Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Pustaka Roh Nubuat Djilid 1 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Teladan Kita

    Sepandjang hari Ia bekerdja keras untuk berbuat kebadjikan kepada orang-orang lain untuk menjelamatkan manusia daripada kebinasaan. Ia menjembuhkan orang jang sakit, menghiburkan jang berdukatjita, serta membawa kesukaan dan harap kepada. jang putus asa. DihidupkanNja orang jang mati kembali. Setelah pekerdjaannja buat satu hari itu sudah habis, pergilah Ia tiap-tiap malam, djauh daripada keributan jang ada dalam kota, dan tunduk dalam sesutau tempat jang sunji dalam permintaan doa kepada Bapanja. Kadang-kadang sinar bulan jang terang bertjahaja atas tubuhNja jang sedang tunduk itu. Dan kemudian pula awan dan kegelapan menudungi segala terang. Embun dan awan pada malam hari hinggap pada kepala dan djenggotNja sementara dalam sikap orang jang meminta doa. Tidak djarang doaNja itu diteruskan sepandjang malam. Dialah teladan kita. Kalau kita dapat mengingat hal ini, serta meniru Dia, kita akan lebih kuat dalam Tuhan.PN 207.3

    Kalau kiranja Djuruselamat manusia, dengan kekuatan ilahi Nja, merasa perlu meminta doa, bagaimana lagi kita, manusia fana jang lemah dan penuh dosa harus merasa keperluan permintaan doa — doa jang tekun dan tidak berkeputusan! Apabila al-Masen mengalami penggoda jang paling keras, Dia tidak makan suatu apapun. Dia menjerahkan diri kepada Allah, dan oleh permintaan doa jang tekun serta penjerahan jang sempurna kepada kehendak Bapanja, Ia pun beroleh kemenangan. Semua orang jang mengaku kebenaran buat achir zaman ini diatas segala golongan orang jang mengaku dirinja Kristen, haruslah mengambil teladan dari Teladan kita jang besar itu dalam hal permintaan doa.PN 208.1

    “Tjukuplah kiranja bagi murid kalau bersamaan dengan gurunja, demikian hambapun dengan tuannja.” Matius 10:25. Medja makan kita seringkali penuh dengan kemewahan jang sebetulnja tidak mendatangkan kesehatan dan tidak perlu pula, karena kita suka akan segala perkara ini lebih daripada kita suka akan penjangkalan diri, kebebasan daripada penjakit, dan kesehatan pikiran. Tuhan Isa mentjahari kekuatan dengan tekun daripada Bapanja. Inilah dianggap oleh Anak Allah sebagai lebih berharga, bahkan bagi Dirinja Sendiri daripada duduk makan makanan jang paling mewah sekalipun. Telah diberikanNja bukti kepada kita bahwa permintaan doa itu perlu adanja agar supaja beroleh kekuatan untuk melawan segala kuasa kegelapan, dan untuk melakukan pekerdjaan jang diberikan kepada kita. Kekuatan kita sendiri itu lah kelemahan kita tetapi apa jang diberikan Allah itulah amat berkuasa dan akan mendjadikan tiap-tiap orang jang menerimanja lebih daripada seorang pahlawan.PN 208.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents