Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Pustaka Roh Nubuat Djilid 1 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Supaja Sedar Akan Peperangan Itu

    Tetapi telah ditundjukkan kepada saja bahwa adalah kesempatan orang-orang Kristen untuk mendapat kekuatan daripada Allah buat mempertahankan tiap.tiap karunia jang indah. Doa jang hangat dan tekun akan dihargakan didalam sorga. Apabila hambahamba al-Maseh mengambil perisai pertjaja untuk perlindungannja, dan pedang Roh buat peperangan, adalah bahaja dalam kemah musuh, dan sesuatu harus diperbuat. Aniaja dan nistaan hanja menunggu bagi segala orang jang dikaruniakan kuasa dari atas supaja mereka bangun. Apabila kebenaran meradjalela diantara orangorang pertjaja dalam ketulusan dan kekuatan, serta didjadikan sebagai alat pemberantas terhadap roh dunia, akan njatalah bahwa tidak ada persetudjuan diantara al-Maseh dengan Belial. Murid murid al-Maseh haruslah mendjadi teladan jang hidup dari hidup dan roh Tuhan.PN 147.2

    Orang.orang muda dan tua semuanja menghadapi suatu perlawanan, suatu peperangan. Djanganlah mereka itu tertidur barang sebentar djua pun. Suatu musuh jang tjerdik selalu waspada hendak menjesatkan dan mena’lukkan mereka itu. Orang-orang jang pertjaja kepada kebenaran buat zaman ini mesti selalu waspada sama seperti musuhnja dan menjatakan akal-budi dalam melawan Setan. Maukah mereka berbuat demikian? Apakah mereka akan mau bertahan dalam peperangan ini? Maukah mereka itu berdjaga-djaga supaja meninggalkan kedjahatan? Al-Maseh disangkal dengan berbagai djalan. Kita boleh menjangkal Dia oleh berkatakata jang berlawanan dengan kebenaran, oleh berkata-kata jang djahat terhadap orang lain, oleh perkataan jang sia sia atau berdjenaka, atau oleh perkataan kita jang tidak ada gunanja. Dalam segala perkara ini kita hanja menjatakan terlalu sedikit ketjerdikan dan akal-budi. Kita mendjadikan diri kita lemah; segala daja upaja kita ada lemah melawan musuh kita jang besar itu, dan kitapun dikalahkan. “Karena mulut memang berkata-kata dari-pada kepenuhan hati,” (Matius 12 :34), dan oleh kekurangan waspada kita mengaku bahwa al-Maseh tidak tinggal dalam kita.PN 148.1

    Semua orang jang bimbang hendak menjerahkan dirinja sepenuh-penuhnja kepada Allah berlaku kurang bidjaksana dalam mengikut al.Maseh. Mereka mengikut dia dari djarak jang begitu djauh sehingga kebanjakan kali mereka tidak mengetahui dengan sungguh apakah mereka mengikut djedjak kakiNja atau djedjak kaki musuh besar mereka. Kenapakah kita begitu lambat untuk meninggalkan segala kerinduan kita akan perkara-perkara dunia ini dan mengambil al-Maseh sebagai milik kita satu-satunja? Kenapakah kita kepingin memeliharakan persahabatan musuh-musuh Tuhan kita, dan mengikuti adat kebiasaan mereka itu, serta dipimpin oleh pikiran mereka? Mesti diadakan suatu penjerahan jang penuh dan sungguh kepada Allah, suatu penjangkalan dan perbalikan dari tjinta kepada dunia dan segala perkara-perkara dunia, kalau tidak kita pun mustahillah mendjadi murid-murid al. Maseh.PN 148.2

    Hidup dan roh al-Masehlah ukuran kemuliaan dan kesempurnaan satu-satunja, dan haluan jang boleh mendatangkan selamat bagi kita jaitulah mengikut teladanNja. Kalau kita berbuat demikian, Dia akan memimpin kita oleh nasihatNja dan kemudian terima kita kepada kemuliaan. Kita mesti berdaja-upaja dengan radjin serta mau menanggung banjak sengsara agar supaja dapat berdjalan pada djedjak kaki Penebus kita. Allah mau bekerdja bagi kita, memberikan Rohnja dengan bebas kepada kita, kalau sadja kita mau berdjuang buat itu, hidup buat itu, pertjaja buat itu; maka kemudian kita pun dapat berdjalan dalam terang se-bagaimana Dia ada dalam terang. Kita boleh bersuka-suka dalam tjintaNja dan minum dalam kekajaanNja.PN 148.3

    * * * * *

    Kalau doa dalam tempat persembunjian dan pembatjaan Ki. tab Sutji dilalaikan hari ini, maka besok hal jang demikian itupun akan dapat ditiadakan dengan kurang perlawanan dari anganangan hati. Akan terdjadilah suatu daftar kelalaian jang amat pandjang, dan semuanja itu hanjalah oleh karena satu bidji sadja jang ditanamkan dalam tanah hati. Sebaliknja, tiap-tiap sinar terang jang disajangi akan menghasilkan buah-buah terang jang banjak. Kalau pentjobaan ditolak satu kali, hal itu akan memberikan kuasa melawan dengan lebih kuat pada jang kedua kali; tiap-tiap kemenangan baru jang diperoleh atas diri sendiri akan meratakan djalan buat kemenangan jang lebih tinggi dan mulia. Tiap-tiap kemenangan itu adalah suatu bidji jang ditanamkan buat hidup jang kekal. — 1882, djilid 5, muka 120.PN 149.1

    * * * * *

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents