Pembicaraan di Meja Makan

Betapa banyaknya keluarga membumbui suasana makan sehari-hari mereka dengan keragu-raguan dan bertanya-tanya. Mereka mengomentari tabiat sahabat-sahabatnya dan disuguhkan seperti suatu hidangan yang lezat. Sedikit fitnahan yang seolah-olah baik disajikan di atas meja makan untuk dikomentari, bukan hanya oleh orang-orang dewasa, tetapi juga oleh anak-anak. Dalam suasana seperti ini Allah yang dihinakan. ^{28ST, Febr 17, 1904}MKB 420.2

Roh mengeritik dan mencaci maki orang tidak ada tempatnya di dalam rumah tangga. Damai yang ada dalam rumah tangga itu terlalu suci untuk dinodai oleh roh yang demikian. Tetapi betapa sering, ketika sudah duduk di meja makan menghadapi makanan para anggota keluarga menyuguh-kan sebuah “piring” yang berisi kritikan, cacian dan perbuatan-perbuatan yang memalukan. Sekiranya Kristus datang pada hari ini, apakah Dia tidak menemukan keluarga yang mengaku diri Nasrani sedang mengizinkan roh mengeritik dan mempunyai sifat-sifat yang tidak baik? Para anggota keluarga yang demikian tidak bersedia bersatu dengan keluarga yang di surga. ^{29ST, Febr 17, 1904}MKB 420.3

Biarlah pembicaraan keluarga diatur sedemikian rupa di meja makan sehingga akan menumbuhkan suatu pengaruh yang harum semerbak kepada pikiran anak-anak. ^{30Manuscript 49, 1898}MKB 421.1