Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Pustaka Roh Nubuat Djilid 1 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Perempuan Djanda, Anak Piatu dan Orang Bat

    Banjak orang jang hampir sadja tak sanggup mengongkosi hidupnja sendiri waktu masih budjang, mengambil keputusan supaja kawin dan membangunkan satu keluarga sedang diketahuinja bahwa tidak ada padanja suatu apapun dengan mana mengongkosi keluarganja itu. Dan lebih tjelaka daripada itu lagi, mereka tak dapat mengendalikan keluarga itu. Segala sesuatu jang dilakukan dalam keluarga adalah bertjap tabiat lalai dan kendor. Mereka hanja dapat memerintahkan dirinja terlalu sedikit, serta lekaslekas marah, kurang sabar, dan tjerewet. Kalau orang jang demikian menerima kebenaran, mereka merasa bahwa mereka berhak mendapat pertolongan dari saudara-saudaranja jang lebih beruntung; maka kalau pengharapannja itu tidak dipenuhi, mereka bersungut-sungut akan geredja itu dan menuduh anggota-anggota hidup tidak bersetudju dengan pertjajanja. Siapakah jang mesti menanggung susah dalam hal ini? Mestikah pekerdjaan Tuhan dihisap, dan perbendaharaan diberbagai tempat dikeringkan, untuk memeliharakan keluarga miskin jang besar itu? Tidak. Ibu bapa dalam keluarga itulah jang mesti menanggung susah. Menurut kebiasan, mereka tidak akan mengalami kekurangan jang lebih besar dari dahulu setelah mereka memeluk hari Sabat.PN 90.1

    Bahwa adalah suatu kedjahatan diantara sebahagian orangorang miskin jang pasti akan mendatangkan kebinasaan mereka itu kalau mereka tidak mengalahkan kedjahatan itu. Mereka telah memeluk kebenaran dengan tabiatnja jang masih kasar, tak senonoh, dan liar, maka perlulah sedikit waktu lamanja sebelum mereka melihat dan insjaf akan kekasarannja itu, dan bahwa hal itu tidak setudju dengan tabiat al-Maseh. Mereka memandang kepada orang-orang lain jang lebih teratur dan halus sebagai orang jang sombong, dan mereka itu dapat kedengaran mengutjapkan perkataan: “Kebenaran menurunkan kita semuanja kepada satu deradjat jang sama.” Tetapi adalah suatu kesalahan belaka kalau berpikir bahwa kebenaran itu menurunkan deradjat orang jang menerimanja. Kebenaran itu meninggikan dia, menghaluskan perasaannja, menjutjikan pertimbangannja, dan kalau dilakukan dalam hidupnja, kebenaran itu terus menerus mempersiapkan dia buat pergaulan malaikat-malaikat jang sutji dalam kota Allah. Kebenaran itu dimaksudkan supaja meninggikan kita semuanja kepada satu deradjat jang sama.PN 90.2

    Orang-orang jang lebih sanggup haruslah selamanja bersikap mulia dan dermawan dalam tindakannja terhadap saudara-saudaranja jang lebih miskin, dan mereka itu wadjib memberikan nasihat jang baik kepada saudara-saudaranja itu, supaja kemudian membiarkan mereka itu memperdjuangkan peperangan hidup sampai penghabisan. Tetapi sudah ditundjukkan kepada saja bahwa atas sidang terletak suatu kewadjiban jang amat sutji untuk memberikan perhatian istimewa kepada perempuan-perempuan djanda, anak-anak piatu, dan orang-orang ilat jang miskin.PN 91.1

    * * * * *

    Banjak diantara orang-orang jang mengaku pertjaja kepada kebenaran tidak disutjikan oleh kebenaran itu, dan mungkin tidak akan mempunjai hati untuk mengurangkan sedikit pun daripada harga barang kalau berdjual beli kepada seorang saudara miskin, lebih daripada kalau mereka itu berhadapan dengan seorang-orang dunia jang sanggup. Mereka tidak kasih kepada sesamanja manusia sama seperti dirinja sendiri. Akan lebih menjenangkanlah kepada Allah kalau kiranja ada makin kurang kekikiran dan lebih banjak kedermawanan jang tidak mentjahari keuntungan diri sendiri. — 1868, djilid 2, muka 51.PN 91.2

    * * * * *

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents