Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Membina Kehidupan Abadi - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Domba yang Tersesat

    Pada saat itu Kristus tidak mengingatkan para pendengar-Nya menge- nai perkataan Kitab Suci. Ia memohon kepada kesaksian dari pengalaman mereka sendiri. Lembah-lembah di sebelah timur Yordan memberikan banyak rerumputan hijau bagi kawanan domba dan melalui bukitbukit pepohonan yang indah banyak domba yang telah tersesat, yang harus dicari dan dikembalikan oleh gembala domba. Di tengah-tengah orang banyak yang mengerumuni Kristus terdapat para gembala dan juga orang yang menanam modalnya dalam penggembalaan serta temak domba, dan semua orang itu menyukai perumpamaan-Nya: “Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba dan jika ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?”MKA 138.4

    Jiwa-jiwa ini, yang kamu hinakan, kata Kristus, adalah milik Allah. Baik melalui penciptaan maupun oleh penebusan mereka adalah milikNya, dan mereka berharga dalam pemandangan-Nya. Sebagaimana gembala itu mencintai dombanya dan tidak dapat beristirahat dengan tenang kalaupun satu saja yang hilang, demikianlah, dalam ukuran Ilahi yang lebih tinggi, Allah pun mencintai setiap jiwa yang dibuang dari pergaulan masyarakat. Orang boleh menyangkal pengakuan cinta-Nya, mereka dapat mengembara jauh dari Dia, mereka dapat memilih tuan yang lain; namun demikian mereka adalah milik Allah dan Ia rindu hendak me manggil milik-Nya itu kembali. Kata-Nya, “Seperti seorang gembala mencari dombanya pada waktu domba itu tercerai dari kawanan domba-domba-Ku dan Aku akan menyelamatkan mereka dari segala tempat, ke mana mereka diserahkan pada hari berkabut dan hari kegelapan.” 3Yeh. 34:12; MKA 139.1

    Dalam perumpamaan itu sang gembala keluar untuk mencari seekor domba,—jumlah angka yang terkecil. Demikianlah jika satu jiwa saja yang hilang, Kristus akan mati bagi satu jiwa itu.MKA 139.2

    Domba yang telah tersesat dari kandang adalah domba yang paling tidak berdaya dari segala makhluk. Ia harus dicari oleh gembala, karena ia sendiri tidak bisa menemukan jalan kembali. Demikianlah dengan jiwa yang telah mengembara jauh dari Allah, dia tidak berdaya sama seperti domba yang terhilang dan kecuali kasih Ilahi datang untuk melepaskan-nya, dia tidak pernah bisa menemukan jalan kembali kepada Allah.MKA 139.3

    Gembala yang menemukan bahwa salah satu dombanya hilang, tidak kelihatan lalai terhadap kawanan domba yang sudah terkurung aman dan berkata, “Saya masih mempunyai sembilan puluh sembilan domba, dan banyak sekali kesulitan yang akan saya alami kalau pergi dan mencari se- ekor domba yang tersesat. Biarlah dia kembali dan aku akan membuka pintu kandang dan mengizinkan dia masuk.” Tidak, begitu domba itu tersesat, gembala itu merasa sedih dan cemas. Ia menghitung dan meng-hitung kembali kawanan domba itu. Bilamana ia sudah merasa pasti bahwa seekor domba telah hilang, ia tidak akan berlambat-lambat. Ia me-ninggalkan kesembilan puluh sembilan domba yang berada dalam kandang dan pergi mencari domba yang tersesat. Makin gelap dan semakin ganas badai di malam hari itu dan semakin berbahaya jalan itu, semakin besar kegelisahan gembala itu dan semakin tekun ia mencari. Ia berusaha sekuat-kuatnya mencari domba yang hilang itu.MKA 139.4

    Betapa lega hatinya manakala ia mendengar tidak seberapa jauh suara mengembik samar-samar, yang pertama. Sambil mengikuti arah suara, ia menaiki tebing-tebing yang terjal, ia mencapai tepi tebing, dengan mem-pertaruhkan nyawanya sendiri. Begitulah ia mencari, sementara suara domba yang mengembik terdengar semakin lemah, ini memberitahukan kepadanya bahwa dombanya sudah dekat ajalnya. Akhimya, usahanya itu diberi pahala; yang hilang telah ditemukan. Kemudian ia tidak mengo-melinya sebab ia telah menyebabkan begitu banyak kesulitan baginya, Ia tidak memukulnya dengan cemeti. Ia malah tidak mencoba untuk me-mimpin pulang. Karena bersukacita ia mengangkat makhluk yang gememetar itu lalu memikul di atas bahunya; jika ia terluka dan cedera, ia me-rangkulnya dalam lengannya dan merapatkannya ke ribaannya, sehingga kehangatan dari hatinya sendiri dapat memberikan hidup. Dengan penuh syukur bahwa pencariannya tidak sia-sia, ia membawanya kembali ke kandang domba.MKA 140.1

    Syukur kepada Allah, Ia telah mempersembahkan ke dalam pikiran kita bukan suatu gambaran mengenai gembala yang kembali dengan duka tanpa membawa domba. Perumpamaan itu tidak berbicara tentang kegagalan, melainkan tentang sukses dan kesukaan karena penemuan kembali. Di sini terdapat jaminan Ilahi bahwa tidak satu pun dari domba yang tersesat dari kandang Allah itu dibiarkan, tidak satu pun yang tidak diberi pertolongan. Setiap orang yang mau menyerahkan diri untuk ditebus, Kristus akan melepaskan kita dari lubang kejahatan dan dari onak duri dosa.MKA 140.2

    Jiwa yang murung, beranikanlah hatimu, walaupun engkau telah ber-buat kejahatan. Jangan mengira bahwa mungkin Allah akan mengampuni pelanggaran-pelanggaranmu dan mengizinkan engkau datang ke hadirat-Nya. Allah telah berusaha lebih dulu. Sedang engkau mendurhaka terhadap Dia, Ia pergi mencari engkau. Dengan hati yang lemah-lembut seperti seorang gembala Ia meninggalkan sembilan puluh sembilan dan pergi ke padang belantara untuk mencari jiwa yang hilang. Jiwa, yang terluka dan cedera dan sedia untuk binasa, dirangkul dalam lengan kasihNya dan dengan suka hati membawanya kembali ke dalam kandang keselamatan.MKA 140.3

    Orang Yahudi mengajarkan bahwa sebelum kasih Allah disampaikan kepada orang berdosa, ia harus terlebih dulu bertobat. Dalam pandangan mereka, pertobatan adalah suatu pekerjaan yang olehnya manusia boleh mendapat kebaikan surga. Dan pikiran inilah yang memimpin orang atau Farisi untuk berkata dalam keheranan dan berang, “Ia menerima orangorang berdosa.” Menurut pendapat mereka Ia tidak boleh mengizinkan seorang pun mendekati Dia kecuali orang yang telah bertobat. Tetapi dalam perumpamaan domba yang hilang, Kristus mengajarkan bahwa kese-lamatan tidak datang melalui pencarian kita terhadap Allah, tetapi melalui pencarian Allah terhadap kita. “Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng.” 4 Roma 3:11, 12; Kita tidak bertobat supaya Allah dapat mengasihi kita, teta-pi Ia menyatakan kepada kita kasih-Nya supaya kita dapat bertobat.MKA 141.1

    Ketika domba yang tersesat itu akhimya dibawa pulang, ucapan syukur sang gembala terungkap dalam pujian merdu penuh kesukaan. Ia me-manggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya, berkata kepada mereka, “Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan.” Oleh sebab itu bila seorang yang tersesat ditemukan kembali oleh Gembala Agung domba-domba itu, surga dan bumi bersatu dalam pengucapan syukur dan sukacita.MKA 141.2

    “Demikian juga akan ada sukacita di surga k rena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.” Engkau, orang Farisi, kata Kristus, menganggap dirimu sebagai orang-orang kesayangan surga. Engkau mengira bahwa dirimu sudah aman dalam kebenaranmu sendiri. Kalau begitu, ketahuilah, jika kamu tidak memerlukan pertobatan, tugasKu bukanlah kepadamu. Jiwa-jiwa yang miskin ini yang merasakan ke-miskinannya dan penuh dosa, Aku datang untuk melepaskan mereka itu. Malaikat surga tertarik kepada jiwa-jiwa yang terhilang yang kamu remehkan. Kamu bersungut dan mengejek bila salah satu dari jiwa-jiwa itu menggabungkan dirinya kepada-Ku; tetapi ketahuilah bahwa malaikatmalaikat bersukacita dan nyanyian kemenangan menderu di seluruh takhta di atas.MKA 141.3

    Para rabi mempunyai satu pepatah yang mengatakan bahwa surga akan gembira bila seseorang yang telah berdosa terhadap Allah dibinasakan; tetapi Kristus mengajarkan bahwa bagi Allah pekerjaan membina-sakan adalah suatu pekerjaan yang asing. Kesukaan yang besar terjadi di surga bilamana ada pemulihan kepada peta Allah sendiri dalam jiwa-jiwa yang telah dijadikan-Nya.MKA 142.1

    Bila seseorang yang telah mengembara jauh dalam dosa, berusaha untuk kembali kepada Allah, ia akan menghadapi kritik dan diragukan. Ada orang yang merasa ragu-ragu apakah pertobatannya adalah tulen, ada orang yang akan berbisik, “Ia tidak mempunyai keteguhan; saya tidak percaya bahwa ia dapat bertahan.” Orang-orang ini tidak melakukan pekerjaan Allah, melainkan melakukan pekerjaan Setan, yang menjadi pendakwa saudara-saudara. Dengan kritiknya, orang yang jahat berharap hendak mengecewakan jiwa itu dan menghalaunya semakin jauh dari pengharapan dan dari Allah. Hendaklah orang berdosa yang bertobat merenungkan kesukaan surga atas kembalinya orang yang telah tersesat. Hendaklah ia bernaung dalam kasih Allah dan dalam hal apa pun tidak berkecil hati karena olok-olok dan kecurigaan orang Farisi.MKA 142.2

    Para rabi memahami perumpamaan Kristus berlaku kepada pemungut cukai dan orang berdosa; tetapi itu juga mempunyai sebuah arti yang lebih luas. Oleh domba yang tersesat Kristus menggambarkan bukan saja orang berdosa secara perorangan, tetapi satu dunia yang telah murtad dan telah dihancurkan oleh dosa. Dunia ini hanyalah sebuah atom di atas semesta alam yang diperintah Allah; namun demikian dunia kecil yang telah jatuh ini—satu domba yang tersesat—adalah lebih berharga dalam pemandangan-Nya daripada sembilan puluh sembilan yang tidak tersesat dari kandang. Kristus, Panglima yang dicintai dalam istana surga, merendahkan diri dari kedudukan-Nya yang tinggi, menyisihkan kemuliaan yang dipunyai-Nya dengan Bapa, untuk menyelamatkan satu dunia yang tersesat ini. Untuk itu Ia meninggalkan dunia-dunia yang tidak berdosa, yang sembilan puluh sembilan yang mengasihi Dia dan datang ke bumi ini, untuk “tertikam oleh karena pemberontakan kita,” dan “diremukkan oleh karena kejahatan kita.” Allah menyerahkan diri-Nya dalam Putra-Nya agar Ia boleh mendapat kesukaan menerima kembali domba yang tersesat.MKA 142.3

    “Lihatlah, betapa besamya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah.” Dan kata Kristus, “Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah; mengutus mereka ke dalam dunia,” untuk “menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya yaitu jemaat.” 61 Yoh. 3:l;Yeh. 17:18; Kol. 1:24; Setiap jiwa yang telah dilepaskan Kristus dipanggil untuk bekerja dalam nama-Nya menyelamatkan orang yang tersesat. Pekerjaan ini telah dilalaikan di Israel. Apakah hal ini tidak dilalaikan sekarang oleh orang yang mengaku menjadi pengikut-pengikut Kristus?MKA 142.4

    Saudara pembaca, berapa banyak dari antara orang-orang yang ter-sesat, telah dicari dan dibawa pulang ke kandang? Apabila engkau ber-paling dari orang yang tampak tidak berpengharapan dan tidak menarik, apakah engkau menyadari bahwa engkau melalaikan jiwa-jiwa yang dicari Kristus? Justru pada saat engkau membelakangi mereka, mereka berada dalam kedudukan yang sangat memerlukan pengasihanmu. Di setiap kumpulan kebaktian, ada jiwa-jiwa yang rindu untuk memperoleh damai dan sejahtera. Mereka mungkin kelihatan menghidupkan kehidupan yang sembrono, tetapi mereka itu bukan tidak dapat dijamah oleh pengaruh Roh Kudus. Banyak di antara mereka yang dapat ditarik kepada Kristus.MKA 143.1

    Jika domba yang terhilang itu tidak dibawa kembali ke kandang, ia ter-sesat sampai binasa. Dan banyak jiwa semakin menurun menuju kebinasaan yang ingin agar satu tangan diulurkan untuk menyelamatkan mereka. Orang-orang yang berdosa ini boleh nampak keras kepala dan tidak peduli; tetapi jika mereka telah memperoleh manfaat yang sama yang diterima orang lain, mereka dapat menunjukkan jiwa yang lebih anggun dan mempunyai talenta yang lebih besar dan lebih berguna. Malaikat-malaikat menaruh kasihan terhadap musafir ini. Malaikat meratap, sedang mata manusia kering dan hatinya tertutup untuk merasa kasihan.MKA 143.2

    Oh, kurangnya jamahan simpati yang dalam terhadap jiwa yang di-cobai dan bersalah! Oh, untuk lebih banyak Roh Kristus dan semakin sedikit, amat sedikit terhadap kepentingan diri sendiri!MKA 143.3

    Orang Farisi memahami perumpamaan Kristus sebagai suatu teguran kepada mereka. Gantinya menerima kritikan mereka terhadap pekerjaanNya, Ia telah mencela kelalaian mereka terhadap pemungut cukai dan orang berdosa. Ia tidak melakukan hal ini secara terbuka, jangan sampai ini akan menutup hati mereka terhadap Dia; tetapi perumpamaan yang diberikan-Nya menyatakan di hadapan mereka pekerjaan yang dituntut Allah dari mereka dan yang telah gagal mereka lakukan. Kalau mereka adalah gembala-gembala yang tulen, pemimpin-pemimpin di Israel, me- reka akan melakukan pekerjaan seorang gembala. Mereka akan menunjukkan pengasihan dan cinta Kristus dan akan bersatu dengan Dia dalam tugas-Nya. Penolakan mereka untuk berbuat ini telah membuktikan pengakuan mereka sebagai orang saleh ternyata palsu. Sekarang banyak orang menolak teguran Kristus; namun demikian kepada beberapa orang perkataan-Nya membawa pertobatan. Di atas hal-hal ini, sesudah kenaikan Kristus ke surga, Roh Kudus datang dan mereka bersatu dengan murid-murid-Nya dalam pekerjaan yang telah dirangkumkan dalam per-umpamaan seekor domba yang tersesat.MKA 143.4

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents