Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Pustaka Roh Nubuat Djilid 1 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Fasal 7—Isteri Pendeta

    Saja melihat isteri pendeta-pendeta. Sebahagian diantaranja bukan mendjadi penolong suaminja, tetapi mereka itu mengaku memeluk pekabaran malaikat jang ketiga. Mereka berpikir lebih banjak tentang mempeladjari segala kehendak hati serta kesenangan dirinja sendiri daripada kehendak Allah, atau dengan tjara bagaimana mereka dapat mengangkat tangan suaminja oleh permintaan doa jang tekun serta kelakuannja jang teliti. Saja melihat bahwa sebahagian diantara mereka telah mengambil tindakan jang begitu degil dan kikir sehingga Setan memakai mereka itu sebagai perkakas dan bekerdja dengan perantaraan mereka itu untuk membinasakan pengaruh dan kegunaan suaminja. Mereka merasa bebas untuk mengeluh dan bersungut-sungut kalau mereka mengalami sesuatu matjam kesukaran. Mereka lupa akan segala kesengsaraan orang-orang Kristen jang pertama oleh karena kebenaran, dan merasa bahwa mereka mesti mendapat segala keinginan dan kehendak hatinja, serta menurut kemauan dirinja sendiri sadja. Mereka lupa akan kesengsaraan Isa, Tuhannja. Mereka lupa akan seorang jang kena sengsara dan jang biasa dalam kesukaran — Dia jang tidak bertempat akan menggalang kepalaNja. Mereka sekali-kali tidak mau ingat dahi jang sutji, jang telah kena tusuk oleh makota duri-duri. Mereka lupa kepada Dia, jang sudah djatuh pingsan ketika memikul salibNja jang berat itu ke Golgota. Bukan sadja oleh karena tanggungan salib kaju itu, melainkan oleh karena tanggungan berat akan segala dosa dunia jang dipikulkan atas Dia. Mereka lupa akan paku jang menembus tangan dan kakiNja jang halus itu dengan kedjamnja, serta seruan sengsaraNja jang sedih dan penghabisan: “Ja Allahku, ja Allahku, mengapa Aku Kau tinggalkan?” Matius 27 : 46; Markus 15 : 34. Setelah mengetahui segala sengsara jang ditanggung untuk mereka itu, padanja masih ada perasaan jang kuat untuk tidak mau menanggung sengsara oleh karena al-Maseh.PN 36.1

    Saja lihat bahwa orang-orang ini sedang menipu dirinja sendiri. Mereka tidak mempunjai bahagian ataupun keuntungan dalam hal itu. Mereka ada mempunjai pegangan kepada kebenaran; tetapi kebenaran itu tidak mempunjai pegangan atas mereka. Apabila kebenaran itu, jakni kebenaran jang tekun dan penting, mendapat pegangan atas mereka itu, diripun akan mati; maka pada ketika itu perkataannja pun akan tidak lagi berbunji, “Saja mau pergi kesana, saja tidak mau tinggal disini;” melainkan akan timbullah pertanjaan jang tekun, “Ditempat manakah Tuhan ingin saja pergi? Dimanakah saja dapat mempermuliakan Dia sebaikbaiknja, dan dimanakah pekerdjaan kita bersama akan mendatangkan kebadjikan jang sebanjak-banjaknja?” Kehendak mereka ituPN 36.2

    1856, djilid I, hal. 137—140. haruslah ditelan dalam kehendak Allah. Kedegilan dan kekurangan penjerahan diri jang dinjatakan oleh sebahagian diantara para isteri pendeta-pendeta akan mendjadi rintangan dihadapan orangorang berdosa; darah djiwa-djiwa pun akan terdapat pada djubah mereka itu. Sebahagian pendeta telah memikul satu kesaksian jang kuat berhubung dengan kewadjiban dan kesalahan-kesalahan sidang; tetapi usaha itu tidak mendatangkan hasil jang dimaksudkan, karena isteri mereka sendiri perlu mendapat kesaksian keras jang telah diberikan itu, dan teguran itupun kembalilah dengan keras atas mereka itu sendiri. Mereka membiarkan isterinja mentjemarkan serta mendjatuhkan mereka, membikin pikiran mereka djadi berat sebelah, maka kegunaan dan pengaruh mereka pun lantas hilang; mereka merasa menjesal dan tawar hati, serta tidak insjaf akan sumber jang sebenarnja dari kesusahannja. Adalah jaitu pada rumah tangganja sendiri.PN 36.3

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents