Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Pustaka Roh Nubuat Djilid 1 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Fasal 11—Pengguntjangan

    Pada tanggal 20 Novemper 1857, kepada saja telah ditundjukkan umat Allah, dan saja melihat mereka itu terguntjang dengan kuat sekali. Sebahagian, dengan pertjaja jang kuat dan seruan jang penuh kesengsaraan, sedang bermohon kepada Allah. Wadjah muka mereka itu putjat, serta penuh dengan kekuatiran besar, hal mana ada menundjukkan pergolakan jang hebat dalam hatinja. Ketegu han dan kesungguhan terlukis dalam wadjah mukanja, sementara peluh jang besar-besar djatuh daripada dahinja. Kadang-kadang muka mereka akan bersinar dengan tanda-tanda keridlaan Allah, dan kemudian pandangan jang hebat, tekun, dan chawatir itu pun meliputi mereka. ”)“ Tiuplah napiri di Sion; sutjikanlah suatu puasa; serantakanlah satu hari larangan ! Himpunkanlah orang banjak; sutjikanlah sidang; kumpulkanlah segala tua-tua.......Hendaklah segala imam, ja itu chadim Tuhan, pun menangis anta ra serambi jang dihadapan dengan mezbah seraja sembahnja; JaTuhan, sajangkan apalah umatMu; djangan bahagianMu pusaka Kau serahkan akan ditjutja , sehingga orang kapir mengambil suatu perbahasa anakan halnja ! Mengapa diantara segala ban gsamak a orang: akan berkata demikian: Dimanakah Allah me reka i tu ? ” Jowel 2:15-17. “Sebab itu se rah k an lah dirimu kepada Allah; lawanlah akan Iblis, maka ia pun akan undur daripadamu kelak. Hendaklah kamu menghampiri Allah, maka Allah pun akan menghampiri kamu. Sutjikanlah tanganmu, hai orang iang berdosa, dan sutjikanlah hatimu pun, hai orang jang bertjabang ingatanmu. Rataplah dan berduka-tjitalah dan menangislah; hendaklah tertawamu berobah mendjadi pertjintaan dan kesukaanmu pun berobah mendjadi kedukaan. Rendahkanlah dirimu dihadapan hadirat Tuhan, maka Tuhan akan meninggikan kamu kelak.” Jakub 4:7-10. “Baiklah putus harap kamu dan berdukatjita hatimu, hai bangsa, jang tak tahu putjat muka. Dahulu daripada takdir itu beranak; (karena seperti sekam djuga terbanglah segala hari), dahulu daripada kamu kedatangan kehangatan murka Tuhan, bahkan dahulu dari pada kamu kedatangan hari murka Tuhan, tjaharilah Tuhan, hai kamu sekalian didalam negeri jang lembut hatimu dan jang lagi menurut hukumNja! Tuntutlah kebenaran, tuntutlah rendah hati, mudah-mudahan kamu dilindungkan pada hari murka Tuhan.” Zepanja 2:1-3PN 58.1

    Malaikat-malaikat djahat berkerumun sekeliling mereka, menindihkan kegelapannja atas mereka itu, hendak menghilangkan Isa dari pemandangannja, supaja matanja tertarik kepada kegelapan jang mengelilingi mereka, dan hilang pertjajanja kepada Allah dan kemudian bersungut-sungut kepadaNja. Keselamatan mereka satu-satunja adalah dalam memeliharakan supaja mata mereka terus memandang keatas. Malaikat malaikat Allah mendjagai umatNja, dan sementara suasana beratjun dari malaikat-malaikat djahat itu ditindihkan sekeliling orang-orang jang berchawatir itu, malaikat-malaikat sorga selalu mengkibas-kibaskan sajapnja atas mereka itu, untuk mentjerai-beraikan kegelapan jang tebal itu.PN 58.2

    Sebahagian, saja lihat, tidak turut ambil bahagian dalam pekerdjaan bersengsara dan berseru itu. Mereka kelihatan lalai dan alpa. Mereka tidak menolak kegelapan jang sekelilingnja, maka kegelapan itupun membungkus mereka rapat-rapat seperti satu awan jang tebal. Malaikat-malaikat Allah meninggalkan orang jang demikian, dan saja melihat mereka itu berusaha dengan ter-PN 58.3

    1857, djilid 1, muka 179-184. gopoh-gopoh hendak menolong orang-orang jang sedang bergulat dengan segala tenaganja untuk menolak malaikat-malaikat djahat itu, serta berusaha hendak menolong dirinja sendiri oleh berseru kepada Allah dengan tekun. Tetapi malaikat-malaikat itu meninggalkan orang-orang jang tidak mengadakan usaha hendak menolong dirinja sendiri, dan saja tidak melihat mereka itu lagi. Sementara orang-orang jang meminta doa itu meneruskan seruannja jang tekun itu, suatu sinar jang terang dari Isa kadang-kadang bertja haja atas mereka itu, untuk menggembirakan hatinja, serta menerangi wadjah mukanja.PN 58.4

    Saja bertanja tentang arti pengguntjangan jang saja telah lihat itu, dan ditundjukkan kepadaku bahwa hal itu akan disebabkan oleh kesaksian jang tegas sebagaimana dituntut dalam nasihat Saksi Jang Benar itu kepada sidang Laodikea. Hal ini akan mempengaruhi hati orang jang menerima nasihat itu, dan hal itu pun akan mengadjak dia supaja meninggikan pandji-pandji itu serta menuangkan kebenaran jang njata. Sebahagian orang tidak akan menerima kesaksian jang keras itu. Mereka akan bangkit melawan, dan inilah akan menjebabkan satu pengguntjangan diantara umat Tuhan.PN 59.1

    Kesaksian Saksi Jang Benar itu belumlah diturut separohnja. Kesaksian jang tekun atas mana nasib geredja tergantung telah dipandang ringan, kalau tidak dilalaikan semata-mata. Kesaksian ini haruslah mendatangkan pertobatan jang sungguh, dan semua orang jang menerima kesaksian itu dengan sebenar-benarnja akan menurut dan disutjikan.PN 59.2

    Malaikat itu berkata: “Dengarkanlah!” Segera saja dengar satu suara jang berbunji seperti suara banjak alat-alat musik, semuanja dalam lagu jang sempurna, merdu dan tjotjok satu sama lain. Musik itu melebihi sesuatu musik jang saja telah pernah dengar. Menurut perasaanku adalah jaitu penuh kasihan, kemurahan, serta meninggikan, kesukaan jang sutji. Musik itu bergetar melalui seluruh tubuhku. Kata malaikat itu: “Lihatlah!” Lantas perhatian saja ditudjukan kepada kumpulan orang jang saja telah lihat tadi, jaitu orang-orang jang telah diguntjangkan dengan he- batnja. Kepada saja ditundjukkan orang-orang jang saja telah lihat menangis dan minta doa dengan kesengsaraan djiwa. Pasukan malaikat-malaikat pendjaga pada sekeliling mereka itu telah dilipat gandakan, dan mereka pun dipakaikan dengan suatu perlengkapan dari kepala sampai kepada kakinja. Mereka bergerak dengan amat teratur, kokoh seperti satu pasukan tentara. Wadjah muka mereka itu melukiskan peperangan berat jang mereka telah alami, serta pertempuran jang penuh sengsara jang telah dilaluinja. Tetapi air muka mereka itu, jang ditandai dengan kesengsaraan djiwa, sekarang bersinar dengan tjahaja dan kemuliaan sorga. Mereka telah beroleh kemenangan, dan hal itu pun menerbitkan daripada mereka itu sukur jang sedalam dalamnja, serta kesukaan jang sutji dan kudus.PN 59.3

    Bilangan pasukan ini telah banjak berkurang. Sebahagian telah terguntjang dan binasa dipinggir djalan. ”)“Bahwa Kuketahui akan segala pekerdjaanmu, jaitu engkau sedjuk pun tidak, panas pun tidak. Hai djikalau kiranja sedjuk eng-kau atau panas! Tetapi sebab engkau suam. bukan sedjuk, bukan panas, maka engkau akan Kuludahkan dari dalam mulutKu. Karena katamu: Bahwa kaialah aku dan dikajakan dengan tidak kekurangan barang suatu djua: maka tidak kau ketahui, bahwa engkau tjilaka dan malang dan miskin dan buta dan telandjang.” Wahju 3 :15-17. Orang-orang jang tidak perduli dan lalai, jang tidak mempersatukan diri dengan orang-orang jang menghargakan tjukup akan kemenangan dan keselamatan sehingga mereka berseru dengan tekun dan menanggung sengsara buat itu, tidak memperoleh dia, dan ditinggalkan dibelakang dalam kegelapan itu, tetapi bilangan mereka itupun dengan segera ditjukupkan kembali oleh orang-orang lain jang berpaut kepada kebenaran dan masuk dalam barisan itu. Malaikatmalaikat diahat itu terus menerus mengepung mereka berkeliling, tetapi mereka tidak mempunjai kuasa suatu apa pun atas orangorang itu. “”)“ Karena bukan kita berperang dengan darah-daging:, melainkan dengan segala penghulu dan penguasaan dan pemerintah kegelapan dunia ini dan dengan segala roh djahat diudara. Sebab itu hendaklah kamu memakai segala kelengkapan sendiata Allah, supaja boleh kamu tahan pada masa jang djahat dan setelah sudah membuat sekalian itu kamu tetap tinggal berdiri djuga. Maka sebab itu berdirilah kamu tetap dengan pinggangmu berikatkan kebenaran dan kamu berbadju-zirhakan keadilan, dan kakimu berkasutkan kesediaan indjil assalam. Hubaja-hubaja hendaklah kamu berperisaikan pertjaja, maka dengan dia djuga dapatlah dipadamkan olehmu segala anak panah api si djahat itu. Dan hendaklah kamu berketopongkan selamat dan berpedang rohani, jaitu sabda Allah. Pintalah doa selalu dalam Roh dengan berbagai-bagai doa dan pemohon, dan djagalah dalam perkara itu dengan segala usa_ ha, dan pintalah doa akan segala orang sutji.” Epesus 6:12-18.PN 60.1

    Saja melihat orang-orang jang berpakaikan kelengkapan itu mengadjarkan kebenaran dengan kuasa besar. Pengadjarannja itu berhasil. Saja melihat orang2 jang sudah terikat; ada isteri jang telah terikat oleh suaminja, dan ada anak2 jang telah terikat oleh orang tuanja. Orang-orang setia jang telah ditahan atau dilarang supaja djangan mendengar kebenaran, sekarang berpaut kepada kebenaran itu dengan kesukaan. Segala perasaan takut terhadap keluarganja sudah lenjap. Hanja kebenaran itu sadja jang ditinggikan kepada mereka itu. Kebenaran itulah lebih mahal harganja dan lebih indah daripada njawanja sekalipun. Mereka telah berlapar dan berhaus akan kebenaran. Saja tanja apakah jang mendatangkan perobahan jang besar itu. Seorang malaikat mendjawab: “Jaitulah hudjan achir, masa kesenangan daripada hadirat Tuhan, suara jang njaring dari malaikat jang ketiga itu.”PN 61.1

    Kuasa besar adalah pada orang-orang pilihan itu. Kata malaikat itu: “Lihatiah!” Perhatian saja pun ditudjukanlah kepada orang-orang jang djahat, atau orang-orang jang tidak pertjaja. Mereka semua bergerak dengan giatnja. Keradjinan dan kuasa jang ada pada umat Allah telah mengkedjutkan serta menimbulkan amarah mereka. Kekatjauan, bahkan kekatjauan terdapat dimanamana. Saja melihat tindakan-tindakan jang diambil terhadap kumpulan orang jang mempunjai kuasa dan terang Allah. Kegelapan makin bertambah-tambah sekeliling mereka itu, tetapi disanalah mereka berdiri, dengan keridlaan Allah, serta pertjaja kepadaNja. Saja melihat mereka itu bingung. Kemudian saja dengar mereka itu berseru kepada Allah dengan sungguh-sungguh. Sepandjang hari dan sepandjang malam seruan mereka itu tidak berhenti-henti. ”)“Bukankah dibenarkan Allah kelak akan perkara segala orang pilihanNja, jang berseru kepadaNja siang dan malam, djikalau Ia mensabarkan mereka itu sekali pun? Aku berkata kepa_ damu, bahwa Ia akan membenarkan perkara mereka itu dengan segeranja; tetapi apabila datang Anak manusia. Ia akan mendapat pertjajakah diatas bumi ini?” Lukas 18 : 7, 8. Lihat djuga Wahju 14 : 14, 15. Saja dengar perkataan ini: “Ja Allah, kehendakMu pun djadilah ! Kalau kiranja jang demikian dapat memuliakan namaMu, adakan_ lah satu djalan kelepasan bagi umatMu ! Lepaskanlah kami daripada segala bangsa kapir jang sekeliling kami ! Telah ditentukannja hendak membunuh kami; tetapi tanganMu dapat menjelamatkan kami.” Hanja inilah perkataan jang saja bisa ingat. Semua mereka kelihatan merasa bagaimana tidak lajak mereka itu, serta menundjukkan penjerahan sepenuhnja kepada kehendak Allah. Tetapi seperti Jakub, masing-masing orang dengan tiada ketjualinja, mengadakan seruan dengan tekun serta bergulat untuk mendapat kelepasan.PN 61.2

    Tidak lama setelah mereka mulai mengadakan seruan jang tekun itu, malaikat-malaikat jang merasa kasihan, sudah hampir mau pergi untuk melepaskan mereka itu. Tetapi seorang malaikat jang tinggi serta berkuasa tidak membolehkan mereka itu pergi. Kata malaikat itu : “Kehendak Allah belumlah digenapkan. Mereka mesti minum tjawan itu. Mereka mesti dibaptiskan dengan baptisan itu.”PN 62.1

    Segera pula saja mendengar suara Allah jang mengguntjangkan langit dan bumi. “”)“ Karena Tuhan pun menderu dari dalam Sion; Ia memperdengarkan suaraNja dari dalam Jeruzalem, sehingga tergontjanglah langit dan bumi, tetapi bagai umatNja Tuhan djuga akan suatu perlindungan dan akan kota larian bagai segala bani Israil.” Jowel 3 : 16. Lihat djuga Iberani 12 : 26; Wahju 16 : 17.Terdjadilah suatu gempa bumi jang kuat sekali. Gedung-gedung besar terguntjang, dan rubuh pada segala pihak. Lalu saja dengar suatu teriak kemenangan, njaring, merdu, dan njata. Saja memandang kepada kumpulan orang jang belum berapa lama berselang sedang dalam kesusahan besar dan tawanan. Penawanan mereka sudah diobahkan. Satu tjahaja jang mulia bersinar atas mereka itu. Alangkah eloknja mereka itu kelihatan pada waktu itu ! Segala keletihan dan tanda-tanda keluh kesah itu sudah hilang; muka tiap-tiap orang kelihatan sehat dan elok Musuh mereka, jaitu bangsa-bangsa kapir jang sekelilingnja, djatuh tersungkur seperti orang mati. Mereka tak dapat melihat tjahaja jang bersinar atas orang-orang sutji jang telah dilepaskan itu. Terang dan kemuliaan ini tinggallah atas mereka itu sampai Tuhan Isa kelihatan diatas awan-awan langit, maka orang-orang jang setia serta mendapat udjian itu diobahkanlah dengan sebentar, jaitu dengan sekedjap mata, daripada kemuliaan kepada kemuliaan. Segala kuburan pun terbukalah dan orang-orang sutji keluar dari dalamnja berpakaian hidup jang kekal, serta berseru: “Kemenangan atas maut dan kebinasaan!” maka bersama-sama dengan orangorang sutji jang masih hidup itu mereka diangkat hendak bertemu dengan Tuhannja diangkasa, sementara teriak kemuliaan dan kemenangan jang ramai dan merdu keluar dari segala lidah machluk jang mempunjai hidup jang kekal.PN 62.2

    * * * * *

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents