barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa.” 13Yak. 5:20;MKA 188.1

    “Tetapi jika kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” 14Mat. 6:15; Tidak ada yang dapat membenarkan roh yang tidak suka mengampuni. Orang yang tidak mengasihi orang lain menunjukkan bahwa ia sendiri bukan orang yang turut mengambil bagian dari karunia pengampunan Allah. Dalam pengampunan Allah hati orang yang bersalah ditarik dekat ke hati yang besar dari Kasih yang kekal. Pengasihan Ilahi yang melimpah mengalir ke dalam jiwa orang berdosa dan dari dia mengalir ke jiwa-jiwa orang lain. Kelembutan dan pengasihan yang telah ditunjukkan Kristus dalam hidup-Nya sendiri yang berharga itu akan terlihat dalam diri orang yang menjadi peserta karuniaNya. “Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.” 15Roma 8:9; Ia jauh dari Allah, menjadikan perpisahan yang kekal dari Dia.MKA 188.2

    Adalah benar bahwa ia barangkali pernah menerima pengampunan; tetapi rohnya yang tidak berpengasihan menunjukkan bahwa ia sekarang menolak kasih Allah yang mengampuni. Ia telah memisahkan dirinya dari Allah dan berada dalam keadaan yang sama seperti sebelum ia diampuni. Ia telah menolak pertobatannya dan dosa-dosanya berada di atas dia seperti ia belum bertobat.MKA 188.3

    Tetapi pelajaran penting dari perumpamaan ini terletak dalam perbandingan di antara pengasihan Allah dan kekerasan hati manusia; dalam kenyataan bahwa pengasihan pengampunan Allah harus menjadi ukuran terhadap dirinya sendiri. “Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?”MKA 188.4

    Kita tidak diampuni sebab kita mengampuni, tetapi sebagaimana kita mengampuni. Dasar dari segala pengampunan terdapat dalam kasih Allah yang tidak berdasarkan jasa; tetapi oleh sikap kita terhadap orang lain kita tunjukkan apakah kita sudah menjadikan kasih itu milik kita. Oleh sebab itu Kristus berkata, “Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” 16 Mat. 7:2MKA 188.5

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents