Petunjuk Allah kepada Hawa

Kepada Hawa telah diberitahukan tentang dukacita dan sakit yang harus dideritanya sejak waktu itu. Maka firman Tuhan, “Namun engkau akan birahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu.” Pada waktu penciptaan, Allah telah mengangkat Hawa sederajat dengan Adam. Se-kiranya mereka tetap menurut kepada Allah, sesuai perbuatannya dengan hukum cinta-Nya yang besar itu, sudah tentu mereka akan selamanya rukun terhadap satu dengan yang lain; tetapi dosa telah mengakibatkan percekcokan, dan sekarang persatuan dan kerukunan hanya dapat dipelihara oleh penyerahan yang seorang terhadap yang lain. Hawalah yang terlebih dulu melanggar; dan dia telah jatuh ke dalam penggodaan oleh memisahkan diri dari temannya, bertentangan dengan petunjuk ilahi. Oleh bujukannyalah sehingga Adam berdosa, maka sekarang ia ditempatkan di bawah perintah suaminya. Kalau sekiranya prinsipprinsip yang dilarang dalam hukum Allah itu dihargai oleh manusia yang jatuh dalam dosa, walaupun hukum itu bertumbuh sebagai akibat dosa ternyata akan menjadi berkat kepada mereka; tetapi suami menyalahgu-nakan kekuasaan yang diberikan kepadanya, sehingga sering nasib wa-nita terlalu pahit, dan menjadikan hidupnya menjadi beban yang berat.MKB 107.2

Hawa telah memperoleh kebahagiaan yang sempurna hidup bersama suaminya di Firdaus; tetapi seperti Hawa modern yang selalu gelisah, ia telah terbujuk oleh pengharapan hendak masuk ke dalam suasana yang lebih tinggi daripada yang ditentukan Allah baginya. Dalam usahanya hendak naik lebih tinggi di atas kedudukannya yang semula, dia jatuh lebih rendah daripada itu. Suatu akibat yang sama akan dicapai oleh semua orang yang tidak mau memikul dengan gembira segala kewajiban hidupnya setuju rencana Allah. ^{4PP, p. 58, 59}MKB 107.3