Akibat Dari Kelalaian Ibu Bapa

Ibu bapa tidak mulai pada waktu jang tepat. Pernjataan perangai jang pertama tidak ditundukkan, dan anak-anak itu makin bertambah-tambah keras kepala, hal mana bertambah pula dengan bertambahnja umur anak-anak itu serta bertambah kuat dengan pertambahan kekuatan mereka. Pada ketika anak-anak bertambah umurnja, sebahagian diantaranja merasa sudah semestinja mereka boleh menurut sesukanja, dan ibu bapa mereka haruslah tunduk kepada segala kemauannja. Mereka selalu berharap akan dilajani oleh ibu bapanja. Mereka tidak senang kalau kemauannja ditahankan, dan apabila sudah tjukup tua untuk menolong ibu bapanja, mereka tidak memikul tanggungan jang harus dipikulnja. Mereka telah dibebaskan daripada segala kewadjiban, dan mereka mendjadi besar dengan tiada gunanja dalam rumah tangga dan tiada gunanja diluar rumah tangga. Mereka tidak mempunjai kuasa kesabaran menderita sesuatu. Ibu-bapanja telah memikul beban itu, serta telah membiarkan mereka besar dalam kemalasan, dengan tiada mempunjai tabiat peraturan, keradjinan ataupun perekonomian. Mereka belum pernah diadjar tabiat penjangkalan diri, melainkan telah dimandjakan dan dibolehkan menurut sesuka hatinja, nafsu makannja dituruti, dan mereka besar dengan kesehatan jang telah mendjadi lemah. Peri kelakuan serta tabiat mereka tidak menjenangkan. Mereka sendiri merasa tidak senang, dan membikin orang jang sekelilingnja tidak senang pula. Maka sementara anakanak itu masih anak-anak, sementara mereka perlu dilatih dengan disiplin, mereka dibiarkan kepada pergaulan umum dan bertjampurgaul dengan pergaulan orang-orang muda, dan jang satu mempunjai pengaruh jang merusakkan diatas jang lain.PN 76.1

Kutuk Allah pasti akan datang kepada ibu-bapa jang tidak setia. Bukan sadja mereka itu hanja bermain dengan duri-duri jang akan menikam mereka dalam dunia ini, tetapi mereka mesti djuga pertanggung-djawabkan perbuatannja jang tidak setia itu dihadapan medja pengadilan Allah. Banjak anak-anak jang akan berdiri kelak dalam pengadilan itu serta menghukumkan ibu-bapanja oleh karena mereka tidak menahankan anak-anaknja, dan menuduh mereka itu atas kebinasaannja. Perasaan sajang jang palsu serta tjinta jang buta dari ibu bapa menjebabkan mereka itu mema’afkan segala kesalahan anak-anaknja serta membiarkan kesalahan itu dengan tiada teguran, maka sebagai akibatnja anakanak itu djadi hilang, dan darah mereka itu akan djatuh atas ibubapanja jang tidak setia.PN 76.2

Anak-anak jang dibesarkan setjara tidak berdisiplin jang demikian itu, harus mempeladjari segala sesuatu ketika mereka mengaku hendak mendjadi pengikut al-Maseh. Pengalaman mereka dalam agama dipengaruhi oleh tjara bagaimana mereka itu dibesarkan pada masa mudanja. Seringkali kelihatanlah tabiat jang menurut kemauan sendiri; hal menjangkal diri tidak diketahuinja semata-mata, kurang sabar kalau ditegur, tjinta diri sendiri dan tidak mau mentjahari nasihat orang-orang lain, atau pun tunduk kepada pertimbangan orang lain, malas, tidak mau memikul tanggungan, tidak suka memegang kewadjiban suatu apa pun. Segala perkara ini terdapat dalam perhubungan mereka dengan geredja. Adalah kemungkinan bagi orang-orang jang demikian untuk beroleh kemenangan; tetapi alangkah beratnja peperangan itu! Betapa keras pergolakan itu! Alangkah sukarnja melalui disiplin jang seksama dan perlu bagi mereka itu untuk mentjapai kctinggian tabiat orang Kristen! Tetapi kalau pada achirnja mereka beroleh kemenangan, mereka akan dibolehkan melihat, sebelum mereka diobahkan, betapa dekat mereka itu sudah sampai ketepi djurang kebinasaan jang kekal, oleh karena kekurangan pendidikan jang benar ketika mudanja, oleh karena kelalaian untuk mempeladjari penurutan pada waktu mereka masih kanak-kanak.PN 76.3

* * * * *