Loading...
Larger font
Smaller font
Copy
Print
Contents
Pustaka Roh Nubuat Djilid 1 - Contents
  • Results
  • Related
  • Featured
No results found for: "".
  • Weighted Relevancy
  • Content Sequence
  • Relevancy
  • Earliest First
  • Latest First
    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents

    Menjebabkan Orang-Orang Lain Sengsara

    Kalau kita berusaha mengadjarkan usaha pembaharuan kesehatan ini kepada saudara-saudara kita serta bitjara kepada mereka itu tentang perlunja makan dan minum serta melakukan semua pekerdjaannja untuk kemuliaan Allah, banjak diantaranja jang berkata oleh perbuatannja: “Perduli apa orang lain kalau saja makan ini atau itu. Apa sadja pun jang kita buat bukanlah orang lain jang menanggung segala akibatnja.”PN 171.1

    Hai sahabat-sahabat jang kekasih, sungguh kamu salah besar dalam hal ini. Bukanlah kamu sendiri jang menanggung sengsara dari satu tindakan jang salah. Masarakat dimana kamu tinggal akan menanggung segala akibat kesalahanmu itu, dengan setjara langsung, sama seperti kamu sendiri. Kalau kiranja kamu menanggung sengsara oleh karena tidak menahan nafsu makan atau minum, kami jang ada sekeliling kamu atau jang bergaul dengan kamu pun turut kena akibat dari kelemahanmu itu. Kita harus menanggung sengsara oleh karena perbuatanmu jang salah. Kalau kiranja hal itu mempunjai pengaruh jang mengurangkan kuasa pikiran dan tubuhmu, kami merasakan djuga hal itu kalau kami bergaul dengan kamu dan dipengaruhi olehnja. Kalau kiranja, ganti mempunjai semangat jang gembira, kamu bermuram durdja, maka kamu mendatangkan kemurungan kepada roh segala orang jang ada sekelilingmu. Kalau kami berduka dan tawar hati, serta dalam kesukaran, maka dapatlah kamu, kalau dalam keadaan sehat jang sebagaimana mestinja, mempunjai otak jang terang untuk menundjukkan kepada kami djalan kelepasan serta mengutjapkan perkataan penghibur kepada kami. Tetapi kalau otakmu ada begitu lali oleh karena perbuatan hidupmu jang salah sehingga kamu tidak dapat memberikan nasihat jang baik bagi kami, bukankah kami mengalami suatu kerugian? Bukankah pengaruhmu itu menjusahkan amat kepada kami? Boleh djadi kami pertjaja betul kepada pertimbangan kami sendiri, tetapi inginlah kami beroleh para penasihat; karena “dalam kebanjakan pembitjara adalah selamatnja.” Amtsal 11:14. Inginlah kami supaja perbuatan hidup kami harus bersetudju kepada orang-orang jang kami tjinta, dan kamipun ingin mentjahari nasihat mereka dan agar supaja mereka sanggup memberikan nasihat itu dengan suatu otak jang terang. Tetapi perlu apakah pertimbanganmu itu pada kami kalau kiranja kuasa sjaraf otakmu itu sudah diperas sampai kering, serta kuasa hajat telah ditarik dari otak itu untuk mengurus makanan salah jang telah ditempatkan dalam lambungmu, ataupun makanan jang sehat tetapi amat berkelebihan ? Perlu apakah kepada kami pertimbangan orang jang serupa itu? Mereka memandang melalui satu tumpukan besar makanan jang tidak tertjerna. Itulah sebabnja kenapa perbuatan hidupmu itu mempengaruhi djuga kami. Mustahil bagimu mengikuti suatu tjara hidup jang salah dengan tiada menjebabkan orang-orang lain sengsara.PN 171.2

    Larger font
    Smaller font
    Copy
    Print
    Contents