Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Pustaka Roh Nubuat Djilid 1 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Fasal 22—Spiritisme (Ilmu Sihir) Modern

    Perhatian saja ditudjukan kepada ajat jang berikut terutama jang mengenai ilmu sihir modern: Kolosi 2:8: “Djagalah baik-baik, djangan ada orang menghanjutkan kamu dengan ilmu dunia dan dengan tipu jang sia-sia dan jaitu tjara alip-ba-ta dunia ini dan bukan tjara al-Maseh.” Beribu-ribu orang, ditundjukkan pada saja, telah dihanjutkan oleh filsafat ilmu mengenai bahagian otak (phrenology) serta maknit hawa nafsu (animal magnetism), sehingga mereka terdesak mendjadi orang jang tiada pertjaja. Kalau pikiran mulai berdjalan dalam saluran ini, maka pikiran itu sudah hampir pasti akan miring dan dikendalikan oleh satu roh djahat. “Tipu jang sia-sia” mengisi pikiran manusia jang fana. Mereka berpikir bahwa didalamnja ada kuasa untuk menjelesaikan pekerdjaan jang besar-besar sehingga mereka merasa tidak ada gunanja kuasa jang lebih tinggi. Azas-azas serta pertjaja mereka adalah “tjara alip-ba-ta dunia ini dan bukan tjara al-Maseh.”PN 92.1

    Tuhan Isa tidak mengadjarkan filsafat ini kepada mereka. Suatu hal jang demikian pun tidak akan dapat dalam pengadjaranNja. Isa tidak menudjukan pikiran manusia jang fana kepada dirinja sendiri, kepada suatu kuasa jang ada padanja. Isa selamanja menudjukan pikiran mereka itu kepada Allah, Chalik serwa sekalian alam, sebagai sumber kekuatan dan kebidjaksanaan mereka. Amaran istimewa diberikan dalam ajat 18: “Maka djangan barang seorang dengan sahadja menghilangkan pahalamu oleh peri merendahkan diri dan kebaktian kepada malaikat serta menjinggarakan perkara jang belum dilihatnja, maka tjuma-tjuma djadilah sombong ia oleh akal dagingnja.”PN 92.2

    Guru-guru spiritisme datang dengan tjara jang manis serta menjukakan hati untuk menipu engkau, maka kalau engkau mendengarkan akan dongengan mereka, engkau diperdajakan oleh musuh kebenaran dan pasti akan kehilangan upahmu. Kalau sekali pengaruh jang memikat hati dari kepala penipu itu mengalahkan kamu, maka kamu pun diratjuni, dan pengaruhnja jang beratjun itu menawarkan serta membinasakan pertjajamu dalam al-Maseh sebagai Anak Allah, dan kamu pun berhentilah bersandar atas djasa darahNja. Semua orang jang ditipu oleh filsafat ini adalah diperdajakan dari upahnja oleh penipuan Setan. Mereka bersandar atas djasa mereka sendiri, merendahkan dirinja dengan suka hati, bahkan mau pula mengadakan pengorbanan, dan menghinakan dirinja, serta menjerahkan pikirannja kepada perbaktian jang sebodoh-bodohnja, menerima pikiran-pikiran jang paling tidak masuk diakal oleh perantaraan orang-orang jang disangkanja mendjadi sahabat-sahabatnja jang telah meninggal dunia. Setan telah membutakan mata mereka itu begitu rupa dan katjaukan pertimbangannja sehingga mereka tidak insjaf akan kedjahatan itu; maka me-PN 92.3

    1862, djilid 1, hal. 297-302 (Filsafat dan Tipu-daja Sia2). reka mengikut segala petundjuk jang disangka dari sahabat-sahabatnja jang sudah mati dan sekarang mendjadi malaikat-malaikat dalam suasana jang lebih tinggi dari dunia.PN 92.4

    Setan telah memilih suatu tipu-daja jang paling tepat dan menarik, jaitu suatu tipu-daja jang telah dipertimbangkan masakmasak untuk menarik perhatian orang-orang jang telah menghantarkan kekasih-kekasihnja kedalam kubur. Malaikat-malaikat jang djahat mengambil rupa kekasih-kekasih jang telah mati itu dan tjeriterakan berbagai kedjadian jang berhubung rapat dengan hidup mereka itu serta melakukan perbuatan-perbuatan jang dilakukan oleh sahabat-sahabatnja itu ketika mereka masih hidup. Dengan djalan demikian malaikat-malaikat jang djahat itu menipu serta memimpin kaum kerabat orang jang meninggal itu supaja pertjaja bahwa sahabat-sahabatnja jang telah meninggal itu adaiah malaikat-malaikat jang merajap-rajap sekelilingnja serta berkata-kata dengan mereka itu. Hal ini dihargakannja sangat sehingga hampir seperti berhala, dan apa jang mungkin dikatakan oleh mereka itu mempunjai pengaruh jang lebih besar atas mereka itu daripada perkataan Allah. Malaikat-malaikat djahat, jang mengambil rupa sahabat-sahabat jang telah meninggal dunia itu, akan menolak perkataan Allah semata-mata sebagai omong kosong, atau, kalau jang demikian ada lebih bersetudju kepada maksud-maksud mereka, akan dipilihnja bahagian-bahagian penting jang menjaksikan tentang al-Maseh dan menundjukkan djalan kesorga, serta mengobahkan utjapan jang njata dari sabda Allah setudju dengan sifatnja jang korrup dan djiwa mereka jang sudah rusak binasa. Dengan perhatian jang ditarik kepada firman Allah, semua orang boleh merasa jakin kalau suka akan penipuan jang membinasakan djiwa ini. Perkataan Allah menjatakan dengan tegas bahwa “orang jang sudah mati itu tak tahu apa-apa”, Alkatib 9:5, 6: “Karena orang jang hidup itu tahu akan hal ia mati kelak, tetapi orang jang sudah mati itu tak tahu apa-apa, dan tiada lagi pahala baginja, apabila peringatan akan dia sudah terlupa. Demikianlah kasihnja dan bentjinja dan tjemburuannja pun sudah hilang dan tiada lagi pada mereka itu bahagian dalam alam ini daripada segala sesuatu, jang djadi dibawah langit.”PN 93.1

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents