Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Pustaka Roh Nubuat Djilid 1 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Disiplin dan Pendidikan Jang Tepat.

    Kelakuan kurang sabar pada ibu-bapa membangkitkan kurang sabar pada anak-anak. Amarah jang dinjatakan oleh ibu-bapa men. djadikan amarah pada anak-anak dan menghasut segala jang djahat dalam tabiat mereka itu. Ada ibu-bapa jang memperbaiki anakanaknja dengan keras dalam roh kurang sabar, dan seringkali dalam kemarahan. Usaha memperbaiki jang demikian tidak mendatangkan hasil jang baik. Dalam usaha memperbaiki satu kesalahan, mereka mendjadikan dua. Tjelaan dan pukulan jang terus-menerus mengeraskan anak-anak serta memisahkan mereka itu daripada ibu-bapanja.PN 138.1

    Ibu-bapa haruslah lebih dahulu beladjar mengendalikan dirinja sendiri, kemudian lebih berhasillah usaha mereka hendak mengen-dalikan anak-anaknja. Tiap-tiap kali mereka kehilangan sabar, serta berkata dan bertindak dengan tidak sabar, mereka berdosa terhadap Allah. Haruslah lebih dahulu mereka berunding dengan anak-anaknja, dimana kesalahan mereka itu ditundjukkan dengan terang, njatakan dosanja itu, dan tekanikan pada mereka itu bahwa mereka bukan sadja telah berdosa kepada ibu-bapanja, melainkan terhadap Allah djuga. Dengan hatimu sendiri ditundukkan dan penuh belaskasihan dan duka-tjita bagi anak-anakmu jang bersalah itu, mintalah doa dengan mereka itu sebelum menghukum mereka. Maka hukuman jang engkau berikan itu tidak akan menjebabkan anakanakmu itu bentji kepadamu. Mereka akan tjinta kepadamu. Mereka akan melihat bahwa engkau tidak menghukum mereka oleh karena mereka telah menjusahkan engkau, atau oleh karena engkau ingin hendak melepaskan amarahmu atas mereka itu; melainkan oleh karena perasaan kewadjiban, untuk kebadjikan mereka itu, agar supaja mereka tidak dibiarkan mendjadi besar didalam dosa.PN 138.2

    Sebahagian ibu-bapa telah lalai memberikan anak-anaknja suatu pendidikan agama serta djuga melalaikan pendidikan mereka dalam sekolah. Salah satu dari keduanja tidak boleh dilalaikan. Pikiran anak-anak akan selalu bergerak, maka kalau tidak digunakan dalam pekerdjaan badan, atau diisi dengan peladjaran, mereka akan terdedah kepada pengaruh jang djahat. Berdosalah ibu-bapa jang membiarkan anak-anak mereka mendjadi besar dalam kebodohan. Mereka harus menjediakan bagi anak-anaknja buku jang penting dan berguna, dan harus mengadjar mereka itu bekerdja, membagi waktu untuk pekerdjaan badan, dan waktu untuk digunakan buat beladjar dan membatja. Ibu-bapa harus berusaha meninggikan pikiran anak-anaknja dan memperbaiki kekuatan pikirannja. Pikiran jang dibiarkan dengan begitu sadja, dengan tidak dilatih, umumnja berkeadaan rendah, dipenuhi hawa nafsu, dan korrup. Setan mempergunakan segala kesempatannja dan mendidik pikiran-pikiran jang malas.PN 138.3

    Hai ibu-bapa, malaikat pentjatat itu menuliskan segala perkataan jang kurang sabar, dan tjerewet jang engkau utjapkan kepada anak-anakmu. Tiap-tiap kelalaian pada pihakmu untuk memberikan kepada mereka pengadjaran jang pantas, dan menundjukkan kepada mereka itu kehebatan dosa, serta akibat jang terachir dari sesuatu kehidupan dalam dosa, dituliskan sebagai hutang atas namamu. Tiap-tiap perkataan jang diutjapkan dengan tidak berhatihati dihadapan mereka itu, baik dengan setjara teledor baikpun setjara bermain-main, tiap-tiap perkataan jang tidak sutji dan tinggi, malaikat pentjatat itu menandai sebagai suatu tjatjat pada tabiatmu sebagai orang Kristen. Segala perbuatanmu dituliskan, baik jang benar baik jang tidak benar.PN 139.1

    Ibu-bapa tidak akan berhasil baik dalam pemerintahan anak anaknja sampai mereka lebih dahulu dapat mengendalikan dirinja sendiri dengan sempurna. Mereka mesti beladjar mena’lukkan dirinja sendiri lebih dahulu, mendjaga segala perkataannja, bahkan utjapan air mukanja sendiri. Mereka seharusnja djangan membolehkan bunji suaranja terganggu atau terharu dengan kegentaran dan amarah. Baharulah mereka dapat mempunjai pengaruh jang njata atas anak-anaknja. Anak-anak boleh djadi ingin hendak berbuat jang benar, mereka boleh djadi bermaksud dalam hati hendak menurut dan sajang kepada ibu-bapanja atau wali mereka; tetapi anak-anak itu perlu mendapat pertolongan dan andjuran dari mereka itu. Mereka boleh mengambil segala keputusan jang baik; tetapi ketjuali azas-azas keputusan mereka itu dikuatkan oleh agama dan hidup mereka itu dipengaruhi oleh rahmat Allah jang membaharui, mereka akan tidak sanggup mentjapai tudjuan jang telah ditentukan itu.PN 139.2

    Ibu-bapa harus melipat gandakan usaha mereka untuk keselamatan anak-anaknja. Mereka harus mengadjar mereka itu dengan setia, dengan tidak membiarkan mereka itu mengumpulkan segala pendidikannja atas usahanja sendiri. Anak-anak seharusnja tidak dibolehkan mempeladjari jang baik dan jang djahat dengan tidak membeda-bedakan, dengan pikiran bahwa pada suatu ketika kelak jang baik itu akan meradjalela dan jang djahat itu hilang pengaruhnja. Jang djahat itu akan bertambah lebih lekas daripada jang baik. Memang ada kemungkinan bahwa perkara-perkara jang tidak baik jang telah dipeladjarinja itu dapat dibuangkan setelah beberapa tahun lamanja; tetapi siapakah jang akan berbuat demikian? Waktu singkat sekali. Adalah lebih mudah dan lebih selamat menanamkan bidji jang bersih dan baik dalam hati anak-anakmu itu daripada mentjabut rumput-rumputnja kemudian hari. Adalah ke- wadjiban ibu-bapa untuk mengamat-amati kalau-kalau segala pengaruh jang sekelilingnja mendatangkan pengaruh jang berbahaja kepada anak-anak mereka. Adalah kewadjiban ibu-bapa untuk memilih teman-teman bergaul bagi mereka itu dan tidak membiarkan mereka itu memilih bagi dirinja sendiri. Siapakah jang akan melakukan kewadjiban ini kalau ibu-bapanja sendiri tidak? Dapatkah orang-orang lain menjerahkan perhatian jang harus ada padamu terhadap anak-anakmu itu? Dapatkah mereka itu me-njerahkan perhatian terus serta tjinta jang dalam sebagaimana ada pada ibu-bapa?PN 139.3

    Anak-anak pemelihara hari Sabat mungkin akan mendjadi kurang sabar kalau ditahankan, dan merasa bahwa ibu-bapanja ada terlalu keras; perasaan sakit hati boleh djadi timbul dalam hatinja, serta segala pikiran jang tidak merasa puas dan kurang senang boleh dipeliharakan oleh mereka itu terhadap orang-orang jang sedang bekerdja untuk kebadjikan mereka pada masa hidup ini dan buat kemudian hari serta hidup jang kekal. Akan tetapi kalau kiranja mereka dibolehkan hidup beberapa tahun, mereka akan membahagiakan ibu-bapanja oleh karena pemeliharaannja jang keras serta pendjagaannja jang setia atas mereka itu pada waktu mereka masih belum mempunjai pengalaman.PN 140.1

    Ibu-bapa haruslah menerangkan dan membikin sederhana rentjana selamat itu kepada anak-anaknja agar supaja pikiran mereka jang masih muda itu dapat menjelaminja. Anak-anak jang berumur delapan, sepuluh, atau duabelas tahun sudah tjukup tua untuk diadjak berbitjara tentang agama sendiri-sendiri. Djanganlah adjarkan anak-anak itu berhubung dengan sesuatu masa kemudian hari apabila mereka sudah tjukup tua untuk bertobat dan pertjaja kepada kebenaran itu. Kalau diadjar dengan betul, anak-anak jang masih muda sekalipun boleh mendapat pemandangan jang benar tentang keadaan mereka sebagai orang-orang berdosa serta djalan selamat oleh al-Maseh. Pendeta-pendeta pada umumnja adalah terlalu kurang perduli terhadap keselamatan anak-anak dan tidak begitu berusaha terhadap anak-anak itu sebagaimana patutnja. Segala kesempatan jang baik-baik untuk mentjap pikiran anakanak itu seringkali dibiarkan lalu dengan tidak digunakan.PN 140.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents